Kelelawar Hijau Jilid 12

Kita mendengar perkataan dari Suma Ing barusan, Perempuan tersebut merasa girang sekali, jadi ingatan tadi hanya berkelebat sebentar saja dalam benaknya, sebab bagaimana juga dia bukan seorang manusia berhati jahat. akibat cinta butalah selama beberapa tahun belakangan ini wataknva berubah jadi buruk, kendatipun begitu sebagai seorang perempuan ia tak sudi menyaksikan terjadinya peristiwa brutal semacam itu.

"Bukankah engkau adalah Suma ing??" bentak cu Hong Hong dengan suara keras.

"Sedikitpun tidak salah aku adalah Suma Ing engkau mau apa ?"

"Kalau tingkah laku dan perbuatan seorang manusia tidak sesuai dengan moral seorang manusia. dia adalah seekor binatang yang tak berotak. Suma Ing terus terang kuberitahukan kepadamu, sekalipun aku mempunyai dendam sedalam lautan dengan Sun Han Siang dan aku sangat mengharapkan Kematiannya dalam keadaan mengerikan tetapi dengariah baik- baik selama aku cu Hong Hong masih bisa bernapas tidak nanti aku perkenankan engkau melakukan perbuatan brutal seperti binatang maCam itu "

Suma Ing segera tertawa setan. "Haahh...haaahh...haaahh cu Hong Hong, bukannya aku

orang she Suma sengaja bicara mengibul, terus terang saja

Kukatakan bahwa engkau masih bukan tandinganku." serunya, "hmmm kalau engkau sampai terjatuh ketanganku maka akan kupersembahkan tubuhmu buat guruku karena dia orang tua paling gemar bermain cinta dengan wanita setengah baya atau nenek tua "

Mendengar perkataan itu, cu Hong Hong segera teringat kembali pengalamannya ketika terjatuh ketangan ombak menggulung tempo hari dimana hampir saja tubuhnya dan dirinya hampir saja ternoda, hawa amarahnya seketika memuncak dalam benaknya, dengan suara keras ia membentak:

"Bajingan anjing busuk serahkan nyawamu" bersamaan dengan menggeletaknya suara bentakan tersebut dengan sepenuh tenega ia lancarkan sebuah pukulan dengan jurus ilmu sakti payung sengkala.

Suma Ing memindahkan tubuh Sun Hang Siang ketangan kiri, sedang tangan kanannya yang berupa Cakar berbulu yang amat besar dengan ancaman hawa pukulan yang maha dahsyat menyongsong datangnya ancaman itu

"Blaaam" ditengah benturan keras yang menggeletar diangkasa, tubuh cu Hong Hong tergentar mundur satu langkah lebar kebelakang hal ini membuat hatinya amat terperanjat.

Perempuan itu lebih rela dirinya menemui ajal ditangan Suma Ing daripada membiarkan pemuda itu melakukan penggagahan secara brutal terhadap sesama kaum wanita, ia berteriak keras dan sekali lagi menubruk kedepan-

Sekali lagi Suma Ing mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya melakukan sapuan tajam kedepan. jeritan ngeri yang menyayatkan hati segera bergema memecahkan kesunyian, tubuh cu Hong Hong terpental sejauh satu tombak lebih dari tempat semula dan roboh terkapar dikaki tembok kuil, badannya menggeletak dan tak berkutik lagi. suma Ing tertawa seram ejeknya: "hmmn itu namanya mencari penyakit buat diri sendiri sesudah kuselesaikan pekerjaanku akan kubawa pulang dirimu kerumah dan persembahkan kepada suhu "

Habis berkata ia naik ketangga batu dan masuk kedalam ruangan untuk melaksanakan perbuatan yang terkutuk itu.

Tiba-tiba.... gelak tertawa yang berat dan rendah berkumandang keluar dari balik kuil bobrok tersebut, diikuti berhembusnya segulung angin dingin yang membuat bulu kuduk. pada bangun berdiri.

DENGAN hati terperanjat Suma Ing menghentikan langkah kakinya, ia membentak dengan suara keras.

"Siapa yang bersembunyi didalam kuil? ayoh Cepat gelindingkan keluar dari tempat persembunyianmu"

Sesosok bayangan hitam berkelebat lewat dari balik kegelapan. sambil berdiri tegak dihadapan Suma Ing serunya:

"Suma Ing. aku perintahkan engkau untuk segera malepaskan Sun Han Siang dari pondonganmu, dengan memandang diatas wajah Sun Han Siang aku bersedia untuk mengampuni jiwamu"

Suma Ing tidak mengetahui sampai dimanakah kelihayan dari manusia aneh baju merah ini, dia mengira setelah dikolong langit dewasa ini tiga orang manusia tembaga dan Lam-kong Pak saja bukan tandingan dari kakek ombak menggulung, apalagi orang yang lain lebih tak usah dikatakan lagi. Ia segera menengadah keatas dan tertawa seram.

"Haaah...haaahh...haaah ..haaahh.... sungguh besar bacot anjingmu itu kalau tidak kau ungkap tentang Sun Han Siang mungkin keadaannya masih mendingan, sekarang setelah kau mohonkan pelepasan baginya itu berarti engkau punya hubungan pula dengan dirinya, baiklah akan siau-ya kirim pula dirimu untuk pulang kesorga"

cakar berbulunya menyambar kedepan, diiringi desingan angin pukulan ombak menggulung yang maha dahsyat segera menekan kedada orang aneh baju merah itu.

Terdapat datangnya ancaman tersebut, orang aneh baju merah itu sama sekali tidak berkutik, dengan telapaknya ia menggulung kearah angin serangan lawan kemudian menekan kedepan-.. "Blaaam" undakan batu itu seketika tergetar sampai retak beberapa bagian, sementara Suma Ing sendiripun terlempar jatuh dari tempat semula.

Kejadian ini sangat mengejutkan hati pemuda she-Suma itu, untuk beberapa saat ia berdiri tertegun dengan hati tidak puas, dia mengira dalam bentrokan barusan dirinya kurang pusatkan pikiran sehingga digunakan kesempatan baik itu oleh lawannya.

Sekali lagi dia membentak keras. dengan tenaga pukulan sebesar sepuluh bagian sebuah serangan maut kembali dilancarkan.

Seperti juga pada serangan yang pertama tadi, manusia aneh baju merah itu masih tetap tidak menghindar ataupun berkelit ia sambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keras.

"Blaaam" kembali terjadi gempuran dahsyat yang mengakibatkan sudut kuil gumpil sedikit. debu beterbangan diangkasa dan asap berguguran keatas tanah. sekali lagi Suma Ing terpukul mundur dua langkah lebar kebelakang, membuat ia tertegun dan berdiri menjublak.

"Engkau masih belum puas?" tegur manusia aneh baju merah itu dengan suara dingin. Suma Ing tabu bahwa dia masih bukan tandingan lawannya, tetapi diapun merasa tidak rela untuk melepaskan Sun Han Siang dan pergi dengan tangan kosong, biji matanya berputar mencari akaL. tiba2 dia ambil keluar sebuah botol kecil kemudian tanpa mengeluarkan sedikit suarapun mengguyurkan botol tadi keatas badan orang aneh baju merah tadi.

Rupanya maausia aneh itu sudah mengetahul akan siasat bUsUk lawannya, dengan cepat dia berkelebat menyingkir lima langkah kesamping, bersamaan itu pula telapaknya didorong kedepan melancarkan sebuah pukulan dahsyat.

Menghadapi keadaan yang begitu mendesak. terpaksa Suma Ing mengendorkan tangannya dan melepaskan Sun Han Siang dari bopongannya.

"Pyraaang ..." Air keras Sam-kui-ceng-swie menghantam diatas dinding kuil dan mengepulkan segulung asap kuning.

"Sebenarnya siapa kah engkau?" bentak Suma Ing dengan suara keras. Manusia aneh baju merah itu tertawa dingin.

"HHeehh- heehh -heehh . . . dengan memandang kedudukanmu yang rendah, engkau masih belum berhak untuK mengetahui siapa kah diriku"

Suma Ing tidak mau tunjukkan kelemahannya. sekali lagi dia melancarkan sebuah pukulan dengan sepenuh tenaga.

Kali ini manusia aneh baju merah benar2 sudah dipengaruhi oleh hawa amarah, sepasang telapaknya segera kembali mengirim satu pukulan dengan sejajar dada.

"Duuuk" jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memecahkan kesunyian. tubuh Suma Ing terpental sejauh satu tombak lebih dari tempat semula, hampir saja ia roboh terjengkang keatas tanah. Se-konyong2 gelak tertawa aneh berkumandang datang dari kejauhan. Kakek ombak Menggulung muncul ditengah halaman kuil dan berseru lantang:

"Dalam kolong langit dewasa ini hanya engkau seorang yang pantas untuk beradu kekuatan dengan diriku. Mari . ,

.mari . . .sambutlah dahulu beberapa buah pukulan"

Dalam benturan yang terjadi belum lama berselang, Suma Ing sama sekali tidak menderita luka. ia segera maju kedepan dan memberi hormat kepada Kakek ombak Menggulung. ujarnya:

"Suhu orang ini mempunyai tenaga dalam yang luar biasa hebatnya, dia merupakan bibit bencana paling besar buat kejayaan perkumpulan kita, orang semacam ini sudah sepantasnya kalau segera dilenyapkan dari muka bumi"

Kakek ombak Menggulung tertawa seram- "heehhh...heeehh,..heeehh ..bukannya aku sengaja

omong besar dan mengibul." katanya,

"dikolong langit dewasa ini belum ada orang yang mampu menandingi kepandaian silatku. Kendatipun orang baju merah ini hebat sekali, tetapi bila dibandingkan dengan diriku maka keadaannya ibarat kunang2 dengan cahaya rembulan"

"oooh.. .sudah tentu saja suhu lebih hebat" seru Suma Ing sambil tertawa licik. "Tidak lama kemudian, bukankah suhu akan diangkatjadi Bu-lim Bengcu yang menguasai seluruh persilatan dikolong langit? siap lagi yang mampu menghadapi engkau orang tua?"

Tanya jawab dua orang guru dan murid yang mengibul setinggi langit ini dengan cepat menjengkelkan hati orang berbaju merah itu, dengan hati mendongkol ia tertawa dingin tiada hentinya. Per-lahan2 Kakek ombak Menggulung mencabut keluar senjata mustika payung sengkalanya dari dalam sakunya, cahaya merah yang menyilaukan mata segera menyebar keempat penjuru, tegurnya:

"Sebenarnya siapakah engkau??"

"Seumur hidup engkau tak mungkin dapat menduga"

Kakek ombak menggulung jadi gusar ia membentak keras dan payung mustikanya segara dikembangkan lebar2...."Blaaaam" cahaya merah darah yang amat menyilaukan mata segera mengurung sekujur badan orang aneh baju merah itu.

Sedangkan Suma Ing sendiripun telah melupakan perkataan sendiri yang begitu tekebur dengan sepenuh tenaga dia segera lancarkan pukulan maut untuk mengerubuti orang baju merah itu.

Bisa dibayangkan berapa dahsyatnya tenaga gabungan yang datang oleh dua orang jago lihay itu, walaupun manusia aneh baju merah sangat lihay tetapi ia tak berani menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keras cepat2 badanya menyingkir tiga langkah kesamping.

"Blaaaam" dentuman keras bergelegar di-angkasa, dinding tembok kuil itu kena hajar sampai hancur dan roboh berserakan di ataS tanah.

Manusia baju merah itu amat terparanjat namun kakek ombak mengulung tidak sudi memberi kesempatan kepada lawannya untuk ambil napas, sekali lagi ia menerjang kedepan, denganpayung sengkala dia lancarkan sebuah serangan.

pada saat yang hampir bersamaan Suma Ing melancarkan pula serangan dengan menggunakan ilmu sakti payung sengkala, arah yang diserang adalah bagian batok kepala musuhnya membuat orang baju merah itu tak mungkin bisa menghindarkan diri lagi.

Menghadapi keadaan yang amat kritis dan berbahaya itu. tiada jalan lain bagi orang baju merah itu untuk manerima datangnya ancaman . tubuhnya segera merendah kemudian dengan sepenuh tenaga menyambut datangnya ancaman dari payung sengkala, dua telapak itu diadu dengan keras lawan keras.

"Blaaaaam .." dentuman keras kembali menggeletar diangkasa diikuti dengusan berat memecahkan kesepian, tubuh Suma Ing tergetar hingga mencelat sejauh satu tombak lebih dari tempat semula dan roboh di sisi Lam- kong Pak. sedang orang aneh baju merah itu sendiri tergetar hingga mundur sejauh lima langkah dari kedudukan semula.

Walaupun didalam bentrokan ini Kakek ombak Menggulung berhasil menempati posisi atas angin. namun tak urung hatinya merasa terperanjat juga . dalam hati ia mengatahui, jika payung mustika itu tidak berada ditangannya dan andaikata Suma Ing tidak membantu dirinya. dia masih bukan tandingan dari orang aneh baju merah itu.

Kakek ombak Menggulung tertawa seram dengan wajah menyeringai selangkah demi selangkah ia maju mendekat kedepan, sedangkan orang baju merah itu perlahan2 mundur terus kebelakang.

Suma Ing yang kena dibanting diatas tanah merasakan kepalanya pusing tujuh kaliling dan matanya ber-kunang2. namun isi perutnya sama sekali tidak terluka, ketika ia membuka mata dan melihat Lam-kong Pak berbaring tepat dihadapannya, timbullah napsu membunuh dalam benak pemuda itu.

Ada dua alasan mengapa dia begitu membenci terhadap Lam-kong Pak, pertama karena beberapa orang gadis cantik itu terjatuh semua ketangannya, dan kedua Lam-kong Pak telah merusak wajahnya sehingga hancur dan jeleknya luar biasa.

Tetapi yang aneh. walaupun Lam-kong Pak masih tetap menggeletak tak berkutik namun paras mukanya merah bercahaya. sedikitpun tidak menunjukkan tanda bahwa dia sudah mati.

Memandang paras muka lawannya yang begitu gagah dan tampan, Suma Ing merasa semakin mendendam, niat jahat muncul dalam benaknya, ia berpikir:

"Engkau telah membuat aku jadi sengsara dan hidup menderita, sekarang akupun hendak merusak wajahmu hingga hancur, jelek dan menyeramkan seperti setan, nyawamu untuk sementara waktu tak akan kubereskan dahulu, aku akan suruh engkau rasakan bagaimana beratnya hidup dengan wajah yang porak poranda"

Karena punya pikiran begitu, maka diapun berbaring tak berkutik diatas tanah, ditunggunya Lam-kong Pak sampai mendusin dari pingsannya, apabila pemuda itu tunjukkan gejala telah sadar maka dia akan segera turun tangan.

Dipihak lain, orang aneh baju merah itu sudah bertempur kembali dengan Kakek ombak Menggulung, tiga lima puluh gebrakan kemudian orang aneh baju merah itu kembali sudah dipaksa berada dibawah angin- Karena bagaimanapun juga payung sengkala adalah sebuah senjata mustika yang sangat ampuh. Setelah bayi hawa murninya tergetar sehingga mencelat kembali kedalam tubuhnya, Lam-kong Pak jatuh tak sadarkan diri namun jiwanya tidak melayang, karena itulah ia sama sekali tidak mengetahui kalau Suma ing sudah bersiap sedia mengagahi ibunya.

Disamping itu, dia merasakan hawa murni dalam tubuhnya bergolak kencang dan se-akan2 hendak buyar, karena itulah ia tak berani bicara maupun bergerak diam2 hawa murninya mulai diatur kembali.

Menanti Suma Ing sudab roboh terkapar disamping tubuhnya, ia baru per-lahan2 membuka matanya, pada saat itu hawa murninya sudah banyak yang telah pulih kembali. ia yakni dengan kemampuannya masih mampu untuk mengatasi Suma Ing.

Tetapi la tak tahu apa maksud dan tujuan Suma Ing ada dihadapannya. ia ingin mengetahuinya lebih dahulu kemudian baru mengambil keputusan apakah membinasakan dirinya atau tidak.

Suma Ing sendiri dengan tenang dan sabar menanti terus sebab dipihak lain Kakek ombak Menggulung telah berhasil menduduki posisi diatas angin-

Kurang lebih seperminum teh lamanya sudah lewat. tetapi Lam-kong Pak masih tetap berbaing diatas tanah tanpa berkutik, bahkan senyuman tersungging diujung bibirnya, Dalam hati Suma Ing mendengus dingin,  pikirnya:

"hmm sekarang gembiralah sampai puas....sebentar lagi akan kubuat dirimu manusia tidak mirip manusia, setan tidak mirip setan. " Tiba2 cu Li- yap bangkit berdiri. dengan pakaiannya yang longgarseperti nenek2 serta darah yang ternoda tubuhnya, gadis itu tampak lucu dan menggelikan-

Dia menengoK kekiri kekanan, ketika menjumpai cu Hong Hong menggeletak pula disampingnya ia segera memburu kedepan. "lbu . .. ibu . . ." teriaknya, "Cepatlah mendusin . . .?"

Suma Ing masih tetap tidak bergerak dari tempat semula, sebab ia perCaya dengan keadaan cu Li-yap yang rapuh pada saat ini, dalam sekali gebrakan saja dia sudah mampu untuk merobohKannya-

Tiba2 dengan badan sempoyongan Pe-li Hiang juga bangkit berdiri, Ketika sinar matanya yang jeli menemukan Lam-kong Pak, terkapar disamping tubuhnya. Ia berseru tertahan.

Rupanya gadis itu menemukan pula sesosok aneh dengan tangan yang berbulu menggeletak pula disamping Lam-kong pak, ia segera maju kedepan dan siap memayang bangun pemuda tadi.

Pada saat itulah Suma Ing menyeringai dan tertawa seram sambil mencengkeram kakinya, ia menghardik:

"hmm. kali ini engkau akan lari kemana?"

Ketika kakinya kena ditangkap Pek li Hiang merasakan hatinya tergetar keras, ia segera berteriak:

"Aku tahu engkau adalah Suma Ing, bangsat terkutuk apa yang hendak kau lakukan?"

"Apa yang hendak kulakukan?? akan kugagahi dirimu leoih dahulu kemudian baru di bunuh"

cu Li yap yang menyaksikan kejadian itu segera menerjang datang untuk melancarkan serangan tetapi Sebelum Serangannya Sempat dilancarkan  lengan kanannya sudah keburu kena ditangkap oleh tangan berbulu dan Suma Ing. Pemuda itu segera tertawa seram serunya,

"heehhh,..heeehhh..,heehhh rupanya kalian sudah memakai pakaian kedodoran dari nenek tua. Hmm kalau tidak begitu, sedari tadi Siau-ya pasti sudah lalap kalian seCara bergantian"

Terkesiap hati gadis-gadis tersebut mendengar perkataan itu, mimpipun mereka tak pernah menyangka kalau dua stel pakaian nenek yang dibeli Lam-kong pak dalam mendongkolnya justru telah selamatkan mereka dari bencana perkosaan, mungkin inilah yang dinamakan takdir.

Suma Ing turun tangan dengan keCepatan sebagai sambaran kilat, setelah berhasil menotok roboh dua orang gadis itu, serunya kembali tertawa seram

"heeehh.. heeehh ..heehh ... akan kuperiksa dahulu orang-orang yang ini apakah sudah mati atau belum, kemudian baru akan kuperankan sandiwara hidup untuk kalian lihat"

Dua orang gadis muda itu menyangka bahwa Suma Ing akan menggagahi tubuh mereka, karena takutnya wajah mereka berdua. berubah hebat.

Namun pemuda She Suma itu tidak berbuat demikian- sambil membopong tubuh Sun Han Siang serunya:

"Sudah kalian lihat? aku akan mengetahui dahulu mayatnya..., agar dia mati dengan mata tidak meram"

Dua orang itu jadi amat terperanjat hingga matanya terbelalak dan mulutnya melongo, mimpipun mereka tak menyangka kalau perkataan itu diucapkan oleh seorang manusia, karena bagaimanapun juga Sun Han Siang adalah ibunya sekalipun bukan ibu kandungnya, tapi semenjak kecil sudah dirawat olehnya.

Lam-kong Pak yang pura2 pingsan tak dapat menahan hawa amarahnya lagi, sambil menggertakkan giginya, tubuhnya meluncur kedepan sambil melepaskan serangan-

Suma Ing hanya merasakan pandangannya kabur dan tahu2 jalan darah coan-sim-hiat dibawah ketiaknya sudah kena dicengkeram oleh lawannya membuat ia kesakitan hingga sekujur badanya gemeter keras.

Setelah jalan darahnya tertotok tadi Cu Li-yap berdua mengira kali ini jiwa mereka tak dapat diselamatkan lagi, kini menyaksikan kemunculan Lam-kong Pak bagaikan malaikat yang turun dari kahyangan kedua orang segera menghembuskan napas lega.

Dalam pada itu seorang manusia tembaga yang menggeletak diatas tanah itu loncat bangun kemudian sambil menggepit dua orang manusia tembaga lainnya segera melayang tinggalkan tempat itu

Lam-kong Pak sendiri telah pusatkan semua perhatiannya pada Suma Ing, karena gusar berCampur mendongkol sepasang matanya telah berubah jadi merah membara. dengan penuh kebencian teriaknya:

"Anjing yang tak tahu diri, akan kuhancur lumatkan tubuhmu untuk melampiaskan rasa benci dan marahku terhadap dirimu."

Waktu itu Cu Hong Hong telah bangkit pula dari atas tanah. melihat Suma Ing sudah ditangkap oleh Lam-kong Pak, ia jadi kegirangan, teriaknya:

"Bocah engkau harus selesaikan binatang itu sehingga tak bisa berbuat jahat lagi di kolong langit, ketahuilah barusan dia akan , . .." "Boanpwee sudah tahu, harap cianpwee suka membebaskan jalan darah dua orang gadis itu, kemudian sadarkan pula orang-orang yang lain"

Mula pertama Cu Hong Hong membebaskan jalan darah dari Cu Li yap lebih dahulu, sesudah saling berpelukan mereka baru membebaskan jalan darah dari Pek li Hiang.

Setelah mendapatkan siksaan dan penghinaan, kedua orang gadis itu menaruh penasaran yang amat membenci terhadap Suma Ing. terdengar Cu Li- yap berseru:

"Enci Hiang, mari kita siksa dirinya agar ia tahu bagaimanakah enaknya hidup menderita dikolong langit"

"Tentu saja harus disiksa."jawab Pek-li Hiang, "apakah engkau mempunyai cara yang baik?"

"Coba lihatlah kelihayanku ini"

Gadis she-cu itu segera masuk kedalam kuil, mencari segenggam hio dan dipasang, kemudian hio yang menyala dan sedang terbakar itu ditusukan keatas dada Suma Ing...

^Ciiiiss...^ asapputih segera mengempul disertai bau daging yang hangus.

Namun Suma Ing tidak mendengus. ia tetap menggertak gigi menahan siksaan tersebut.

"Adik Yap" sela Pek li Hiang dengan cepat, "caramu itu memang bagus sekali, sekarang coba lihatlah kelihayanku"

Ia terima hio itu kemadian ditusukkan kebawah perut diantara selangkangan pemuda itu.

"Ciiis..." kembali tercium bau hangus daging yang terbakar, kali ini Suma ing tak dapat menahan diri lagi, ia menjerit kesakitan.

Haruslah diketahui alat kelamin adalah bagian tubuh yang paling lemah,jangan dibilang dibakar dengan api, dibetot keras2-pun sudah sakitnya luar biasa, dapat dibayangkan betapa sakitnya kalau benda itu ditusuk dengan hio yang menyala. Cu Li- yap tertawa cekikikan. serunya:

"Enci Hiang, engkau memang hebat sekali, bagian itu memang harus dibakar sampai hangus sering kali dia menggagahi dan menodai kaum wanita. memang sepantasnya kalau kita bakar anunya ..."

Sementara itu ketika Lam-kong Pak melihat orang aneh baju merah itu sudah terdesak dibawah angin, ia segera menotok jalan darah Suma Ing dan menerjang maju ke depan-sebuab pukulan dahsyat dilepaskan-

Kakek ombak Menggulung sendiri yang sudah berempur setengah harian lamanya melawan orang baju merah itu. meskipun dengan andalkan payung sengkala ia berhasil merebut posisi diatas angin. tetapi itupun dilakukan dengan susah payah.

Seketika Lam-kong pak menyerang dengan tenaga sebesar delapan bagian, dalam suatu bentrokan yang sangat keras, tubuh Kakek ombak menggulung seketika terpental sejauh dua langkah lebar kebelakang,

Dalam pada itu Sun Han Siang, Loo Liang-jan- Siang Hong Ti, Pek-li Gong dan sepasang manusia jelek dari Ha y-thian telah mendusin semua dari pingsannya.

Melihat gelagat tidak menguntungkan Kakek ombak menggulung jadi terperanjat, kendatipun ia punya payung sengkala namun tak mungkin baginya untuk sekaligus menghadapi belasan orang jago lihay secara berbareng. apa lagi cukup orang baju merah dan Lam-kong Pak pun sudah bikin pusing kepalanya.

= =000000000= = 

IA BERSUIT nyaring. payung sengkalanya direntangKan lebar2. .Bluuumm tiba2 bayangannya meluncur lima enam puluh tombak ke angkasa, melayang ikuti hembusan angin dan sekejap kemudian sudah lenyapkan diri. . . .

pandangan mata kawanan jago persilatan yang hadir ditengah kalangan jadi terperanjat, setelah melihat kemampuan payung sakti itu mereka semakin menyadari bahwa siapa pun yang berhasil mendapatkan payung sengkala berarti itu juga orang yang tanpa tandingan dikolong langit.

"Siapa engkau?" terdengar Lam-kong Pak menegur manusia baju merah itu dengan suara lantang.

Manusia aneh baju merah itu tidak mengucapkan sepatah katapun dengan mulut membungkam ia loncat keudara dan berlalu dari situ.

Andaikata Lam-kong Pak sadar lebih pagian dan bisa mendengar suara gumamam dari orang baju merah itu, mungkin ia bisa menduga siapakah orang baju merah itu, namun ada satu yang paSti yakni orang itu bukan lain adalah penyaruan dari ketua perkumpulan Liok- mao-pang

.

Dipihak lain Cu Li- yap dan Pek li Hiang tiada hentinya membakar tubuh Suma Ing. jetitan-jeritan ngeri yang menyayatkan hati bergema tiada hentinya memecahkan kesunyian, namun tak seorang manusiapun yang buka  suara untuk menghalangi perbuatan mereka.

Asap hijau mengepul dari seluruh tubuh Suma Ing, bau daging hangus amat menusuk penciuman. kawanan japo dari kalangan putih yang menyaksikan penyiksaan itu hanya geleng kepala sambil menghela napas, karena pemuda itu terlalu jahat bahkan melebihi tingkah laku binatang, maka walaupun mereka tidak tega, tak seorangpUn yang mencegah.

"Pleetaak... pieetaak..," bUnyi gemerutuk menggema tiada hentinya, seperti babi hendak disembelih Suma Ing menjerit-jerit karena kesakitan. suaranya amat memilukan hati. Tiba-tiba Sun Han Siang. membentak dengan suara dalam: "Tahan"

Cu Hong Hong segera tertawa dingin. ejeknya,

"Kenapa? perasaan halus wanita mu sudah tergetar dan ingin melepaskan dirinya lagi?"

Sun Han Siang menghela napas panjang. "Aaai... Aku tidak menghalangi kalian, jika kamu semua hendak membereskan jiwanya. sebab bagaimana pun juga ia memang jahat, tapi aku minta berilah penyelesaian secara cepat. janganlah disiksa lagi. "

"heeehhh...heeehh...heeehhh... Perempuan rendah, sudah sembuh dari koreng lantas melupakan sakitnya" seru Cu Hong Hong, sambil tertawa seram, "bajingan cilik ini sudah tak tertolong lagi, moralnya sudah terlalu bejad...

melepaskan dia sama artinya mencari kesulitan buat diri sendiri....Tahukah engkau apa yang hendak dilakukan olehnya atas dirimu?"

Sun Han siang menggeleng.

"Aku tahu ia tak dapat memaafkan diriku adalah karena anak Pak. "

"Ciss... enak benar kalau bicara." terlak Cu Hong Hong sambil bertolak pinggang, "terus terang kuberitahukan padamu, tadi ia mengira engkau sudah mati, ia telah bersiap-siap untuk menggagahi mayatmu. mengerti?" Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar air muka Sun Han Siang berubah hebat, benar demi Lam-kong Liu berulang kali telah mengampuni jiwa Suma Ing tapi dalam kenyataan orang itu bukan saja tidak menyadari akan belas kasihannya bahkan membuat lebih gila.

Mendengar ucapan itu saking mendongkol dan gusarnya pandangan mata perempuan itu jadi gelap tubuhnya sempoyongan dan hampir saja roboh terjungkal diatas tanah.

"Bunuh saja" teriak Catatan mati hidup dengan suara dingin,

"Benar bunuh saja" sambuag Wang we berhati hitam dengan muka serius.

"Bunuh.-." semua orang menyatakan pendapatnya.

Suasana jadi ramai dengan para jago sama2 menunjukan wajah penuh napsu membunuh terhadap pemuda she suma itu.

Lam-kong Pak berjalan mendekati Sun Han Siang sambil memayang tubuhnya sambil berkata:

"lbu, jangan gusar hingga merusak kesehatanmu, perduli bagaimanapun juga engkau sudah cukup memperlihatkan kebijaksanaanmu sebagai seorang perempuan, lain kali jika bertemu dengan ayah, engkau mempunyai alasan yang cukup kuat untuk bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini..."

Sun Han siang membungkam dalam seribu bahasa, karena bagaimanapun juga ia tak tega menyaksikan putranya yang dipelihara hingga dewasa ita menemui ajalnya dihadapan mata sendiri. Tetapi ketika teringat akan perkataan dari Cu Hong Hong tadi, rasa malu dan gusar bercampur aduk. tanpa terasa napsu membunuhpun berkobar dalam benaknya.

Sesudah sangsi beberapa saat, akhirnya dia mengambil keputusan untuk membiarkan orang lain yang membunuh pemuda itu, namun dia sendiri tak akan mengikuti sendiri peristiwa tersebut,

Dengan suara berat dia lantas berkata:

"Kalau kalian ingin membinasakan dirinya. lakukanlah dengan cepat sebab dia memang patut dijatuhi hukuman mati. tetapi aku tetap merasa menyiksa badannya bukan suatu tindakan yang terpuji..."

Cu Hong Hong yang mendengar perkataan itu tertawa seram, serunya dengan lantangnya.

"Sun Han Siang sewaktu mengUcapkan kata-kata tersebut apakah tidak melihat wajahmU jadi panas dan memerah? coba pikirkanlah dengan baik-baik ketika engkau jadi pemilik pegadaian Bu-lim tempo duu sudah barapa ratus orang yang menemui ajalnya ditanganmu.. cctt cctt. tak kusangka hari ini engkau malah menunjukan hati yang saleh dan welas, terus terang kuberitahu padamu sekalipun engkau tidak akan membinasakan dirinya aku tetap akan membunuh dirinya siapa berani menghalangi niatku ini maka atu akan mengadu jiwa dengan dirinya"

Perkataannya itu diucapkan dengan tegas dan bertenaga sedikitpun tidak manutup,nutupi, membuat orang segera dapat menangkap maksud hatinya,

Dalam kenyataan diantara para jago yang hadir dalam gelanggang ketika itu kecuali Sun Hiang Siang seorang boleh dibilang semua orang mengharapkan kematian dari Suma Ing termasuk juga Lam-kong Pak sendiri. Cu Hong Hong berjalan mendekati kesisi tubuh Suma Ing, lalu bertanya:

"hey budak kalian setengah harian sudah Kalian membakar tubuhnya, apakah masih ada bagian lain dari badannya yang belum sempat dibakar?"

sekujur badan Sun Han Siang gemetar keras, meskipun perkataan dari Cu Hong Hong itu amat sederhana dan biasa, tetapi kedengarannya ganas dan telengas sekali.

Setelah hidup menjanda selama sebelas tahun lamanya, sejak dahulu perempuan naga pengasingan sudah ingin melampiaskan rasa mendongkolnya, dahulu ia selalu berharap untuk melampiaskan diatas tubuh Sun Han Siang, dan kini setelah ada Suma Ing maka semua rasa dongkolnya disalurkan kearas tubuh pemuda itu, siapa berani menghalangi niatnya berarti dialah musuh umum.

cu Li Yap berdua segera menjawab: "hampir seluruh badannya telah terbakar hangus"

Bau hangus daging dan kulit manusia tersebar kesetiap sudut kuil tersebut, Sikujur badan Suma Ing gemetar keras, dari tenggorokannya memperdengarkan rintihan yang aneh.

"Sun Han Siang, coba lihatlah . , .."

"Kraaak . . ." lengan berbulu yang amat besar itu segera patah jadi dua bagian, terusnya: "Lengan ini adalah lengan seekor binatang. tidak termasuk miliknya, aku harus mematahkan pula anggaota badan miliknya sendiri . , ."

Sambil berkata kembali ia cengkeram lengan kanan Suma Ing. jelas perempuan itu bermaksud untuk mematahkannya.

Andaikata lengan Suma Ing kena dipatahkan juga , itu berarti kehidupan selanjutnya sudah habis, kendatipun mendapat petunjuk suhu yang kenamaan pun tak ada gunanya.

"Tunggu sebentar" seru Sun Han Siang dengan air mata bercucuran. "Cu Hong Hong, selama hidup belum pernah aku mohon kepada orang, kali ini aku akan memohonkan pengampunan bagi binatang ini, aku harap engkau bersedia untuk melepaskan dirinya, lain kali kalau dia sampai terjatuh kembali ketanganmu, saat itulah terserah hukuman apa yang hendak kau limpahkan terhadap dirinya"

Cu Hong Hong tertawa seram,

"Gampang benar perkataanmu itu, sejak binatang ini menjadi anak murid kakek ombak menggulung, ilmu silatnya telah memperoleh kemajuan yang amat pesat, sampai-sampai akupun bukan tandingannya, kalau sampai kulepaskan kembali dirinya maka dikemudian hari akan susah untuk menguasai kembali. disamping itu keselamatan diri beberapa orang gadis itupun sangat menguatirkan sekali salah bertindak maka,..."

"Sesudah menderita kekalahan yang hebat pada saat ini, ia tentu bisa bertobat dan merubah wataknya, aku mohon kepada saudara sekalian sudilah kiranya untuk  mengampuni jiwanya untuk kali ini saja"

Cu Hong Hong segera berpaling kearah para jago lainnya dan berseru dengan suara lantang,

"Saudara-saudara sekalian, siapa kah yang setuju mengampuni jiwanya ??"

Pertanyaan itu diulangi sampai tiga kali namun tak seorangpun yang buka suara, jelas kesalahan dan kejahatan yang dilakukan Suma Ing sudah kelewat batas sehingga amat menyakitkan hati orang lain, oleh sebab itu siapapun tidak bersedia untuk menyelamatkan jiwanya. Sun Han Siang mundur kebelakang dengan sempoyongan, sambil menangis tersedu-sedu katanya:

"Aku sendiri pun ingin sekali membinasakan dirinya, tetapi nasib ayahnya hingga sekarang masih belum diketahui... aku, aku rasa sepantasnya kalau kejahatan yang dia lakukan-.. . dihukum sendiri oleh ayahnya."

Lam-kong pak adalah seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, rasa bencinya terhadap Suma Ing jauh lebih mendalam kalau dibandingkan dengan siapapun juga , tetapi ia dapat memahami keadaan dari ibunya, dan persoalan tersebut hanya dia seorang yang dapat mengatasinya .

Namun untUk menyelesaikan Persoalan itu dia bakal menyalahi Cu Hong Hong atau paling sedikit akan menyakitkan hatinya, sedang para jago lainnya pun tentu akan merasa tidak senang hati.

Tetapi setelah melihat kesedihan yang menyelimuti wajah ibunya, pemuda itu segera mengambil keputusan. laksana kilat ia menolak jalan darah Ji-pit-hiat ditubuh Cu Hong Hong membuat perempuan itu tergetar mundur tiga langkah kebelakang.

Lam-kong Pak segera melancarkan satu tendangan kilat kedepan menghajar tubuh Suma Ing sehingga mencelat keluar dari dinding halaman, serunya.

"Bajingan terkutuk kalau engkau masih juga tidak bertobat, maka engkau malu hidup sebagai manusia ..."

"Blaaam . . ." benturan keras bergema diluar tembok pekarangan- dengan hati gusar bercampur tertegun Cu Hong Hong segera menyusul kedepan, tapi bayangan tubuh Suma Ing sudah lenyap tak berbekas. Rupanya dalam tendangannya tadi, Lam-kong Pak dengan tepat telah menghajar jalan darahnya hingga totokannya bebas, dalam keadaan demikian sudah tentu Suma Ing melarikan diri sambil menahan sakit.

Ketika Cu Hong Hong melayang kembali kedalam gelanggang, semua oraog segera mengetahui apa yang bakal terjadi, tampaklah perempuan naga pengasingan bagaikan setan yang meringis seram langsung menerjang ke arah Lam-kong Pak.

Pemuda itu pejamkan matanya sekali tidak berkutik. Cu Hong Hong langsung mencengkeram bahunya sambil berseru: "Keparat cilik, engkau berani memusuhi diriku??"

"Boanpwee berbuat demikian hanya karena ingin memenuhi harapan ibuku dan semua perbuatanku ini akan kutanggung sendiri apa bila cianpwee masih tidak puas silahkan bunuh saja diri boanpwee."

Cu Hong Hong jadi semakin gusar sehingga mencak2 teriaknya dengan wajah menyeringai seram:

"Bocah keparat engkau anggap aku tidak berani membinasakan dirimu. ??"

"Berani atau tidak adalah urusan dari cianpwee sendiri, boanpwee melepaskan Suma Ing sama artinya melepaskan musuh besarnya dari kalangan lurus, perbuatanku itu memang berdosa dansalah besar, karena itu aku slap menantikan hukuman mati bagi diriku"

"Keparat, apakah angkau akan tinggalkan pesan terakhir??" teriak Cu Hong Hong dengan napsu membunuh menyelimuti seluruh wajahnya. cu Li yap menjerit keras sambil menubruk ibunya, dia berteriak:

"lbu engkau tak boleh membinasakan dirinya, kalau dia sampai mati bagaimani dengan diriku??" Pada saat ini Cu Hong Hong benar2 sudah diliputi hawa gusar yang meluap-luap. dia kebaskan ujung bajunya menggetar mundur putrinya sehingga terdorong tiga langkah kebelakang dengan sempoyongan, kemudian sahutnya dengan tajam:

"Setelah dia mati maka engkau akan kehilangan kekasihmu, engkau akan tetap menjanda sepanjang hidup seperti diriku, kalau engkau tak bersedia menjadi perawan tua. cari saja pasangan yang lain"

Pek-li Hiang sadar bahwa perempuan itu sudah diliputi oleh hawa napsu membunuh, ia pun berteriak keras:

"Bibi, sekalipun engkau tidak memikirkan bagi putrimu, semestinya memikirkan bagi keponakan, sekalipun jalan pikiran orang persilatan jauh lebih terbuka namun kitapun tak mau membuat secara sembarangan-jikalau engkau membinasakan dirinya maka keponakan pun akan mati pula dihadapanmu"

Pada dasarnya cu Hong Hong adalah seorang perempuan yang berwatak berangasan dan gampang gusar, apalagi sekarang sering diliputi kemarahan, mendengar ucapan Pek-li Hiang yang jelas merupakan ancaman itu, ia jadi tak tahan- dengan lebih gusar teriaknya:

"Ayoh matilah akan kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri akan kematianmu itu, kemudian akan kusuruh Pek- li Gong untuk mendirikan batu nisan bagimu"

Pek-li Hiang tertegun sedang semua jagopun mulai menyadari bahwa persoalan telah berubah jadi serius. apa yang diucapkan cu Hong Hong bisa benar2 dilakukan, andaikata ia benar2 membinasakan Lam-kong Pak maka pihak perkumpulan ombak menggulung tanpa turun tangan sendiripun, para jago kalangan lurus akan saling bertempur sendiri. 

Selain itu, diantara jago2 kalangan putih yang ada saat ini ilmu silat Lam-kong Pak yang paling lihay. dalam upacara pembukaan perkumpulan ombak menggulung  nanti semua orang masih mengandalkan  kekuatannya untuk mengatasi pelbagai kesulitan, maka kehilangan sianak muda itu berarti suatu kehilangan yang besar sekali.

Dengan langkah lebar Pek-li Gong segera maju kedepan, wajahnya saat ini serius sekali, ujarnya dengan nada sungguh2."cu Hong Hong, janganlah karena pengaruh emosi maka engkau akan melakukan perbuatan yang akan kausesali dikemudian hari, pepatah kuno bukankah pernah mengatakan siapa yang bisa diampuni, ampunilah jiwanya walaupun dosa dan kejahatan yang dilakulan Suma Ing sudah terlalu besar dan tak bisa diampuni lagi tetapi andaikata ia bisa bertobat dan merobah sikapnya itu bukankah hal ini lebih baik dari pada membinasakan diri? coba bayangkan seandainya kau bunuh Lam-kong Pak. "

"Kalau kubunuh dirinya lantas kenapa?" tukas cu Hong Hong dengan nada amat gusar, "paling2 semua orang akan mengadu jiwa dengan diriku"

"Dua lembar jiwa kalian masih belum memadahi untuk ditukar oleh selembar jiwanya aku harap kau suka berpikir tiga kali lebih dahulu sebelum bertindak"

"Bajingan tua Cukup dengan andalan perkataanmu itu aku semakin berhasrat uatuk membinasakan dirinya kau mau apa?^"

Diam2 Siang Hong Tie merasa gelisih juga , dengan langkah lebar ia maju kedepan serunya:

"Enso Sian Yen bagaimana kalau engkau dengarkan dahulu sepatah dua patah kataku?" Siang Hong Tie amat serius dan menaruh hormat terhadap dirinya, cu Hong Hong tidak tega untuk menghadapinya dengan kasar, maka ia lantas berseru: "Kalau ada perkataan, katakan saja dengan Cepat"

"Lam-kong Pak adalah seorang anak yang berbakti, perbuatannya barusan tidak lebih hanya ingin mnghibur hati ibunya belaka, tindakannya itu bakan berarti dia tidak membenci terhadap Suma ing, terhadap dirimu sendiripun dia menaruh rasa hormat dan berbakti, Cuma sayang kau berada dalam keadaan gusar dan tak dapat meresapi maksud baiknya itu. .."

Tertegun hati cu Hong Hong mendengar perkataan itu. "Antara aku dengan dirinya toh tidak pernah tersangkut

hubungan apapun juga . kenapa dia musti menaruh rasa berbakti terhadap diriku??"

"Engkau adalah bakal mertuanya, dan semua orang yang hadir didalam kalangan mengetahui akan hal ini, masa engkau tidak bersedia untuk mengakuinya??" cu Hong Hong tertawa dingin tiada hentinya.

"Persoalan telah berubah jadi begini rupa, apa itu mertua atau tidak...tadi engkau mengatakan bahwa dia menaruh rasa bakti hormat dan kagum terhadap diriku. kapankah dia

..?"

Siang Hong Tie tersenyum, jawabnya:

"Tenaga dalam yang dimiliki Lam-kong Pak baru2 ini telah memperoleh kemajuan yang sangat pesat, bicara yang lebih tak aneh didengar lagi setiap orang yang hadir dalam gelanggang pada saat ini sudah bukan tandingannya lagi, tentu saja termasuk pula diri enso Sian yan, disamping itu malindungi keselamatan sendiri adalah suatu kemampuan yang dimiliki setiap manusia, perduli dalam keadaan apapun semua orang pasti akan berusaha untuk selamatkan diri sendiri lebih dahulu, tetapi Lam-kong Pak sendiri setelah mendepak pergi Suma ing, ternyata ia pejamkan mata menunggu hukuman darimu. bukankah itu berarti bahwa sikapnya amat menghormati dirimu? rasa hormat tersebut merupakan suatu ledakan perasaan yang muncul akibat rasa baktinya kepadamu, karena engkau adalah bakal ibu mertuanya, dia tidak ingin melihat ibunya bersedih hati tetapi rasa tak tega pula melihat engkau kecewa karena Suma ing telah dilepaskan. kerena itulah ia pasrah untuk dijatuhi hukuman, ketulusan hatinya ini sangat mengagUmkan, tapi sayang engkau tak dapat menerima cinta kasihnya itu. bukankah kejadian ini patut disayangkan?"

cu Hong Hong berdiri tertegun, kembali ia lirik sekejap kearah Lam-kong Pak. dalam waktu yang singkat itulah ia dapat merasakan bahwa pandangan putrinva sedikit pun tidak salah. walaupun dikolong langit terdapat banyak sekali pria, namun untuk menemukan seorang pria semaCam Lam-kong pak boleh dibilang susah sekali.

Makin dilihat ia makin tertarik sehingga akhirnya perempuan itu menghela napas dan berpikir:

"Aaai... sudahlah. memang terlalu sayang kalau bocah itu dibinasakan . , ,"

Pek-li Gong tak mau melepaskan kesempatan baik ini. ia segera berteriak keras:

"Eeei . . , kalian sudah melihat semua? ibu mertua melihat sang menantu. makin dilihat makin tertarik. Haahh- haahh haah. "

cu Hong Hong mencibirkan pipinya, sedang cu Li-yap segera jatuhkan diri kedalam pelukan ibunya sambil berseru^ "Oooh. ibu, engkau sangat baik" Sun Han Siang pun merasa terharu, per-lahan2 ia maju kehahadapan cu Hong Hong dan berkata:

"Enso, tempo hari siau-moay telah salah mengusik dirimu, harap engkau suka memberi maaf biarlah siau- moay memberi hormat kepadamu"

Sambil berkata ia segera menjura dalam2.

Meskipun cu Hong Hong telah mengampuni Lam-kong Pak. akan tetapi ia tidak bersedia memaafkan Sun Han Siang, perempuan itu segera mendengus dan melengos kearah lain-"hmm tidak segampang itu..." serunya,

Dengan wajah tersipu Sun Han Siang berdiri menjublak ditempat semula. Pek-li Gong yang melihat situasi tersebut segera mengetahui bahwa rasa gusar cu Hong Hong sudah mereda, ia segera memberi tanda kepada Lam-kong Pak serta kedua orang gadis itu.

Pemuda Lam-kong gelengkan kepalanya tanda tidak mau, Pek-li Gong dengan suara keras segera berseru: "Sun Han Siang, bagaimana dengan persoalan perkawinan antara kalian dua keluarga?"

"Pihakku sini sih tiada soal lagi "

"cu Hong Hong, bagaimana dengan engkau sendiri?" teriak Pek-li Gong kembali.

"Urusan kami lebih baik tak usah dicampur oleh engkau pencuri tua..."

Melihat kesempatan baik, pencuri she Pek-li itu segera berseru kepada Lam-kong pak dengan suara dalam:

"hey bocah, kenapa engkau tidak memberi hormat kepada ibu mertua muu...,"

Lam-kong pak jadi serba salah dibuatnya, meskipun dalam urusan itu sudah tiada persoalan lagi, tetapi ia kuatir apabila ia berlutut dihadapan orang dan cu Hong Hong tidak menggubris dirinya, bukankah dia bakal kehilangan muka?

Dengan perasaan susah dia berpaling kearah cu Li-yap. tampaklah gadis itu dalam pakaian nenek2 yang kedodoran kelihatan lucu sekali, ketika itu gadis tersebut sedang memberi kerlingan kearahnya agar dia berlutut.

Lam-kong pak segera berpaling pula kearah Siang Hong Tie, ketika jago tua mengangguk dan semua orang menyetujui Caranya itu, maka tanpa ragu-ragu lagi ia jatuhkan diri berlutut dihadapan cu Hong Hong sambil berseru.

"Menantu memberi hormat untuk Gak-bo" Habis berkata. ia benar-benar menjalankan pengbormatan besar sebanyak tiga kali.

"Eei bocah, apakah engkau masih akui diriku sebagai ibu mertua? "

"Gak-bo apa maksud ucapanmu? menantu sama sekali tidak maksud memandang rendah dirimu "

"ibu cepatlah bimbing dia bangun"

"Engkau saja yang membangunkan, setiap kali melihat tampang ibu dan anaknya aku jadi mendengkol"

Merah padam selembar wajah cu Li-yap karena jengah. sambl menyandarkan kepalanya dalam pelukan ibunya kembali ia berkata:

"ibu, jangan gusar lagi cepat bangunkan dirinya " cu Hong Hong tertawa dingin.

"heehh.heehh heehh... bocah. ayoh bangun aku hendak perintahkan dirimu, kalau engkau berani bersikap kasar terhadap putriku, aku tidak akan mengampuni dirimu^" Dengan wajah ter-sipu2 Lam-kong Pak bangkit berdiri.

Pek-li Hiang yang ada disampingnya tiba-tiba jatuhkan diri kedalam pelukan Pek li-Gong sambil berseru.

"Ayoh dia belum memberi hormat kepadamu, aku ... aku tak mau. "

Mendengar perkataan putrinya Pek-li Gong segera berteriak keras.

"Eeei bocah bagus sekali yaa. bagus atau jelek aku juga

merupakan bapak mertuamu, masa engkau pilih kasih? Kalau kaya dikasih hormat kalau miskin ogah mengakui??"

Terpaksa Lam-kong pakjatuhkan diri memberi hormat kembali sambil berkata^

"Menantu sama sekali tidak bermaksud demikian, harap Gak-hu jangan berpikir yang bukan2"

Pek-li Gong segera membangunkan sianak muda itu lalu sambil tertawa ter-bahak2 serunya:

"haahh haahh-haahh... sungguh tak kusangka aku beruntung sekali hingga sempat jadi bapak mertua orang, bagus . . . kalau kalian ingin minta arak kegirangan, silahkan saja mencari cu Hong Hong"

"IHuuuh engkau akan mengawinkan putriku, kenapa semua orang kau suruh minum arak kegiranganku belaka?" omel cu Hong Hong.

"Aduuh siapa sih yang tidak tahu kalau engkau punya uang banyak" seru Pek-li Gong "engkau dan Sun Han Siang sama2 punya uang banyak. yang satu membuka pegadaian Bu-lim dan yang lain adalah orang kaya dalam persilatan- semuanya jauh lebih mampu daripada diriku sendiri."

"Pencuri tua, engkau tak usah ribut." sela Sun Han Siang dengan cepat. "Perjamuan ini akan kubiayai semua. " Mendengar perjamuan, perut Loo Liang-jan langsung saja berbunyi gemerutuk keras. sambil menggigit jari tangan air liurnya mengalir keluar terus menerus. catatan mati hiduppun putar biji matanya lalu kepada Wang wee berhati hitam katanya.

"Ji-ya tadi bukankah aku sudah kalah bertaruh satu meja perjamuan? aku toa-ya yang merasa berhutang ogah untuk hutang terlalu lama aku telah bersiap sedia untuk  membayar kekalahanku itu sekalian dengan perjamuan yang akan diadakan oleh majikan Sun"

Wangwee berhati hitam segera mendengus,

"hmm Toa-ya lebih baik jangan kau gunakan Cara macam itu, majikan mengadakan perjamuan lantaran hendak merayakan hari perkawinan dari siau-ya tentu ada makanan dan minuman buat kita, lebih baik pertaruhan satu meja perjamuan itujangan dicampur adukan menjadi satu, kalau mau dibayar maka bayarlah dilain hari."

"Jie-ya aku toh sudah berkata lebih dahulu babwa hutang pertaruhan akan kuadakan berbareng dengan diadakan perjamuan untuk merayakan perkawinan sau-ya kalau ingin makan pada waktu itulah makan sampai sekenyangnya, aku rasa engkau kan tau tentang pertaruhanku?"

"Menurut apa yang aku ketahui. peraturan dari toa-ya adalah: hari ganjil tidak menjamu orang. hari genap hanya menerima dijamu orang, itu berarti selama hidup engkau tidak akan menjamu orang"

"Justru karena itulah maka kubayar kekalahan pertaruhan itu bersamaan dengan diselenggaranya pesta perkawinan Sau-ya, dengan begitu akupun tak usah merusak peratiranku sendiri" "Toa-ya, engkau hendak mengingkari janji?" teriak wangwee berhati hitam.

"Ji-ya, kalau toh engkau sudah tahu akan peraturan busukku. tidak seharusnya engkau ajak diriku untuk bertaruh."

Dalam pada itu Lam-kong Pak segera berkata:

"cianpwee sekalian- tahukah kalian semua siapa sebenarnya manusia aneh baju merah itu??"

semua orang segera menggeleng.

"Bocah engkau pasti tahu bukan?" sela Pek-li Gong dengan cepat.

"Benar, rahasia itu baru kuketahui belum lama berselang, ternyata manusia aneh baju merah itu bukan lain adalah pangcu dari perkumpulan Liok-mao-pang"

begitu ucapan tersebut diutarakan keluar semua orang berdiri tertegun terutama sekali cu Hong Hong merasakan hatinya tergetar keras, teriaknya dengan cepat: "hey bocah engkau tak usah ngaco belo yang tidak karuan"

"ibu mertua dengarkan dulu penjelasanku." Maka berceritalah pemuda itu apa yang berhasil dilihatnya dalam gua dibalik gunung-gunungan.....

Mendengar kisah tersebut. air muka kawanan jago dari kalangan lurus itu sama-sama berubah jadi serius, sedang cu Hong Hong pun sangat dipengaruhi oleh emosi.

Disamping itu Lam-kong Pak juga memberitahukan kepada Sun Han Siang bahwa ia telah berhasil melatih ilmu bayi hawa murni, asal tekun setengah tahun lagi nisCaya dia akan berhasil menciptakan bayi ampuh yang kebal.

Sun Han Siang sangat gembira, namun dia pun merasa kagum berCampur sedih atas pengorbanan yang telah dilakukan padri naga dan imam harimau demi mensukseskan kepandaian dari putranya.

Beberapa saat kemudian. terdengar perempuan she-Sun itu berkata:

"Sekarang kita harus beehasil temukan ketiga orang manusia tembaga itu sebelum bulan lima tanggal lima belas. kemudian dengan kekuatan yang bersatu kita hancur ratakan perkumpulan ombak Menggulung. Sekarang lebih baik, kita membagi diri jadi tiga rombongan saja dan berusaha mencari disekitar seratus li dari sini, kemudian kita tentukan waktu dan berkumpul kembali disini, entah bagaimanakah pendapat kalian semua?"

= =ocoooooo= =

SEMUA orang menyatakan setuju, bahkan cu Hong Hong pun tidak menyatakan keberatan karena panggilan "ibu mertua" dari Lam-kong Pak telah menggirangkan hatinya, disamping itu diapun dapat melihat bahwa Lam- kong Pak jauh lebih mencintai putrinya. Terdengar Pek-li Gong berseru

"Ketiga rombongan ini biar akulah yang membagi. rombongan pertama adalah Lam-kong Pak dengan membawa dua orang gadisnya. rombongan kedua adalah Sun Han Siang dan cu Hong Hong,"

Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, cu Hong Hong kontan melotot sekejap kearah Pek-li Gong, tetapi ia tahu bahwa pencuri itu ada maksud tertentu dan sengaja menggabungkan mereka jadi satu, karena itu perempuan itu tidak menyatakan keberatannya. Terdengar Pek-li Gong melanjutkan kembali kata2nya: "Rombongan ketiga akan dipimpin oleh Siang Hong Tie dan aku dengan membawa serta Loo Liang-jen dan sepasang manusia Cantik dari Hay-thian-"

Gelak tertawa bergetar memeCahkan kesunyian. sepasang manusia jelek dari Hay-thian segera mendengus. serunya:

Pencuri tua. bagaimana sih tampangmu sendiri, aku lihat tampangmu juga lucu dan jelek seperti kunyuk"

"Eeei. jangan marah dulu, dalam kenyataan kalian toh tidak kekurangan hidung atau telinga, cantik atau jelek perbedaan cuma selisih sedikit saja. apalagi kalian berdua yang satu seperti bambu persis menyerupai ular panjang memakai topi.- .tinggi tapi gagah. sedang yang lain berwajah hok-ki. siapa pun tahu bahwa kalian mendatangkan banyak rejeki... apakah aku pencuri tua salah berbicara?"

Sepasang manusia jelek dari Hay-thian saling bertukar pandangan sekejap. kemadian terdengar catatan mati hidup berkata:

"Ji-ya benar juga perkataannya kita memang bertampang bagus dan menarik",,

"Siapa bilang tidak?" sambung Wang wee berhati hitam dengan cepat, "aku masih ingat tempo dulu sijanda kawin tujuh kali Pui Kun perempuan murahan itu sering lirik-lirik main mata dengan aku."

"haahh..haaahh..haaahh..." gelak tertawa kembali meledak memecahkan kesunyian. Pek-li Gong segera berkata kembali:

"Bagaimana pendapat kalian semua tentang pembagian regu ini? apa ada yang tidak setuju??" "Aku tidak setuju" teriak Loo Liang-jan dengan cepat, "aku ingin mengikuti Lam-kong sauya saja"

"Tidak mau tidak mau kita tak mau jadi satu rombongan dengan perut karet itu." teriak cu Li-yap dan Pek-li Hiang hampir bersamaan waktunya,

"kalau kamu merasa lapar karung isi ransum pasti sudah kosong melompong."

"Toh ada Lam-kong sauya?" seru Loo Liang-jen dengan keCut, "Dia tidak akan pelit seperti kalian dan Selama mengikuti dia, maka perut aku Loo-tua pun paSti akan terjamin"

Maka Sesudah beberapa regu sudah ditetapkan maka semua orangpun segera berangkat tinggalkan tempat itu, Lam-kong Pak sendiri dengan membawa dua orang gadis dan Loo Liang-jan berangkat menuju kegunung Bong-san- Ditengah jalan terdengar cu Li Yap berkata: "Engkoh Pak coba Lihat bagaimana macam kita berdua ini??"

Melihat nadanya kedua orang gadis itu Lam-kong Pak tak dapat menahan gelinya lagi ia lantas menjawab:

"Ditengah pegunungan yang terpencil jauh dari keramaian kan tak ada orang yang melihat kalian, nanti saja setelah tiba dikota baru kita beli pakaian lain-"

Setelah hening baberapa waktu lamanya mendadak Lam- kong Pak seperti sudah teringat akan sesuatu persoalan kepada cu Li yap segera ujarnya dengan cepat:

"Adik Yap. ada suatu persoalan aku merasa kurang begitu mengerti dan sudah lama ingin kutanyakan padamu, cuma sayang tempo hari tak ada kesempatan untuk menanyakan kepadamu" "Kalau begitu tanyalah, apakah persoalan itu mengenai kesalah paham yang terjadi tempo hari sehingga aku menampar dirimu beberapa kali...?"

"oooh bukan- walaupun tempo hari kalian telah menghina diriku serta menghantam pipiku. tetapi dari situ pula dapat dibuktikan bahwa cinta kalian terhadap diriku amat mendalam, sebab semakin mendalam cinta kalian terhadap diriku, semakin besar pula kemarahan yang dilimpahkan terhadap diriku..."

Mendengar perkataan itu, dua orang gadis tersebut segera mendengus dan mengomel: "Hmmm tak tahu malu. perkataan semacam itupUn bisa2nya diutarakan keluar. "

"Aku ingin menanyakan bagaimana caramU menjadi anggota perkumpulan Liok-mao-pang pada beberapa bulan berselang?? dan ketua dari perkumpulan Liok-mao-pang agaknya menaruh sikap yang lUar biasa terhadap dirimu, apa sebabnya bisa begitu??"

"ibu yang suruh aku menyusup kedalam perkumpulan Liok-mao-pang, tujuannya adalah secara diam2 menyelidiki siapa kah ketua perkumpulan Liok-mao-pang itu?"

"Apa engkau berhasil menyelidikinya?"

"Pangcu dari perkumpulan Lio-mao-pang amat licin dan selalu waspada, walaupun aku sudah menggunakan pelbagai macam cara untuk melakukan penyelidikan, sama sekali tidak mendatangkan hasil kendati begitu sikapnya terhadap diriku baik sekali dan akupun tak dapat mengatakan apa sebabnya"

"Kemudian engkau menceritakan kejadian itu kepada Gak-bo, bagaimana pernyataan dari Gak-bo?"

"Rupanya ibu sudah mempunyai pendapatnya sendiri. dia hanya tertawa tawa belaka, aku rasa kemungkinan besar ibu sudah mengetahui tentang asal usul dari Pangcu Liok- mao-pang itu"

"Akupun mempunyai pendapat yang sama, aku masih ingat ada suatu ketika ibu mertua pernah berkata kepada ketua dari perkumpulan Liok-mao-pang itu. Aku tahu siapa kah engkau"

"Benar." sambung cu Li Yap pula, "akupun masih ingat belum lama berselang ibu pernah bergumam seorang diri: pasti dia, pasti dia ketika aku bertanya kepada ibu siapakah "dia" itu? ibu tidak bersedia memberi keterangan-"

Tiba tiba.... serenteran suara tertawa yang Cabul dan jalang berkumandang datang. Lam-kong Pak segera mengenali sebagai suara jago arak Lam-hay-ciu-kek It-tun Ko dan janda kawin tujuh kali pui Kun.

Pada waktu itu jago arak dari Lam-hay sedang berkata: "Pui  Kun,  baik  engkau  maupun  aku  sama-sama tidak

dihargai  dalam  perkumpulan  Liok  Mao-pang.  kemudian

hari setelah perkumpulan ombak menggulung telah diresmikan kitapun belum tentu mendapat kebaikan apa- apa. aku lihat lebih baik kita mulai bikin rencana mulai sekarang"

"Sedari permulaan aku sudah mengetahui akan hal ini. tetapi dewasa ini pengaruh perkumpulan Liok-mao-pang sedang mencapai pada saat jaya-jayanya. kita tidak berani membangkang ataupun melawan kehendak mereka. "

"Pui Kun, aku punya satu cara cuma tidak kuketahui apakah engkau bersedia atau tidak: "coba katakanlah"

"Tempo dulu setelah aku dilepaskan seCara diam2 oleh Suma ing dari pegadaian Bu-lim aku telah berhasil mengumpulkan sedikit harta. jika engkau ada niat mari kita Cari suatu tempat yang terpencil dan hidup bergembira sepanjing masa tanpa harus kekurangan uang. sebab aku rasa bergaul terus dalam perkumpulan Liok-mao-pang toh akhirnya tidak akan memperoleh hasil apa2."
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar