Panji Akbar Matahari Terbenam Bab 08 : Sepatah kata yang menggetarkan hati

BAB 8 Sepatah kata yang menggetarkan hati

Dari kota Xia Guan tampak ada 20 ekor kuda lebih berjalan menuju kota Cai Shi.

Hari hampir sore, kuda-kuda itu memasuki sebuah lembah. Di dalam lembah itu tampak banyak prajurit yang sedang berjaga. Kemudian mereka memasuki jalan menuju lembah itu. Rumput- rumput yang ada di kedua sisi jalan tampak tinggi dan lebat. Banyak prajurit yang bersembunyi di balik rumput itu.

Zhang Zhen Que sangat puas melihat para prajurit yang sudah dilatih oleh Jenderal Yu. Sepanjang perjalanan tadi dia sudah menjelaskannya kepada Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei pun dengan seksama mendengarkannya. Pada saat matahari terbenam mereka sudah tiba di depan tenda Jenderal Yu Yun Wen, tampak anak buah Jenderal Yu keluar untuk menyambut mereka, melihat Fang Zhen Mei mereka sangat senang.

Tiga tahun yang lalu, sewaktu Jenderal Yu terkena musibah, dia pernah ditolong oleh Fang Zhen Mei, karena itu Jenderal Yu merasa sangat berterima kasih kepada Fang Zhen Mei, apalagi Fang Zhen Mei selalu menolak hadiah pemberiannya. Karena itu dia sangat mengagumi ilmu silat dan sifat Fang Zhen Mei. Pernah sekali dia menawarkan jabatan tinggi kepada Fang Zhen Mei sebagai hadiah ucapan terima kasihnya, tapi Fang Zhen Mei sama sekali tidak tertarik. Fang Zhen Mei merasa walaupun Jenderal Yu dalam bidang ilmu sastra ataupun ilmu silat sangat menonjol, tapi Jenderal Yu tidak pernah bersikap sombong seperti pejabat tinggi lainnya. Dia mencintai negara dan rakyat, selain itu dia sangat setia kepada negara Song.

Kali ini orang-orang Jin datang menyerang Huai Bei, rencana Fang Zhen Mei, dia akan berkumpul dengan Long Zhai Tian, dan bergabung dengan Jenderal Yu, tidak disangka karena diculik oleh Qing Yan Zi dan saudara-saudaranya, hampir saja Fang Zhen Mei berhasil diculik. Sebenarnya Fang Zhen Mei ingin mengetahui tempat persembunyian dari pihak Jin tapi karena mata-mata Jenderal Yu tersebar di mana-mana, mereka mengetahui kalau Fang Zhen Mei sudah berada di Xia Guan. Dan Jenderal Yu merasa sangat senang dengan kedatangannya, begitu Fang Zhen Mei diculik oleh pihak lawan, Jenderal Yu segera menyuruh anak buahnya yang bernama Zhang Zhen Que untuk menolongnya, tapi aksi mereka malah mengganggu rencana Fang Zhen Mei, membuat Fang Zhen Mei tidak bisa bertemu dengan Long Zhai Tian, malah bertemu dengan Jenderal Yu dulu.

Sejak awal Zhang Zhen Que sudah tahu bagaimana cemas^a Jenderal- Yu terhadap keselamatan Fang Zhen Mei, karena itu sejak awal dia sudah menyuruh anak buahnya untuk melaporkan semua kejadiannya kepada Jenderal Yu, maka begitu Jenderal Yu melihat Fang Zhen Mei datang, dia tampak sangat senang dan tertawa lebar, "Saudaraku, Kakak benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu!'

Fang Zhen Mei berlutut memberi hormat, tapi dia segera dipapah berdiri oleh Jenderal Yu, dia tertawa dan berkata, "Kita sudah seperti saudara, untuk apa harus memberi hormat segala, hal ini malah membuatku menjadi risih."

"Begitu aku sampai di Huai Bei, Jenderal sudah menyuruh orang menolongku, aku merasa sangat berterima kasih. Ini memang patut harus kulakukan."

Jenderal Yu tertawa terbahak-bahak, "Saudaraku, sudahlah kita jangan bicarakan hal ini lagi, kalau kita mengurus terus, aku malah merasa bersalah, karena sudah merusak rencanamu, jika kau melakukan sesuatu pekerjaan, orang lain sulit menebak maksud langkahmu."

Dengan rendah hati Fang Zhen Mei berkata, "Sekarang banyak orang jahat yang suka menipu, Jenderal harus selalu waspada!"

Mereka berdua tertawa dengan senang, Zhang Zhen Que dan Cha Lu ikut menemani mereka. Di dalam tenda lampu bersinar sangat terang. Walaupun tenda tertiup angin tapi tenda itu masih berdiri dengan kokoh. Di luar tenda dijaga oleh para prajurit yang siap bertempur, tubuh mereka sangat kekar. Mata tampak bersemangat, demi negara mereka siap mengeluarkan tenaga. Mereka adalah putra-putra terbaik negara Song.

Di dalam tenda ada pemimpin mereka. Mereka gagah seperti orang yang sudah memakan empedu beruang dan minum arak yang direndam daging harimau. Kebesaran jiwa mereka luas dan bercita- cita mulia. Semua tujuan mulia memenuhi dada mereka.

Walaupun Jenderal Yu dan Fang Zhen Mei sudah lama tidak bertemu, tapi dalam situasi musuh yang akan menyerang mereka dan tanah air belum kembali ke pangkuan negara, mereka tidak berniat untuk mabuk-mabukan. Dalam hembusan angin gunung di malam hari, tampak awan sangat rendah, bulan tergantung di tengah langit. Di bawah gunung tampak tenda para prajurit Song yang terbentang sepanjang puluhan kilo meter. Tampak titik cahaya, di seberang sungai, banyak tenda prajurit Jin. Ada berapakah jumlah orang-orang Jin? 

Ke arah yang lebih jauh adalah tanah air Song. Sekarang telah diambil alih oleh orang-orang Jin, rakyat Song harus bersusah payah, menumpahkan darah untuk merebut tanahnya kembali.

Fang Zhen Mei menatap langit yang luas, baju putihnya berkibar tertiup angin. Dia melihat anak buah Jenderal Yu yang berjaga dengan ketat dan teratur. Mereka sudah beberapa tahun berperang, sekarang negara sedang menghadapi kehancuran dan rakyat begitu menderita, hati setiap orang terasa dingin dan berat.

Dari kejauhan terdengar ada yang meniup seruling, air sungai terus mengalir, kedua sisi sungai tampak begitu sepi dan sedih.

Fang Zhen Mei segera membaca sebuah puisi, "Entah datang dari mana suara seruling itu. Malam hari orang yang akan berperang melihat dari jauh kampung halamannya."

Mereka berdua mengingat banyak orang berpencar karena perang ada juga yang menghilang. Banyak orang kehilangan rumah dan berkeliaran di luar sana. Perang membuat jenasah prajurit bertambah dari hari ke hari. Berapa orang yang telah kehilangan putra tercinta mereka? Ini dikarenakan orang-orang Jin telah merebut tanah air mereka, di negara Song di setiap tempat pasti ada putra Song yang setia kepada negara dan rakyat, tidak takut pada kekuasaan Jin. Walaupun kepala harus dipenggal dan menumpahkan darah, mereka tetap akan berjuang sampai titik darah penghabisan dan merekapun pantang mundur. Mereka bersama-sama membaca puisi di mana menceritakan saat sebelum Jenderal Ye Fei dicelakai oleh pengkhianat besar Qing Hui.

...keadaan kacau balau hingga membuat malu seperti keadaan sebelum turun salju kebencian ini, kapankah bisa padam?

Sewaktu mereka sedang membacakan puisi, tiba-tiba di bawah sinar bulan di balik semak-semak tampak ada sesosok bayangan hitam yang lewat.

Begitu bayangan itu berkelebat, Fang Zhen Mei yang berada di sisi Jenderal Yu sudah menghilang, dia hanya meninggalkan pesan, "Lindungi Jenderal Yu dan bawa masuk ke dalam tenda!'

Setelah melihat dengan jelas ada bayangan putih di belakang bayangan orang tadi. Seperti seekor bangau putih yang mengejar mangsanya dari belakang.

Jenderal Yu menarik nafas dan membaca lagi, "...dengan sedih aku melihathujan dan salju yang telah menggetarkan hutan, meletakkan buku dan menggantungkan pedang untuk berpikir, aku mengundangnya minum secawan arak tapi dia sudah membersihkan salju yang berada di atap rumahku, demi diriku dia bernyanyi dan menari. Sekarang berjalan menuju padang pasir untuk mencari kandang harimau dan juga membawa pecut kuda, lalu berjalan ke seluruh pelosok Huang He.... Fang Zhen Mei, Fang Zhen Mei, berkawan denganmu, apa yang akan kuinginkan lagi?'"'

Zhang Zhen Que dan Cha Lu segera menyuruh pengawal melindungi Jenderal Yu dan kembali ke dalam tenda. Jenderal Yu hanya bisa menarik nafas.

0-0-0

Tujuh orang dari kelompok Pangeran Jin dengan terburu-buru melewati jalan itu. Xi Wu Hou dengan nada menjilat bertanya, "Bagaimana dengan luka Pangeran?"

Xia Hou Lie tertawa dingin lalu membentak, "Apakah matamu adalah mata anjing? Pesilat anjing Song mana bisa melukai Pangeran?"

Xi Wu Hou masih tidak mengerti, tapi dia hanya menjawab, "Ya..

.ya.. .ya "

Dengan pelan Pangeran Jin membalikkan tubuhnya dan berkata, "Aku sengaja ditusuk Long Zhai Tian."

Dengan aneh Xi Wu Hou bertanya, "Hambabenar-benar bodoh, besok. "

Pangeran Jin tertawa dingin dan berkata, "Long Zhai Tian saja tidak bisa melihat, apalagi kau."

Kedua mata Ge La Tu tampak melotot dan berkata, "Mengapa Pangeran Jin melepaskan pak tua itu? Kalau memang Pangeran tidak terluka lebih baik kita kembali lagi dan membunuh mereka semua!"

"Aku mempunyai rencana lain, apakah Xia Hou Lie mengetahui rencanaku?" Pangeran Jin tertawa dingin.

"Setahu hamba, rencana Pangeran adalah membiarkan orang persilatan Huai Bei menganggap enteng kita, dan memancing mereka mengikuti pertandingan esok hari. Kita akan menangkap mereka dan membunuh mereka, tapi mungkin Pangeran Jin mempunyai rencana lebih besar lagi, hamba belum mengetahuinya," kata Xia Hou Lie dengan sikap hormat.

Dengan sorot mata memuji Pangeran Jin melihat Xia Hou Lie, kemudian dia berkata, "Pulang dan beristirahatlah supaya lukamu bisa pulih."

"Terima kasih atas perhatian Pangeran, hamba hanya terluka ringan, tidak akan terjadi apa-apa pada hamba," Xia Hovi Lie dengan hormat membungkuk sebagai ucapan terima kasih.

Pujian Pangeran Jin ini berarti pada saat Xia Hou Lie kembali ke tenda tentara Jin, dia akan mendapatkan kekayaan yang banyak dan seumur hidup harta itu tidak akan habis. Pantas saja Xia Hou Lie tampak begitu bersemangat, sampai-sampai Ge La Tu dan Wan Yan Zhu melihat Xia Hou Lie dengan wajah iri.

"Ilmu pedang Long Zhai Tian memang bagus, tapi dia sudah terkena pukulan Qing Yan Zhang ku, pada pertarungan esok hari, dia hanya akan seperti sebuah busur yang ditarik dengan kencang," kata Pangeran Jin.

"Hamba tidak mengerti, mengapa Pangeran tidak membunuh Long Zhai Tian? Dan mengapa harus bertarung esok hari?"

"Kalau Long Zhai Tian  mati,  orang persilatan Huai Bei akan  tahu bahwa pada pertarungan esok hari mereka tidak akan mempunyai harapan lagi, mereka pasti tidak akan datang bertarung dengan kita. Dan kita tidak akan bisa memancing Fang Zhen Mei keluar, jadi rencana kita tidak akan berjalan. Semua orang  persilatan Huai Bei bernaung di bawah lindungan Jenderal Yu, hal ini sangat memusingkanku, apalagi Fang Zhen Mei belum muncul sampai saat ini. Karena itu aku harus berpura-pura membiarkan pedang Long Zhai Tian mengenalku dan mengelabui mereka kalau aku terluka. Aku yakin saat itu dia berusaha supaya tidak roboh, ini sangat pas dengan rencana kita besok. Suara datang dari timur tapi sebenarnya datang dari barat. Besok kita akan mendapatkan keberhasilan. Adik seperguruan bisa mendapatkan kepala

Jenderal Yu, dan kita bisa membunuh mereka para pesilat tangguh Huai Bei, dan sekaligus bisa membunuh Fang Zhen Mei dan kawan-kawannya. Rencana ini akan menggetarkan seluruh Zhong Yuan, dan semua ini terasa sangat menyenangkan," kata Pangeran.

Ge La Tu, Xi Wu Hou, Wan Yan Zhu ikut merasa senang, mereka tertawa terbahak-bahak, benar-benar seperti orang tidak normal.

"Rencana ini sangat besar, apakah Qing Yan Zi dan teman-teman bisa melaksanakan semua rencana ini dengan baik?" Xia Hou Lie bertanya.

Pangeran Jin menatap langit baru menjawab, "Aku tahu ilmu adik seperguruan Qing Yan Zi masih rendah, tapi dia pintar dan banyak akal. Kalau bertemu dengan Fang Zhen Mei, dia bisa menarik Fang Zhen Mei ke kota Xia Guan, dan aku pasti bisa membunuhnya. Dan Qing Yan Zi bisa mendapatkan kepala Jenderal Yu."

"Pangeran tidak perlu merasa khawatir, besok adalah hari kematian orang-orang Huai Bei," kata Xia Hou Lie.

Pangeran Jin terdiam lama baru berkata, "Aku tidak khawatir dengan pertarungan besok, hanya saja selama beberapa hari ini, para prajurit dan rakyat Song yang selama beberapa hari ini kutemui tidak seperti yang kudengar selama ini, yaitu mereka takut mati dan tidak berdaya. Demi negara, mereka berani menumpahkan darahnya, yang ku khawatirkan adalah ada berapa banyak orang seperti itu?"

0-0-0

Bulan bersinar, angin berhembus sepoi-sepoi, pohon cemara tua, bayangan hitam orang itu meluncur dengan kecepatan seperti angin, tapi dia tetap tidak bisa melepaskan diri dari kejaran Fang Zhen Mei. Bayangan hitam itu tiba-tiba berhenti dan membalikkan tubuhnya, dengan pelan dia berkata, "Kau sudah datang."

Fang Zhen Mei bengong dan berkata, "Ternyata kau."

Bayangan orang itu ternyata adalah Qing YanZi.

"Malam-malam begitu kau memasuki wilayah prajurit Song, ada keperluan apa?" tanya Fang Zhen Mei.

"Aku sengaja memancingmu keluar," jawab Qing Yan Zi sambil tertawa. "Oh ya?"

Tiba-tiba Qing Yan Zi mencabut pisaunya dan menyabetkan ke arah Fang Zhen Mei. Pisau tampak berkilat, cara menyerangnyapun begitu mengejutkan.

Tapi sayang orang yang dihadapinya adalah Fang Zhen Mei. Fang Zhen Mei mencengkram pisau itu sekaligus.

Tiba-tiba Qing Yan Zi melepaskan pisaunya dan mundur.

Fang Zhen Mei tidak menyangka kalau Qing Yan Zi akan melepaskan pisaunya. Pisau itu masih dipegang oleh Fang Zhen Mei,iQing Yan Zi berkata, "Pisau itu. "

Begitu Fang Zhen Mei melihat, segera dia berkata, "Pisau emas milik Huai Bei Shi Jia, keluarga Ding."

Qing Yan Zi mengangguk, "Benar, tapi Ding Dong Ting sudah meninggal."

"Apakah kau yang membunuhnya?" tanya Fang Zhen Mei dengan marah.

Qing Yan Zi tertawa kecut, "Kalau aku yang membunuhnya, apakah aku masih berani datang ke sini?"

"Lalu untuk apa kau datang ke sini?" tanya Fang Zhen Mei. "Orang itu mati di tangan La Ma Tibet, yang bernama Ge La Tu,

dia mati di kota Wu Hu," jelas Qing Yan Zi.

"Mengapa Ge La Tu datang ke Huai Bei?" tanya Fang Zhen Mei. "Bukan hanya ada Ge LaTu, Wan Yan Zhu dan Xi Wu Hou pun

datang ke sini," jawab Qing YanZi.

"Iblis-iblis ini berkumpul untuk melakukan apakah?" tanya Fang Zhen Mei.

"Xia Hou Lie juga telah datang," kata Qing Yan Zi lagi.

"Katanya jurus-jurus orang ini sangat lihai, tenaga dalamnya sangat kuat, sekali mengeluarkan serangan, jurus sangat mirip dengan Wo Shi Shui, dan dia adalah pesilat tangguh dari prajurit Jin, kedatangannya itu apakah ada hubungannya dengan orang-orang Jin akan yang menyerang kami?" tanya Fang Zhen Mei.

"Benar! Yang memimpin mereka berempat aalah Pangeran Zhen Ying," kata Qing Yan Zi dengan nada marah.

"Apakah benar dia adalah murid Xi Yi Shuang Xin Jin Zhen Ying?" tanya Fang Zhen Mei.

"Benar!"

"Masih ada yang tidak kumengerti." "Silakan kalau mau bertanya."

"Kau memberitahukan hal ini kepadaku, apa maksud di balik semua ini?" tanya Fang Zhen Mei.

"Karena hari ini, orang-orang yang kusebut tadi sudah membunuh pahlawan yang bernama Long Zhai Tian, dan esok hari mereka berjanji akan bertanding dengan para pesilat tangguh Huai Bei, mereka merencanakan akan membunuh semua pesilat Huai Bei. Waktu pertarungannya adalah esok siang, di panggung besar di kotaXia Guan," ucap Qing Yan Zi.

"Mengapa kau memberitahu semua ini kepadaku?" tanya Fang Zhen Mei dengan aneh.

"Karena Pangeran Jin adalah anak angkat guruku, kedatangan kami kali ini ke Huai Bei adalah dengan tujuan membunuh para pendekar Huai Bei dan memperluas kekuasaan negara Jin," kata Qing Yan Zi.

"Mengapa kau melakukan cara berbahaya ini untuk memberitahuku?" tanya Fang Zhen Mei lagi.

"Karena aku adalah orang Song," jawab Qing Yan Zi sambil menarik nafas

Bulan masih bersinar, angin masih meniup pohon-pohon cemara, tenda-tenda prajurit yang terbentang sepanjang puluhan kilometer, angin yang berhembus membuat baju Fang Zhen Mei berkibar-kibar. Tubuh Qing Yan Zi yang terbungkus baju ketat tampak bergetar.

"Terima kasih," kata Fang Zhen Mei.

"Seumur hidupku, aku tidak suka berhutang budi, hari ini kau tidak membunuhku, aku sudah membalas budimu, sekarang kita tidak saling berhutang lagi," kata CjingYanZi.

"Sebenarnya aku tidak pernah berhutang denganmu, jadi dari mana kau harus membayarnya?"

"Kalau begitu, kau mau apa?" tanya Qing Yan Zi setelah terdiam sebentar.

"Pada pertarungan besok aku harus bertarung sampai titik darah penghabisan," terdengar Fang Zhen Mei bersiul.

Angin berhembus dengan kencang, daun cemara turun seperti air hujan, siulan Fang Zhen Mei membuat Qing Yan Zi tergetar sedikit.

Akhirnya Qing Yan Zi membalikkan badan dan berkata, "Aku pamit dulu."

Tiba-tiba dia berkata lagi, "Xi Yi Shuang Xian adalah guruku, tapi kita yang belajar ilmu silat darinya tidak mencapai 5% ilmunya, tapi Jin Zhen Ying bisa mendapatkannya hingga 50-60%, aku berharap kau bisa mengalahkannya."

Tubuh Qing Yan Zi yang bergerak dengan lincah akhirnya menghilang di antara tebing-tebing. Fang Zhen Mei melihat tenda- tenda yang dipasang di kaki gunung, lampu-lampunya masih menyala, terbentang hingga puluhan kilometer, dia bersiul sedih, dengan cepat dia turun dari gunung....

Dia sudah mengambil keputusan dan segera berangkat ke Xia Guan, dan tidak sempat berpamitan kepada Jenderal Yu.

0-0-0

"Tidak! Aku ingin pergi bersama dengan Kakak Long, besok aku akan bertarung hidup atau mati," Ning Zhi Qiu berkomentar. Long Zhai Tian menarik nafas dan berkata, "Adik keempat, kita sudah berjanji dengan Jenderal Yu besok siang, bertemu di Wu Long Shan, sedangkan saat ini kita sedang bersiap-siap untuk menghadapi Jin Zhen Ying besok, tidak ada waktu ke sana untuk memberitahu Jenderal, harus ada seseorang yang memberitahu Jenderal Yu, supaya dia bisa kembali ke markas dan tidak mendapatkan bahaya."

"Memberitahu Jenderal Yu, memang harus dilakukan, tapi mengapa Kakak tidak menyuruh orang lain saja yang pergi? Aku  rela bertarung dengan penjahat Jin besok!" seru Ning ZhiCjiu.

"Pergi memberitahu Jenderal Yu adalah hal yang sangat rahasia, dan sekarang ini pengkhianat tersebar di mana-mana, anjing Jin selalu ingin membunuh Jenderal Yu, hal penting seperti ini tentu saja harus dilakukkn oleh orang lincah dan yang berilmu tinggi, untuk menghubungi Jenderal Yu, menurutmu aku harus menyuruh siapa selain dirimu?" tanya Long Zhai Tian.

Ning Zhi Qiu tetap bersikeras, "Mengapa Kakak tidak memerintahkan kakak kedua atau kakak ketiga yang pergi ke sana?"

Xin Wu Er menepuk-nepuk pundak Ning Zhi Qiu dan berkata, "Pada pertarungan esok, kita akan sekuat tenaga berusaha."

Dengan wajah malu Ning Zhi Qiu berkata, "Aku tahu ilmu silatku lebih rendah dibandingkan kakak kedua dan kakak ketiga, tapi pertarungan esok, aku. "

Bao Xian Ding dengan serius berkata, "Adik keempat, kau yang pergi menghubungi Jenderal Yu, inipun menyangkut kepentingan negara, dan kau adalah orang yang paling cocok untuk tugas ini, apalagi kau sudah berkeluarga. Kakak tertua adalah pemimpin kita, dia harus hadir, sedangkan aku dan kakak ketiga tidak mempunyai keluarga, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh kami berdua. Kau sudah berkeluarga, kau harus memikirkan keselamatan istri  dan anakmu, kalau kau ingin ikut berjuang, begitu Jenderal Yu membawa anak buahnya berperang di Cai Shi, kau bisa memimpin prajurit dan rakyat kota Xia Guan." Ning Zhi Qiu terpaku dan akhirnya dia berkata, "Baiklah, aku yang akan pergi untuk memberitahukan Jenderal Yu!"

0-0-0
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar