Rahasia Kunci Wasiat Bagian 17

“Tampak sibocah berbaju biru itu meletakkan Khiem antik tadi di atas meja dan si orang berjubah biru itu masukkan kembali kipasnya ke dalam saku lalu tangan kanannya mulai disentil mainkan senar khiem tersebut memecahkan kesunyian di tengah malam buta.

Diikuti serangkaian lagu yang memilukan hati berkumandang memenuhi angkasa.

Nadanya amat sedih membuat setiap orang yang ikut mendengar merasakan hatinya risau dan pedih.

Hati kecil Siauw Ling kena tersinggung, ia tak dapat menahan kepedihan dari irama musik tersebut sehingga tanpa terasa ikut melelehkan air mata.

Mendadak terdengar suara gemerincing yang keras diikuti berhentinya irama musik tersebut.

Dua orang bocah berbaju hijau dengan hebat mencabut keluar pedangnya dan meloncat kedua belah sisi, sambil memperhatikan suasana disekitar sana dengan tajam.

Kiranya sewaktu si orang berbaju biru itu mainkan irama lagunya mencapai puncak kesedihan, tiba-tiba senar khiem tersebut putus jadi dua bagian.

Terdengar orang itu menghela napas panjang. “Mungkinkah sukma Siauw heng dialam baka bisa ikut mendengarkan lagu ini.

“Perlahan-lahan ia mengusap air mata yang mengucur keluar, sambungnya lebih lanjut, “Dalam keadaan sedih dan berduka hati gadis pujaanmu itu telah menciptakan sebuah irama lagu Liuw Swie Tuan Hun ini, setiap suara setiap kata semuanya diiringi isak tangisnya yang memilukan hati. Oouw Siauw heng, jikalau sukmamu dialam baka mengerti tegakah kau orang membiarkan dia merasa sedih sepanjang hidup?”Siauw Ling yang mendengar perkataan itu hanya ikut merasa terharu.

“Ehmm orang ini tidak jelek juga! ia cuma mendapat titipan orang lain, tapi kesetiaannya benar-benar terpuji.

“Tiba-tiba terdengar si orang berbaju biru itu berubah nada pembicaraannya, sambungnya lebih lanjut, “Ia merasa sedih dan berduka untukmu, sudah seharusnya Siauw heng pun ikut memikirkan buat dirinya. Jikalau sukma Siauw heng bisa mendengar perkataanku ini tunjukkan bantuanmu agar siauwte berhasil merebut kepercayaannya. Siauwte tidak becus tadi rela selama hidup tunduk di bawah kakinya, dan menghibur kesedihan hatinya sepanjang hari.

“Ketika itulah Siauw Ling tertegun untuk beberapa saat.

“Aaakh bagus sekali! kiranya kau mohon kepadaku agar aku suka menunjukkan bantuanku membantu kau sukses dalam merayu kekasihmu.

“Mendadak si orang berbaju biru itu berlutut keatas tanah tanpa perduli diaas tanah penuh dengan lumpur yang kotor.

“Siauwte telah meminjam nama besar Siauw heng, aku berjanji dengan seluruh kekuatan yang kupunyai akan menggemparkan nama besar Siauw heng dalam seluruh Bulim agar semua orang menghormati dirimu dan nama besarmu terkenal sampai ratusan tahun selama hidup siauwte akan selalu menjadi bayangan dari Siauw heng.

““Hmm, aku tahu kau berbuat demikianpun bukan sungguh-sungguh dan ikhlas karena aku,”pikir pemuda she Siauw ini.

“Jikalau Siuaw heng suka menyetujui permintaan dari siauwte ini harap kau suka menunjukkan kesetiaanmu,”tambah orang itu.

Ketika itu kedua baju hijau itu selesai melakukan pemeriksaan di tempat itu, satu dikiri dan satu dikanan berdiri disisi orang berbaju biru tadi.

“Hmm, apa perlunya kalian cabut pedang seperti menghadapi musuh besar saja?”tegur si orang berbaju biru sambil menyapu sekejap kekiri kanannya. “Bukankah tindakan kalian ini akan mengejutkan sukma dari Siauw heng? Ayo cepat simpan pedang kalian.

“Kedua bocah berbaju hijau itu menurut dan memasukkan pedangnya ke dalam sarung, melihat majikannya berlutut merekapun disisinya.

Tapi sungai yang sunyi senyap telah pulih kembali pada keheningan yang terdengar hanyalah deburan ombak menumbuk tepian yang berbunyi tiada hentinya.

Siauw Ling yang berada di tempat ketinggian dapat melihat seluruh kejadian itu dengan sangat jelas tampak olehnya si orang berjubah biru itu pejamkan sepasang matanya, muka menghadap Leng pay dan mulutnya kemak kemik seperti sedang berdoa. Untuk beberapa waktu ia ragu-ragu ada baiknya munculkan diri atau tidak, sebenarnya dia ada maksud untuk menanyakan siapakah gadis tersebut? Sebelum keputusan sampai diambil, mendadak dari tempat kejauhan tampak datangnya sesosok bayangan manusia yang bergerak tanpa menimbulkan sedikit suarapun.

Gerak-gerik orang itu ringan bagaikan daun, walaupun berjalan di atas tanah berlumpur tapi tak kedengaran sedikit suarapun.

Agaknya si orang berbjau biru serta kedua orang bocah berbaju hijau itu sedang menenti munculnya sukma Siauw Ling dengan penuh kepercayaan. Seluruh perhatian mereka terpusatkan menjadi satu dan sama sekali tak merasa munculnya mara bahaya yang mengancam.

Di bawah sorotan cahaya bintang dapat dilihat bayangan manusia itu tinggi kurus bagaikan lidi ia sudah tiba kurang lebih beberapa tombak di belakang tubuh orang berbaju biru itu.

Tiba-tiba gerakan orang itu semakin perlahan agaknya ia menaruh rasa jeri terhadap orang berbaju biru itu. Tindak tanduknya makin berhati-hati dan sepertinya takut menimbulkan suara sehingga mengejutkannya.

Siauw Ling mulai merasa tegang dibuatnya ia tidak tahu seharusnya turun tangan menolong si orang berbaju biru itu atau tidak.

Di tengah kesunyian yang mencekam secara samar-samar membawa hawa nafsu membunuh yang amat tebal, setiap kali bayangan hitam tinggi kurus itu melangkah satu tindak kemuka hawa membunuh yang mencekampun semakin menebal satu lapis.

Mendadak dari tengah sungai berkumandang datang suara dayung yang menyampok air sesosok sampan dengan cepat meluncur datang.

Bayangan tinggi kurus yang sedang bergerak maju itupun dibuat terkejut oleh datangnya suara dayung tadi dengan cepat ia menghentikan gerakannya.

Perubahan yang terjadi secara mendadak ini membuat Siauw Ling semakin tegang dengan cepat ia menoleh.

Dilihatnya dari atas sebuah sampan kecil melayang turun sesosok bayangan manusia yang kecil ramping dan dengan hebat meluncur mendekat. Bayangan itu adalah bayangan seorang gadis yang memakai baju ringkas dengan sebilah pedang tersoren di atas punggungnya. Begitu sepasang kaki menempel tanah ia langsung melayang ke arah si orang berbaju biru.

Dalam sekejap mata itulah bayangan manusia tinggi kurus yang semula telah berada beberapa tombak dari si orang berbaju biru itu kini sudah lenyap tak berbekas.

Menanti Siauw Ling memeriksa dengan teliti ia baru menemukan bila orang itu telah menjatuhkan diri berbaring di balik semak. Tentunya karena kemunculan gadis berbaju ringkas itu terlalu cepat membuat bayangan hitam tadi tak sempat menghindarkan diri lagi sehingga ia cuma jatuhkan diri tertelungkup di atas tanah.

Sigadis berbaju ringkas tadi setelah melayang turun kesisi meja sembahyang ia langsung mengeprak meja keras-keras.

“Aku pergi mencari kau kemana-mana kiranya kau ada disini!”teriaknya keras. “Eei, apa kerjamu bersembunyi disini?”Orang berbaju biru itu perlahan-lahan bangun berdiri, nada suaranya hambar dan ketus sedikitpun tak menunjukkan sifat persahabatan.

“Karena gangguanmu sukma Siauw Ling jadi terkejut lari ketakutan aku sudah bersembahyang setengah harian lamanya, belum sampai maksudku terpenuhi kau sudah mengganggu lagi kau membuat usahaku jadi gagal dan sia-sia belaka.

““Hmm! darimana bisa muncul sukma gentayangan, aku lihat kau sudah dipengaruhi daya hayalmu sendiri!”teriak gadis berbaju ringkas itu dengan gusar.

“Sekalipun aku sudah dipengaruhi daya hayalku apa pentingnya kau ikut mengurusi?”Gadis berbaju ringkas itu berdiri tertegun akhirnya menangis tersedu-sedu kakinya langsung melancarkan tendangan ke arah meja serta hioloo emas terpental sejauh dua tiga tombak jauhnya.

Melihat cara gadis itu melancarkan tendangan Siauw Ling merasa hatinya bergerak pikirnya, “Ilmu kepandaian silat perempuan ini tidak lemah cuma sayang wataknya sangat kasar.

“Sejak permulaan kedua orang bocah berbaju hijau itu sudah dibuat ketakutan setengah mati, apalagi melihat khiem antik kesayangan majikannya terpental jatuh. Mereka semakin kebingungan dibuatnya.

Lama sekali bocah yang membawa khiem antik tadi baru berseru gelagapan, “Kongcu khiem antik itu…”“Cepat ambil kembali kita segera pergi.

“Bocah berbaju hijau itu menyahut buru-buru ia lari ke depan pungut kembali khiem antik tersebut.

“Kongcu?”seru pula bocah berbaju hijau itu. “Perlukah Leng pay dari Siauw Ling dibawa serta?”“Hmm. Jika Leng pay itu sampai hilang. Kaupun jangan harap bisa hidup lebih lanjut”teriak orang berjubah biru itu teramat gusar.

Diam-diam bocah berbaju hijau itu amat terperanjat.

“Tidak kusangka Leng pay dari Siauw Ling ini jauh lebih penting daripada khiem antik kesayangan kongcu,”pikirnya.

Dengan cepat ia meloncat naik keatas pohon liuw tua yang ada di tengah dan melepaskan Leng pay tersebut.

“Leng pay apa itu coba bawa kemari biar aku periksa,”tiba-tiba gadis berbaju ringkas itu membentak keras.

Agaknya gadis inipun mempunyai kedudukan yang sangat tinggi. Hal ini membuat sibocah berbaju hijau jadi serba salah dan berdiri di tempat semula dengan termangumangu.

“Bagus, bagus sekali kiranya kalianpun berani menganiaya diriku?”teriak gadis itu semakin kalang kabut.

“Nona jangan salah paham. Soal ini mana hamba berani. Hanya sebelum memperoleh ijin dari kongcu hambapun tidak berani ambil keputusan sendiri.

“Dimulut bocah itu berbicara sedang matanya dengan cahaya mohon dikasihani dialihkan ke arah si orang berbaju biru itu.

Pemuda berbaju biru itu termenung sejenak akhirnya ia menyahut dengan nada dingin.

“Serahkah kepadanya.

“Bocah itu menyahut dan kemudian serahkan Leng pay tadi ketangan gadis tersebut.

“Siapa yang bernama Siauw Ling?”tanya gadis berbaju ringkas itu setelah melirik sekejap ke arah Leng pay tadi.

“Soal ini hamba kurang jelas harap nona tanyakan sendiri kepada kongcu ya.

“Sreet, tiba-tiba gadis berbaju ringkas itu mencabut keluar pedangnya seraya tertawa dingin tiada hentinya.

“Hmm perduli Siauw Ling atau Toa Ling akan kubuat ini jadi berkeping-keping.

““Aakh! nona jangan kau hancurkan!”teriak bocah berbaju hijau itu gelagapan.

“Hmm, cepat beritahu kepadaku, Siauw Ling adalah seorang lelaki atau perempuan?”“Nona, jika kau hancurkan Leng pay itu maka kongcu tak bakal melepaskan hamba.

Perkataan dari kongcu tadi bukankah nona sudah mendengar sendiri?”“Aku bertanya Siauw Ling seorang lelaki atau perempuan? Siapa yang suka mendengar segala urusan tetek bengek?”“Siauw Ling adalah seorang lelaki.

“Dengan gemas gadis berbaju ringkas itu membanting Leng pay tadi keatas tanah.

“Hmm, lelaki busuk. Apa gunanya dianggap sebagai barang pusaka?”bocah berbaju hijau itu buru-buru memungut kembali Leng pay tadi dibersihkan dari lumpur dengan ujung bajunya kemudian perlahan-lahan mengundurkan diri kesisi orang berjubah biru itu.

“Kiam Tong!”tegur sipemuda berbaju biru itu seraya mengambil kembali Leng pay tersebut. “Kau tidak becus melindungi Leng pay tahukah kau apa hukumannya!”Pada mulanya Kiam Tong tertegun tapi dengan cepat ia bongkokan badannya menjura.

“Hamba rela menerima hukuman.

““Bagus sekali! tabok sendiri mulutmu.

“Kiam Tong ayunkan tangannya memerseni beberapa tabokan keras-keras mulut sendiri.

Walaupun ia sedang menabok mulutnya sendiri tapi tabokan tadi dilakukan dengan sangat berat, dalam beberapa saat lamanya sepasang pipinya sudah membengkak besar.

Gadis berbaju ringkas itu makin melihat semakin merasa tidak enak, akhirnya ia membentak, “Tahan?”Kiam Tong berhenti dan melirik sekejap ke arah gadis tersebut tapi sebentar kemudian ia melanjutkan kembali tabokannya keatas mulut sendiri. Dari mata gadis itu jadi gusar, sembari menudingkan pedangnya ia berteriak seraya menangis tersedu-sedu.

“Bagus sekali! bukan saja kau menganiaya diriku bahkan suruh Khiem Kiam Jie Tong menganiaya pula diriku?”“Sudah, sudah, tidak usah ditabok lagi,”akhirnya si orang berjubah biru itu ulapkan tangannya. Kiam Tong berhenti menabok, tapi sepasang pipinya sudah bengkak sangat besar, darah segar mengucur keluar dari ujung bibirnya.

Gadis berbaju ringkas itu menangis seperminum teh lamanya, tapi orang berjubah biru itu tetap tidak ambil gubris, tidak menghibur juga tidak membentak suruh ia berhenti.

Siauw Ling yang melihat peristiwa itu dari atas pohon Liuw tua, diam-diam merasa sangat kegelian, pikirnya, “Kelihatannya antara sepasang laki perempuan ini mempunyai hubungan yang sangat erat, entah mengapa sikap orang berjubah biru itu ternyata sangat dingin. Heee walaupun watak gadis ini rada kasar dan berangasan, tapi sikap lelaki inipun terlalu dingin dan ketus.

“Gadis berbaju ringkas yang menangis beberapa saat tidak kelihatan juga orang berbaju biru itu melerai atau menghibur. Agaknya ia merasa malu untuk turun dari panggung.

Tangisnya makin lama makin keras semakin melengking. Sembari menangis makinya penuh kegusaran? “Apa yang kalian lihat disini? Ayo cepat enyah jauh dari sini!”sipemuda berjubah biru itu tidak bergerak maupun bertanya, justru yang ditunggu-tunggu adalah ucapan tersebut ia segera tertawa dingin tiada hentinya.

“Heee heee heee, bagus kau sendiri yang suruh aku enyah dari sini!”Sembari membawa Leng pay dari Siauw Ling ia berlalu dari sana dengan langkah lebar.

Khiem Kiam kedua orang bocah itupun dengan kencang mengikuti dari belakangnya melindungi pemuda berbaju biru itu naik keatas sampan sebentar kemudian terdengar suara dayung menyampok air perahu sampan tersebut dengan cepat meluncur meninggalkan tepian dan sebentar kemudian lenyap dari pandangan.

Jilid 21 Ketika sang gadis berbaju ringkas itu mendengar suara perahu sampan telah pergi jauh agaknya ia benar-benar merasa kesedihan suara tangisnya semakin meraung-raung.

Suara tangis yang diperdengarkan tadi adalah sengaja dikeluarkan maka suaranya tinggi melengking menusuk telinga tetapi suara tangisnya saat ini sungguh-sungguh ditumpahkan keluar dari lubuk hatinya suara sesenggukkannya begitu memilukan hati membuat orang merasa ikut terharu.

Tiba-tiba didasar hati Siauw Ling muncul perasaan iba diam-diam pikirnya dihati, “Gadis ini sungguh patut dikasihani boarlah aku turun dan menghibur dirinya dengan beberapa patah kata.

“Belum sempat ia melakukan sesuatu mendadak bayangan tinggi kurus yang semula berbaring di atas tanah tadi tiba-tiba bangun berdiri dan berjalan mendekati gadis tersebut.

Pada waktu itu gadis berbaju ringkas itu sedang menangis meraung-raung, ketajaman maupun mendengarnya sudah kehilangan reaksinya. ketika bayangan tinggi kurus itu sudah tiba empat lima langkah dari badannya ia masih belum merasa.

Siauw Ling yang melihat kejadian itu hatinya terasa amat tegang, pikirnya, “Perduli gadis ini orang baik atau jahat tidak seharusnya seorang lelaki melakukan serangan bokongan terhadap seorang gadis dalam waktu itu ia tak bersiap sedia, orang ini tentu seorang pengecut aku Siauw Ling tidak boleh duduk sambil berpeluk tangan.

“Dipatahkannya sebatang ranting pohon Liuw lalu dipatah-patahkan kembali jadi tiga bagian dan dicekal di tangan dengan disalur hawa kweekang! Asalkan bayangan tinggi kurus tadi melancarkan serangan bokongan maka ia akan melancarkan serangan pula dengan potongan ranting pohon Liuw itu dalam gerakan Sam Yen Lian Tie.

Siapa nyana ternyata urusan bayangan luar dugaan Siauw Ling ketika bayangan hitam itu tiba kurang lebih lima depa dari gadis itu mendadak berhenti.

“Nona, kau jangan menangis lagi,”hiburnya lirih.

Walaupun ia berusaha keras untuk mendatarkan suara tapi kedengaran di dalam telinga membawakan nada dingin kaku yang tak sedap didengar.

“Aakh suara orang ini radanya seperti ku kenal!”tiba-tiba Siauw Ling merasa hatinya rada bergerak dengan cepat ia pertajam pandangannya.

Bagai dipagut ular bisa seketika itu gadis berbaju ringkas menghentikan suara tangisnya meloncat bangun.

Mengikuti perputaran badan pedangpun sudah dicabut keluar melindungi depan dada.

“Siapa kau?”bentaknya dingin sembari melototi bayangan tinggi kurus itu tajam-tajam.

“Cayhe tidak bermaksud jelek.

“Sembari berkata kembali orang itu maju dua langkah ke belakang.

Gadis berbaju ringkas itu dengan cepat gerak pedangnya membentuk selapis cahaya tajam yang menyilaukan mata.

“Cepat enyah dari sini jika kau berani maju selangkah lagi. Hmm, jangan kau salahkan pedang nonamu tak bermata.

“Mendengar ancaman tersebut bukannya jeri sebaliknya orang itu mendadak tertawa tergelak.

“Haaa… haaa… apa yang dialami nona malam ini berhasil cayhe lihat dengan mata kepala sendiri didengar dengan telingaku sendiri.

““Kendati kau sudah melihat sudah kau dengat lalu apa gunanya?”kembali bayangan tinggi kururs itu tertawa tergelak.

“Sikap orang itu terhadap nona memang keterlaluan.

““itu soal kami sendiri, tidak perlu orang lain ikut campur!”“Tapi orang itu sudah tidak pandang nona sebagai orang sendiri. Haaa… haaa… jikalau cayhe ceritakan apa yang aku lihat malam ini keseluruh dunia kangouw maka dikemudian hari nona tak akan punya muka untuk berkelana di dalam dunia persilatan lagi.

““Kau berani?”bentak gadis itu amat gusar.

“Kenapa tidak berani? Seorang nona perawan merengek-rengek di depan seorang pria dan ternyata orang lain tidak menggubris rengekanmu itu bahkan ditinggal pergi, peristiwa ini sungguh-sungguh menggelikan sekali haaa… haaa…”“Tutup bacotmu!”teriak gadis itu sangat murka, “Kau berani mengejek aku dengan katakata yang kotor, jangan salahkan aku orang akan turun tangan membinasakan dirimu.

“Siauw Ling yang melihat peristiwa itu diam-diam membuat perbandingan di dalam hatinya.

“Pria itu berwatak dingin, licik kecil dan banyak akal berusaha menggunakan berbagai macam cara untuk mendesak dan memjirat gadis tersebut. Tindakan ini memang sangat terkutuk jikalau gadis itu sampai muncul niatnya untuk membinasakan dirinya tindakan inipun tidak terlalu telengas.

“Pada waktu itu si orang berbaju hitam itu sedang tertawa dingin.

“Aku takut nona masih bukan tandingan cayhe.

““Omong kosong”teriak gadis itu gusar.

Pedangnya dengan sepenuh tenaga langsung ditusukan ke depan.

Dengan sebat si orang berbaju hitam itu berkelit kesamping menghindarkan diri dari datangnya serangan balasan, sambungnya lebih lanjut, “Jikalau nona suka mendengarkan perkataan cayhe dan bekerja sama dengan diriku, bukan saja kau bisa menggaet kembali kekasihmu jauh telah berubah hati bahkan dapat pula menyalurkan kemangkelanmu di dalam dunia persilatan, membuat semua orang merasa gusar dan cemas.

“Diketahui rahasia hatinya gadis berbaju ringkas itupun menarik kembali pedangnya yang sedang melancarkan tusukan.

“Kita harus bekerja sama dengan cara yang bagaimana??”tanyanya dengan nada jauh lebih ramah.

“Asalkan nona suka mendengarkan perkataan cayhe dan menyaru nama seorang yang sudah mati dan melakukan beberapa pekerjaan yang mengejutkan hati maka sukseslah sudah kerja sama kita.

“Agaknya gadis berbaju ringkas ini telah tertanam rasa cinta yang sangat mendalam terhadap sipemuda berbaju biru itu, buru-buru tanyanya, “Kau suruh aku menyaru sebagai apa? Siauw Ling?”Siauw Ling yang sedang bersembunyi di atas pohon Liuw tua itu kembali merasakan hatinya bergetar keras.

“Bagus sekali tidak kusangka namaku Siauw Ling benar-benar laku keras seperti kacang goreng”pikirnya dihati. “Bukan saja si orang berbaju biru itu sudah menggunakan namaku, bahkan orang lain pula memaksa gadis ini menggunakan namaku.

““Siauw Ling?”terdengar gadis itu berbisik lirih.

“Siauw Ling yang namanya tercantum di atas Leng pay tadi.

““Tidak salah orang itu menyaru nama Siauw Ling justru hendak.

““Siapa yang kau maksud orang itu?”“Pemuda berjubah biru tadi?”“Oooow dia bernama Lan Giok Tong!”“Benar Lan Giok Tong menyaru sebagai Siauw Ling justru bertujuan hendak memancing munculnya seorang gadis cantik inilah sebabnya ia jatuh cinta pada gadis itu dan melupakan yang lama tidak cinta dirimu lagi.

““Cantikkah gadis itu?”tanya gadis tersebut cemas.

Dengan pandangan tajam si orang berbaju hitam itu meneliti tubuh gadis tersebut dari atas hingga ke bawah, lalu jawabnya, “Menurut penglihatan cayhe, jikalau kalian berdua dibandingkan maka seharusnya keindahannya mirip Coen Lan Ciu Kiok masing-masing mempunyai keistimewaannya sendiri cuma di dalam pandangan Lan Giok Tong, orang itu jauh lebih cantik beberapa bagian dari pada nona.

““Kau bukan dirinya, bagaimana bisa tahu pandangannya?”“Sebetulnya urusan sudah tertera sangat jelas. Jikalau Lan Giok Tong merasa nona jauh lebih menarik dari pada gadis tersebut iapun tak bakal melepaskan nona untuk mencintai orang lain.

“Saking khekinya gadis itu sampai melototkan sepasang matanya bulat-bulat dan mendengus dingin.

“Hmm! Aku pasti mencari gadis itu dan akan kulihat apakah kecantikannya melebihi diriku?”“Kepandaian silat yang dimiliki nona itu sangat tinggi sekalipun kau berhasil menemui dirinya belum tentu bisa menandingi dirinya apalagi kaupun tak bakalan bisa temukan dia orang.

““Soal ini bagaimana kau bisa tahu?”“Nona belum menjawab pertanyaan cayhe?”“Dengan cara begini aku pergi mencari dirinya sama saja mengapa harus menyaru nama Siauw Ling yang sudah mati, aku tidak mau.

““Baiklah jikalau nona tidak suka cayhepun tidak akan memaksa lebih lanjut kita berpisah dulu sampai disini.

“Ia putar tubuh dan melangkah pergi dengan tindakan lebar.

Melihat orang itu betul-betul berlalu gadis berbaju ringkas itu jadi gelisah.

“Berhenti!”teriaknya keras.

Si orang berbaju hitam itu berhenti.

“Kau belum selesai berbicara siapakah namanya? dan aku harus pergi kemana untuk menemui dirinya?”“Heee hee ia berada jauh diujung langit diluar dunia dilingkungan dewa selama hidup jangan harap kau bisa temui dirinya!”teriak si orang berbaju hitam itu sambil tertawa dingin. Kemungkinan juga ia berada beberapa depa disisimu, setiap saat bisa muncul di sampingmu.

“Gadis berbaju ringkas itu menunduk akhirnya ia bungkam dalam seribu bahasa.

“Nona jika kau suka mendengar perkataan cayhe dan bekerja sama dengan diriku, maka kita masing-masing akan mengambil keuntungan sendiri-sendiri,”sambung orang itu lebih lanjut.

“Apa maksudmu mengambil keuntungan sendiri-sendiri?”tanya gadis itu rada tercengang.

Ia merandek sejenak kemudian menyambung, “Ooow benar karena gadis itu berwajah sangat cantik maka kau ada maksud mengincar dirinya.

““Kesukaan cayhe sangat banyak tapi justru paling benci main perempuan dugaan nona salah besar”potong orang itu cepat.

“Lalu apa yang kau inginkan?”“Cayhe hanya menginginkan semacam barang dari sakunya. Sisanya boleh aku serahkan semua untuk nona urusi sendiri.

““Barang apa yang kau inginkan?”“Heee hee hee… nona, apakah pertanyaan kau tidak terlalu banyak??”potong orang berbaju hitam itu sambil tertawa dingin. “Hm! mau atau tidak cepat katakan cayhe masih harus pergi mencari orang lain tak ada waktu untuk menemui dirimu lebih lama lagi.

“Tiba-tiba gadis berbaju ringkas itu menghela napas panjang.

“Baiklah aku setuju tapi kau tidak boleh mengingkari janji, kau harus serahkan orang itu kepadaku mau bunuh siksa itu hakku semua!”“Hal ini sudah tentu selama hidup cayhe selalu bekerja menggunakan otak dan apa yang pernah dijanjikan selamanya tak akan diingkari kau boleh berlega hati.

““Kau tunggu sebentar aku pergi mencari barang-barang keperluan.

““Tunggu ada suatu urusan cayhe harus menjelaskan terlebih dahulu dan nona boleh pikir masak-masak yaitu sebelum menemukan gadis tersebut maka harus mendengarkan segala perintah cayhe.

““Baik… baiklah… aku menurut saja.

“Gadis itu segera putar badan meloncat naik keatas sampannya dan buru-buru mendayung pergi.

“Nona kau harus cepat pergi dan cepat balik cayhe tak dapat menunggu terlalu lama.

““Aku mau pergi keatas perahu besar yang kutumpangi,”gadis itu menggeleng berulang kali. “Terutama hendak mengambil barang keperluan dan kedua hendak perintahkan mereka berangkat terlebih dahulu dan tak usah menunggu aku lagi.

“Perkataan terakhir baru saja meluncurkan keluar, sampan kecil itu sudah lenyap dari pandangan.

Perlahan-lahan si orang berbaju hitam itu berjalan ketepi sungai dan memandang ke tempat kejauhan dengan termangu-mangu.

Diam-diam Siauw Ling tarik napas panjang-panjang tanpa menimbulkan sedikit suarapun ia meloncat turun dari atas pohon dan tepat berdiri di belakang si orang berbaju hitam itu.

Pada saat ini jikalau ia ada maksud membokong si orang berbaju hitam itu cukup sekali tabok mau tangkap mau bunuh bukan suatu pekerjaan yang terlalu susah.

Haruslah diketahui deruan angin serta ombak yang sangat keras sangat memekikkan telinganya apalagi si orang berbaju hitam itu punya urusan di dalam hatinya walaupun ia memiliki kepandaian silat yang amat bagus ketajaman pandangan mata serta pendengarannya melebihi orang lain tapi dalam keadaan seperti ini susah juga baginya untuk bekerja normal.

Apalagi ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Siauw Ling memperoleh warisan dari Liuw Sian Ci, melayang berkelebat tanpa menimbulkan sedikit suarapun sudah tentu orang itu tak bakal merasa.

Agaknya orang berbaju hitam itu merasa amat gelisah sikapnya tidak tenang dan pikirannya ruwet mendadak ia putar badan hendak berlalu.

Tapi sewaktu melihat Siauw Ling telah berdiri dihadapannya dengan sikap angker ia jadi sangat terperanjat bukan main, tapi pengalamannya dalam menghadapi musuh tangguh membuat ia memiliki daya reaksi yang luar biasa.

Telapak tangan disilangkan di depan dada badanpun berturut-turut mundur tiga depa ke belakang.

“Siapa kau?”tegurnya dingin.

“Siauw Ling…”“Apa…?”orang berbaju hitam itu merasakan hatinya tergetar sangat keras.

“Siauw Ling yang benar-benar merupakan barang tulen harga asli, jikalau aku ingin cari aku lebih baik tak usah suruh orang lain menyaru sebagai aku lagi.

““Hal ini tidak mungkin terjadi!”seru si orang berbaju hitam itu sembari berusaha menenangkan hatinya. “sejak dulu Siauw Ling sudah mati, dikolong langit tidak mungkin masih ada Siauw Ling yang asli apalagi peristiwa itu cayhe lihat dengan mata kepala sendiri, kau tak bakal membohongi diriku lagi?”“Hmm! Aku kira siapa, kiranya kau!”seru Siauw Ling sambil tertawa dingin. “Bagus, bagus sekali! inilah yang dinamakan mencari sampai sepatu hancur tidak ditemukan, akhirnya diperoleh tanpa buang tenaga.

“Makin lama si orang berbaju hitam itu merasa semakin terkejut bercampur tercengang.

“Kau tahu siapakah aku??”“Leng Bian Thiat Pit atau si Pit besi berwajah dingin Tu Kiu, Loo jie dari Tiong Cho Siang-ku! Hmmm! kau boleh menyaru ataupun berubah wajah tapi selamanya tak bakal bisa mengubah suaramu!”“Benarkah kau adalah Siauw Ling yang terjatuh ke dalam sungai lima tahun berselang?”tanya si orang berbaju hitam itu tertegun.

“Berkat lindungan Thian yang maha pengasih, cayhe beruntung tidak sampai mati!”“Kalau begitu sangat bagus sekali!”teriak si orang berbaju hitam itu sambil melepaskan kain hitam pengikat kepalanya. “Cayhe memang Tu Kiu adanya, jikalau kau belum mati maka cayhepun tidak perlu menyaru lagi dan menyembunyikan wajah yang asli.

““Hmmm! Selamanya Tiong Cho Siang-ku tidak pernah berpisah bagaikan tubuh dan bayangan, sekarang kau berada disini, tentunya Sang Pat pun ada disekitar sini bukan?”tegur Siauw Ling dingin.

“Sedikitpun tidak salah.

““Bawa aku pergi temui dirinya.

““Untuk temui dia orang tidak susah, tapi selamanya Tiong Cho Siang-ku tidak pernah menerima perintah orang-orang lain apalagi benarkah kau adalah Siauw ling belum berhasil cayhe buktikan dengan jelas?”“Harus diketahui sewaktu Siauw Ling terjatuh ke dalam sungai waktu itu ia baru berusia dua, tiga belas tahunan badannya menderita penyakit aneh dan perawakannya kurus lemah sebaliknya Siauw Ling yang sekarang tinggi besar kekar dan tampan perubahan selama lima tahun bagaikan perbedaan dua orang saja.

“Tidak aneh kalau Tu Kiu yang berpengalamanpun susah utnuk mengenali kembali.

“Secara bagaimana kau baru suka mempercayai diriku?”“Ceritakan kisahmu sewaktu terjatuh ke dalam sungai tempo hari?
”oo0oo oo0oo “
Apa susahnya untuk menceritakan kisahnya tempo dulu?”seru Siauw Ling sambil tertawa. Iapun segera menceritakan kisahnya sewaktu tempo hari terjatuh ke dalam sungai dengan teliti dan cermat! Akhirnya setelah mendengar kisah tersebut dengan teliti kembali Tu Kiu memeriksa seluruh tubuh Siauw Ling dari atas hingga ke bawah.

“Aaah ternyata kau benar-benar orang! karena kau kami dua bersaudara sudah menyaru dan menyembunyikan nama kami selama hampir lima thun lamanya. Haaa… haaa… tapi mulai hari ini kau tidak perlu menyembunyikan diri lagi terhadap orang-orang kangouw.

““Cepat bawa aku menemui Sang Pat!”kembali Siauw Ling berseru.

“Heee…heee… buat apa kau merasa gelisah??”ujar Tu Kiu sambil tertawa dingin.

“Cepat atau lambat bukankah sama saja?”Siauw Ling jadi gusar, tiba-tiba bentaknya, “Hatiku gelisah bagaikan anak panah yang berada di atas busur, tidak bisa ditunggu lagi kau mau berangkat tidak?”“Hmm, selama lima tahun ini tentu kau sudah memperoleh penemuan-penemuan aneh bukan?”sindir Tu Kiu dengan nadanya yang dingain kaku.

“Kau ingin mencoba?”tantang sang pemuda dengan alis melentik.

“Sudah seharusnya dicoba!”“Kalau begitu cobalah sebuah bogem mentahku ini,”kata Siauw Ling sambil angkat telapak kanannya lalu perlahan-lahan didorong ke depan.

Ia tak tahu bagaimanakah hasil latihannya selama lima tahun ini, tapi dalam benaknya ia masih ingat bahwa kepandaian silat yang dimiliki Tiong Cho Siang-ku sangat lihay.

Oleh karena itu dalam serangannya kali ini walaupun telapak tangan didorong sangat lambat tapi tenaga pukulan sudah disalurkan mencapai seluruh bagian.

Dengan cepat Tu Kiu angkat telapak kanannya dan didorong pula kemuka. Sepasang telapak berbetur jadi satu. Siauw Ling segera salurkan hawa kweekangnya melalui telapak tangan.

Di dalam benturan tadi Tu Kiu sudah merasakan keadaan sedikit tidak beres tapi belum sempat ia menghindarkan diri pukulan sudah tiba terpaksa diterimanya serangan tersebut dengan keras lawan keras.

Terasa segulung angin pukulan yang sangat kuat dan maha dahsyat menubruk datang membuat hatinya tergetar dan tanpa terasa lagi tubuhnya mundur tiga langkah ke belakang.

“Bagaimana? Sekarang boleh pergi mencari Sang Pat?”tanya Siauw Ling seraua menarik kembali serangannya.

Tu Kiu tarik napas panjang-panjang ia tarik hawa murninya dari pusar menekan golakan darah dalam rongga dada.

“Thian yang maha kasih ternyata tak menyusahkan orang budiman, kau sungguh telah menjadi murid Pak Thian Coen cu.

“Ia putar badan dan segera berlalu dari sana.

Siauw Ling yang ingin cepat-cepat berjumpa dengan Sang Patpun malas banyak bicara lagi mengikuti dari belakang Tu Kiu ia berlalu dari sana.

Tu Kiu makin lama semakin mempercepat langkahnya tidak selang sepertanak nasi kemudian mereka sudah tiba di depan sebuah rumah gubuk yang berdiri sendiri.

Pintu gubuk tertutup rapat-rapat dalam ruangan tidak kelihatan cahaya lampu.

“Toako apakah kau ada didalam?”seru Tu Kiu sambil mendehem setibanya di depan pintu.

Pintu kayu terbuka dan muncul seorang kakek tua berjenggot putih yang memakai caping bambu baju model nelayan.

“Toako,”seru Tu Kiu sambil menyulut api dan memasang lampu. “Sejak ini hari kita tak perlu menyembunyikan wajah kita lagi. Siauw Ling dia, dia belum mati.

“Mendadak si lelaki kurus kering ini muntah darah segar dan roboh keatas tanah.

“Kau benar, benarkah Siauw ling yang jatuh ke dalam sungai lima tahun berselang”tegur sinelayan berambut putih itu sambil melototi seluruh tubuh Siauw Ling dengan sepasang mata yang tajam.

Pemuda she Siauw ayunkan jari tangannya menotok jalan darah Tu Kiu sedang dimulut ia menyahut, “Sedikit tidak salah cayhe adalah Siauw Ling.

“Mendadak sinelayan berambut putih itu mengusap wajah sendiri sehingga samarannya lepas semua dan muncullah selembar wajahnya yang bulat.

“Kau yang pukul luka dia orang?”tegurnya.

Lembaran wajah yang bulat ini meninggalkan ingatan yang mendalam bagi Siauw ling karena dia bukan lain adalah Kiem Siepoa Sang Pat.

“Sewaktu berada ditepi sungai tadi cayhe saling bertukar satu pukulan dengan dirinya.

““Hanya sekali pukulan kau berhasil melukai dirinya?”tanya Sang Pat dengan wajah menunjukkan sikap kurang percaya.

“Sebetulnya luka yang ia derita tak terlalu besar dan tidak suka atur pernapasan pada waktu itu juga apalagi harus melakukan sesuatu yang dikata perjalanan pula, golakan dada di dalam dada sukar merata maka akhirnya ia muntah darah!”Sang Pat berjongkok membimbing Tu Kiu.

“Menolong orang jauh lebih penting kita berbicara nanti saja?”“Setelah berjumpa dengan kalian, akupun tidak takut kau melarikan diri,”Dengan teliti Sang Pat memeriksa seluruh tubuh Tu Kiu dari atas hingga ke bawah.

“Kau bisa melancarkan totokan diudara kosong.

““Apa yang perlu diherankan dengan kepandaian?”Sang Pat tidak banyak bicara lagi, ia urut beberapa urat nadi disekitar badan Tu Kiu lalu menjejalkan sebutir pil ke dalam mulutnya, setelah itu ia baru ujarnya lirih, “Jiete, kau aturkan pernapasanmu sebentar aku ingin bicara sebentar dengan Siauw heng ini!”“Cara berpikir yang berbeda tak mungkin bisa bersekongkol aku lihat kitapun tidak usah banyak berbicara lagi,”sambung Siauw Ling dingin. “Teringat lima tahun berselang aku pernah berkata bahwa aku tak akan membinasakan kalian berdua sekarang cepat beritahu kepadaku dimana enci Gak sekarang berada?”Sang Pat tersenyum.

“Kepandaian silat yang Siauw heng miliki walaupun tidak jelek tapi untuk membinasakan diriku rasanya belum tentu bisa.

“Sepasang alis Siauw Ling melentik, sepasang matanya memancarkan cahaya tajam dan melirik sekejap ke arah Sang Pat dengan pandangan dingin. “Persoalan ini sih tidak perlu diperebutkan, aku cuma ingin bertanya kepadamu dimanakah enci Gakku sekarang berada?”“Entahlah aku sendiripun kurang tahu,”Sang Pat menggeleng. “Sejak kau terjatuh ke dalam sungai dan kami kakak beradik mengingkari janji dengan diri Gak Siauw-cha lantas tidak punya muka lagi untuk menemui dirinya jika dihitung dengan jari sudah ada lima tahun kami tidak pernah berjumpa dengan gadis itu.

“Selintas perasaan sedih dan kesal berkelebat di atas wajah Siauw Ling lama sekali ia termenung dan akhirnya berkata kembali dengan nada dingin.

“Jikalau enci Gak ku terdapat sesuatu hal yang tidak beres, sekalipun aku berhasil mencegah badan kalian berdua jadi hancurpun sukar menghilangkan rasa dendam yang terpendam dihatiku.

“Ia merandek sejenak, kemudian sambungnya, “Enci Gak ku pernah kalian kurung disuatu tempat, tuduhanku ini bukannya tiada beralasan?”“Tidak salah, nona Gak memang sudah kami bawa untuk disembunyikan disuatu tempat yang aman tapi kami kakak beradik telah menyanggupi untuk membawa Siauw heng menemui dirinya untuk ditukar dengan kunci istana terlarang tidak beruntung kau lenyap terjatuh ke dalam sungai dan kami kakak beradik yang melakukan pencarian disekitar sepuluh li dari permukaan sungai tidak menemukan bayangan Siauw heng, karena peristiwa ini Tiong Cho Siang-ku tak dapat menancapkan kaki dalam dunia kangouw lagi dan memperoleh kepercayaan dari kawan-kawan Bulim apalagi untuk pergi menemui Gak Siauw-cha.

““Ia berada dimana, cepat bawa aku pergi temui dirinya!”potong Siauw Ling cemas.

Perlahan-lahan Sang Pat menggeleng.

“Ruang rahasia yang kami gunakan untuk sekejap nona Gak sudah tersedia bahan makanan untuk setengah tahun lamanya. Kami kakak beradik tidak berhasil menemukan Siauw Siangkong dan walaupun tidak punya muka untuk menemui dirinya lagi tapi kami tak membiarkan dia mati. Karena lima bulan setelah Siauw heng terjatuh ke dalam sungai kami kakak beradik dengan menyaru secara diam-diam telah pergi kesana untuk mengirim bahan makanan.

““Hmm! ternyata kalian berdua masih berperikemanusiaan juga,”Si Siepoa emas Sang Pat mendehem ringan, sambungnya, “Tapi sewaktu kami kakak beradik tiba diruangan rahasia tersebut, ternyata nona Gak sudah memutuskan terali besi dan meloloskan diri dari sana jejaknya tidak ketahuan kami kakak beradik sudah banyak tahun berkelana diseluruh penjuru dunia tapi tidak berhasil juga menemukan kabar beritanya.

““Heee… heeee… sebelum berhasil menemukan kabar berita mengenai enci Gak, tanggung jawab kalian berdua belum selesai!”seru Siauw Ling tertawa dingin. “Lebih baik kalian berdua iktui diriku saja.

““Kemana?”“Perkampungan Pek Hoa Sanceng, kita berjanji dengan batas waktu tiga tahun jikalau dalam tiga tahun ini aku berhasil menemukan enci Gak sudah tentu kalian berdua akan kami lepaskan.

““Apa? perkampungan Pek Hoa Sanceng?”mendadak Tu Kiu berteriak kaget. Sepasang matanya terbelalak lebar-lebar.

“Tidak salah dan inipun tidak berharga untuk dibuat kaget”ia merandek, lalu tambahnya, “Jikalau dalam batas waktu tiga tahun kabar berita enci Gak belum juga didapatkan maka kalina berdua akan kubunuh.

“Tenaga kweekang yang dimiliki Tu Kiu amat sempurna apalagi memperoleh bantuan obat mujarab setelah beristirahat sebentar kekuatannya sudah pulih kembali seperti sedia kala.

Sembari meloncat bangun serunya, “Tadi salah cayhe sendiri terlalu pandang rendah pihak lawan sehingga kena kau pukul luka tapi aku masih belum puas dan takluk benarbenar.

““Jadi kau pingin coba-coba lagi? Sudah tentu.

“Sinar mata Siauw Ling berputar mengamati sebentar ruangan di dalam rumah itu kemudian menggeleng.

“Ruangan ini terlalu sempit dan kecil mau bertanding ada baiknya kita coba di tempat luaran saja.

“Tunggu sebentar tiba-tiba Sang Pat menyambar lengan kirinya dan mencegah Tu Kiu meloncat keluar dari ruangan, “Sekalipun mau gebrak ada baiknya kita bicarakan dulu ini hingga jelas. Ada perkataan apa cepat diutarakan.

““Kau kenal dengan sibayangan berdarah Jen Bok Hong.

““Dia adalah Toako ku,”sahut Siauw Ling setelah termenung sebentar, “Mengapa ia tidak menerima kau sebagai muridnya?”“Soal ini kau tidak usah ikut campur”teriak sang pemuda gusar.

“Kau belajar ilmu silat dari bayangan berdarah Jen Bok Hong sudah tentu kepandaian silatnya luar biasa waktu lima tahun tidak terhitung panjang jikalau memperoleh didikan yang cermat rasanya dengan kecerdikan yang kau miliki bisa peroleh seluruh ahli warisnya, tapi di dalam hal tenaga kweekang belum tentu bisa hebat melebihi kami kakak beradik, jikalau satu lawan satu ada kemungkinan kau bisa mencuri andaikan kelincahan.

Apalagi jurus-jurus serangan dari sibayangan berdarah banyak yang aneh dan lihay, mungkin juga kita bertarung seimbang dan keadaan setali tiga uang alias sama saja, tapi jikalau kami kakak beradik bekerja sama maka kau pasti akan menderita kalah. Sekalipun sibayangan berdarah Jen Bok Hong datang sendiripun belum tentu bisa menangkan kami Tiong Cho Siang-ku dalam jurus”sambung pula si pit berwajah dingin Tu Kiu.

Mendengar ucapan tersebut diam-diam Siauw Ling merasakan hatinya rada bergerak, pikirnya, “Jika didengar dari nada ucapan kedua orang itu agaknya terhadap Toako angkatku Jen Bok Hong menaruh rasa jeri. Kelihatannya nama besar Toako benar-benar sudah menggetarkan seluruh dunia persilatan sungguh luar biasa…”Tidak menanti Siauw ling berbicara, si Kiem Siepoa Sang Pat kembali berebut bicara, katanya, “Coba kau tinjau dulu situasi pada saat ini apa yang cayhe ucapkan setiap patah kata sejujurnya.

““Dari siapa aku belajar ilmu silat rasanya kalian berdua tidak perlu mencari tahu jikalau aku punya maksud mencelakai kalian berdua, tadi sewaktu berada ditepi sungai Tiang Kang, Tu Kiu sudah menggeletak mati dengan darah berceceran.

“Walaupun diluaran Tu Kiu tidak buka suara tapi diam-diam pikirnya: “Perkataan ini sedikitpun tidak salah, jikalau tadi ia melancarkan beberapa jurus serangan dalam keadaan terluka parah aku pasti tak akan tahan dan kemungkinan besar akan menggeletak ditepi sungai.

““Ada orang datang”tiba-tiba Sang Pat berseru.

Tangannya langsung diayun memadamkan lampu lentera membuat suasana di dalam ruang gubuk itu jadi gelap gulita susah melihat lima jari tangan sendiri.

Diam-diam Siauw Lingpun salurkan hawa murninya mengelilingi seluruh tubuh siap menghadapi serangan bokongan dari Tiong Cho Siang-ku, sepasang matanya yang tajam menyapu tiada hentinya di sekeliling ruangan.

Tampak Sang Pat mengunci kembali pintu besar dan melalui celah kayu ia mengintip keluar.

Tu Kiu dengan punggung menempel ditembok besar badannya mendempet terus di atas satu-satunya lembaran jendela.

Terdengar suara langkah kaki berkumandang datang dari kejauhan semakin lama berjalan semakin mendekat lalu menjauh dan akhirnya lenyap dari pandangan.

Menanti orang itu sudah berlalu sambil putar badan Sang Pat menghembuskan napas panjang.

“Siapa yang datang?”tak tertahan lagi Siauw Ling bertanya.

“Pay cu dari Sin Hong Pay secara mendadak muncul disini, entah apa sebabnya?”jawab Tu Kiu.

“Mungkin sedang mengejar Siauw Ling”sambung Sang Pat.

“Mengejar aku.

““Dalam persoalan ini sih bukan kau yang dimaksudkan yang ia kejar adalah Siauw Ling palsu itu,”sambung Tu Kiu cepat.

Sang Pat mendehem berat.

“Siauw Ling palsu itu bisa menipu kami dua bersaudara, rasanya orang yang tak bisa ia tipupun hanya beberapa selintir saja.

““Orang-orang itu pada mengejar Siauw Ling palsu, apakah tujuan merekapun disebabkan kunci istana rahasia???”“Sehari istana rahasia tidak terbuka maka sehari pula Siauw Ling tak bisa hidup tenteram.

Sejak Gak Siauw-cha lenyap dari pendegaran maka seharusnya Siauw ling adalah satusatunya jalan untuk mengejar kunci istana rahasia tersebut.

“Pemuda she Siauw itu tertawa dingin tiada hentinya mendengar perkataan tersebut.

“Tetapi justru cayhe sekarang yang sedang memaksa kalian dua bersaudara untuk menunjukkan tempat persembunyian enci Gak ku.

““Sungguh sayang kami berdua tidak tahu,”kata Tu Kiu dingin.

“Bagaimanapun pokoknya cayhe minta pertanggung jawab kalian berdua dalam soal ini jikalau kalian tidak suka memberitahukan jejak enci Gak ku maka terpaksa kamu semua harus ikut aku pergi keperkampungan Pek Hoa Sanceng.

““Jika kami berdua tidak mau ikut?”tantang Sang Pat tiba-tiba.

“Kalian berdua tidak berhak untuk menentukan persoalan ini.

““Ooow sungguh besar lagakmu!”Sang Pat tertawa geli. “Kami Tiong Cho Siang-ku sudah ada puluhan tahun berdagang dan tidak mudah untuk menciptakan merek nama emas sekali hancur membuat kami harus bergelandangan selama lima tahun di dalam Bulim dengan keadaan menyaru jual beli ini benar-benar sangat merugikan sekali dan kini kau masih ingin menagih uang muka.

““Baik uang pokok maupun uang bunga aku tetap ingin menagihnya kembali pokoknya tidak berhasil menemukan enci Gak berarti dua lembar nyawa kalian harus kurenggut untuk mengganti selembar nyawanya.

““Orang berdagang kebanyakan tergantung modal bocah cilik apa yang kau andalkan?”“Aku andalkan sepasang telapak tanganku itu.

““Bagus sekali kalau begitu siauwte berduapun harus melayani permintaanmu itu.

““Ruangan ini terlalu sempit dan kecil, rasanya tidak leluasa jika harus bergebrak disini.

““Tiga empat li disebelah utara ada sebuah kuil bobrok yang terpencil bagaimana kalau kita disana saja. Urusan tak boleh diundur-undur lagi, sekarang juga kita pergi.

““Baik, biar siauwte tunjuk jalan,”Sang Pat segera melompat keluar dari ruangan gubuk tersebut.

Tiga sosok bayangan manusia dengan amat cepat berkelebat menuju ke arah utara dari gubuk tadi.

Sedikitpun tidak salah setelah berjalan kurang lebih empat li tibalah mereka disebuah kuil besar yang susah bobrok dan tidak terpakai lagi.

Di bawah pimpinan Sang Pat mereka meloncat masuk ke dalam kuil melewati ruang besar dan tiba disebuah pekarangan yang besar tapi menyeramkan.

Luas halaman belakang kuil itu ada dua hektar lebih. Alang-alang tumbuh setinggi lutut, empat penjuru penuh ditumbuhi pepohonan waru yang tinggi besar, hanya di tengah pekarangan seluas tiga empat kaki saja merupakan sebidang tanah yang bersih dari gangguan alang-alang. sembari menuding ke arah deretan barak sebelah timur tiba-tiba Sang Pat berkata, “Di dalam deretan barak itu terdapat dua buah peti mati kosong jika tak beruntung kami dua bersaudara terluka dan mati ditanganmu, harap kau suka sedikit repot memasukkan mayat kami berdua ke dalam peti mati itu kemudian dikubur di tengah lapangan ini.

“Siauw Ling tertegun, tetapi sebentar kemudian ia berkata “Jikalau siaiwte yang tidak beruntung mati, berharap kalian berdua suka sedikit repot menyelesaikan layonku.

““Asalkan kami bisa lakukan tentu akan dilaksanakan tanpa membantah.

““Dikemudian hari jika kalian beruda berjumpa kembali dengan enci Gak maka tolong jangan kalian katakan kalau aku mati karena pertarungan disini.

““Tidak bisa jadi!”potong Tu Kiu tiba-tiba. “Tiong Cho Siang-ku tidak pernah bicara bohong.

“Di dalam hati Siauw Ling mengerti bila kepandaian silat yang dimiliki Tiong Cho Siangku amat lihay.

Jikalau mereka berdua turun tangan bersama-sama maka baginya memang kurang punya pegangan untuk merebut kemenangan ia tertawa hambar.

“Setelah aku titipkan pesan terakhirku sudah tentu ucapan kalian bukan omongan bohong.

““Baiklah”kata Sang Pat kemudian manggut. “Kita tetapkan saja demikian.

““Kalian hendak turun tangan bersama-sama? Ataukah seorang demi seorang?”“Biar cayhe menghadapi dirimu seorang diri terlebih dulu,”sahut Sang Pat setelah memandang sekejap ke arah Tu Kiu. “Jikalau kau benar-benar bisa mengalahkan diriku nanti kami berdua baru turun tangan berbareng bagaimana?”“Jika aku Siauw Ling takut kalian Tiong Cho Siang-ku turun tangan berbareng, saat inipun tidak akan berani datang kemari untuk melayani tantangan kalian.

““Kalau begitu silahkan kau turun tangan jumlah kami lebih banyak maka ada baiknya mengalah tiga jurus dulu buatmu.

““Tunggu sebentar ada satu persoalan, aku barus membicarakan agar jelas.

““Cayhe tentu pentang telinga lebar-lebar untuk mendengarkan perkataanmu itu.

““Karena kalian berdua ingin mempertahankan nama baik kalian dalam dunia kangouw maka sekarang telah bulatkan tekad hendak melakukan suatu pertempuran adu jiwa, tapi siauwte benar-benar tiada maksud untuk membinasakan kalian berdua jikalau aku beruntung berhasil menangkan kalian berdua aku harap kalian bantu aku pergi mencari jejak enci Gak.

““Ha haa… kelihatannya keinginan Siauw heng untuk menangkan kami berdua begitu kukuh dan kuat”Sang Pat tertawa terbahak-bahak habis mendengar ucapan pemuda tersebut ia merandek sejenak lalu sambungnya serius, “Jika kami dua saudara sama-sama menderita kalah ditanganmu maka selama hidup akan mendengarkan perintahmu tapi jikalau beruntung kami dua bersaudara yang menang? kaupun harus menyetujui satu permintaanku urusan apa?”“Setelah bertemu dengan enci Gak mu kau harus bantu kami mintakan kunci istana terlarang untuk kami.

““Baiklah, sekarang kalian harus berhati-hati.

““Sreeet”telapak tangannya mendadak dibabat keluar keras-keras.

Sang Pat menyingkir kesamping dengan gerakan Huan Bauw Lan Wie atau berganti jubah menyingkir tempat loloskan dari datangnya serangan tersebut.

Terasa angin pukulan yang tajam dan kuat melayang lewat dari sisi tubuhnya membuat jubah yang dikenakan berkibar keras tak terasa lagi ia merasa sangat terperanjat.

“Bangsat cilik! Sungguh dahsyat sekali ilmu pukulannya,”diam-diam ia berpikir di dalam hati. Siauw Ling yang melihat serangannya tak mencapai sasaran, sang badanpun mendesak maju ke depan, sepasang telapak dirapatkan jadi satu lalu dihantam kemuka.

Serangan ini datangnya meninggalkan sedikit suarapun, kekuatanpun tidak memancar keluar dari ujung telapak.

Sang Pat dengan gerakan tubuh Ih Si Huan Wie atau bergoyang badan berpindah tempat badannya berputar satu lingkaran besar meloloskan diri dari datangnya serangan tersebut.

Terasa bayangan manusia berkelebat lewat, telapak Siauw Ling bagaikan bayangan mengajar terus dari belakang, kali ini pemuda she Siauw tersebut telah menggunakan ilmu menangkap yang jitu kelima jari tangannya mengancam pergelangan kanan Sang Pat.

Diam-diam Sang Pat merasa terperanjat pikirnya, “Amat cepat gerakan tangannya hampir saja aku terhajar oleh serangannya.

“Buru-buru dengan menggunakan jurus Hong Hwie Yi Liuw atau angin menyambar pohon Liuw ujung kakinya sedikit ditekan badanpun melayang lewat meloloskan diri dari datangnya serangan tersebut.

Walaupun ia berhasil menghindarkan diri dari ketiga buah serangan lawan, tapi tubuhnya sudah kena terdesak satu tombak dari tempat semula.

“Kali ini seharusnya kau balas melancarkan serangan kepadaku!”seru pemuda she siauw itu sambil berhenti menyerang.

“Soal ini kau tidak kuatir.

“Tubuhnya menerjang maju ke depan, telapak kanan dihantam meyongsong dadanya dan sewaktu serangannya hampir mendekati tubuh lawan mendadak kelima jarinya dipentangkan mencengkeram pundak pemuda itu dengan jurus Sin Liong Tan Cau atau naga sakti pentangkan cakar.

Siauw Ling buang pundak kesamping, dan tetap berdiri di tempat semula sedangkan telapak kanan tiba-tiba membalik jari tengah jari telunjuk digurat ke tengah udara membabat urat nadi pihak lawan.

Dengan ketakutan Sang Pat mengundurkan diri ke belakang.

“Aaaakh…! ilmu menotok jalan darah Lan Hoa Hu Hiat So!”teriaknya tertahan.

“Sedikitpun tidak salah! Tidak kusangka pengetahuanmu betul-betul sangat luas.

“Telapak kiri mencowok ke depan lima jari setengah ditekuk setengah ditonjolkan membabat pundak lawan.

Sang Pat sudah tentu tidak berani berlalu gegabah tangan kanannya dengan jurus Cing To Lie An atau ombak besar menghajar pantai melancarkan satu babatan gencar ke arah luar.

Saat ini Siauw Ling sudah kerajingan untuk bergebrak tangan kanannya menyambut datangnya serangan lawan dengan keras lawan keras sedang tangan kiri dengan jari tengah serta jari telunjuk menyentil perlahan ke tengah udara mengancam jalan darah Cit Ing Im Bun serta Tiong Hu tiga buah jalan darah penting.

Jurus Lan Siang Su Sih atau harum bunga memancar empat penjuru ini merupakan sebuah jurus yang sangat lihay diantara kedua belas jurus ilmu menotok Lan Hoa Hu Hiat So.

Walaupun Sang Pat sudah mempunyai pengalaman yang sangat luas dalam menghadapi musuh tangguh tak urung dibuat kelabakan juga menghadapi perubahan-perubahan jurus pihak lawan apalagi telapak tangannya sedang beradu tenaga dengan telapak Siauw Ling baginya untuk meloloskan diri tidak mungkin lagi.

Dalam keadaan terburu-buru ia tarik napas panjang-panjang pundak kiri ditekan ke bawah secara mendadak menekuk lima coen lebih ke bawah.

Walaupun perubahan yang dilakukan cukup cepat, tapi tak urung terlambat juga satu tindak jalan darah Tiong Hu nya kena tersentil oleh jari tangan Siauw Ling.

Tu Kiu yang melihat saudaranya Sang Pat menderita kerugian dan di dalam dua tiga jurus saja sudah menderita kalah ia tidak sempat turun tangan menolong lagi.

“Terimalah satu seranganku!”mendadak bentaknya dingin.

Padahal bentakan tersebut sudah terlambat diucapkan, belum sampai kata-kata itu meluncur keluar serangannya sudah menyambar datang.

Siauw Ling membentak keras semangat berkobar-kobar sepasang telapaknya berturutturut dilancarkan ke depan dengan serangan berantai, dalam sekejap mata ia sudah melangsungkan suatu pertandingan sengit melawan sepasang Tiong Cho Siang-ku.

Tiong Cho Siang-ku yang harus bergabung dalam menghadapi Siauw Ling makin bertempur hati mereka semakin terkejut tampak jurus serangan yang dilancarkan Siauw Ling mempunyai perubahan yang sangat cepat dan kebanyakan merupakan gerakangerakan yang belum selesai ditemui selama ini.

Satu jurus belum selesai digunakan jurus kedua sudah menyambung datang, kejadian ini membuat pandangan setiap orang terasa berkunang-kunang dan susah melayani.

Kiranya rangkaian ilmu pukulan yang digunakan Siauw Ling ini adalah ilmu Lian Huan Sun Tien Cieng Hoat atau ilmu pukulan berantai kilat menyambar andalan ayah angkatnya Lam Ih Kong sewaktu angkat nama di dalam Bulim dalam jurus serangan terdapat jurus, dalam pukulan terdapat pukulan perubahan lama belum selesai timbul perubahan baru, bahkan saja membuat orang susah melayani bahkan perhatian yang terpusatpun kadang-kadang dibikin kacau sehingga membuat gerakan sendiri jadi kacau balau.

Setelah bergebrak sebanyak tiga puluh jurus, Tiong Cho Siang-ku mulai terdesak di bawah angin oleh desakan angin pukulan yang dilancarkan pemuda itu mereka hanya bisa menangkis dan memperhatikan diri belaka tanpa berhasil mendapatkan kesempatan untuk balas menyerang serangan.

Sebaliknya Siauw Ling makin bertempur semakin gembira, ternyata ia mencampur adukan ilmu menotok Cap Jie Hoa Hu Hiat So nya ke dalam gerakan-gerakan ilmu pukulan kilat menyambar.

Keadaan Tiong Cho Siang-ku kebalikan dari diri Siauw Ling, makin bergebrak mereka semakin terkejut pertama-tama Tu Kiu yang terpengaruh terlebih dulu oleh kecepatan gerak ilmu telapak Siauw Ling tiba-tiba tangan kanannya didorong ke depan mengunci datangnya serangan lawan dengan jurus Pit Bun Tui Gwat atau tutup pintu mendorong rembulan.

Siapa nyana tangan kiri pemuda she Siauw ini mendadak meyelonong masuk dari sisi tangannya langsung menghantam dada.

Pintu pertahanan Tu Kiu kena terbohol satu lubang. Kelihatan telapak lawan bakal mampir di depan dada, terburu-buru ia mengundurkan diri ke arah belakang.

Siapa nyana telapak tangan Siauw Ling yang ditabok ke arah dada itu mendadak ditarik kembali, telapak dibalik dengan ilmu menotok Lan Hoa Hu Hiat So, ia menyambar lengan kanan lawannya. Tu Kiu segera merasakan jalan darah Pit Nau Siau Lok, dua buah jalan darah penting jadi kaku sebuah lengan kanannya kontan kaku dan mati tak bisa digunakan lagi.

Dalam keadaan terperanjat tiba-tiba Sang Pat maju ke depan melancarkan serangan dengan jurus Pek Nio Cau Hong atau ratusan burung menyembah burung Hong, telapak tangannya berubah jadi berpuluh-puluh bayangan serangan bersama-sama mengurung seluruh kepala pemuda tersebut.

Siauw Ling sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam menghadapi musuh, melihat telapak tangan lawan mengurung seluruh badannya ia jadi gugup, tubuh diputar siap untuk menghindar, sedang tangan kanannya dengan menggunakan jurus Man Thian Seng To atau seluruh jagat penuh bintang menangkis datangnya serangan tersebut.

Sedikit ragu-ragu itulah gerakannya rada terlambat angin pukulan Sang Pat sudah bersarang di atas pundak kanannya.

Dari Cung San Pek pemuda she Siauw ini pernah memperoleh pelajaran ilmu kweekang Kan Cing Khie kang yang khusus berguna untuk melindungi badan, dan sekarangpun sudah ada hasilnya.

Serangan Sang Pat yang tepat menghajar di atas pundaknya segera terpental balik keatas hal ini membuat sigemuk she Seng ini menjadi terkejut bercampur ngeri.

“Aaah! ilmu khie kang pelindung badan!”jeritnya tak tertahan lagi. Dalam keadaan terhajar oleh serangan pihak lawan kembali Siauw Ling sentil tangan kirinya ke depan dengan ilmu jari Siauw Lo Sin Cie angin tajam mendesir keluar jalan darah paling penting Thian Tie pada Hu buin Sang Pat sudah kena terhajar.

Kontan seluruh tubuh Sang Pat bergoyang dan mundur dengan sempoyongan kemudian roboh terjengkang keatas tanah.

Melihat saudaranya roboh, Tu Kiu merasa sangat terkejut.

“Toako,”teriaknya cemas sang tubuh dengan cepat menubruk ke depan.

Tangan kanannya sudah terluka susah digerakkan terpaksa dengan tangan kiri ia sambar badan Sang Pat.

“Pundak kanan Siauw Ling yang terhajar oleh pukulan Sang Pat tadipun telah menimbulkan rasa sakit seperti diiris-iris walaupun ia memiliki ilmu khie kang berlindung badan tapi kekuatan tiga bagian hawa khie kangnya mana mungkin bisa menahan hajaran Sang Pat yang kuat dan menggunakan tenaga besar itu.

Dalam pertarungan ini mereka bertiga sama-sama menderita luka. Hanya saja soal Siauw Ling pun ikut terluka Tiong Cho Siang-ku sama sekali tidak tahu.

Haruslah diketahui ilmu Sian Bun Khie kang merupakan ilmu sakti yang tertinggi dalam hal ilmu silat di dalam pandangan Tiong Cho Siang-ku setelah Siauw Ling berbhasil memiliki ilmu khie kang pelindung badan sudah tentu ia tak bakal terluka oleh pukulan apapun.

Diam-diam Siauw ling gertak gigi menahan rasa sakit ditulang bentaknya berat, “Jangan goyangkan dirinya ia sudah terhajar oleh ilmu jari Siuw Loo Sin Ci. Jika tidak tahu cara menolongnya bukan saja membantu bahkan akan mencelakai selembar jiwanya.

““Apa? ilmu jari Siauw Loo Sin Ci?”seru Tu Kiu dengan air muka berubah hebat.

Buru-buru ia letakkan badan Sang Pat keatas tanah kemudian mengundurkan diri kesamping.

Siauw Lingpun segera salurkan hawa murninya menahan rasa sakit dibadan, di samping itu iapun menggunakan ilmu membebaskan jalan darah menunggal yang dipelajari dari Sang Pat dari totokan jalan darah.

Walaupun akhirnya ia berhasil membebaskan diri Sang Pat dari pengaruh totokan tapi ia sendiripun saking sakitnya keringat mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.

Tu Kiu yang menonton dari samping dalam hati masih mengira pemuda itu kelelahan sehingga mengucurkan keringat karena harus menyembuhkan Sang Pat dari pengaruh totokan, diam-diam dalam hatinya merasa sangat berterima kasih sekali.

Setelah Sang Pat merasakan jalan darahnya bebas, ia segera loncat bangun dan memandang Siauw Ling dengan mata terbelalak lama sekali ia baru menghela napas panjang.

“Heee…! kepandaian silat yang dimiliki Siauw heng benar-benar luar biasa hebatnya.

Selama hidup aku Sang Pat baru kali ini benar-benar terbuka sepasang matanya.

“Ia merandek, setelah menghela napas panjang lagi sambungnya, Selama hidup bukan satu kali saja menderita kalah dalam adu kepandaian kali ini benar-benar sangat mengenaskan.

Ia lantas menoleh dan memandang sekejap ke arah Tu Kiu.

“Bagaimana dengan dirimu?”tanyanya lirih.

“Urusan apa?”untuk beberapa waktu Tu Kiu masih belum mengerti apa yang dimaksudkan saudaranya.

Sang Pat mendehem perlahan. “Aku sudah menyanggupi jikalau sampai menderita kalah di tangan Siauw Ling maka selama hidup harus mendengarkan seluruh perintahnya tapi urusan ini jauh lebih berat dari kematian seseorang walaupun sudah aku sanggupi tapi aku tidak ingin memaksa kaupun mengikuti tindakanku ini.

“Tu Kiu termenung tidak bicara tapi dari perubahan matanya menunjukkan bila dihatinya sedang bergolak sangat keras, lama sekali ia baru menyahut, “Bagaimana menurut pendapat Toako, apakah kau sungguh-sungguh hendak mengikuti dirinya dan selama hidup mendengarkan perintahnya??”“Perkataan yang sudah kuucapkan kapankah pernah diingkari kembali? tapi kau tidak pernah menyetujui dengan mulut sendiri karena itu kau tak terhitung dalam perjanjian ini, rasanya saat inilah merupakan satu-satunya jalan bagimu untuk melepaskan diri dari belenggu.

“Di dalam hati Siauw Ling mengerti tindakan yang diambil kedua orang ini merupakan keputusan terakhir yang mempengaruhi penghidupan seumur hidupnya, maka dari itu ia tidak ikut menimbrung dalam perundingan tersebut.

Tu Kiu kelihatan sangat bersedih hati setelah berjalan bolak balik mengelilingi dua lingkaran, akhirnya ia bertanya, “Apakah caramu itu?”“Jikalau pada saat ini juga kau putuskan hubungan dengan diriku, mengurat tanah memisahkan dunia dan sejak kini tidak saling mengurusi satu sama lain maka kau tidak usah terikat lagi dengan perjanjian ini.

“Tampak Tu Kiu menegakkan kepala menghembuskan napas panjang, akhirnya ia salurkan hawa murni mengelilingi seluruh tubuh dan berkelebat pergi dari tempat itu.

Gerakannya cepat laksana sambaran petir di dalam sekejap mata sudah lenyap dari pendangan.

Perlahan-lahan Siauw Ling menghembuskan napas panjang.

“Perjanjian sepatah kata saja bisa mempengaruhi penghidupan seumur hidup, tidak aneh kalau ia jauh-jauh meninggalkan dirimu,”katanya perlahan.

“Adik angkatku tak bakal jadi seorang manusia segoblok itu,”Sang Pat menggeleng berulang kali. “Jikalau ia mau pergi maka ia bisa pergi dengan blak-blakan, dan tak mungkin berlalu dengan menyeret lumpur membawa air. Tapi urusan ini meyangkut suatu kejadian yang besar, untuk beberapa waktu, ia merasa susah untuk ambil keputusan.

“Ia merandek sejenak, kemudian tambahnya, “Cayhe ada satu urusan ingin mohon bantuan dari Siauw heng!”“Asalkan aku bisa laksanakan sudah tentu tak bakal kutolak.

““Jikalau adikku ambil keputusan untuk putuskan hubungan dan memisahkan diriu dengan diriku aku berharap Siauw heng dengan memandang di atas wajahku suka melepaskan dirinya pergi tanpa diganggu.

“Tampak sesosok bayangan manusia laksana sambaran kilat meluncur datang, setelah mengitari kedua orang itu dua kali kemudian berkelebat lagi dari tempat itu.

Siauw Ling dapat melihat jelas kalau orang itu bukan lain adalah Tu Kiu, sambil busungkan dada segera menyahut, “Sang heng tidak usah terlalu bersedih hati , orangorang Bulim memandang janji lebih berat daripada mati, tapi jika Sang heng ada sedikit menyesal terhadap janji kita ini, sekarang juga kau berlalu dari sini.

“dari sepasang matanya tiba-tiba Sang Pat memancarkan cahaya yang bukan alang kepalang tapi sebentar kemudian sudah lenyap tak berbekas ia menghela napas panjang lagi.

“Selama hidup aku Sang Pat belum pernah mengingkari janji yang telah aku ucapkan kawan-kawan Bulim bisa pandang tinggi Tiong Cho Siang-ku justru dikarenakan persoalan ini dan aku orang she Sang pun mengandalkan hal ini merantau dalam dunia persilatan. Semboyanku seumur hidup adalah kepala boleh putus darah boleh mengalir tapi kepercayaan tak boleh dinodai.

“Tiba-tiba terdengar suara langkah manusia berkumandang datang. Tu Kiu muncul kembali disana dan langsung berhenti dihadapan orang itu.

“Toako,”katanya lambat. “Siauwte telah lama berpikir dan akhirnya berhasil mengambil keputusan.

““Haaa haaa… aku sudah membicarakan persoalan ini dengan diri Siauw heng”potong Sang Pat tertawa tergelak. “Ia berjanji tak akan menghalangi kepergianmu. Harta karun yang kita berdua kumpulkan hampir separoh hiduppun mulai sekarang boleh dihitung milikmu seorang.

““Setelah siauwte pikir pulang balik akhirnya aku merasa jauh lebih baik mengikuti diri Toako saja,”sambung Tu Kiu lebih lanjut. “Perduli pergi keujung langit atau sudut samudra naik gunung golok hutan pedang selama hidup tak akan berpisah dengan dirimu.

““Kau tak pernah menyanggupi persoalan ini dengan mulutmu sendiri, dan kau masih berhak untuk tinggalkan tempat ini, buat apa kau mencari susah dengan mendengarkan perintah orang selama hidup? kau…”teriak Sang Pat dengan alis berkerut.

“Aku tahu tentang soal ini, tetapi setelah Toako menyanggupi bukankah sama halnya pula dengan siauwte yang menyanggupi sendiri?”Ucapan yang begitu bersahabat walaupun membawa hawa hangat bagi yang mendengar, tapi kedengarannya tetap dingin pula yang meluncur keluar dari mulutnya.

Akhirnya Sang Pat menghela napas panjang.

“Kalau begitu akulah yang telah mencelakai dirimu?”“Kalian berdua suka membantu aku mencari enci Gak, hatiku sudah merasa sangat berterima kasih”tiba-tiba Siauw ling merangkap tangannya seraya menjura. “sejak ini ada baiknya kita sebut masing-masing pihak sebagai saudara tak ada urutan kedudukan dan tak perlu bicarakan soal turut perintah sepanjang hidup yang tak sedap didengar.

“Sang Pat mendongak dan tertawa terbahak-bahak.

“Haa haaa… usia Siauw heng tidak besar tapi kelapangan dadamu melebihi orang lain, jikalau demikian adanya kami berduapun tidak akan menampik lagi, sejak detik ini Siauw heng adalah Liong Tauw Toako kami.

““Usia Siauwte masih sangat muda, mana boleh menjadi Liong Tauw Toako kalian.

““Dalam kalangan Bulim siapa yang kuat dialah di atas tidak pernah urutan ditentukan menurut usia. Toako terimalah satu penghormatan kami?”seru simanusia gemuk she Sang inicepat.

Diikuti Tu Kiu mereka berdua jatuhkan diri berlutut dan menjalankan penghormatan besar.

Buru-buru Siauw Ling balas memberi hormat dengan berlutut pula, dengan demikian mereka berada saling berhadap-hadapan.

“Siauw Toako!”tiba-tiba Tu Kiu berseru. “Kami sebagai saudaramu ada beberapa patah kata yang rasanya tidak sesuai diutarakan, entah bolehkah kuucapkan keluar?”“Dalam soal pengalaman dunia kangouw diriku tak dapat menandingi kalian berdua, dalam persoalan ini justru aku ingin mendapat banyak petunjuk dari kalian.

““Toako terlalu memuji.

“Perlahan-lahan Tu Kiu mendongak memperhatikan bintang yang bertaburan diangkasa, mendehem beberapa kali sambungnya, “Janji kita malam ini akan berlaku selama hidup oleh sebab itu ada baiknya Siauwte bicara blak-blakan dulu sejak kini kami akan dengar perintah Toako. Mengenai orang lain perduli ia mempunyai hubungan atau kedudukan apapun dengan diri Siauw Toako kami tak suka jual muka buat mereka.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar