Kelelawar Hijau Jilid 01

DALAM klsah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa dalam suatu perebutan sengit diatas jembatan kota Lok Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir diperoleh Lam-kong Pak sijago kita. 

oleh Pek-li Gong sipencuri sakti benda mustika yang seharusnya menjadi hak miliknya itu diserahkan kepada Soen Han siang ibu dari Lam-kong Pak sebagai mas kawin.

Dimana kemudian Jinsom itu harus ditelan oleh Lam- kong Pak agar tenaga dalamnya bertambah sehingga perlawanannya menghadapi Perkumpalan Bulu Hijau yang ditunjang dua orang gembong iblis sakti bisa berhasil dengan sukses.

Tapi timbul masalah baru, karena untuk menelan Jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun itu harus dibarengi pula dengan obat pengiring yang merupakan cairan lendir dari enam sampai delapan orang gadis perawan. Untung disamping Pek-li Hiang serta Yoe Tien masih ada coe Li Yap, cioe cien cien, Liuw Hoei Yan serta cioe Ih Boen enam orang.

Demikianlah, maka diputuskan keenam orang gadis perawan itu membantu Lam-kong Pak untuk mencairkan jinsom yang tak ternilai harganya itu.

Terdengar Pek-li cong berkata: "Dewasa ini dikalangan kita keparat Cilik she Lamkong inilah merupakan pemimpin kita, agar pertarungannya memperebutkan kekuasaan dengan pihak perkumpulan Bulu Hijau berhasil dengan sukses, kita musti jadikan dirinya sebagai jago kelas kelas satu, oleh sebab itu didalam melaksanakan tugas yang amatpenting ini, kita musti mencari suatu tempat yang tersembunyi letaknya".

"Eeei pengemis tua" sela siang Hong Tie. "aku lihat rumah gubukmu terletak disuatu tempat yang terpencil dan sunyi keadaannya, lebih baik kita berangkat kesitu saja"

Maka berangkatlah beberapa orang itu menuju ketempat tinggal dari pek-li Gong. Rumah gubuk dengan belasan bilik serta pemandangan yang indah memang merupakan suatu tempat yang strategis letaknya.

sepintas lalu rumah itu menyerupai rumah kaum petani biasa yang dikelilingi sawah dan kebun. serentetan pohon Liuw tumbuh disisi pagar bambu menutupi pandangan orang luar terhadap gerak gerik didalam.

Ketika soen Han siang menyampaikan maksud tersebut kepada kedua orang dara ayu itu, dengan wajah tersipu-sipu dan kemalu-maluan mereka menganggukan kepalanya, padahal memang kejadian ini merupakan pucuk dicinta ulam tiba bagi mereka. sebab setelah soen Han siang berkata demikian, berarti pula kejadian itu akan berubah jadi kenyataan dan mereka tak usah menanti dilamar orang lagi.

sementara itu Pek-li Gong telah membagi jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun itu jadi enam bagian, dua bagian diberikan lebih dabulu kepada Lam Long Pak untuk ditelan. kemudian baru memberi kisikan kepada kedua orang gadis itu untuk masuk kedalam ruangan-

sedangkan sekalian para jago lihay segera menyebarkan diri disekeliling rumah gubuk itu untuk menjaga segala kemungkinan yang tidak diinginkan.

Setelah Lam-kong Pak masuk kedalam kamar, tampaklah kedua orang dara ayu itu dengan wajah bersemu merah duduk tersipu di sudut pembaringan.

"Yoe cici" terdengar Pek-li Hiang berbisik lirih. "Kau duluan aach. "

"Tidak bisa jadi" sahut Yoe Tien sambil gelengkan kepalanya berulang kali. "Meski pun cici lebih tua beberapa tahun darimu, tapi kalian berkenalan lebih duluan, tidaklah pantas kalau cici mendahului dirimu. . . ayolah kau tak perlu malu2 lagi. ,"

"Begini saja bagaimana kalau adik Pak saja yang memutuskan???"

"Baiklah " kata Lam-kong Pak. " Lebih baik enci Yoe lebih duluan- . . .aaaai kalian rela membantu diriku, membuat siauw-te merasa amat berterima kasih".

"Adik Pak kau tak usah mengucapkan kata- kata yang tak enak didengar lagi, asal kau jangan sampai suka yang baru melupakan yang lama, kami sudah merasa cukup puas". Air muka Lam kong Pak berubah jadi serius. "Enci Yoe" katanya. "Meskipun siauwte bodoh dan tidak bisa berpikir, tetapi aku bukan seorang lelaki yang gampang melupakan yang lama untuk menikmati yang baru, kalian berdua boleh legakan hati dan tak usah kuatirkan lagi. .

.persoalan itu".

Dalam pada itu Pek li Hiang telah menyingkir kesamping dan alihkan sinar matanya memandang keluar jendela.

sedangkan Yoe Tien sambil baringkan tubuhnya diatas pembaringan. ujarnya dengan mata memancarkan kelembutan: "Adik Pak ayohlah kita mulai",

Lam-kong Pak naik keatas pembaringan dan mereka berdua pun segera saling bertindih-tindihan dan saling memeluk dengan kencangnya, bibir beradu dengan bibir, hati bertemu dengan hati. air liur yang berbau wangi setetes demi setetes mengalir keluar dari bibir Yoe Tien, membasahi tenggorokan sianak muda itu dan langsung turun kearah pusar.

Dua buah jantung berdebar dengan kerasnya. empat mata bersatu padu memancarkan napsu birahi yang amat tebal, terutama sekali Yoe Tien adalah seorang gadis yang mulai menanjak dewasa, sepasang payudaranya yang montok putih dan besar bagaikan sepasang bukit cukup membuat hati Lam kong pak syurr-syurran, hampir saja sukmanya terasa melayang meninggaikan raganya.

"Adik pak.jangan terpengaruh oleh napsu birahi. . .cepat tarik kembali angan2mu yang nyeleweng..."bisik Yoe Tien memperingatkan.

Lam Kong Pak terperanjat. cepat2 tarik kembali pikirannya yang mulai terpengaruh oleh napsu birahi dan salurkan hawa murninya kedalam pusar, dengan cepat air liur yang mengalir keluar dari bibir Yoe Tien telah bercampur jadi satu dengan jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun itu ada menyebar keseluruh urat penting ditubuhnya.

setengah jam sudah lewat, Yoe Tien mendorong tabuh sianak muda itu kesamping sambil bisiknya:

"sudah selesai, sekarang tiba gilirannya adik Hiang untuk menggantikan kedudukanku".

Lam Kong Pak tidak melepaskan dara ayu itu begitu saja. Ia peluk tubuhnya kencang2 dan mencium bibirnya dengan penuh kemesraan.

Yoe Tien semakin tersipu sipu, dengan wajah merah padam ia segera meronta bangun, selesai berpakaian ia menuju ketepi jendela sambil serunya:

"Adik Hiang, sekarang tiba giliranmu"

Pek-li Hiang, rada sangsi sejenak. tapi ia menurut juga. setelah melepaskan pakaiannya ia jatuhkan diri berbaring diatas pembaringan dan membiarkan tubuh pemuda she Lam-kong itu menindih dirinya.

Entah berapa lama sudah lewat, akhirnya sianak muda itupun telah menyelesaikan tugasnya. menanti kedua orang dara ayu itu sudah berlalu. seorang diri Lam-kong pak duduk bersila mengatur pernapasan, sebab ia harus duduk sementara di selama tiga hari tiga malam lamanya untuk menyebarkan penggabungan cairan liur gadis perawan dengan jinsom berusia sepuluh ribu tahun itu keseluruh bagian tubuhnya.

Dua hari dua malam dengan cepatnya telah berlalu, ketika tengah malam kentongan ketiga pada hari ketiga menjelang tiba, dimana Lam-kong Pak sedang duduk bersemedi didalam keadaan lupa segala-galanya. tiba-tiba ia rasakan dari jalan darah Pak Hoei-biat diatas tubuhnya mengalir masuk segulung hawa panas yang amat deras dan gencar.

Mula2 dia masih mengira bahwa itulah akibat dari reaksi jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun yang menunjukkan kasiatnya, hingga tanpa menggubris pemuda itu maneruskan kembali semedinya, tapi kemudian hawa panas itu makin lama semakin dahsyat, didalam urat2 penting disekujur tubuhnya serasa ber-gerak2 seperti ada ber-puluh2 ekor tikus yang berlarian kesana kemari, hatinya jadi bergerak.

Tetapi pada saat itu ia berada dalam keadaan yang paling penting. tak mungkin baginya untuk membuka matanya memeriksa. Menunggu fajar telah menyingsing dan semedinya telah selesai barulah matanya per-lahan2 direntangkan.

Alangkah terkejutnya sianak muda itu tatkala matanya sempat menangkap bayangan sesosok tubuh manusia tembaga sedang bergerak sempoyongan keluar lewat jendela.

sadariah Lam-kong Pak babwa manusia tembaga itu telah membantu dirinya dengan salurkan hawa murni yang sempurna. Tidak sempat memberitahu kepada sekalian penjaga yang bersiap siaga disekeliling tempat itu lagi, ia segera enjotkan badandan menyusul dari belakang.

Terlihatlah manusia tembaga itu makin lama berjalan semakin cepat, gerakan tubuhnya mulai mengambang dan sukar dilukiskan dengan kata2.

Lam-kong Pak segera mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya, dalam waktu singkat ia berhasil menyusul sampai jarak dua puluh tombak lebih, teriaknya keras2: "cianpwee tunggu sebentar, boanpwee sudah sepantasnya kalau mengucapkan rasa terima kasihku atas budi kebaikan yang telah kau berikan"

Tetapi manusia tembaga itu tetap berlagak pilon dan ber- pura2 tidak mendengar, bukannya berhenti malahan gerakan tubuhnya kian lama kian bertambah cepat, se-olah2 dia takut disusul oleh sianak muda itu.

Lam kong Pak enjotkan badannya dua kali, tubuhnya melesat jauh lebih cepat lagi dari keadaan semula Jarak diantara mereka berdua pun semakin dekat lagi, kini mereka hanya terpaut antara tujuh sampai delapan tombak.

sementara ia hendak berteriak lagi, mendadak bayangan manusia berkelebat lewat, tahu-tahu seorang wanita berkerudung hitam telah menghadang pergi jalan orang itu.

Lam- Kong Pak mengenali orang itu sebagai "Toa-Pei- Liong in" atau si wanita pengasingan, sedangkan manusia tembaga itu kemungkinan besar adalah ayah kandungnya "Hong Loei Khek" si jago Angin Geledek Lam Kong Liuw, karena ingin tahu ganjalan serta hubungan apa yang terjalin diantara kedua orang itu. maka cepat2 ia sembunyikan diri dibelakang sebuah batu besar.

Dalam pada itu si manusia tembaga tadi sudah menghentikan langkah kakinya, namun ia tetap membungkam seribu bahasa.

"siapakah dirimu??" terdengar perempuan pengasingan menegur dengan suara berat.

"Manusia tembaga"

"omong kosong lebih baik dikurangi " seru perempuan pengasingan lagi dengan suara berat. "tentu saja aku tahu bahwa kau adalah manusia tembaga, yang kutanyakan adalah nama aslimu serta asal usulmu yang sebenarya" "Nama asliku pun bernama manusia tembaga." Toa Pei Liong in perempuan pengasingan segera tertawa dingin-

"Hmmm.... kau tak usah melebihi diri, aku tahu bahwa kau adalah "Hong Loei Lhek" Jagoan Angin Geledek Lam kong Liuw bukankah begitu??".

"salah besar Poen jien bukankah Lam kiong Liuw. juga bukan Loe It Beng. ",

"Berbicara tanpa bukti tiada gunanya. bolehkah kau unjukkan wajah aslimu sehingga loo-soen dapat menyaksikan raut wajahmu yang sebenarnya?. ".

"Antara Poen-jien dengan dirimu tiada ikatan maupun hubungan apapun. kenapa musti unjukkan wajah asliku dihadapanmu??".

"Lam kong Liuw, kau betul2 berhati kejam... kau tidak mempunyai perasaan sedikit pun juga " teriak perempuan pengasingan dengan setengah menjerit.

Tapi manusia tembaga itu tetap tertawa. "Aku tidak mengerti apa yang telah kau ucapkan? apakah kau tidak takut bahwa pengutaraan perasaanmu itu telah keliru dihadapan orang lain??".

Ucapan ini manjur sekali, seketika itu juga Toi Pei Liong-In betul2 tak berani mengutarakan isi hatinya lagi, hanya ujarnya:

"Bila kau berani berlagak pilon pura-pura bodoh lagi, Hmmmm jangan salahkan kalau Loo-soen segera akan turun tangan menyerang dirimu".

"omong kosong aku justru tidak habis mengerti apa alasanmu mengejar diriku terus menerus dan menuduh aku dengan segala tuduhan yang tidak genah." Toa Pei Liong in siperempuan pengasingan itu kontan naik darah, ia menjerit keras lalu menubruk. kedepan, cakar mautnya langsung meayambar wajah bagian depan manusia tembaga itu.

Dengan sebat si manusia tembaga berkelit kesamping, kemudian bergeser dengan sempoyongan seakan-akan hampir saja ia kena dicengkeram.

kejadian yang sama sekali diluar dugaan ini tentu saja membuat perempuan pengasingan jadi tertegun, ia tidak mengerti apa sebabnya manusia tembaga tersebut secara tiba-tiba berubah jadi begitu tak becus.

Tetapi Lam-kong Pak yang bersembunyi dibalik batu besar mengerti sedalam-dalamnya. apa yang sebetulnya telah terjadi, justru disebabkan sebagian besar hawa murninya sudah tersalur kedalam tubuhnya itulah mengakibatkan si Maausia Tembaga jadi lemah dan tiada kekuatan untuk melancarkan serangan balasan-

sementara itu si-perempuan pengasingan telah tertawa dingin dengan suara yang menyeramkan.

"Heeeh-heeeh-heeeh... aku mau lihat. dengan cara apakah kau hendak meloloskan diri dari cengkeraman telapakku. ".

Jurus2 serangan aneh segera dilancarkan dengan gencar memaksa manusia tembaga itu terdesak mundur kebelakang berulang kali, beberapa kali hampir saja badannya kena cengkeram oleh pihak lawan-

Didalam keadaan demikian Lam-kong Pak justru malah menaruh rasa simpatik terhadap Manusia Tembaga itu, walaupun dia sendiripun kepingin tahu siapakah sebenarnya maausia tembaga itu, tetapi la tidak ingin memaksa orang dikala orang lain dalam kesusahan, tanpa berpikir panjang tubuhnya segera melesat kearah depan dan langsung mengirim satu pukulan dahsyat kearah perempuan pengasingan-

Jurus serangan yang digunakan saat ini tidak lebih hanya gerakan permulaan dari ilmu pukulan sam Hoo-It-Ciang- Hoat, bilamana berada dimasa yang lampau tak nanti dirinya merupakan tandingan dari si perempuan pengasingan, siapa tahu ....

ketika dua gulung angin serangan membentur satu sama lainnya sehingga menimbulkan suara ledakkan yang amat dahsyat. kedua belah pihak masing2 tergetar mundur tiga langkah lebar.

Menyaksikan hasil yang sama sekali diluar dugaan ini.

Lam Kong Pak jadi terkejut bercampur girang. Pikirnya^

"Andaikata bukan tenaga dalamnya yang mengalami kemunduran pesat,pastilah tenaga lwekangku yang memperoleh kemajuan diluar dugaan- Rupanya inilah hasil dari khasiat jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun yang tak ternilai harganya itu". Dalam pada itu perempuan pengasingan telah membentak dengan suara keras: "Huuuh.... bajingan lagi2 kau si keparat cilik. "

Blaaam.... sekali lagi terjadi bentrokan keras yang menimbulkan suara ledakan dahsyat, kedua orang itu masing2 mundur lagi sejauh satu tindak.

"Bajingan cilik" teriak perempuan pengasingan- "

^Rupanya kalian ayah dan anak dua orang memang sudah sekongkol sedari tadi. Hmm hati-hati kau".

selama pembicaraan berlangsung kedua orang itu kembali saling menghantam sebanyak tiga jurus, tetapi siapapun tidak berhasil mendapat keuntungan didalam bentrokan itu sementara bayangan tubuh si manusia tembaga dalam sekejap mata telah lenyap tak berbekas. Kemarahan dari Toa-pei Liong-in semakin memuncak. sambil mencak2 kegusaran teriaknya:

"Bajingan cilik. kau telah melepaskan si manusia tembaga itu. Bagus sekarang loo-nio akan mencari perhitungan dengan dirimu"

"Tahan" hardik Lam kong Pak. "sebelum pertempuran dilanjutkan, terlebih dahulu aku hendak bikin terang duduk persoalan, sebenarnya permusuhan apakah yang terikat antara dirimu dengan keluargaku?".

Ditanya secara gamblang. Toa-pei Liong-in jadi merasa sungkan sendiri untuk menjawab, hanya serunya: " Untuk mengetahui duduknya perkara lebih baik kau pulang dan tanyakan sendiri persoalan ini kepada ibumu yang tak tahu malu itu".

Habis berkata ia mengirim satu pukulan dahsyat kedepan dan kemudian putar badan meneruskan pengejarannya kearah manusia baja itu.

Tanpa terasa Lam-kong Pak jadi gelengkan kepalanya. terhadap persoalan yang menyangkut antara ibunya dengan Toa-poe Liong-in dia memang sedikit mengetahuinya, menurut perkiraannya mungkin dendam kesumat yang terjadi diantara mereka berdua disebabkan oleh karena ayahnya seorang,

Rupa2nya sang ayah sudah berkenalan lebih dahulu dengan Toa poe Liong-in cioe Hong Hong, tetapi kemudian ia kawin lagi dengan ibunya.

sekarang yang menjadi persoalan, tatkala ibunya mencuri kitab pusaka dari Payung sengkala tersebut. pernahkah beliau turun tangan terhadap dirinya? sedangkan kalau kedua orang manusia tembaga itu yang seorang adalah 'Hong Loe Kek' jago Angin Geledek. sedang yang lain adalah 'siauw Yauw sianseng' si sianseng suka pelancongan maka siapa pula manusia tembaga ketiga yang membawa payung sengkala tersebut?? Hmmmmm "

Belum habis ia melamun, mendadak dari belakang tubuhnya berkumandang datang suara dengusan yang amat dingin.

Dengan cepat ia berpaling, terlihatlah Cien cien serta Cioe It Boen dengan wajah diliputi kesedihan serta memakai pakaian berkabung telah berdiri kaku disitu.

Rupanya sejak Cioe hujien menemui ajal diatas telapak Lam-kong Pak. kedua orang dara ayu itu siang malam mencari Lam Kong Pak untuk bikin pembalasan.

sadarlah sianak muda itu bahwa kesalah pahaman yang telah terjadi tidak gampang diselesaikan, sebab walaupun ketika itu ia ada maksud untuk turun tangan mencabut jiwa Cioe hujien tetapi tak seorangpun yang akan mempercayai perkataannya.

Maka dengan wajah serius dan nada bersungguh- sungguh ujarnya: "Nona Cioe atas keteledoran cayhe sehingga melukai ibumu, harap kau suka memaafkan"

"Hmm enak benar ucapanmu itu," jengek Cioe Cien cien dengan suara bengis. "Seandainya aku yang telah membinasakan ibumu apakah kau dapat berbicara dengan suara seenteng itu?".

Lam Kong Pak tidak ingin ribut apalagi cekcok dengan kedua orang gadis ini lagi, mulutnya segera membungkam dalam seribu bahasa.

Melihat pemuda itu hanya melulu membungkam, Cioe Cien cien jadi semakin bertambah sengit, teriaknya sambil menggertak gigi kencang2: "Ayahku terikat dendam kesumat sedalam lautan dengan orang tuamu dan kini ia sudah mati dalam keadaan mengerikan diujung telapakmu, sebetulnya hubungan sakit hati diantara kita toh sudah bares? sungguh tak nyana hatimu kelewat bengis dan keji.jiwa ibukupun sekalian kau cabut... Hmm Hmm orang she Lam-kong. hari ini aku tak akan melepaskan dirimu dengan begini saja" .

"Berulang kali siauw-heng toh sudah menerangkan bahwa aku tidak secara sengaja melukai ibumu." kata Lam- kong Pak tenang, " kalau memang kau tidak ingin memaafkan diriku, nah cepatlah turun tangan-."

Air mata mengucur keluar dari kelopak mata Cioe Cien cien kian lama kian bertambah deras, hingga akhirnya seluruh wajah dan pakaiannya basah kuyup,

"Hubungan jodoh kita telah berakhir dendam kematian ibuku lebih dalam dari saudara tentu saja aku harus menuntut balas atas kesedihan hatimu itu. "

"cici. . ." terdengar cioe It Boen yang berdiri disamping menyela dengan suara terpatah-patah. "Aku lihat. aku lihat

ia memang tidak bermaksud untuk berbuat begitu. "

"omong kosong?" teriak cioe cien- cien dengan suaranya yang melengking keras.

"Memangnya ia tak pernah membinasakan ibu kandungmu, maka kau bisa berkata demikian??" Cioe It Boen jadi membungkam, dengan sedih ia mengundurkan diri kesamping kalangan-

sementara itu Cioe Cien- Cien dengan langkah lebar telah maju kedepan, dengan wajah penuh nafsu membunuh serunya^ "Lebih baik kaupun tak usah menaruh belas kasihan terhadap diriku, ini hari kalau kau tidak membinasakan diriku, maka aku harus mencabutjiwamu...".

"silahkan turun tangan aku tidak nanti akan membalas". cioe cien- cien membentak keras, telapak tangannya

bagaikan sebilah golok dengan dahsyatnya segera dibabat keatas batok kepala lawan.

LAM KONG PAK sedikitpun tidak berkutik dari tempat semula, terlihatlah serangan itu dalam sekejap mata akan menghajar telak diatas batok kepalanya.

Mendadak terdengat suara bentakan keras disusul terjadinya ledakan nyaring yang memekakkan telinga.

sambil terhuyung-huyung mucdur tiga langkah kebelakang, Cioe Cien Cien membentak dengan penuh kegusaran.

"Budak rendah. perempuan sialan kau berani membantu pihak lawan??..."

Kiranya disaat yang paling kritis itulah Cioe It Boen telah melancarkan pukulan sebuah serangan untuk menyambut babatan itu dari kakak perempuannya, tapi didalam bentrokan tersebut badannya terpental jauh tujuh delapan langkah dari tempat semula.

"cici. tenangkan dahulu hatimu" ujar cioe It Boen dengan suara halus... "Dalam peristiwa ini kedua belah pihak  sama2 ada salahnya, lagipula. ...moay-moay pun tahu bahwa kau sangat mencintai dirinya, kenapa sekarang kau malah hendak membunuh jiwanya? bukankah dia sendiri pun tiada maksud untuk berbuat demikian- ..."

"Tutup mulut perduli bagaimanapun juga, kedua orang tuaku telah mati binasa ditangannya seorang semestinya diapun tahu bahwa dengan matinya ibuku maka aku harus hidup sebatang kara, tanpa sanak tanpa keluarga. . .

.Hmmmm dasarnya dia memang tidak memiliki perikemanusiaan- ..."

selama ini Lam-kong pak tetap bungkam dalam seribu bahasa, tak sepatah katapun yang ia ucapkan keluar untuk menanggapi orang.

Dengan gusar cioe Cien cien menerjang maju lagi kedepan, teriaknya: "Lam- kong Pak, kalau kau masih tak mau turun tangan, setelah modar janganlah salah kau kalau aku berhati kejam".

cioe It Boen jadi gugup dan semakin gelisah, tiba-tiba ia bertiak keras: "Kau. ..kau cepatlah melarikan diri"

Dengan pandangan penuh rasa berterima kasih Lam- kong Pak melirik sekejap kearah gdis she cioe itu, kemudian menggeleng.

"Mati atau hidup telah ditakdirkan oleh yang Maha Kuasa sekalipun aku harus menemui ajalku ditangannya, hatikupun merasa rela. sebab ia pernah melepaskan budi yang tak terhingga kepadaku, satu budi dibalas dengan satu budi. itulah namanya takdir"

Cioe Cien- Cien sama sekali tak mau mengubris ocehan orang, pergelangan tangannya segera dijulurkan kedepan, inilah gerakan pembukaan dari ilmu sakti "Too-Thian Coe- Hiang",

"Ibu"serunya dengan penuh rasa dendam. "Ini hari putrimu akan membinasakan dirinya dengan kepandaian saktimu,...".

Habis berkata, desiran angin tajam menderu-deru... bagaikan gulungan taupan segera mengurung sekujur tubuh sianak muda itu. Cioe It Boen tidak ingin menyaksikan sianak muda itu mati konyol, menyaksikan datangnya angin pukulan yang begitu dahsyat, tanpa memikirkan keselamatan sendiri lagi gadis itu menubruk maju kedepan dan menghadang didepan tubuh Lam kong Pak.

Cioe Cion cien jadi terperanjat. ia ingin menarik kembali serangan mautnya itu tapi terlambat..^.

Blaaaam ditengah benturan keras, terdengar cioe It Boen menjerit ngeri. dengan kepala hancur dan otak berhamburan diatas tanah robohlah gadis itu diatas genangan darah. selembar jiwanya segera tinggalkan raga kembali kealam baka.

Kematian yang tanpa disengaja dan tak bisa dihindari lagi itu menegunkan hati kedua belah pihak. hampir bersamaan waktunya Lam-kong Pak serta Cioe Cien cien mengucurkan air mata sedih,

Dengan adanya peristiwa ini kegusaran cioe Cien cien semakin memuncak sehingga boleh dibilang hampir mendekati kalap. ia himpun segenap kekuatan yang dimilikinya dan melancarkan serangan dahsyat kearah si anak muda itu dengan ilmu sakti Too Thian it coe Hiang.

Lam-kong Pak menghela napas panjang, ia pejamkan matanya menanti kematian menimpa dirinya.

Tiba tiba... suara bentakan nyaring berkumandang memenuhi angkasa, diikuti suatu bentrokan keras kembali terjadi ditengah kalangan-

Terlihatlah tubuh Cioe Cien cien tergetar mundur kebelakang sejauh satu tombak dengan sempoyongan, sedangkan dihadapan mukanya telah berdiri tegap seorang dara ayu yang bukan lain adalah Coe Li Yap. Perbuatan gadis ayu itu bukan mengundang rasa terima kasih bagi pemuda itu, malahan sebaliknya Lam kong Pak menganggap gadis she Coe ini terlalu suka mencampuri urusan orang lain, tegurnya dengan suara berat:

"Persoalan ini tiada sangkut pautnya dengan dirimu, ayoh cepat menyingkir dari sini".

Maksud baik Coe Lie Yap malah mendapat benturan ketus dari pihak lawan, dari malu dara itu jadi marah, serunya:

"Kau pingin mati itu memang urusan pribadimu dan tak usah disayangkan, tapi dengan perbuatanmu itu justru telab menyia-nyiakan serta mengecewakan tumpukan harapan yang telah dibebankan para patriot dari kalangan lurus kepada dirimu".

Tergetar keras sekujar tubuh badan Lam kong Pak sehabis mendengar perkataan itu dalam hati berpikir: "Apabila aku mati maka per-tama2 aku merasa malu dan menyesal terhadap oei Ci Hoe cianpwee yang telah menghadiahkan tenaga murni Lak Ing Cong

Khie-nya kepadaku lebih2 merasa malu dan menyesal terhadap orang tuaku. suhuku serta beberapa orang gadis. disamping itu malu juga terhadap manusia tembaga misterius yang beberapa kali telah membantu diriku.".

sementara itu Cioe Cien- Cien sudab nekad mengambil keputusan untuk membinasakan Lam kong Pak lebih dahulu kemadian baru melakukan bunuh diri, tetapi setelah menyaksikan perbuatannya kembali dihalangi orang. hawa amarahnya jadi tak terkendalikan lagi.

Ia membentak nyaring, tubuhnya segera menubruk kearah Coe Lie Yap sambil melancarkan sebuah pukulan yang maha dahsyat. Coe Lie Yap mendengus dingin, menghadapi datangnya ancaman yang mengerikan itu ia segera gunakan salah satu jurus sakti yang tercantum didalam Payung sengkala.

Blaaam.... ditengah bentrokan dahsyat tubuh Cioe Cien Cien tergetar mundur lima langkah lebar kebelakang, setelah sempoyongan akhirnya jatuh duduk diatas tanah.

"Kau cepat menyingkir dari sini" terdengar Lam kong pak berteriak dengan suara keras. "Persoalan ini tiada sangkut pautnya dengan dirimu, kau tak usah ikut campur"

"Huuuh siapa yang sudi mencampuri urusanmu, aku bergebrak melawan dirinya karena hendak membereskan hutang piutang yang terikat antara perguruanku dengan ibunya"

"Apa?? kaupun ada ikatan dendam dengan dirinya??". "Pada   masa   berselang   ibunya   pernah  juga   mencuri

sejilid  salinan  kitab  pusaka  Payung  sengkala,  ibuku tahu

bahwa ada orang sedang mengincar benda pusakanya maka jauh sebelumnya terjadi peristiwa pencurian itu beliau telah melakukan sedikit permainan dengan menyiapkan sebuah salinan kitab palsu ditempat pusaka tersebut. Tatkala usahamu untuk mencuri kitab pusaka diperkampungan Toa Loo san-cung mengalami kegagalan, cioe Ci Kang suami isteripun menyadari bahwa mereka tertipu, kitab itu kemudian dimusnahkan dari muka bumi".

sekarang Lam kong Pak baru mengetahui apa sebabnya Cioe Ci Kang suami istri tidak melatih isi kitab pusaka tersebut walaupun benar itu sudah terjatuh ketangan mereka, rupanya mereka sudah menaruh curiga sejak dulu kala bahwa kitab yang berbasil mereka dapatkan adalah sejilid kitab yang palsu. Dalam keadaan begini, Cioe Cien cien sadar bahwa dia bukan tandingan lawannya. Tetapi sebagai seorang gadis yang berwatak keras, sambil mendongak keatas jeritnya sedih: "oooh ibu, putrimu tidak becus... selama hidupku tak nanti aku berhasil membalaskan dendam sakit hatimu, lebih baik aku menyusul engkau menuju kealam baka saja...".

suaranya lengking bagaikan jeritan kuntilanak begitu tajam... sedih ..dan putus asa membuat siapa pun yang mendengar ikut berhiba hati.

selesai mengucapkan kata2 itu, telapak tangannya segera berkelebat menghajar keatas ubun-ubun sendiri.

Lam-kong Pak jadi amat terperanjat, dengan cepat ia berkelebat maju kedepan sambil melancarkan sebuah cengkeraman mencekal urat nadinya,

Melihat usahanya untuk bunuh diri mengalami kegagalan, cioe cien cien merasa semakin mendendam, teriaknya: "Lam kong Pak. aku sangat membenci dirimu hingga rasa benciku menusuk kedalam tulang sumsum, sampai matipun aku tak akan mengampuni dirimu, jadi setan pun aku akan mengejar dirimu dan membetot nyawamu. ".

sembari berkata ia segera menggigit tangan sianak muda itu dengan bengis dan buasnya.

Lam-kong Pak sama sekali tidak menghindar atau pun berkelit, ia biarkan gigi taring gadis itu menggigit dagingnya hingga darah segar bercucuran membasahi seluruh lantai.

Coe Lie Yap yang menyaksikan kejadian itu tentu saja merasa sakit hati, badannya dengan cepat maju menerjang kedepan, ia cengkeram tubuh cioe cien cien lalu dibanting keluar hingga tubuhnya mencelat sejauh tiga tombak lebih dari tempat semula, Didalam peristiwa hari ini, seandainya Lam Kong Pak bisa memutar-balikan masalahnya dan suka bicara secara baik2, ditambah pula bantuan dari Cioe It Boen yang membelai dirinya, Cioe Cien cien tidak nanti akan bertindak secara senekad dan sekalap ini, sebab bagaimanapun juga ia merasa amat menciniai diri Lam- kong Pak.

Tetapi sayang seribu kali sayang tabiat sianak muda itu tidak mengijinkan dia untuk berbuat begitu, sehingga akhirnya kejadian yang sebenarnya masih bisa diatasi berubah semakin fatal

Cioe cien cien melototkan sepasang matanya bulat2, titik darah segar nampak mengucur keluar dari kelopak matanya, sambil menyeringai seram dia angkat kembali telapak tangannya untuk dihajarkan keatas batok kepala sendiri

Kali ini jarak diantara kedua belah pihak agak jauh, untuk menolong sudah jelas tidak sempat lagi Lam-kong pak segera membentak keras: "Tunggu sebentar"

Mendengar bentakan itu cioe Cien cien tarik kembali tangannya dan berpaling.

Coe Lie Yap segera menjengek sambil tertawa dingin: "Heee heeeh-heeeh... kalau memang tak tega untuk bunuh diri lebih baik cepat2 enyah dari sini, buat apa berlagak sok sokan didepan mata orang lain Huuuh... siasat menyiksa diri yang kau tunjukkan sudah basi... sudah ketinggalan jaman-".

Ejekan ini betul2 amat tajam bagi pendengaran siapapun, cioe Cien cien segera mendongak dan tertawa seram. setelah itu sambil bangkit berdiri serunya tegas: "Sedikitpun tidak salah aku tak boleh mati, kalau aku mati terlalu enakan bagi kalian semua...Heeeh,. heeeh.

..sampaijumpa lagi dilain kesempatan-."

selesai berkata tanpa berpaling lagi ia segera berlalu dari tempat itu, dalam sekejap mata bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan-

sepeninggalnya dari gadis she-cioe itu per-lahan2 Lam kong Pak berpaling dan menghela napas panjang.

"Aaaai.,. kenapa kau musti terlalu banyak urusan??". "Hmm usahaku untuk menyelamatkan selembar jiwamu

apakah keliru?? kau anggap tindakanku ini suatu kekeliruan besar?" teriak Coe Lie Yap dengan wajah berubah jadi hijau membesi.

"Aaaaai.... sudah, sudahlah.... aku toh tidak menyalahkan dirimu".

"Hmmm" Coe Lie Yap mendengus berat- berat. "Bagaimana dengan jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun?? apakah sudah kau dapatkan??. ".

"Sudah. sudah kudapatkan- terima kasih atas perhatianmu"

"sudah kau makan belum?^

"sudah. Tapi baru perenamnya saja"

"Dua perenam?? kenapa tidak sekaligus kau telan semua mustika yang tak ternilai harganya itu?".

"Tentang hal ini....eehmm....tentang soal ini. "

Lam-kong Pak tidak ingin mengatakan secara terus terang bahwa dua orang dara ayu telah menghadiahkan air liurnya untuk mencairkan jinsom berusia sepuluh ribu tahun itu. sekali lagi Coe Lie Yap mendengus berat. "Hmmm. masa hanya mengenai persoalan inipun kau tidak berani mengatakannya kepadaku?? kau harus tahu bahwa aku sama sekali tidak menginginkan jinsom sisik naga tersebut".

"Eeei...nanti dulu, nanti dulu...kau jangan-salah paham, aku tidak bermaksud begitu."

"Lalu apa sebabnya??".

Didesak terus menerus akhirnya terpaksa Lam kong pak harus mengakui apa yang sudah terjadi.

Mendengar kisah itu Coe Lie Yap merasa suatu perasaan yang sangat aneh sekali dalam hati kecilnya, ia tak dapat menyalahkan sianak muda ini sebab soen Han siang lah yang berkuasa didalam mengatur segala-galanya. sedangkan Lam kong Pak bagaimana pun juga harus tunduk  dan patuh terhadap perintah ibunya.

Tetapi tak urung ia mendengus juga, katanya: "Hmm kau berani tak pandang sebelah matapun terhadap diriku??...".

"Eeei. kapan sih aku pernah tidak pandang sebelah matapun terhadap dirimu??.. bantah Lam kong Pak setelah tertegun beberapa saat lamanya.

Mendadak merah padam selembar wajah Coe Lie Yap hingga menjalar sampai keujung telinga.

"Kalau bukan begitu mengapa kau tidak mengundang diriku." bisiknya lirih.

"Mengundang dirimu??? mengundang dirimu mau apa??".

Dengan wajah tersipu Coe Lie Yap berjalan menghampiri sianak muda itu, kemudian tambahnya: "Kau harus memberi bagian kepadaku lho masa aku tidak kebagian??...". Habis berkata karena saking malunya. gadis itu segera menyandarkan diri diatas dada pemuda she Lam kong.

Kini Lam kong Pak baru mengerti apa yang dimaksudkan, cepat-cepat sahutnya: "Adik Yap terima kasih atas maksud baikmu itu Tak usah kuatir aku pasti akan memberi bagian kepadamu".

setelah merandek beberapa saat lamanya, mendadak dari sakunya sianak muda itu mengambil sebuah patung kelelawar hijau. dan katanya lagi: "Adik Yap. masih ingatkah kau akan benda ini??".

Begitu melihat benda yang diambil keluar dari saku Lam- kong pak adalah patung Kelelawar Hijau. Coe Lie Yap segera menyahut: "Darimana siauw-moay bisa melupakan benda itu?? toh benda itu adalah tanda mata yang siauw- moay berikan kepadamu.".

"Betul, dan sekarang siauw-heng berhasil temukan benda yang lain dari patung kelelawar ini".

"Dimana?? " gadis itu buru-buru bertanya.

"Diatas gagang payung sengkala yang dipergunakan oleh si manusia tembaga tersebut".

Maka berceritalah sianak muda ini atas kejadian yang telah dialaminya selama berada dilembah Thian-Kok.

ooooooooooo

SELESAI mendengar kisah cerita itu, tergetarlah hati Coe Lie Yap. katanya: "Ia bisa membantu dirimu untuk memukul mundur musuh tangguh, kejadian ini benar2 merupakan suatu peristiwa aneh. orang itu kalau bukan musuh besar pembunuh orang tuaku, pastilah ia punya hubungan dengan dendam berdarah ini, sebab Payung sengkala adalah benda pusaka milik orang tuaku, atau jangan2 memang dialah yang telah melukai orang tuaku serta merampas, Payung sengkala tersebut dimasa yang silam??",

"Apa sih bubungan antata ibumu dengan sang pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang? kalau didengar dari pembicaraan mereka, rupanya sedari dulu mareka sudah saiing mengenal"

"Aku sendiripun tidak tahu. aku pernah menanya kepada ibuku tetapi beliau sendiri pun tidak berani memastikan siapakah sebetulnya dirinya. tetapi ibu percaya babwa tidak lama kemudian rahasia asal-usulnya pasti akan diketahui olehnya".

Berbicara sampai disitu, kedua orang itu pun mulai bekerja keras untuk mengubur jenazah dari cioe It Boen-

selesai bekerja, Lam kong Pak berkata kembali: "Ayoh berangkat beberapa orang cianpwee tentu sedang merasa gelisah dan cemas karena lenyapnya diriku secara mendadak".

Ketika kedua orang itu kembali kerumah gubuk. sedikitpun tidak salah. semua orang yang ubek2an disekeliling tempat itu dengan hati gelisah. Menanti mereka berdua menceritakan apa yang telah terjadi, soen Han siang lantas berkata:

"Manusia tembaga itu pasti ayahmu, setelah ia salurkan hawa murninya kedalam tubuhmu, aku jadi sangat menguatirkan keselamatan jiwanya entah apa maksud hatinya yang sebenarnya selama ini terus menerus menyaru sebagai manusia tembaga???".

Keesokan harinya, Coe Lie Yap pun menbantu diri Lam- kong Pak untuk menelan sebagian jinsom sisik naga berusia sepuluh ribu tahun, bahkan soen Han siang pun nampaknya merasa amat senang dengan diri Coe Lie Yap.

sehabis menelan sebagian jinsom berharga sebagaimana sebelumnya sianak muda itu harus bersemedi selama sehari semalam.

Dikala Lam- Kong Pak hampir menyelesaikan semedinya itulah, malam sebelumnya telah terjadi suatu peristiwa besar.

Menunggu Lam-kong pak muncul dari balik kamar, siang Hong Tie serta Pek-li Gong sekalian telah menanti diluar pintu,jelas mereka sudah menanti lama sekali ditempat itu, air muka mereka serius dan nampak tegang.

sianak muda itu segera menyadari bahwa suatu peristiwa yang tak dlinginkan tentu sudah terjadi. buru-buru tegurnya:

"Apakah sudah terjadi suatu peristiwa yang tak dlinginkan??"

"Benar" jawab siang Hoag Tie. "ibumu secara mendadak lenyap tak berbekas"

Nguuuung. . . . kontan Lam-kong Pak merasakan kepalanya pusing tujuh keliling matanya berkunang-kunang dan pandangannya jadi gelap. hampir saja badannya roboh terjengkang keatas tanah.

Untung disisi tubuhnya terdapat tiga orang gadis yang segera memayang tubuhnya, hibur mereka:

" Kau tak usah terlalu gelisah atau berkecil hati,akhirnya peristiwa ini pasti akan berhasil dibikin terang".

"secara bagaimanakah ibuku bisa lenyap tak berbekas?" tanya Lam-kong Pak dengan air mata bercucuran-

"pada malam sebagai mana mestinya kita melakukan perondaan malam secara bergilir untuk melindungi keselamatanmu, ibumu bersikeras untuk menjaga dua kali giliran kerena ia merasa tidak berlega hati, tentu saja kami tak dapat menghalangi maksud hatinya itu. maka sehabis ia melakukan giliran perondaan untuk kedua kalinya yaitu tengah malam kentongan keempat tadi pagi, kami sekalian pergi tidur betapa tahu setelah fajar menyingsing tadi kami telah temukan jejaknya lenyap tak berbekas, seandainya secara tiba-tiba ia hendak tinggalkan tempat ini, tidak mungkin kalau ia tidak memberi kabar lebih dulu, maka dari itu. "

" Coba para cianpwee sekalian pikirkan, mungkin ibuku kena dibokong oleh seseorang?".

semua orang tidak leluasa untuk menduga secara sembarangan- mereka membungkam dalam seribu bahasa.

Terdengar Pek-li Gong dengan rada serius berkata. "Beberapa hari berselang sewaktu masing2 berada diatas jembatan Lok-Hoo-Kiauw bukankah loohu pernah berkata kepada kalian semua bahwa "Koen-TOen-sioe" si-kakek ombak menggulung bukan saja sepasang tangannya sudah ternoda oleh amis bau darah, bahkan ia mempunyai suatu kegemaran yang sangat aneh sekali yaitu suka dengan kaum nenek tua. aku rasa tentu kalian masih ingat bukan akan perkataanku itu?? Yaaah....^ semoga saja ibumu bukan terjebak ditangan orang-orang perkumpulan Liok Mao Pang".

Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, air muka semua orang berubah hebat, Lam-kong Pak pun teringat akan perkataan dari sipencuri sakti ini yang mana dikatakan Toensioe amat gemar menggauli perempuan yang berusia diatas lima puluh tahunan, hatinya jadi bergetar keras.

Yang pasti. seandainya soen Han siang benar-benar tertawan oleh pihak musuh maka kemungkinan besar ia telah terjebak ditangan orang-orang dari perkumpulan Liok- mao Pang

Dan seandainya soen Han siang benar-benar sudah digauli serta dinodai oleh gembong iblis tua itu, bagaimana malunya Lam-kong Pak untuk hidup sebagai seorang manusia???

Berhubung gawatnya situasi, maka pada detik itu juga kawanan jago lihay ini serentak berangkat menuju kemarkas besar perkumpulan Liok Mao Pang.

Malam telah menjelang tiba. udara gelap gulita tiada berbintang, angin berhembus kencang menyapu ranting, daun serta pasir hingga menimbulkan suara desiran yang amat keras.

Dibawab pimpinan Lam-kong Pak, berangkatlah sekawananjago-jago lihay itu memasuki markas besar perkumpulan Bulu HHijau.

Tampaklah pagoda loteng dimana sang Pang cu berdiam diterangi oleh cahaya lampu hingga suasana amat benderang bagaikan siang hari, irama musik yang lembut dan merdu merayu bergema keluar dari atas loteng menyebar hingga ketempat kejauhan, sedang disekeliling bangunan tinggi tadi tersebarlah bayangan manusia yang melakukan penjagaan amat ketat.

Lam kong Pak ulapkan tangannya memberi tanda agar para jago menanti disekitar tempat itu. kemudian dengan membawa Coe Lie Yap. Pek-li Hiang serta Yoe Tien berkelebat menubruk kearah loteng.

sianak muda ini memilih ketiga orang dara muda tersebut sebagai temannya, hal ini disebabkan karena kepandaian yang mereka miliki jauh lebih lihay dari pada siang Hong Tie sekalian, Dengan meoggunakan ilmu kepandaian yang paling sakti, Lam kong Pak berhasil merobohkan "Thiat-sauw- Cio" si-sapu Baja Kin Kioe serta "Pat-Pit- Loei- Kong" sidewa geledek berlengan delapan sie Poet dua orang sementara ketiga orang gadis yang lain dengan menggunakan kepandaian saktinya masing-masing berhasil merobohkan pula tiga jago tangguh, gerakan mereka dilakukan amat cepat, dan dalam sekejap mata beberapa pos penjagaan yang amat ketat itu berhasil disingkirkan-

selesai membereskan jago-jago itu, keempat orang muda- mudi tadi segera menengok kearah dalam ruangan loteng, tapi dengan cepat hati mereka bergetar keras.

Ternyata didalam ruangan yang terang benderang itu terdapat empat orang nyonya yang didandani dengan megahnya, kepala memakai mahkota yang bertaburkan mutiara sedangkan pakaiannya adalah model pakaian keraton, masing2 perempuan itu duduk diempat buah kursi.

Perempuan pertama adalah soen Han siang kedua adalah si-Perempuan Pengasingan. Coe Hong Hong, ketiga adalah ibu kandung Cioe It Boen dan yang keempat adalah perempuan yang paling tua diantara mereka, rambutnya telah beruban semua. pipinya kisut dan peot, usianya diantara tujuh puluh tahunan tapi mereka tidak mengenali siapakah nenek tua tersebut,

sinar mata keempat orang itu redup tak bercahaya, keadaan mereka bagaikan orang bodoh yang kehilangan ingatan-

Kursi kebesaran dan sang pangcu yang disepuh emas murni masih berada dalam keadaan kosong, suasana diatas loteng sunyi senyap tak kedengaran sedikit suara pun-

Lam-kong Pak yang menjumpai keadaan ibunya jadi naik pitam, begitu berkobar hawa amarah dalam dadanya sehingga ingin sekali ia mendobrak pintu jendela dan mengobrak-abrik orang2 itu.

Belum sempat ia bertindak sesuatu, mendadak terlihatlah Liok Mao Pangcu diiringi sekawanan gembong iblis munculkan diri didalam ruangan tersebut lewat pintu belakang.

Mereka semua rata2 memakai pakaian serba baru, se- akan2 hendak menghadiri suatu perayaan besar.

setibanya didepan kursi kebesaran yang disepuh dengan emas murni itu, kawanan gembong iblis tadi menjura dalam2 untuk memberi hormat, lalu seruaya lantang:

" Keempat orang hujien telah slap menanti, silahkan Thaysang Pangcu menempati kursi kebesaran"

selesai bicara mereka mengundurkan diri sejauh tiga tombak dan berdiri menanti dengan sikap yang amat serius, suara irama musik segera berkumandang memecahkan kesunyian, horden tersingkap dan muncullah delapan orang nenek tua yang berdandan amat menyolok. mereka semua rata- rata berbedak tebal dan bergincu merah hingga tampangnya bagaikan siluman tua yang amat mengerikan, diantara kerumunan nenek- nenek tersebut berjalan keluar seorang kakek tua yarg kecil kurus tinggal kulit dibungkus tulang yang bermata tikus dan berambut pendek. Melihat potongan sikakek ceking yang sama sekali tak enak dipandang itu, Lam-kong pak sekalian jadi tertegun, pikir mereka hampir berbareng.

"Masa beginikah tampangnya Koen Toen sioe sikakek ombak Menggulung yang dikatakan sudah pernah menggetarkan seluruh dunia persilatan??. "

Diantara kedelapan nenek tua yang berdandan menyolok itu terdapat pula sijanda kawin Tujuh-kali Poei Koen, meski pun pipinya sudah peot dan berkeriput tetapi setelah memakai bedak dan gincu, wajahnya kelihatan rada cantik dan mengiurkan juga.

Begitulah setelah sikakek tua kurus kecil tadi duduk diatas kursi kebesaran yang bersepuh emas, Liok Mao Pangcu segera maju kedepan dan berkata:

"segala sesuatunya telah disiapkan semua, Keempat orang hujien pun telah tecu loloh dengan arak pemabok "siauw Yauw Liok ", tecu rasa pada saat ini daya kerja obat itu sudah mulai menunjukkan reaksinya ".

Ucapan itu sedikitpun tidak salah, pada waktu itu air muka keempat orang nyonya itu sudah berubah jadi merah padam, wajah mereka dalam waktu yang amat singkat itu terlihat jaun lebih muda beberapa bagian.

Dengan sepasang mata tikusnya yang kecil dan tajam. kakek kurus ceking itu menyapu sekujur tubuh keempat orang nyonya itu bergantian, lalu tanyanya: "Siapakah diantara mereka yang paling tua??"

"Lapor yang paling tua adalah ibu dari si "Lak-Gwee soat" salju bulan keenam Tongi Hoei itu ciangbunjien dari keluarga Tong yang ada dipropinsi su Cuan".

Mendengar disebutnya nama itu kembali Lam-kong Pak berempat merasa tertegun, ternyata nenek tua itu bukan lain adalah ibu dari Tong Hoe . padahal sang ciangbunjien dari keluarga Tong dipropinsi su- cuan itu telah berusia empat puluh tahun, bisa dibayangkan kalau usia ibuny a paling sedikit diatas enampuluh lima tahun.

"Bagus" seru kakek kecil ceking tadi dengan suara lantang " siapkan Ranjang Pembawa nikmat".

suara sahutan bergeletar memecahkan kesunyian, suara gemuruh segera bergema diatas loteng dan terlihatlah delapan orang pria kekar mejinjing sebuah pembaringan istimewa yang amat besar sekali.

Pada keempat kaki pembaringan tersebut dipasang dengan empat buah roda kayu, diatas roda terdapat sebuah palang kayu yang besar danpada keempat penjuru palang kayu tadi diberi empat buah rantai besi yang berhubungan dengan pembaringan besar tersebut.

Dengan demikian keadaan dari pembaringan itu jadi bisa bergoyang kekiri maupun kekanan bagaikan ranjang bergoyang.

sebuah seprei yang bersulamkan bunga indah menutupi permukaan pembaringan tadi. kelambu yang tipis menggantung diatas ranjang dan menyiarkan bau harum yang semerbak.

Perlahan-lahan Liok Mao Pangcu berjalan mendekati sinenek tua yang usianya paling tua itu, ia ketuk perlahan dagunya dan sinenek tua tadi segera bangkit berdiri, bagaikan orang yang kehilangan ingatan selangkah demi selangkah langsung berjalan menuju kearah Ranjang Pembuat Nikmat.

Lam kong Pak siap tunjukkan dirinya untuk melancarkan serangan. mendadak terdengar suara bentakan keras bergema diseluruh ruangan- disusul terdengarya suara desiran angin tajam mendesir diempat penjuru, dalam sekejap mata seluruh ruangan loteng tadi telah beterbangan senjata-senjata rahasia yang terdiri dari perbagai macam ragam, ada panah bulu. ada Piauw pendek, paku Thian Long Tin- jarum Hang Wie cum dan lain macam senjata rahasia yang jarang diketahui dikolong langit.Senjata2 rahasia itu ada yang langsung meluncur lurus kedepan, ada yang berpusing bagaikan gangsingan, ada yang Cepat dan ada pula yang lambat kesemuanya diarahkan ketubuh  kakek kurus Ceking itu serta pangawal dari perkumpulan Bulu Hijau,

Selesai hujan senjata rahasia tadi, sesosok bayangan manusia laksana kilat menerobos masuk keatas loteng.

Sikakek kurus ceking itu tertawa dingin, dengan cepat tangannya diraup kedepan-seluruh senjata rahasia yang mengancam dirinya dengan cepat mengumpul jadi satu, kemudian bagaikan segulung bola hitam meluncur keluar jendela langsung menyerang Lam-kong Pak yang mendekam disana.

Dengan hati terkesiap buru2 keempat orang muda mudi itu mengundurkan diri kebelakang.

Traaang.... gumpalan senjata rahasia tadi menerobos jendela dan meluncur kedepan sejauh puluhan tombak dari tempat semula.

Dalam ruangan diatas loteng pun segera terjadi suara getaran keras, suasana jadi gelap gulita dan sunyi senyap tak kedengaran sedikit suara pun.

Keempat orang muda mudi itu semakin terkejut, dengan cepat mereka menengok kedalam loteng. ternyata keadaaa disitu telah berubah sama sekali, bukan saja Ranjang2 pembuat nikmat sudah lenyap tak berbekas bahkan sikakek kurus ceking Liok Mao Pangcu serta keempat orang nyonya itu pun lenyap tak berbekas.

Dalam pada itu siang Hong Tie serta Pek li Gong sekalian yang mendengar suara gaduh telah menyusul datang pula kesana.

"Kalian berjaga2lah ditempat ini," Lam kong pak segera berseru,"Aku hendak melakukan pemeriksaan kebawah". "Bocah cilik. kau harus ber-hati2 "Pek-li Gong memperingatkan." Didalam loteng itu telah dipasang alat jebakan yang ber-lapis2 jelas.

"Lak Gwee soat "sisaiju bulan keenam Tong Hoei sudah menemui bencana, aku lihat. ".

Belum habis berkata Lam kong Pak telah enjotkan badannya melayang turun ditengah loteng tersebut.

sebetulnya beberapa orang gadis itu hendak menyusul pula kebawah, tetapi dengan sebat Pek li Gong telah menghalangi jalan pergi mereka. Ujarnya:

"Jangan sembarangan bergerak. ikut sertanya kalian turun kebawah malah justru akan mencabangkan pikirannya serta menambah bahaya keadaannya. Dengan kepandaian silat yang dimiliki dirinya saat ini. asal mau bertindak lebih berhati-hati saja, tanggung tidak akan menemui bencana apa pun juga".

sementara itu Lim kong Pak sudah mengelilingi ruang loteng itu satu kali, tetapi tiada sesuatu gerakan apapun yang ditemukan dengan langkah yang ber-hati2 ia mulai mengetuki dinding ruangan serta papan lantai. Mendadak.

.. .

Blaaam terdengar suara benturan keras, pintu serta jendela yang ada disekeliling tempat itu merapat sendiri suasana dalam loteng itu seketika berubah jadi gelap gulita.

Lam- kong pak tetap berdiri tidak berkutik. dengan telinganya ia menggantikan mata, seluruh perhatian dipusatkan jadi satu untuk bersiap siaga menngadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan.

Tiba2 terdengar suara langkah manusia yang lirih berkumandang didalam loteng. begitu halus dan lembut suaranya sehingga menyerupai gerakan sukma yang gentayangan.

Tidak lama kemudian suara langkah kaki itu berhenti. terdengar Liok Mao Pangcu berkata: "Than-sang Pangcu harap kau orang tua suka melepaskan diri Coe Hong Hong"

"Kenapa??" tanya sikakek ceking. "sebab dia adalah. ".

Lam kong pak yang bersembunyi didekat tempat itu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia himpun segenap kekuatan yang dimilikinya dan melancarkan sebuah pukulan dahsyat kedepan,

siapa tahu walaupun serangan itu mengandung hawa pukulan yang maha dshsyat, tetapi setelah meluncur kedalam ruangan loteng segera lenyap tak berbekas bagaikan batu cadas yang tenggelam didasar samudra. sedikitpun tiada reaksi apapun.

Terdengar sikakek ceking itu berseru berat setelah hening beberapa saat lamanya: "Tangkap sikeparat cilik itu dan belenggu jadi satu dengan bocah keparat she-Tong"

Pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang segera mengiakan dan suasana didalam ruangan loteng itu pun segera tercekam dalam ketegangan yang memuncak, setiap saat mara bahaya kemungkinan akan menimpa siapa pun.

Lam kong Pak tak berani berayal, dengan cepat ia himpun segenap kekuatannya dan bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan.

Mendadak.... terdengar suara bisikan yang halus dan lembut berkumandang disisi telinganya. "Berjalanlah tiga langkah lebar kesebelah samping kiri, lalu mundurlah satu setengah langkah lebar kebelakang, getarkan lantai loteng dengan sekuai tenaga, dengan cepat kau akan lolos dari tempat ini". Lam- kong Pak tertegun, ia tidak tahu jago lihay dari manakah yang telah memberi petunjuk kepadanya lewat ilmu menyampaikan suara, mungkinkah orang itu adalah sang pangcu dari perkumpulan Liok Mao Pang?? hampir saja ia tak berani untuk mempercayainya.

Tanpa berpikir panjang lagi ia menuruti perkataan itu dan melangkah tiga kali tindak kesamping kiri lalu mundur satu setengah langkah kebelakang, tatkala dengan sekuat tenaga ia menjejakkan kakinya keatas lantai loteng, mendadak ,..

sreeet.... papan loteng tersebut secara otomatis bergerak naik dan meluncur keatas dengan kecepatan penuh .

"Aduuuh celaka " seru sianak muda didalam hati, sebab kalau badannya meluncur keatas dengan kecepatan yang demikian tingginya, niscaya dia akan remuk dan menjadi gepeng bila menghantam atap loteng tersebut.

siapa tahu belum babis ingatan itu berkelebat didalam benaknya. tampaklah atap loteng itu bergeser kesamping dan muncullah sebuah liang iingkaran yang persis pas dengan ukuran tubuhnya.

Dengan manis dan tepat badannya terpental keluar dan liang celah tersebut dan meluncur sejauh sepuluh tombak lebih diangkasa.

Menanti badannya melayang turun kembali diluar loteng, ditemuinya bayangan tubuh Pek-li Gong sekalian sudah lenyap tak berbekas.

Baru saja badannya mencapai permukaan tanah, dari atap loteng tersebut telah meluncur keluar tiga sosok bayangan manusia.

orang pertama adalah wakil pangcu dari perkumpulan Bulu Hijau, Ngo-Hoa-Bak si Daging Lima Bunga oei Hoen, sedangkan dua orang lainnya adalah "swie-sang-Biauw melayang diatas air Ma Tie serta Pat-Pit Loei-Kong si malaikat guntur berlengan delapan sie Poet sioe.

Lam- kong PaK amat menguatirkan keselamatan ketiga orang gadisnya, ia tidak ingin bertempur terlalu lama, karena ia menyaksikan datangnya orang2 itu ia segera mengirim satu pukulan dahsyat dengan ilmu sakti Payung sengkala.

Blaaam... ditengah ledakan keras. ambil kesempatan baik itu badannya segera berkelebat kearah depan.

Pemuda itu tidak langsung meninggalkan tempat tersebut. ia berputar satu kali mengelilingi markas besar perkumpulan Bulu Hijau itu, tapi bayangan tubuh dari Pek li Gong sekalian belum juga nampak, maka akhirnya iapun tinggalkan markas besar perkumpulan itu.

Hatinya jadi sangat kuatir, setelah berlarian beberapa saat lamanya iapun berhenti dan duduk diatas sebuah batu besar. pikirnya: "Baiknya aku menanti sejenak lagi didalam markas besar lawan..."

Belum lama ia duduk. mendadak ditengah hembusan angin malam yang menderu-deru, secara lapat2 ia mendengar suara pembicaraan sepasang pria dan wanita.

Mendengar suara itu Lam koog Pak tertegun, sebab suara sang pria ia dengar mirip sekali dengan suara dari suma Ing, maka badannyapun segera bergerak mendekati tempat pembicaraan tersebut.

sedikitpun tidak salah. tampaklah suma Ing masih diborgol jadi satu dengan 'Lam-hay Cioe-khek' sijago arak dari Lam- hay, keadaan mereka mengenaskan sekali.

Dihadapan kedua orang itu berdirilah seorang dara muda, dia bukan lain adalah cioe Cien cien. Ketika itu sidara muda she Cioe itu sedang tundukan kepalanya dengan sedih, terdengar ia bertanya: "Mengapa keadaanmu bisa berubah jadi demikian mengenaskan??".

Kedua orang itu menghela napas panjang. mereka merasa bahwa wajah mereka tak secerah dahulu lagi, terutama sekali 'Lim-hay Cioe-khek' sijago arak dari Lam- hay It-boen Kao.

Pada masa berselang nama besarnya amat tersohor diseluruh kolong langit, sungguh tak nyana kemunculannya pada saat ini berada dalam keadaan yang mengenaskan sekali, bukaa saja nama besar hancur berantakan bahkan badanpun jadi runyam.

Tampaklah suma Ing dengan wajah menyeringai seram dan menggertak gigi kencang menyahut: "Bibit bencana dari kesemuanya ini bukan lain adalah Lam kong Pak bajingan keparat itu. gara2 dialah kami jadi tersiksa seperti begini...".

"Apakah dia yang membelenggu kalian jadi satu??". "Hmm  dia  masih  belum  pantas  untuk  berbuat begitu,

dialah hasil karya dari manusia tembaga".

"Apa manusia tembaga??" seru Cioe Cien cien dengan hati bergetar keras." Manusia tembaga yang mana??"

"Akupun tak tahu manusia tembaga yang mana, pokoknya salah satu diantara ketiga orang manusia  tembaga tersebut??".

"Apakah rantai baja ini tidak bisa dipatahkan??".

"Tentu saja bisa, tetapi dikolong langit dewasa ini hanya beberapa orang saja yang sanggup melakukan itu, orang pertama adalah Thay sang pangcu serta Pangcu dari perkumpulan kami, kedua adalah ketiga orang manusia tembaga itu dan ketiga adalah Lam kong Pak". "Apa ? jadi Lam kong Pak pun bisa mematahkan rantai ini? " seru Cioe Cien cien terkejut.

"Sedikitpun tidak salah secara beruntun bajingan keparat itu mengalami penemuan diluar dugaan, bahkan barusan diapun sudah makan jinsom sisik raga berusia sepuluh ribu tahun, tenaga lweekangnya telah memperoleh kemajuan yang amat pesat ".

"Hmmmm kepandaian silat yang dimiliki bajingan ini makin hari makin bertambah tinggi, dendam berdarah siauw-moay berarti semakin sulit untuk dituntut balas" seru Cioe cien cien dengan penuh kebencian.

"Hubungan dendam sakit hati apa sih yang terikat antara dirimu dengan bajingan keparat itu ??? " tanya suma Ing.

Maka Cioe Cien cien pun lantas bercerita secara bagaimana Lam kong Pak telah membinasakan cioe Cie- Kang suami istri.

Selesai mendengar penuturan tersebut, sepasang biji  mata suma Ing segera berputar, kemudian katanya: "Adik Cioe. inginkah kau membalas dendam sakit hatimu itu?? ".

"Dendam kematian ayah ibuku lebih dalam dari samudra. tentu saja siauw-moay harus menuntut balas" sahut gadis she Cioe itu dengan wajah berubah jadi dingin menyeramkan.

"Adik cioe, kalau begitu kemarilah dan dekatilah aku, aku hendak mengucapkan sesuatu kepadamu".

cioe cien cien tidak menaruh curiga terhadap dirinya, mendengar perkataan itu dia pun segera maju menghampiri dan tempelkan telinganya disisi bibir pemuda tersebut, katanya: "Nah sekarang utarakanlah akalmu itu. siasat bagus apa yang kau miliki untuk menghadapi dirinya??. . .". Belum habis ia berkata, tiba-tiba suma Ing menyeringai seram, sambil mencengkeram jalan darah Ciao-Cing Hiatnya ia berseru ketus: "cioe cien cien bukan saja aku sangat membenci diri Lam kong Pak. aku lebih membenci dirimu si perempuan binal yang punya angan2 yang muluk. Bukankah mula2 diantara kita sudah terikat oleh tali perkawinan yang ditetapkan oleh orang tua kita? tetapi sungguh tak nyana setelah kau berjumpa dengan Lam kong Pak. hatimu segera berubah. Hmmm .. sekarang kaupun sudah merasakan bagaimana tersiksanya seseorang yang patah hati. Hmm inilah dosa yang harus kau pikul akibat perbuatanmu itu...".

saking terkejutnya cioe cien cien berdiri menjublak. lama sekali ia baru bisa membentak dengan nada gusar: "suma Ing, kau,..kau,..apa yang hendak kau lakukan??",

"Hmm. , Hmm. . . kau hendak menggunakan tubuhmu untuk melampiaskan rasa benci dan dendam yang sudah merasuk didalam hatiku," sahut suma Ing dengan suara mengerikan.

Air muka Cioe Cien Cien berubah hebat menyaksikan raut wajahnya yang telah dipengaruhi oleh napsu birahi, sadarlah dara manis ini bahwa dirinya tak akan lolos dari cengkeraman sianak muda itu.

Dengan penuh kebencian dan rasa mendendam serunya: "Bajingan anjing busuk, sebetulnya apa yang hendak kau lakukan terhadap diriku?"

suma Ing tertawa sinis, ia tidak menjawab pertanyaan orang sebaliknya malah balik bertanya,

"Apakab antara kau dengan Lam- kong Pak benar2 pernah terikat dalam ikatan perkawinan??" "sedikitpun tidak salah, tetapi sekarang kesemuanya  telah habis, hubungan tersebut sudah putus"

"Heeeh....heeeh....heeeh....bagimu memang sudah habis, tapi baginya belum habis, dia adalah seorang lelaki yang amat menyukai gengsi dan sekarang aku orang she suma akan memaksa dia untuk mengenakan topi berwarna hijau. Hmm.,..Hmm.... sekaranglah saatnya bagiku untuk melampiaskan seluruh rasa benci serta dendam yang sudah lama ketanam didasar hati kecilku".

Dengan sekuat tenaga cioe cien cien berusaha untuk melepaskan diri dari cekalan orang, tapi sia2 belaka usahanya itu.

sementara suma Ing telah berpaling kearah rekannya sijago arak dari laut selatan, ujarnya:" It boen-heng. terpaksa siauwte harus bertindak kasar dihadapan matamu."

"Keadaan kita sudah dibuat jadi demikian mengenaskan, apakah kau masih punya semangat dan kegembiraan untuk melupakan perbuatan itu?".

suma Ing mendongak dan tertawa ter-bahak2. "Haaah- haaah-haaah... inilah yang dinamakan memetik tali Pie-pa dibawah pohon Huang-Lian... mencari kesempatan ditengah kegetiran hidup, sudah lama siauwte tidak pernah melepaskan hajadku ditubuh perempuan, inilah kesempatan yang paling baik bagiku".

PIE PA adalah semacam alat musik kuno di Tiongkok yang menyerupai kecapi, sedang pohon Huang Lian adalah sejenis pohon yang buahnya amat pahit sekali melebihi pahitnya empedu.

Lam- kong Pak yang menyaksikan kecabulan suma Ing, napsu membunuhnya seketika muncul menyelimuti seluruh wajahnya, dalam hati ia berpikir: "Bajingan yang tak tahu diri, rupanya kau telah memilih jalan menuju kearah kematian- Hmmm jangan salahkan kalau aku tertindak kejam terhadap dirimu".

sambil meloncat ketempat persembunyiannya ia tertawa dingin tiada hentinya, selangkah demi selangkah badannya perlahan-lahan mendekati tubuh suma Ing.

Ketika meras akan datangnya seseorang ditempat itu, dengan cepat Cioe cien cien berpaling kesamping. Tetapi setelah mengetahui bahwa orang yang hadir bukan lain adalah Lam kong Pak, dalam waktu singkat air mukanya berubah beberapa kali, ditengah kebencian terselip pula rasa cinta dan sayang. Begitu kacau perasaan hatinya sehingga ia sendiripun tak jelas bagaimanakah perasaannya ketika itu.

Tetapi ketika ia teringat kembali kalau ayah serta ibunya mati ditangan si anak muda ini, bahkan mati dalam keadaan yang mengerikan. ia segera mengertak gigi kencang2 dan melengos kesamping.

"suma Ing" seru Lam kong Pak dengan suara keras "Sungguh tak nyana tabiat jelekmu hingga kini tetap tak berubah. Hmmm.., Hmm.,. kau inginkan Cara mati yang bagaimana? katakanlah cepat. aku bisa memenuhi harapanmu itu".

suma Ing tertawa dingin. ia tetap mencengkeram jalan darah Cian Cing Hiat dibahu cioe cien cien dengan kencang. sementara biji matanya berputar kesana mencari akal. Ia tahu bahwa Lam-kong Pak adalah seorang koen-cu. meskicun antara dia dengan gadis she- cioe itu terikat dalam dendam berdarah, tetapi tak nanti ia biarkan cioe cien cien menderita kerugian ditangannya.

si jago arak dari Lam-hay malu bertemu dengan orang. ia tundukkan kepalanya rendah2 dan tak berani memandang wajah Lam kong Pak secara langsung. Ketika dilihatnya suma Ing tertawa dingin terus menerus tanpa menjawab pertanyaannya. Lam kong Pak semakin gusar. herdiknya: "Bangsat kau masih belum juga mau melepaskan orang??".

Cioe cien cien yang selama ini membungkam dalam seribu bahasa. mendadak entah dari mana datangnya keberanian tiba2 berteriak keras

"Urusan pribadiku tidak sudi kau ikut campur aku tak ingin kau ikut Campur didalam persoalan ini"

Lam- kong Pak berdiri melengak. serunya tnpa terasa^ "Apakan kau rela di. . .di. . ."

"Tentu saja rela." tukas Cioe Cien cien ketus. "Lebih baik aku bersama dia dari pada bersama kau simanusia berhati keji yang sama sekali tak berperikemanusiaan"

"Cien-Cien " ujar Lam-kong Pak sambil menekan hawa gusar yang telah berkobar didalam hatinya. "Untuk kesekian kalinya aku minta maaf yang sedalam dalamnya kepada-uiu, terus terang kuakui bahwa aku memang punya maksud dalam melakukan pembunuhan terhadap Cioe Ci Kang, tetapi kematian ibumu sebetulnya jauh diluar kemauanku "

"Tutup mulutmu" bentak Cioe Cien- Cien dengan keras, teringat akan kematian ibunya yang mengerikan, bagaikan kalap gadis itu menjerit lebih jauh.

"Kau anggap setelah dirimu memukul tubuh orang sampai sakit lalu memberi orang itu sebiji gula2, urusan jadi beres dengan begitu saja?. . .Hmmm aku Cioe Cien-Cien begitu benci dan dendamnya kepadamu sehingga ingin sekali kugigit dagingmu, kuhirup darahmu untuk melampiaskan rasa sakit hatiku ini" Lam kong Pak tidak ingin melayani gadis itu untuk bersilat lidah lebih jauh, sambil tetap bersabar diri ia berpaling kearah suma Ing dan menegur: "suma Ing, apakan kau belum juga mau lepaskan gadis itu??".

"Lebih baik kau bertanya dulu dengan dirinya Hmm....kenapa kau musti mencampuri urusan peribadi orang lain???..,., toh orang tidak sudi menerima  kebaikanmu itu. Heee.-eeeh...heee.. kau harus tahu bahwa dikolong langit bukan kau saja yang menjadi seorang pria, meskipun wajahku sudah hancur dan rusak. tetapi hatiku masih...".

"Tutup mulut anjingmu" hardik Lam- kong Pak keras- keras, dengan sikap menghina ia meludah keatas tanah lalu jengeknya sinis: "Kau masih terhitung seorang manusia? Hmm, delapan keturunan nenek moyang sendiri sudah lupa, itu masih disebut seorang manusia???... eeei, suma ing kau lebih pantas jadi seekor anjing yang pintar menggonggong, . . . " .

suma Ing tidak memperdulikan ejekan lawan, Cekalannya pada bahu Cioe Cien cien tetap tidak dilepaskan bahkan semakin lama semakin kencang.

Perlahan-lahan Lam-kong Pak mendesak lebih maju kedepan, serunya lagi: "Bajingan anjing kalau aku ingin membunuh dirimu pekerjaan itu bisa dilakukan dengan gampang sekali bagaikan membalik telapak tangan sendiri .

. ."
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar