Halaman: 25 Jilid
|
Lie Bouw Pek, yang bercita-cita menikahi nona elok dan gagah, telah dipermainkan untuk bertanding silat dengan Jie Siu Lian. Sayangnya, Jie Siu Lian yang tersohor elok dan silatnya tinggi, telah ditunangkan sedari kecil dengan Beng Su Ciauw. Pertolongan Lie Bouw Pek membuat Jie Siu Lian berhutang budi.
Di kota-raja, setelah berhasil merubuhkan beberapa jago utama, nama Lie Bouw Pek telah ditaruh di tingkatan paling atas. Perkenalan Lie Bouw Pek dengan Tek Siauw Hong dan Tiat Pweelek, membuat mereka menjadi sahabat sejati dalam menghadapi fitnah.
Dan di kota-raja pula Bouw Pek berhasil menemukan Beng Su Ciauw. Beng Su Ciauw, yang anggap dirinya sebagai rintangan, akhirnya mengalah dan berusaha merangkap jodoh Siu Lian dan Bouw Pek. Kesudahannya, Beng Su Ciauw mesti binasa akibat kenekatannya sewaktu mencegat musuh-musuh Bouw Pek.
Meskipun sangat menyukai Jie Siu Lian, Lie Bouw Pek tetap bertahan pada liang-sim untuk tidak menikahi Jie Siu Lian, serta tidak melupakan budi yang dilepas Beng Su Ciauw.
Peristiwa pencurian mutiara dari keraton Istana Terlarang telah digunakan Uy Kie Pok untuk memfitnah Tek Siauw Hong. Sebagai sahabat dan balas budi kepada Tek Siauw Hong, Lie Bouw Pek membunuh Uy Kie Pok, lalu serahkan diri pada pembesar negeri dan dihukum……, namun ia lenyap dari penjara. Hanya Jie Siu Lian temukan sepucuk surat sebagai petunjuk,
“Orangnya sudah ikut Kang Lam Hoo, pedangnya ditinggal buat jodoh di lain hari.”