Kelelawar Hijau Jilid 20

Gerakan dari Liok Hoa Seng ini tampaknya sudah berada dalam perhitungan Suma ing, menemukan kesempatan yang sangat baik itu dia segera manfaatkan se- baik2nya.

Tiba2 satu serangan kilat dilepaskan, jari tangannya direntangkan lebar2 dan secepat petir mencengkeram punggung Bintang yang bertaburan diangkasa.

Lam-kong Pak sebagai seorang pemuda jujur dari golongan lurus. tak sudi menyerang dikala orang sedang terancam bahaya, kendati begitu setelah diketahuinya orang yang melancarkan serangan bukan lain adalah Suma ing serta kakek ombak menggulung ia menjerit kaget.

Sungguh hebat bintang yang bertaburan diangkasa, seketika merasakan ancaman yang datang dari sisi kiri jauh lebih berat dari ancaman dari belakang ia baru sadar kalau orang itu berkepandaian tinggi, hawa murninya dengan cepat dihimpun untuk menghadapi serangan dan samping kiri itu.

Setelah berpaling dan mengetahui kalau orang itu ternyata bukan lain adalah adik seperguruannya sendiri bisa dibayangkan betapa gusar dan mendongkolnya hati orang.

Bertindak secara gegabah merupakan pantangan paling besar bagi jagoan lihay yang sedang bertempur, dikala ia masih terperangah karena tak menyangka tahu2 payung sengkala tersebut sudah jatuh kedalam genggaman Suma Ing.

Bagi Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng peristiwa ini ibaratnya perahu yang terjungkil dalam selokan ia sama sekali tak menduga kalau adik seperguruannya bakal bekerja sama dengan orang luar untuk mengerubuti dirinya, dalam gusar dan mendongkolnya ia segera menerjang ke-arah kakek ombak menggulung.

Kakek ombak menggulung sendiri mengerti kalau dia bukan tandingan kakak seperguruannya, merasa datangnya ancaman dia segera berteriak keras. "Hey bocah muda, cepat bantu aku"

"Blaaamm" satu bentrokan keras terjadi di angkasa dan memecahkan kesunyian yang mencekam sekeliling tempat itu.

Kakek ombak menggulung tergetar mundur lima langkah kebelakang dengan sempoyongan, teriaknya keras2.

"Suma Ing cepat gunakan payung sengkala untuk membantu aku... cepat aku tak tahan.,."

"Blaammm " suatu bentrokan dahsyat kembali menggelegar diudara, sekali lagi kakek ombak mengguling tergetar mundur enam tujuh langkah kebelakang.

Suma Ing sambil memegang payung sengkala ditangan, tetap berdiri ditempat semula dengan senyuman licik menghiasi ujung bibirnya, terdengar ia mengejek sinis^

"Kenapa aku harus membantu dirimu? lebih baik layanilah kakak seperguruanmu secara baik2.. bagaimanapun toh diantara kalian berdua salah satu diantaranya harus mampus. apa lagi kalau kedua2nya bisa mampus semua, itulah yang aku inginkan-

..haahh..,haahh...haaaha. .."

Kakek ombak menggulung sadar kalau ia tertipu mentah2 oleh siasat lawan- segera teriaknya lantang:

"Eeei, suheng. tunggu sebentar kalau aku dibunuh tidak menjadi soal, tapi dengan perbuatanmu itu maka keparat cilik tersebut akan kegirangan setengah mati sebab siasat liciknya tercapai seperti apa yang diharapkan, Dua orang musuh tangguh sekarang sudah berada didepan mata, apa lagi payung sengkala terjatuh ditangan musuh, bagaimanapun juga besarnya perselisihan diantara kita berdua. tidaklah pantas kalau masalah ini diselesaikan dalam keadaan demikian suheng.,.jika kau ingin menghukum siau-te. lakukanlah setelah persoalan disini telah beres, pada waktunya siau-te pasti tak akan  melakukan perlawanan aku akan menyerahkan diri untuk dihukum sesuai dengan apa yang suheng kehendiki."

Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng merasa betul juga ucapan tersebut pikirnya^

"Ehmn. andaikata aku bunuh bangsat tua ini maka kekuatan pihakku akan bertambah kecil, padahal dua orang pemuda tersebut bukan manusia sembarangan yang bisa dihadapi dengan begitu saja. . baiklah untuk sementara waktu akan kusampingkan lebih dahulu persoalan ini."

Berpikir sampai disini ia mendengus dingin, setelah tinggalkan kakek ombak menggulung jago tua itu menerjang kearah Suma Ing hardiknya keras2.

"Suma Ing, jangan kau anggap setelah mempunyai payung sengkala maka aku lantas jeri kepadamu... Huh terus terang saja kukatakan sebenarnya kau membawa payung mestika atau tidak sama artinya bagiku bagaimanapun juga akupasti akan merampas payung mustika itu dari tanganmu"

"Huuhhh.. iblis tua kau anggap gampang yaa rampas payung tersebut dari tanganku." ejek Suma Ing sambil menyeringai licik. "kalau ingin merampas silahkan saja untuk mencobanya sendiri"

Sementara itu Lam-kong Pak yang selama ini membungkam dalam seribu bahasa diam2 berpikir pula dalam hati kecilnya:

"Kenapa aku musti membicarakan soal peraturan persilatan serta segala tetek bengek kejujuran sekawan ksatria dengan kawanan gembong iblis itu? bagaimanapun juga aku harus berusaha untuk merampas kembali payung mustika itu dari tangan mereka"

Terdengar bintang yang bertaburan dilangit Liao Hoa Seng berkata kepada pemuda Lam-kong:

"Hey bocah muda engkau sudah merasa takluk tidak?" "Dari lima puluh gebrakan yang dijanjikan kita baru

langsungkan empat puluh lima gebrakan, kendatipun aku sudah terdesak hingga berada dibawah angin toh belum kalah ditanganmu? kenapa aku musti takluk kepadamu?"

"Kalau engkau belum takluk silahkan saja menyingkir disamping gelanggang, aku akan bereskan dulu keparat cilik itu kemudian baru menyelesaikan pertarungan yang kelima puluh jurus berikutnya bagaimana, tidak keberatan bukan? "

"oooh, dengan senang hati aku akan layani keinginanmu itu."

Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng berpaling lagi kearah kakek ombak menggulung tanyanya: "Sute, aku tahu barusan mungkin engkau sudah dihasut dan diracuni oleh keparat cilik itu sehingga terpengaruh oleh kata2nya, atas kesalahanmu itu suheng sama sekali tidak menyalahkan engkau, sekarang engkaupun tak usah membantu diriku untuk meringkus bangsat tersebut lihatlah suheng seorang diri akan rampas payung mustika itu dari tangannya."

"Terima kasih suheng. terima kasih atas kebaikan hatimu itu" buru2 kakek ombak menggulung berseru,

Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng tidak banyak bicara lagi, epasang telapaknya disilangkan didepan dada lalu melepaskan pukulan dengan hawa sakti Sam- seng-kang.

Suma Ing yang mengandalkan payung mustika, sama sekali tidak berusaha menghindar atau berkelit dari datangnya ancaman tersebut, dengan payung mestika itu dia sambut datangnya serangan-

"Blaaamm " bentrokan keras menimbulkan suara ledakan yang memekikan telinga, angin puyuh men-deru2 menyapu empat penjuru, beberapa buah patung area yang tinggi besar mencelat sejauh satu depa dari tempat semula, seluruh ruangan goncang keras, atap dan dinding berguguran keatas tanah.

Dalam serangan tersebut. ternyata Bintang yang bertaburan diangkasa tidak berhasil memperoleh keuntungan apa2, kedua belah pihak saling mundur selangkah lebar kebelakang.

Tenaga dalam yang dimiliki iblis tua itu terhitung sangat hebat dan sempurna sekali, tapi dalam kenyataan ia cuma mampu bertarung seimbang dengan seorang pemuda belasan tahun, peristiwa semacam ini benar merupakan suatu pukulan batin yang berat baginya. Gelak tertawa yang menyeramkan  bergema memecahkan kesunyian, napsu membunuh yang sangat tebal menyelimuti wajahnya, sambil menyeringai seram selangkah demi selangkah dia maju kedepan,

Setelah berhasil dalam serangan yang pertama. rasa percaya pada kekuatan sendiri tertanam semakin tebal dalam hati Suma Ing. dia sama sekali tak menyangka kalau sebuah payung kecil yang panjangnya paling cuma satu depa ternyata memiliki daya kekuatan yang luar biasa hebatnya, pemuda itu sadar, seandainya tiada benda mustika dari dunia persilatan itu. mungkin sejak tadi2 ia sudah roboh terkapar diatas tanah termakan oleh pukulan lawan yang amat dahsyat itu.

Sementara itu kakek ombak menggulung yang berdiri disisi kalangan putar biji matanya memandang kesana kemari. ia tahu apa yang diucapkan suhengnya barusan hanya kata2 untuk membohongi dirinya belaka, bila urusan telah selesai tak mungkin ia bersedia melepaskan dirinya dengan begitu saja.

Karena itu setelah termenung dan berpikir beberapa saat lamanya, kakek tua itu segera ambil keputusan untuk kabur dari tempat kejadian- tanpa banyak bicara lagi ia putar badan dan melarikan diri ter-birit2.

Lam-kong Pak mendengus dingin, meskipun ia tahu kalau kakek ombak menggulung kabur dari tempat kejadian akan tetapi ia sama sekali tidak melakukan pengejaran, pikirnya dalam hati:

"Kebetulan kalau engkau bersedia kabur dari  sini, dengan begitu akupun akan kehilangan seorang perintang dalam usahaku untuk merebut kembali payung mustika itu dari tangan mereka..." Ditengah kalangan. Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng telah melepaskan satu pukulan yang maha dahsyat kearah depan- Lam-kong Pak merasa amat terperanjat menyaksikan kedahsyatan pukulannya, ia lihat diantara telapak tangan lawan terpancar keluar tiga titik cahaya putih yang amat menyilaukan mata.

Dari situlah letaknya sumber kekuatan hawa pukulan dari "Matahari, rembulan dan bintang" tiga sumber utama kekuatan sakti jago tua itu, rupanya Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng telah dibikin gusar oleh keangkuhan musuhnya, dengan menghimpun sepuluh bagian tenaga saktinya dia lancarkan satu pukulan dahsyat kearah Suma ing.

Setelah unggul dalam beberapa kali bentrokan sebelumnya, Suma ing menganggap dengan andalkan payung sengkala maka ia dapat bertindak apa saja menuruti kemauan hatinya, sekarang ketika dilihatnya pihak musuh melepaskan pukulan lagi kearahnya, dengan cepat serangan tersebut disambut olehnya dengan bacokan  payung mustika.

"B la a mm,.." benturan dahsyat menggetarkan seluruh permukaan bumi, atap dan dinding bangunan mencelat dan terbang kian kemari terhembus oleh deruan angin puyuh yang dihasilkan dari benturan tersebut.

Walaupun Suma ing mempUnyai payung mustika yang diandalkan, tapi berhubung tenaga dalam yang dimilikinya masih terpaut jauh kalau dibandingkan dengan kekuatan Bintang yang bertaburan diangkasa, tubuhnya segera mencelat sejauh tujuh delapan langkah dari tempat semula.

Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng tak mau lepaskan lawannya dengan begitu saja. ia memburu kedepan dan sekali lagi melancarkan satu pukulan dengan menggunakan tenaga sebesar dua belas bagian.

Lam-kong Pak percaya apabila serangan tersebut sampai mengena telak dibadan Suma Ing, niscaya pemuda itu bakal mampus atau paling sedikit terluka parah.

"Inilah kesempatan yang paling baik bagiku untuk merebut payung mustika tersebut.." pikir Lam-kong Pak dihati.

Dengan cepat tubuhnya bergerak maju kedepan, bagaikan sambaran kilat hampir bersamaan waktunya dengan gerakan tubuh Liok Hoa Seng. diapun tiba disisi Suma ing.

Bagaimanapun juga gerak tubuh Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seog jauh lebih cepat selangkah daripada sianak muda itu. tangannya cepat menyambar payung sengsaka tersebut, kemudian sekali betot ia tarik tubuh Suma ing untuk diterjangkan kearah Lam-kong Pak,

Tindakan ini sangat hebat dan keji, namun Lam-kong Pak bukan seorang manusia bodoh, sejakpermulaan ia sudah menduga sampai kesitu.

Ketika tubuh Suma ing didorong kearahnya dengan cepat badannya berkelit kesamping kemudian tangannya menyambar gagang payung itu.

Suma ing yang tergencet diantara dua orang jago lihay menyadari kalau gelagat tidak menguntungkan buru2 ia lepaskan tangan sambil mengundurkan diri kebelakang.

Setelah mundurnya Suma ing maka genggaman- Lam- kong Pakpada gagang payung semakin mantap kedua belah pihak saling betot membetot dan berusaha untuk merobohkan lawannya. Meskipun kalau ditinjau dari posisi yang terpegang pada payung itu maka posisi Lam-kong Pak jauh lebih meng untung kan namun tenaga dalam yang dimiliki Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng jauh lebih sempurna dalam keadaan demikian timbullah ingatan dalam benak kedua belah pihak untuk beradu jiwa, atau paling sedikit apabila payung mustika itu gagal didapatkan maka harus diusahakan penghancuran agar tidak sampai dimanfaatkan musuhnya.

Sayang mereka semua lupa akan sesuatu payung sengkala adalah suatu benda mustika dari dunia persilatan, kekuatannya luar biasa dan kerasnya sukar dilukiskan dengan kata2.

Walaupun kedua belah pihak saling membetot dengan kekuatan melampaui beribu-ribu kati. payung mustika tersebut masih tetap utuh tanpa cedera barang sedikitpun juga , sementara kedudukan dari dua orang itupun tetap seimbang.

Suma ing, pemuda yang licik dan berhati keji tak sudi melepaskan keinginannya dengan begitu saja, setelah putar biji matanya memperhatikan adu kekuatan yang sedang beriangsung ditengah gelanggang. kembali ia terjang kedepan- serunya: "Lam-kong Pak, aku akan membantumu"

"Bajingan sialan, Anjing bedebah enyah dari sini" hardik Lam-kong Pak penuh kemarahan, "aku tak sudi menerima bantuan-mu"

Suma ing tak banyak bicara, dia segera lancarkan satu pukulan dahsyat kearah Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng.

Tentu saja iblis tua itu tak pandang sebelah matapun terhadap datangnya pukulan tersebut. cepat telapak kirinya diayun kedepan untuk memunahkan ancaman yang datang dari pemuda Suma.

Suma ing merasa amat gusar sekali tatkala dilihatnya Lam-kong Pak sama sekali tidak mempergunakan peluang yang sangat baik itu untuk merampas payung mustika dari tangan lawan- teriaknya^

"Lam-kong Pak. dengan maksud baik kuberi bantuanmu Tapi engkau tak sudi menerima kebaikanku itu... Hmmm jangan salahkan kalau aku akan membantu iblis tua itu untuk musnahkan engkau..."

Begitu ucapan selesai diutarakan keluar, ia segera lancarkan satu pukulan dahsyat kearah Lam-kong Pak.

Dalam keadaan terancam, terpaksa pemuda Lam-kong menyambut datangnya serangan tersebut dengan tangan kirinya.

Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa seng bukan seorang manusia yang jujur, ia tak ambil perduli soal gengsi atau nama, melihat ada kesempatan baik baginya dengan sekuat tenaga payung tersebut dibetotnya kebelakang...

Dalam suatu sentakan keras. tahu2 patung sengkala sudah terjatuh ketangannya.

Lam-kong Pak terperangah, lalu teriaknya dengan penuh kegemasan: "Anjing bedebah apa yang kau inginkan bangsat... manusia jahanam "

Setelah dilihatnya payung sengkala terjatuh ketangan Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng, Suma ing tahu bahwa tiada harapan lagi baginya pada hari ini untuk rebut kembali payung mustika tersebut diapun tahu kalau tidak cepat2 kabur maka lebih banyak bencana yang akan dihadapi daripada rejeki. Tanpa banyak bicara lagi dia segera enjotkan badan dan melayang keluar dari ruang tengah, kemudian dengan melewati dinding pekarangan kabur menjauhi tempat itu.

Setelah gembong iblis tersebut mendapatkan payung sengkala, Lam-kong pak semakin tak berani bertindak gegabah. dengan cepat ia mundur tiga langkah kebelakang, diam-diam hawa murninya dihimpun kedalam tubuh siap menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan.

Nafsu membunuh yang sangat tebal menyelimuti seluruh wajah Liok Hoa Seng, dengan nada ketus dan dingin serunya:

"Hmm.., hmmm... sungguh tak kusangka jago2 lihay yang sudah kenamaan sejak jaman purbakala tak seorangpun yang dapat menandingi kehebatanmu.. Hmm untuk menghindari segala kemungkinan yang tidak diinginkan dikemudian hari jangan salahkan kalau aku harus lenyapkan dirimu pada saat ini juga "

"iblis tua engkau tak usah keburu senang hati, ketahuilah bahwa tandinganmu akan muncul dalam dunia persilatan, engkau tentu masih ingat dengan tiga bintang bertangan iblis bukan? ketiga orang itu masih hidup dikolong langit bahkan ilmu silat yang dimilikinya telah berhasil dilatih hingga mencapai puncak kesempurnaan-.."

Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng tertawa dingin,

"Heeehhh-heeehh-heeehhh...sekalipun mereka masih hidup dikolong langit aku juga tak perlu takut, akutoh sudah berhasil mendapatkan payung mustika? kenapa musti jeri kepada mereka? sudahlah engkau tak usah ngaco belo bicara tak karuan aku tidak percaya kalau ketiga orang bangsat tua itu masih hidup dikolong langit apa lagi dalam keadaan segar bugar?" "oooh...jadi engkau masih tetap tidak percaya?"

"Masa engkau benar2 sudah pernah bertemu muka dengan mereka bertiga?"

Sambil bergendong tangan Lam-kong Pak berjalan bolak balik dalam ruangan itu sahutnya:

"Bukan saja aku pernah berjumpa dengan mereka bahkan sempat mempelajari pula kepandaian sakti yang mereka miliki kepandaian sakti tersebut sengaja diciptakan mereka untuk menghadapi dirimu."

"coba terangkan dahulu bagaimanakah bentuk badan serta raut wajah mereka??"

"Mereka berperawakan sedangan mukanya bengis dan kelihatan kejam sekali yang paling jelas mereka memelihara seekor ular aneh yang bertubuh hitam gelap serta panjangnya mencapai beberapa tombak... bukan begitu?"

"Aaaah.." Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng menjerit kaget, ia mundur satu langkah kebelakang dengan peluh dingin membasahi seluruh tubuhnya, "engkau pernah bertemu mereka dimana cepat katakan."

Lam-kong Pak tertawa tawa.

"Aku toh cuma bergurau saja kepadamu kenapa sih engkau menunjukkan paras muka yang begitu ketakutan? IHuuh. .tak kunyana nama besarmu sebetulnya hanya nama kosong belaka"

Merah padam selembar wajah Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng karena jengah, dengan penuh kegusaran segera bentaknya keras2:

"Bocah keparat, sebelum ajalmu tiba memang tak ada salahnya kalau kuberi kesempatan kepadamu untuk bicara seenaknya sendiri Ayoh sekarang terangkan, engkau telah bertemu mereka dimana??"

"Aku telah berjumpa dengan mereka sewaktu ada dibukit Bong-san tempo hari"

"Mereka telah ajarkan serangkaian ilmu silat kepadamu? coba mainkan, aku pingin lihat sampai dimanakah kehebatan ilmu silat yang mereka ciptakan itu."

Lam-kong Pak tertawa dingin.

"Kalau engkau pingin mencoba kedahsyatan dari jurus2 ilmu silat tersebut. aku anjurkan agar payung sengkala tersebut diletakkan dahulu keatas tanah, engkau harus tahu aku sama sekali tidak jeri terhadap keampuhan payung mustika tersebut, tapi dengan andalkan benda itu maka sulitlah bagi kita untuk menentukan siapa menang siapa kalah."

Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng tertawa ter-bahak2 dengan kerasnya:

"Haahh-haaahh-haaahh... bocah keparat, engkau anggap aku tiada tahu kalau engkau sedang berbicara ngawur dan ngaco belo tanpa bukti yang nyata? IHuuhh. . siapa tahu kalau engkau pernah mendengar cerita tentang Mo-jiu-sam- seng tiga bintang bertangan iblis dari angkatan tuamu dan sekarang sengaja hendak membohongi diriku.. hmm hmmm tempat yang kau katakan tadi sama sekali tidak betul"

"Tidak betul?" ejek Lam-kong Paksinis "Hmm..I Hmm bukankah mereka semua duduk diatas sebuah tiang batu? disamping batuan cadas terdapat dua buah kolam besar dan kecil didalam kolam yang satu terdapat seekor ikan leihi bersisik emas sedangkan kolam yang lain terdapat..."

Berbicara sampai disitu tiba2 Lam-kong Pak merasa hatinya tidak tenteram seandainya iblis itu sampai menuju kesana untuk melakukan pembantaian bukankah dialah yang telah mencelakai jiwa tiga bintang bertangan iblis??

Tapi ingatan lain berkelebat dalam benak Lam-kong Pak rupanya ia teringat kembali akan tulisan yang sengaja tertera didepan dinding mulut gunung berapi, bukankah tulisan itu sengaja dibuat oleh Tiga bintang bertangan iblis untuk memancing kedatangan Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng kedalam gua itu? dari tindakan tersebut jelaslah sudah membuktikan kalau ketiga orang itu telah melakukan persiapan yang sangat matang, dan ia tak perlu menguatirkan keselamatan mereka lagi.

Paras muka Bintang yang bertaburan di angkasa Liok Hoa Seng berubah hebat ketika mendengar perkataan tersebut, dengan cepat ia berseru lantang: "Jadi engkau telah berjumpa dengan mereka dibawah mulut gunung berapi?"

"Perkataanmu tidak keliru. kalau aku tidak berjumpa dengan mereka dibawah mulut gunung berapi, darimana aku bisa bertemu muka dengan ketiga orang itu??"

"Jadi mereka bertiga benar2 belum mampus?" teriak Bintang yang bertaburan diangkasa dengan nada berat, "macam apakah bentuk wajah meteka?"

"Paras muka mereka merah bercahaya, tubuhnya enteng bagaikan dewa dari kayangan masa engkau tak melihat tulisan yang sengaja ditinggalkan diluar mulut gunung berapi itu ?"

"Membaca sih sudah membaca, tetapi sebelumpunya keyakinan yang benar2 mantap aku tak mau turun kebawah secara gegabah untuk mencari mereka... Hemm..,hemm.. sekarang juga aku akan pergi kesitu untuk mencoba sampai dimanakah kelihayan yang mereka miliki" Mendengar perkataan tersebut, Lam-kong Pak jadi amat terperanjat, dari pengakuan tersebut terbuktilah bahwa gembong iblis tersebut telah mengetahui tempat persembunyian dari tiga bintang bertangan ibis,  atau dengan perkataan lain musibah yang menimpa tiga bintang bertangan iblis dimasa silam sehingga duduk terpantek diatas tiang batu yang runcing. tidak lain adalah hasil perbuatan dari iblis tersebut.

Sementara itu Bintang yang bertaburan di angkasa Liok Hoa Seng sambil tertawa menyeringai telah berseru kembali^

"Hehh..heehh...heehh . tidak sulit untuk bereskan ketiga orang tua bangka tersebut, dan sekarang aku akan bereskan dulu nyawa kau sibangsat cilik"

Baru saja perkataan itu selesai diutarakan tiba2 dari tengah halaman berkumandang seruan lantang seseorarg.

"Aku sudah hidup lebih dari cukup dikolong langit kalau engkau hendak bunuh manusia lebih baik bunuh juga kami semua."

Bersamaan dengan berkumandangnya ucapan tersebut dari depan pintu muncullah tiga orang berpakaian lapisan tembaga.

Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng tertawa dingin tiada hentinya. "Heeehhh-heeehhh- heehh...siapakah kalian bertiga? sebutkan dulu nama kalian"

"Awan gelap pengejar bintang oei ci hu" "Jago angin geledek Lam-kong Liu" "Manusia suka pelancongan Lu It Beng" Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng tahu bahwa oei ci hu sengaja sedang mempermainkan dirinya julukan yang semestinya Awan hitam pengejar rembulan telah berubah menjadi Awan gelap pengejar bintang, ia segera tertawa dingin.

"Huuhhh aku mengira jago lihay diri mana yang telah datang?... Hah taktahunya cuma beberapa orang prajurit tak bernama yang masih ingusan"

"Betul, kami hanya manusia2 kecil yang tak bernama tapi justru karena kami tak bernama maka kami tak takut mati lain halnya dengan manusia bernama yang dalam kenyataan memiliki kemampuan terbatas namun berani meninggikan derajat sendiri karena berhasil merampas benda mustika dari dunia persilatan"

Bintang yang bertaburan diangkasa merasa amat gusar, dari kejauhan dia lancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah depan.

= =ooooooooo= =

OEI CI HU tak berani bertindak gegabah, menyaksikan datangnya ancaman tersebut dengan Cepat sepasang telapaknya didorong kedepan Untuk menyambut datangnya ancaman itu.

"Blaaammm .." suatu benturan yang amat keras menggeletar diangkasa, tubuh oei ci-hu segera terpental keluar dari pintu ruangan.

Lam-kong Pak merasa amat gusar dengan mengerahkan tenaga murninya sebesar dua belas bagaian dia lancarkan pula satu pukulan dahsyat kearah iblis tua itu.

"Blaammm." ledakan keras kembali menggemuruh diudara, kedua belah pihak mundur satu langkah kebelakang ternyata kekuatan mereka ada dalam posisi seimbang.

Menyaksikan kehebatan musuhnya tiga orang jago lihay dari kalangan lurus itu jadi amat terperanjat dengan peluh dingin membasahi tubuh mereka maju bersama.

Seru oei ci hu dengan suara lantang: "Mari kita ber- sama2 menghadapi iblis tua ini, tidak terhitung sebagai suatu tindakan yang melanggar peraturan persilatah. ayoh kita kepung bangsat tua ini"

Meskipun bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng mempunyai payung mustika ditangan namun ia tak berani bertindak secara gegabah untuk menghadapi empat jago lihay sekaligus.

Mendengar ancaman tersebut dengan cepat dia lancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah langit2 ruangan kemudian sambil tertawa tergelak dia menerobos keluar lewat lubang diatas atap tersebut. Lam-kong Pak penasaran sekali dia siap untuk mengejar musuhnya tapi Awan gelap pengejar rembulan oei ci-hu segera mencegah, serunya lantang:

"Hey, bocah muda tak usah dikejar lagi coba kau terangkan dulu bagaimanakah jalannya Cerita sehingga iblis tua tersebut berhasil mendapatkan payung mustika itu?"

Lam-kong Pak menghela napas panjang terpaksa dia harus menceritakan bagaimana dia tertipu Suma ing kemudian bagaimanakah Suma ing dan kakek ombak menggulung saling sikut menyikut sehingga benda mestika itu terjatuh ketangan Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng.

Selesai mendengar kisah tersebut dengan nada menggerutu Lu It Beng berkata: "Setan tua she- oei semuanya ini adalah akibat gara2mu yang telah menanam bibit bencana, sekarang payung mustika tersebut sudah terjatuh ketangan iblis tua tersebut. coba bayangkan saja bagaimanakah akibatnya kalau dia mengandalkan benda mustika itu untuk malang melintang dalam dunia persilatan?"

"Persoalan itu tak usah kita bicarakan lebih dahulu." sela jago angin geledek Lam-kong Liu dengan cepat, "menurut dugaanku kepergian iblis tua tersebut kali ini sudah pasti menuju kelembah terpencil itu untuk mencari bekas gurunya dan membasmi mereka dari muka bumi"

"Dugaan ayah menang sangat tepat sekali." sambung Lam-kong Pak, "kemungkinan besar gembong iblis tersebut benar2 pergi mencari gurunya untuk melakukan pembantaian, sekalipun dengan persiapan dari Tiga bintang bertangan iblis rasanya tiada sesuatu yang perlu mereka kuatirkan, tapi sekarang setan tua itu sudah berhasil mendapatkan payung mustika. itu berarti keadaannya jauh berbeda dari dugaan semula. aku harus berangkat kesitu untuk memberi bantuan"

Menyadari betapa gawatnya situasi pada waktu itu, tanpa banyak bicara lagi berangkatlah keempat orang itu meninggalkan kuil Lu-siau-si menuju kearah utara. Ditengah jalan Lam-kong Pak berkata.

"Ayah, kanapa engkau orang tua tak mau memperdulikan diri ibu lagi.. .?"

"Demi kesuksesan rencana besar kami bagi kesejahteraan dunia persilatan, mau tak mau terpaksa aku harus tegakan hati untuk pura2 tidak mengenal akan dirinya. sebab hingga saat ini masih ada satu urusan lain yang belum diselesaikan, aku hendak menggunakan sisa tenaga yang masih kumiliki sekarang untuk secara diam2 melakukan penyelidikan" "Persoalan apa sih yang hendak ayah selidiki?"

"Persoalan mengenai Sian-yan Peng, suami dari cu Hong Hong" sahut Lam-kong Liu. Satu ingatan dengan Cepat berkelebat dalam benak Lam-kong Pak, ia segera berkata,

"Ayah, sebenarnya antara engkau dengan Sian-yan Peng sudah terikat dendam sakit hati apa sih?"

Lam-kong Liu menghela napas panjang, ia membungkam dalam seribu bahasa. oei ci hu yang berada disampingnya segera menyambung:

"Bocah, engkau benar2 tak tahu diri, masa persoalan ini kau haruskan ayahmu untuk menjawab sendiri, tentu saja dia malu untuk mengatakannya keluar. lebih baik aku saja

yang terangkan padamu... Ketika cu Hong Hong berkenalan dengan ayahmu tempo hari, ia telah terpesona oleh ketampanan wajah ayahmu, dari terpikat jadi ter-gila2 sehingga mengejarnva terus menerus tapi ayahmu berpandangan lain-.. ia kelewat angkuh."

"oei-heng, duduk perkara yang sebenarnya bukan begitu." bentak Lam-kong Liu dengan cepat.

oei ci hu segera tertawa ter-bahak2.

"Haahh-haahh-haahh...ayahmu menganggap cu Hong Hong kelewat kejam dan bertangan telengas, karena itu meskipun menaruh hormat kepada perempuan itu, dia selalu berusaha untuk menjauhinya. hal ini membuat cu Hong Hong semakin gelisah dan panik dengan sendirinya. Sementara itu ayahmu telah berkenalan pula dengan ibumu yakni Sun Han siang, setelah bertemu muka rupanya kedua belah pihak saling jatuh Cinta dan tertarik satu sama lainnya. " "Eeei.. oei-tua sebetulaya kamu bisa serius tidak?" tegur Lu It Beng pula, "masa dihadapan seorang angkatan muda, ceritamu makin lama jadi semakin tak genah?"

"Siapa bilang aku tak genah? kenyataan toh begitu? aku cuma menceritakannya kembali dengan rangkaian kata yang lebih manis...yaa begitulah, setelah berkenalan yang mendebarkan hati itu akhirnya ayah ibumu melangsungkan perkawinan kilat. cu Hong Hong jadi patah hati dan kecewa.. dalam kekecewaannya itulah dia telah kawin dengan Sian-yan Peng"

"Kalau cuma patah hati sih tidak bisa dihitung sebagai suatu ikatan dendam atau sakit hati?" sela Lam-kong Pak,

"Aku toh belum menyelesalkan ceritaku." kata oei ci-hu lebih lanjut. "setelah cu Hong Hong kawin dengan Sian-yan Peng, kehidupan mereka berjalan kurang harmonis karena perkawinannya dengan Sian yan Peng bukan didasarkan pada rasa Cinta sama Cinta. melainkan tidak lebih hanya suatu langkah pelampiasan rasa dendam belaka, sedangkan Sian-yan Peng sendiripun sama sekali tidak mencintai cu Hong Hong..."

"Kalau cu Cianpwee tidak mencintai sian-yan cianpwee. kenyataan tersebut masih dapat diterima dengan akal sehat, sedangkan Sian-yan cianpwee sendiri kalau toh tidak mencintai cu cianpwee, kenapa perkawinan diantara mereka berdua tetap dilangsungkan?"

"Nah disinilah letak sumber pertikaian dan perselisihan tersebut. Rupanya sebelum ayah dan ibumu menikah secara kilat Sian-yan Peng telah berkenalan pula dengan ibumu. bahkan seCara diam2 ia kagum dan menaruh hati kepadanya, hanya saja ibumu sama sekali tidak tahu kalau Sian-yan Peng sebenarnya mencintai dirinya. Karena itulah setelah ayah ibumu menikah secara kilat, cU Hong Hong suami istri jadi mendongkol dan marah sekali, bedanya kalau Sian-yan Peng memendam rasa mendongkol dan marahnya didalam hati, sebaliknya cu Hong Hong memperlihatkan rasa tak senang dan keCewanya diluaran."

"Sikap tak senang dan keCewa yang mereka perlihatkan sama sekali tak beralasan" seru Lam-kong Pak, biarlah aku yang selesaikan persoalan ini.."

"Eee..bocah muda. engkau jangan manukas terus. jangan kau anggap persoalan itu segampang dan semudah itu" seru oei ci-hu, "walaupun cu Hong Hong sudah menjadi seorang nyonya, tapi mati2an dia masih mencintai dan mengejar ayahmu, tentu saja perasaannya pada saat ini jauh berbeda dengan sikapnya sebelum menikah tempo dulu. dia hanya berharap bisa mendapatkan hiburan dan semangat hidup dari pancaran mata ayahmu siapa tahu tindak tanduknya itu justru sangat menggusarkan hati Sian-yan Peng?"

"Tapi dalam urusan ini toh ayahku tak bisa disalahkan?" "Tentu saja ayahmu tak bisa disalahkan tapi berhubung

pada dasarnya sian-yan Peng telah mencintai ibumu Sun Han Siang, maka setelah mengalami pukulan batin itu ia menunjukkan perasaan tak senang hati, suatu ketika secara kebetulan sekali cu Hong Hong pergi mencari ayahmu ditengah malam buta pada waktu itu ibumu tidak ada di rumah, sedang mereka berdua berada dalam sebuah kamar yang gelap gulita tanpa disinari Cahaya lampu, ternyata perbuatan itu diketahui oleh Sian-yan Peng yang secara diam2 telah menguntil dari belakang. Nah dari kejadian itulah akhirnya sumber dari bibit perselisihan itu terjadi."

Dalam hati kecilnya Lam-kong Pak yakin seyakin2nya kalau ayahnya tak mungkin melakukan perzinahan dengan istri orang lain ini tentu saja ia segan pula untuk menanyakan persoalan ini kepada ayahnya, maka dia alihkan pokok pembicaraan kesoal lain tanyanya:

"Menurut apa yang kudengar katanya cu cianpwee dihantam ibu sampai terjatuh kedalam jurang dan masuk kedalam perut naga apa sih yang mengakibatkan terjadinya peristiwa itu?"

"cu Hong Hong mengira Sian-yan Peng bisa menguntit perbuatannya pada malam tersebut tentulah atas dasar diberitahu ibumu secara diam2 hal ini membuat Cu Hong Hong sangat dendam terhadap ibumu, akhirnya terjadilah perselisihan diantara mereka berdua yang diakhiri dengan suatu pertarungan sengit, berbicara tentang tenaga dalam yang dimiliki ibumu pada saat itu tak mungkin ia bisa merobohkan cu Hong Hong dengan begitu saja?"

"Lalu secara bagaimana cu cianpwee bisa terjatuh kedalam jurang sehingga tertelan kedalam lambung naga?"

"Ada orang yang melancarkan serangan dahsyat secara diam2 dari samping gelanggang"

"Siapakah orang itu?" "Sian-yan Peng"

"oooh sian-yan cianpwee yang melakukan perbuatan itu? sungguh kejam hatinya"

"Tidak. hal ini tak bisa salahkan dirinya, andaikata engkau yang mengalami kejadian seperti itu maka kemungkinan besar engkau pun bisa melakukan perbuatan yang sama, sebab bagi seorang pria kejadian yang tak bisa ditahan dan dimaafkan adalah perbuatan seoraog yang dilakukan oleh istrinya, dalam anggapannya cu Hong Hong telah melakukan perbuatan terkutuk dengan ayahmu" "oei-heng jangan kau teruskan lagi perkataarmu itu" ujar Lam-kong Liu, "tidak lama kemudian Sian-yan Peng bakal datang cari aku untuk bikin perhitungan pada saat itu tenaga dalam yang siau-te miliki mungkin sudah sembuh dan akupun dapat melakukan pertarungan melawan dirinya."

oei ci-hu menghela napas panjang.

"Aaai... bukannya aku sengaja merosotkan semangat tempurmu, aku cuma kuatir kalau engkau bukan tandingannya"

"Aku rasa tak mungkin Sian-yan Peng berbuat semau sendiri sehingga sama sekali tidak pakai aturan," kata Lu It Beng memberikan pendapatnya.

"Aku tahu bahwa Sian-yan cianpwee tidak mungkin akan sudahi persoalan tersebut sampai disitu saja, ia berulang kali pernah berkata kepadaku kalau dia tak akan melepaskan ayah, oleh sebab itu aku harap ayah mulai bersiap sedia sejak kini."

"Pak-ji. engkau tak usah kuatir." hibur Lam-kong Liu. "meskipun ilmu silat yang dimiliki Sian-yan Peng luar biasa sekali tapi asal tenaga dalam yang kumiliki telah pulih kembali seperti sedia kala, aku yakin kami bisa bertempur dalam keadaan seimbang"

tiga hari kemudian, sampailah mereka di dalam lembah sepi yang terpencil letaknya itu. Lam-kong Pak segera berkata:

"Mulut gunung berapi terletak ditengah gua tersebut, hawa panas yang memancar keluar dari tempat itu cukup menjadikan pakaian yang kita kenakan jadi abu. karena itu cianpwee bertiga tak usah ikut masuk kedalam, biarlah aku seorang yang bereskan persoalan ini." Dalam keadaan yang tidak mengijinkan tentu saja ketiga orang itu setuju dengan harapannya, berjaga2lah mareka disekitar mulut gua.

Setelah ada pengalaman dimasa yang lampau, ditambah pula tenaga dalam yang dimiliki Lam-kong Pak telah memperoleh kemajuan yang pesat, ketika ia tiba disekitar mulut gunung berapi, pakaian yang dikenakan olehnya sama sekali tidak jadi hancur.

Pemandangan maupun keadaan disekitar situ masih tetap seperti sedia kala, kobaran api yang memancarkan keluar dari mulut gua menyengat badan. setibanya didepan gua pemuda itu berteriak keras:

"Matahari.. rembulan... bintang.. aku datang"

Seruan tersebut diulangi sampai tiga kali, namun tiada jawaban yang terdengar, sementara dari dalam gua secara lapat2 terdengar suara bentakan keras disertai suara pertarungan yang amat seru.

Sekali lagi Lam-kong Pak berteriak tiga kaii, namun  tiada sorangpun yang menyambut datangnya. padahal ia masih teringat jelas akan pesan dari kakek tua itu, kalau ia datang lagi maka cukup meneriakkan "Matahari, rembulan dan bintang" sebanyak tiga kali. maka ular hitam yang bernama Loo-hek akan datang menjemput kehadirannya.

Dengan cepat Lam-kong Pak menyadari pastilah Bintang bertaburan diangkasa Liok Hoa seng telah datang kesitu dengan membawa payung mustika untuk membunuh suhunya, tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri lagi pemuda itu segera loncat kedepan dan melayang masuk kedalam gua yang gelap gulita itu.

Tempo hari ia pernah berkunjung kesana sedikit banyak sudah ada pengalaman yang bisa dimanfaatkan. Dengan menempel dinding goa meluncur turun kebawah. sepasang telapaknya dengan rahasia "mengisap" dari ilmu tenaga dalam mengisap dinding gua kuat2, dengan berbuat demikian maka daya luncur tubuhnya kebawah punjauh berkurang. ketika tiba didasar gua tubuhnya sama sekali tidak mengalami cedera.

Setelah tiba didasar gua dengan selamat Lam-kong Pak alihkan sorot matanya memperhatikan keadaan disekitar tempat itu, apa yang nampak olehnya seketika membuat dadanya hampir meledak karena dorongan emosi dan amarah yang sukar dikendalikan.

Waktu itu Bintatg yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng sedang memutar payung mustikanya untuk menggencet dan mendesak seorang kakek tua, sedangkan kakek tua yang didesak secara ber-tubi2 itu masih tetap duduk bersila diatas tiang batu.

Dua orang kakek tua lainnya telah bermandikan darah, rupanya mereka sudah menemui ajalnya sejak tadi, tubuh mereka masih terpantek diatas tiang batu, darah segar mengalir dan menoda seluruh permukaan tanah membuat suasana benar2 mengerikan sekali.

Kakek tua yaag masih hidup dan melangsungkan pertarungan sengit itu bukan lain adalah Jit-mo atau iblis matahari, loo-toa dari tiga orang iblis sakti, mungkin dikarenakan tenaga dalam yang dimilikinya paling tinggi, maka ia bisa bertahan sampai begitu lama, kendati begitu keadaannya sudah amat kritis dan setiap saat jiwanya bakal melayang ditangan musuh.

Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng sendiri melepaskan serangan secara ber-tubi2. semua serangan yang dilepaskan merupakan serangan kilat yang mematikan, tubuhnya berputar terus mengitari sang kakek yang tetap duduk diatas tiang batu.

Meskipun setiap pukulan yang dilancarkan kakek tua itu berhasil mementalkan kembali payung mustika tersebut dari hadapan mukanya, namun dia sendiripun kena digetarkan sehingga tubuhnya bergoyang kesana kemari dengan hebatnya.

Lam-kong Pak tak mau membuang waktu terlalu lama, dia segera membentak keras sambil melepaskan senjata tanduk naganya, ia menerjang maju kedepan-

Tampaklah ular hitam yang amat besar itu terkapar ditengah batuan cadas. agaknya karena luka yang dideritanya terlalu parah ia telah jatuh tak sadarkan diri.

Kakek tua itu merasakan semangatnya bangkit kembali setelah Lam-kong Pak tiba tepat pada waktunya sedangkan Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng tampak agak terperanjat, dengan cepat ia putar badan dan balik menerjang kearah sianak muda itu.

"Anjing bedebah" bentak Lam-kong Pak dengan gusar. "perbuatanmu semacam ini akan dikutuk oleh Thian- dan seluruh umat manusia,.. Hm engkau sudah tak mirip manusia lagi melainkan seekor anjing budukan yang hina dina. ini hari aku orang she Lam-kong akan beradu jiwa dengan dirimu"

"Traaanng.." hawa pukulan menyebar keempat penjaru, ditengah benturan keras yang amat memekikkan telinga itu Lam-kong Pak tergentar mundur satu langkah kebelakang, sebaliknya Bintang yang bertaburan diangkasa tetap berdiri tegak ditempat semula, jelas dalam tenaga dalam dia lebih unggul satu tingkat dibandingkan dengan pemuda lawannya. Terdengar kakek tua itu berteriak keras: "Hey bocah muda cepat lemparkan Loo-hek kedalam air telaga... cepat lakukan jangan terlambat"

Pada waktu itu Lam-kong Pak sedang mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk melayani musuh. dengan susah payah ia berhasil mempertahankan diri sehingga tidak sampai dikalahkan, tentu saja dalam keadaan begitu tiada kesempatan baginya untuk melemparkan ular hitam itu kedalam air telaga.

Maka setelah mendengar terlakan tersebut, ia balas berteriak dengan suara lantang: "cianpwee aku tak mampu untuk melakukannya"

"Hey bocah muda." kembali kakek tua itu berteriak keras "bagaimana pun juga engkau harus berusaha untuk melepaskan Loo-hek kedalam air telaga, sebab kalau tidak begitu maka cepat atau lambat Kita berdua bakal mampus diujung senjata payung mustika itu"

Lam-kong Pak sendiripun menyadari akan hal itu, jika pertarungan berlangsung agak lama akhirnya toh ia sendiripun bukan tandingan.

Berpikir akan hal ini. pemuda tersebut segera membentak keras, secara beruntun dia lancarkan tiga jurus pukulan yang mematikan, memaksa bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng terdesak mundur dua langkah kebelakang.

Menggunakan kesempatan disaat pihak lawan terdesak kebelakang Lam-kong Pak segera mencungkil ujung senjata tanduk naganya kebawah dan melemparkan tubuh ular hitam raksasa tersebut kedalam kolam.

"Plungg.." ular raksasa berwarna hitam tadi segera tercebur kedalam kolam air. Bintang yang bertaburan diangkasa sendiri tak mau lepaskan kesempatan baik itu dengan begitu saja jurus2 mematikan dilancarkan secara ber-tubi2 memaksa Lam- kong Pak harus mundur beberapa langkah kebelakang.

"Hey bocah muda cepat pancing bangsat itu datang kemari" kembali iblis matahari berteriak keras.

Lam-kong Pak tahu bahwa kakek tua itu hendak menggunakan tenaga gabungan dari mereka berdua untuk merobohkan Bintang yang bertaburan diangkasa, tapi ia tak tega berbuat demikian sebab pemuda itu tahu kalau kakek tua tersebut telah menderita luka parah.

Melihat sianak muda itu sama sekali tak mau menuruti kemauannya kakek iblis matahari segera membentak keras:

"Bocah muda. kalau engkau tak mau menuruti perkataanku maka akhirnya akan merasa menyesal. ayoh cepat bawa orang itu kemari"

Terpaksa Lam-kong Pak harus mengikuti kehendak kakek tua itu. sambil bertempur dia mundur terus kearah tiang batu tersebut.

Dengan adanya siasat tersebut maka Bintang yang bertaburan diangkasa tak dapat mencari keuntungan lagi. dari belakang Iblis Matahari melancarkan serangan maut kearahnya, sedangkan dari depan Lam-kong Pak mendesak dirinya dengan serangkaian ancaman maut.

Kendatipun daya pengaruh yang terpancar keluar dari payung sengkala luar biasa dahsyatnya, namun sukar juga baginya untuk menangkan serangan gabungan dari dua orang jago lihay tersebut.

Walaupun Iblis matahari sendiri sudah menderita luka yang cukup parah, tetapi setiap babatan telapaknya masih terap menghasilkan angin pukulan yang mengerikan, hal ini membuat Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng harus mengerahkan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan perlawanan-

Kurang lebih seratus gebrakan kemudian, angin pukulan yang dilancarkan iblis matahari sudah tidak sedahyat dan selihay tadi lagi darah segar yang mengucur keluar dari tubuhnya kian lama kian bertambah deras, membuat kesehatannya makin menyusut dan badannya makin lemah.

Lam-kong Pak merasa amat terperanjat, ia tahu karena kakek tua itu harus duduk diatas tiang batu yang mendapat getaran keras, sisi batu cadas yang tajam telah menggesek tubuhnya membuat luka yang bermunculan ditubuhnya kian lama kian bertambah banyak. jika Keadaan ini dibiarkan terus maka lama kelamaan orang tua itu akan kehabisan darah dan akhirnya binasa.

Terpaksa Lam-kong Pak harus melancarkan serangannya jauh lebih hebat dan gencar untuk mengurangi daya tekanan pada diri kakek tua itu. namun keadaan tersebut pun hanya bisa bertahan untuk sementara waktu, ia merasa dengan cara begini paling banter ia cuma bisa bertahan sebanyak seratus sampai dua ratus gebrak lagi.

Disaat yang amat kritis itulah, tiba-tiba terdengar ombak memecahkan ditepian kolam, Ular hitam yang amat besar tahu2 munculkan diri dari dalam air dan meluncur diatas batu karang dari dalam mulutnya membawa sebutir telur ikan.

"Sreeet.. .sreet... lambung dari perut ular tersayat oleh ujung batu yang runcing hingga terluka dan mengucurkan darah namun ular hitam itu sama sekali tak ambil perduli dia langsung mendekati kakek tua itu. Dalam hati Lam-kong Pak merasa hormat dan kagum sekali dengan kesetiaan ulaar hitam itu, ia tak menyangka binatang jauh lebih bisa dipercaya dari pada manusia,

Setelah tiba dihadapan kakek tua itu. ular hitam tersebut menjulurkan kepalanya mendekati mulut kakek tua itu. iblis matahati segera membuka mulutnya dan menelan dua butir telur ikan yang disodorkan kepadanya itu.

Sisa telur ikan yang masih berada dimulut ular hitam itu segera ditelan kedalam perut, tak lama kemudian luka  diatas lambung dan perut ular itu sembuh kembali, sementara kekuatan tubuh kakek tua itupun telah pulih seperti sediakala.

Dengan begitu maka sekarang Bintang yang bertaburan diangkasa harus menghadapi tiga orang jago sekaligus, serangan2 yang dilancarkan ular hitam raksasa itu tak kalah hebatnya dengan serangan seorang jago lihay, tubuhnya melengkung dan meluncur dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat dia khusus menyerang tubuh bagian bawah, sergapan2 kilat secara acak ini benar2 merupakan suatu ancaman yang sukar diduga.

Setelah pertarungan beberapa saat lamanya. Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng mulaisadar bahwa usahanya kali ini menemui kegagalan, apa bila pertarungan tersebut dilanjutkan niscaya dia sendiri yang bakal celaka.

Maka secara tiba2 ia membentak keras secara beruntun dia lancarkan beberapa buah pukulan berantai yang memaksa mundur musuh2nya, menggunakan kesempatan itu dengan cepat ia loncat keluar dari hutan batu cadas itu dan lenyap dibalik mulut gua. Melihat musuhnya kabur, Lam-kong Pak segera bertanya: "Tanpa bantuan dari ular hitam tersebut. masa dia dapat melarikan diri dari gua ini?"

"Engkau lupa kalau dia mempunyai payung sengkala yang bisa membawa tubuhnya membumbung tinggi keangkasa ?" sahut iblis matahari dengan cepat.

Dengan keterangan tersebut Lam-kong Pakpun jadi sadar, teringat olehnya kalau payung sengkala palsu pun bisa membawa tubuhnya membumbung tinggi keangkasa, apa lagi payung mustika itu adalah payung yang asli. bisa dibayangkan sampai dimanakah kehebatannya .

Tiba2 Lam-kong Pak merasa amat terperanjat, serunya: "cianpwee. aku harus segera naik keatas, karena tiga

orang cianpweeku masih menunggu kedatanganku didepan gua, andaikata mereka sampai berjumpa dengan gembong iblis itu, mungkin nasibnya bakal celaka.."

"Baik biarlah loo-hek menghantar kau keluar dari sini, menurut pengamatanku, setelah engkau makan Tok See-lek mungkin belum ada waktu untuk melatih diri dan melebur kekuatan tersebut kedalam tenaga dalammu, maka tambahan hawa murni yang kau peroleh masih terbatas sekali kalau tidak kendatipun murid durhaka itu membawa payung sengkala, belum tentu dia bisa mengalahkan dirimu?"

"Sampai sekarang aku masih belum punya waktu untuk melatih diri, tapi setelah semua urusan beres, akupasti akan mencari suatu tempat yang terpencil untuk melatih diri."

"Bocah muda. lain hari engkau tak usah datang kemari lagi. sebab tak lama kemudian akupun akan tinggalkan dunia yang penuh dengan dosa ini.. ."

"cianpwee, bukankah engkau tetap sehat wal'afiat?" seru Lam-kong Pak dengan hati terperanjat, "apa lagi ditempat ini terdapat telur ikan yang bisa maneruskan usia hidupmu, kenapa secara tiba2 engkau hendak ambil keputusan pendek?"

"Siksaan dan penderitaan yang dialami kami bertiga boleh dibilang merupakan suatu penderitaan yang tak pernah dialami oleh orang kuno manapun generasi-generasi yang akan datang. kami bisa hidup sampai sekarang bukan hanya disebabkan mengandalkan kemujarapan telur ikan belaka. tapi sebab yang terutama adalah karena kami masih menpunyai harapan dan keinginan untuk mempertahankan hidup kami ini, kami hendak menunggu kedatangan seseorang ketempat ini untuk menyelesaikan cita2 kami yang belum sempat terwujud. sekarang engkau telah menyangupi diriku untuk membersihkan perguruan kami dari murid murtad tersebut, aku percaya apabila engkau mau melatih diri secara baik2 maka suatu ketika Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng dapat kau bunuh. oleh sebab apa yang kuharapkan sudah terkabul, maka tak lama kemudian keadaanku akan mirip lampu lentera yang kehabisan minyak. dan akhirnya ajalku akan tingga Ikan dunia yang penuh dosa ini untuk selama2nya"

Lam-kong Pakjadi teramat sedih, tanpa sadar dua baris air mata jatuh berlinang membasahi wajahnya.

"Apa yang telah aku sanggupi pasti akan kulaksanakan se-baik2nya, kendatipun hatus terjun kelautan api atau menyebrangi hutan pedang, apa lagi Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng adalah musuh umum dan dunia persilatan, kendatipun kekuatan yang kumiliki terbataspun aku pasti akan berusaha dengan sekuat tenaga"

"Baik. aku percaya dengan ucapanmu, sekarang berangkatlah tinggalkan tempat ini " "Seandainya cianpwee benar2 sudah berangkat tinggalkan dunia ini. satu bulan kemudian aku pasti akan datang kembali kesini untuk menyelesaikan lelayon dari Cianpwee..."

"Tak usah. aku sendiri dapat mengatur segala sesuatunya bagi diriku sendiri" Dia segera bersiul nyaring, ular hitam raksasa itu meluncur kemulut gua dan merendahkan tubuhnya.

Sekarang Lam-kong Pak tidak takut lagi dengan binatang itu. ia segera lompat keatas kepala ular itu, dan didalam sebuah hentakan keras tubuhnya segera meluncur ketengah udara dan melayang keluar dari mulut gua tesebut.

Setibanya diluar gua, dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat dia lari keluar dari goa itu, namun tiada sesosok bayangan manusiapun ditemukan diluar gua, diatas permukaan tanahpun tidak kelihatan tanda2 seperti bekas pertarungan- hal ini sangat mencengangkan hatinya. Dalam hati kecil, pemuda itu segera berpikir:

"Tak mungkin ketiga orang cianpwee itu tinggalkan aku seorang diri ditempat ini, apalagi berlalu tanpa memberi kabar lebih dahulu, mungkinkah mereka telah dicelakai oleh Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng??"

Tetapi dengan cepat pula jalan pikiran tersebut terbantah olehnya sendiri, ia tahu tenaga dalam yang dimiliki Ketiga orang cianpwee tersebut separuh bagian telah pulih kembali, meskipun dengan tenaga gabungan mereka bertiga belum tentu bisa menangkan musuhnya yang tangguh, tetapi merekapun tidak akan sampai dicelakai olehnya.

Setelah keluar dari lembah terpencil itu Lam-kong Pak kabur menuju keatas sebuah bukit yang tinggi, sorot matanya yang tajam segera mengawasi daerah sekeliling tempat itu dengan seksama. Tiba2. . .dari balik sebuah lembah terpencil menggema suara bentakan2 keras disusul berkumandangnya deruan angin2 pukulan.

Lam-kong Pak sadar suatu pertarungan yang amat seru pasti sedang berlangsung, cepat- cepat ia lari turun dari atas bukit dan menuju kearah lembah terpencil dimana suara bentakan dan deruan angin pukulan berasal. . . .

Setibanya dimulut lembah sianak muda itu nampak agak terperanjat rupanya dia saksikan orang2 yang sedang bertempur seru itu bukan lain adalah tiga orang locianpwee serta ketua perkumpulan Bulu hijau yang ampuh itu.

Sebutan Ketua perkumpulan bulu hijau mulai sekarang harus diganti dengan nama sebenarnya, sebab dia bukan lain adalah suami dari cu Hong Hong yakni Sian-yan Peng.

Ia munculkan diri dengan paras muka aslinya, waktu itu jago tua she Sian-yan tersebut sedang terlibat pertarungan yang amat seru melawan jago angin geledek Lam-kong Liu, sementara Lu It Beng serta oei ci-hu berdiri kurang lebih tiga tombak dari gelanggang sambil mengikuti jalannya pertarungan itu dengan seksama.

Lam-kong Pak merasa serba salah dengan tenaga dalam yang dimilikinya saat ini pemuda itu percaya bahwa Sian- yan Peng sudah bukan tandingannya lagi. akan tetapi ia tak dapat menyerang orang itu, sebab ketua perkumpulan bulu hijau itu pernah selamatkan jiwanya dari ancaman maut.

Kendatipun musuh bebuyutannya adalah ayah kandungnya sendiri Lam-kong Pak sadar tak mungkin baginya untuk mencampuri urusan tersebut apa lagi melibatkan diri dalam pertarungan-

Sementara itu oei ci-hu serta Lu It Beng kelihatan sangat gelisah sekali merekapun tak bisa ikut melibatkan diri dalam pertarungan tersebut, keadaan dari kedua orang jago tua itu ibarat semut yang berada diatas kuali panas...panik tapi tak bisa berbuat apa- apa.

suatu ketika tiba2 oei ci-hu berteriak dengan suara lantang:

"Sian-yan peng apa yang terjadi dimasa lampau kesemuanya cuma kesalah pahaman belaka, cepatlah hentikan serangan2mu itu janganlah dikarenakan perbuatan itu membuat sanak keluargamu jadi menyesal dan sedih sepanjang masa, . .Hey, Sian-yan Peng .. hentikan pertarungan, aku akan jelaskan duduknya persoalan hingga jelas"

"oei ci-hu" sahut Sian-yan Peng dengan suara yang dingin dan ketus, "lebih baik tutup mulutmu yang bau dan tak usah banyat bicara yang tak karuan, sebentar lagi aku masih akan bikin perhitungan dengan engkau bersiap- siaplah untuk menantikan saat ajalmu " 

"oooh...hooo. . .lebih baik lagi kalau engkau hendak bikin perhitungan dengan diriku" teriak 0ei ci-hu dengan suara lantang, "aku harap sebelum perhitungan dibikin sudilah kiranya engkau dengarkan dulu penjelasanku ini"

"Kalau mau bicara, tunggu saja sampai salah satu diantara kami berdua keluar sebagai pemenang, sekarang percuma kalau kau ingin bicara karena aku tak sudi untuk mendengarkannya "

"Blaamm .. Blaamm... Blaammm..." tiga pukulan berantai menghasilkan tiga benturan keras yang amat memekikan telinga...

Lam-kong Liu terdesak hebat, hingga tubuhnya terdorong mundur sejauh dua langkah kebelakang, Rupanya hawa murni yang dimilikinya belum pulih kembali seperti sedia kala, hal ini membuat jago tua tersebut tak mampu menandingi ketangguhan musuhnya.

Manusia yang suka pelancongan Lu It Beng ikut buka suara, ujarnya dengan suara hambar:

"Sian-yan Peng, siau-te ada sepatah dua patah kata yang terasa mengganjal dalam tenggorokan, apabila tidak kuutarakan keluar, karena itu mau tak mau terpaksa harus kuucapkan juga . meskipun Lamkong-heng ada dendam dan sakit hati dengan dirimu, sepantasnya kalau persoalan ini diselesaikan secara adil dan tidak berat sebelah, sekarang tenaga dalam yang dimilikinya belum pulih kembali seperti sedia kala, sekalipun dalam pertarungan nanti engkau berhasil menangkan dirinya, namun kemenang an tersebut tidak adil, apakah engkau tak takut ditertawakan orang?"

Mendengar seruan tersebut, tiba2 Sian-yan Peng tarik kembali serangannya dan mundur tiga langkah kebelakang, tegurnya dengan suara lantang:

"Lam-kong Liu sampai kapan tenaga dalammu baru pulih kembali seperti sedia kala?"

"Sekarangpun tenaga dalamku telah pulih kembali  seperti sedia kala." jawab Lam-kong Liu cepat. "engkau tak usah dengarkan siasat menunda pertarungan dari mereka berdua."

Sian-yan Peng segera tertawa dingin.

"Heeehhh-heeehhh-heeehh... kejantanan dan kegagahanmu memang patut dipuji, aku orang Sian-yan Peng punya keyakinan bisa menangkan dirimu, rasanya akupun tak usah mencari keuntungan disaat orang lain sedang lemah, persoalan diantara kita berdua akan kuselesaikan satu bulan mendatang." Setelah berhenti sejenak tiba2 ia berpaling kearah Awan hitam pengejar rembulan herdiknya:

"oei ci-hu apakah saat ini tenaga dalammu sudah pulih kembali seperti sedia kala?"

"Tenaga dalamku tak pernah hilang ataupun berkurang kalau ingin bertempur silahkan saja turun tangan aku sudah bersiap sedia untuk melayani dirimu"

"Bagus sekali bagaimanapun juga aku toh cuma ingin adu kepandaian saja dengan dirimu... Nah sebelum pertarungan dilangsungkan aku hendak mengajukan satu pertanyaan dahulu kepadamu, kenapa secara diam2 kau sergap diriku dimasa yang silam? sebetulnya apa maksudmu?"

"Waaduuh... maksud baik dianggap berhati jahat.., air susu dibalas dengan air tuba, ketahuilah dimasa lampau secara kebetulan aku telah menemukan ada dua orang tamu tak diundang yang sangat misterius menyelundup kedalam rumahmu, aku segera menguntil dibelakang mereka secara diam2 sungguh tak nyana maksud baikku telah kau salah artikan engkau anggap maksud kedatanganku kerumahmu tempo hari adalah untuk mencuri kitab payung sengkala? dalam kenyataan kitab pusaka itu telah dirampas oleh Sun Han Siang"

"omong kosong" hardik Sian-yan Peng dengan penuh kegusaran-

oei ci-hu balas tertawa dingin-

"Heeehhh-heeehhh-heeehhh...kalau tidak perCaya yaa sudahlah bagaimanapun juga aku tahu kalau dalam hati kecilmu sebetulnya telah tersimpan segumpal rasa dongkol yang telah dipendam selama puluhan tahun lamanya dan engkau hendak mencari orang yang cocok untuk melampiaskan rasa mangkelmu itu. ayoh majulah akan kusambut semua serangan yang hendak kau lontarkan"

"Tunggu sebentar" tiba2 terdengar bentakan nyaring berkumandang datang dari arah mulut lembah.

Lam-kong Pak dengan suatu gerakan tubuh yang sangat cepat menerobos masuk kedalam lembah sesudah meluncur keatas permukaan tanah serunya kembali dengan suara lantang:

"Sian-yan cianpwee harap jangan turun tangan lebih dahulu, sedikit banyak aku yang muda telah mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya"

sian-yan Peng berpaling setelah mengetahui siapa yang datang ia segera tertawa dingin serunya.

"Hey bocah muda apakah engkau hendak mencampuri urusan ini? ayoh cepat jawab"

"Aku yang muda tak berani mencampuri urusan yang tidak menyangkut akan diri, aku hanya ingin mengatakan bahwa sedikit banyak aku yang muda berhasil mengetahui tentang duduk persoalan yang sebetulnya..^"

la berhenti sebentar. setelah termenung sejenak kembali pemuda itu melanjutkan kata2nya:

"Ketika terjadinya pertarungan seru antara ibuku melawan cu cianpwee dimasa silam. orang yang telah menghantam tubuh cu cianpwee sehingga terjatuh kedalam jurang adalah Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng, orang yang menyergap ayahku adalah Kakek ombak menggulung..."

"Lalu siapakah yang telah menyerang diriku?" sela Sian- yan Peng dengan suara keras. "Perbuatan itu dilakukan oleh Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng" "Darimana engkau bisa mengetahui akan peristiwa ini?"

"Kakek ombak menggulung yang menceritakan sendiri persoalan itu kepadaku" Sian-yan Peng segera mendengus dingin-

"Hmm bagaimanapun juga , persengketaan antara diriku dengan Lam-kong Liu tak bisa disudahi dengan begitu saja, satu bulan kemudian aku akan menyelesaikan persoalan ini se-adil2nya. Nah selamat tinggal."

Tanpa membuang waktu banyak lagi ia segera enjotkan badan dan meluncur keluar dari lembah tersebut.

Menjaksikan kekerasan kepala orang itu oei ci-hu gelengkan kepalanya berulangkali.

"Aaai.. orang kuno berkata: dendam karena Cintajauh lebih dalam daripada dendam pribadi. perkataan itu sed ikitpun tidak salah, kalau dilihat dari duduk persoalan ini semua terjadi terletak pada diri Sun Han Siang, dialah bibit bencana yang mengakibatkan terjadinya semua peristiwa ini, orang kuno mengatakan: Wanita adalah racun dunia sekarang aku baru perCaya bahwa ucapan itu memang sedikitpun tidak keliru. "

"oei cianpwee engkau tak boleh menghina ibuku." seru Lam-kong Pak dengan nada penasaran, "dia toh sama sekali tidak salah dalam peristiwa ini."

Kembali oei ci- hu tertawa dingin- "Heeehh..heeehh..heeehh.. bocah muda, apa yang kau

ketahui? dimasa lampau ibumu juga bukan seorang perempuan sejati dari kalangan lurus, kalau tidak percaya boleh tanyakan sendiri kebenaran ucapanku ini dari ayahmu"
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar