Bayangan Berdarah Jilid 12

JILID 12

Budak mempunyai satu persoalan yang selam ini tak pernah berhasil kupahami!

Urusan apakah itu?

Sudah tentu mengenai noda Gak!

Kenapa dengan nona Gak?

Entah apa sebabnya nona Gak berdiam seorang dir diats puncak gunung yang terpencil dan jauh dari keramaian dunia?

Soal ini …. soal ini …. akupun merasa keheranan.

Masih ada lagi, orang berbaju hitam itu berkata bahwa mereka bertiga salah jalan memasuki daerah terlarang orang lain sehingga tertangkap dan diikat diatas puncak dingin hingga hampir2 saja menemui ajalnya setelah kena ditolong nona Gak ia menyerahan sepucuk surat kepada mereka untuk mencari Sangkong sampai diujung langitpun, setelah menemukan Siangkong lantas serahkan surat tersebut kepadamu coba kau pikir mungkinkah urusan trjadi segampang ini?

Benar dibalik persoalan ini tentu masih terdapat banyak hal yang patut dicurigai.

Tempat itu disebut sebagai daerah terlarang perduli apakah alasannya sudah tentu daerah itu ditetapkan karena orang yang berdiam disana tidak ingin diganggu orang lain tapi nona Gak bisa muncul dan lenyap disana sesuka hati apakah perbuatan nona Gak tidak menimbulkan kecurigaan orang2 itu? inilah kecurigaanku yang pertama. Apa isi suratnya itu rasanya Siangkong sudah baca sendiri dan hanya terdiri dari beberapa patah kata yang amat singkat jelas kelihatannya kalau surat itu sudah lama ditulis dan selalu dibawa dalam saku inilah kecurigaanku yang kedua. Berbagai macam kecurigaan asalkan dipikir dengan teliti tidak sudah untuk menemukan sesuatu hal yang diluar dugaan karena itulah budak menaruh curiga kalau peristiwa ini merupakan sebuah rencana busuk.

Rencana busuk?

Tidak salah, kecuali tiga orang yang berhasil kita tangkap kemarin malam entah masih ada beberapa banyak orang yang membawa surat dari nona Gak sambil berkelana di dalam dunia persilatan sembari mencari Siauw Ling.

Mungkin menurut pikirannya lebih banyak saru orang yang membawa suratnya berarti makin besar harapannya untuk berjumpa dirimu.

Tapi yang aneh lagi kata Giok Lan, setiap hari nona Gak bisa menunggu kedatanganmu dipuncak dimana ia menolong orang tempo dulu. tapi mengapa ia tidak mau turn gunung sendiri untuk mencari dirimu?

Kau berani memastikan dia menanti kedatanganku setiap hari ditempat yang sama?

Siangkong karena kau sangat merindukan nona itu, kecerdasanpun kena ditutupi bukankah perkataan ketiga orang itu sangat jelas sekali? Walaupun mereka kena ditangkap dan diletakkan ke atas puncak gunung yang dingin tapi mereka tidak pernah berkata telah menjumpai seonggokan tulang tulang2 putih. Budak berani memastikan ketiga orang ini bukan orang pertama yang kena ditawan.

Ehmmm …. sangat beralasan. Siauw Ling segera mengangguk.

Oleh karena itu budak berani memastikan kalau nona Gak mempunyai maksud2 tertentu.

Lalu mengapa ia hanya menyebutkan namaku saja yang harus dicari?

Giok Lan tertawa manis.

Walaupun di dalam hati budak mendapatkan jawabannya, tapi tak berani kuutarakan keluar.

Kenapa?

Takut Siangkong marah setelah mendengar ucapan itu.

Tidak mengapa coba kau katakan.

Siauw Ling dua patah kata ini sejak beberapa saat berselang sangat terkenal di dalam seluruh dunia persilatan ….

“Maksudmu Lan Giok Tong yang menyaru namaku?”

“Perduli dia adalah yang asli atau Lan Giok Tong maupun Pak Giok Tong yang jelas orang2 Bulim mengetahui kalau nama Siauw Ling dalam dunia persilatan sudah sangat tersohor. Kepandaian silatnya tinggi sifat kependekarannya patut dipuji, boleh dihitung dia adalah seorang pendekar yang luar biasa sehingga budak yang waktu itu masih berada di dalam perkampungan Pek Hoa San Cung pun sudah lama mengagumi nama Siauw Ling ini.”

“Siangkong,” sela Kiem Lan pula secara tiba-tiba, “sewaktu Siangkong untuk pertama kalinya mendatangi perkampungan Pek Hoa San-cung dan setelah kami mendengar siapakah nama Siangkong waktu itu kami berduapun pernah salah menganggap kau sebagai Siauw Ling yang palsu itu.”

Sebelum Jen Bok Hong munculkan dirinya ke dalam dunia persilatan nama Siauw Ling sudah sangat menggemparkan seluruh dunia kangouw kalau nona Gak ini mempunyai maksud tertentu urusan tidak bisa dibicarakan lagi kalau tidak maka Siauw Ling yang benar2 hendak dia cari kemungkinan besar bukan Siangkong.

Perlahan-lahan Siauw Ling mendongak ke atas dan menghela napas panjang gumamnya, Mungkinkah urusan ini terjadi sedemikian kebetulan?

Siauw Ling yang palsu dan yang asli sama2 susah dibedakan yang satu lebih hebat daripada yang lain. Siangkong kalau kau pergi memenuhi janji aku rasa juga sama saja ….

Sebenarnya gadis ini mau mengatakan bahwa sekalipun pergi gadis Gak itupun akan melakukan pemilihan diantara mereka berdua tapi mendadak terasa olehnya kalau ucapan ini terlau kasar maka buru-buru ditariknya kembali.

Terdengar Siauw Ling kembali bergumam

Kenapa diapun she Gak? apakah dikolong langit benar benar ada kejadian yang sedemikian kebetulannya?

Kenapa? apakah Saingkongpun belum pernah kenal dengan seorang nono she Gak juga?

Justru karena itulah hatiku jadi curiga bercampur bimbing, susah mengatasi persoalan ini.

Terdengar suara langkah manusia memecahkan kesunyian, lelaki tadi dengan membawa santapan telha muncul kembali diambang pintu. Kepada Giok Lan dengan penuh rasa hormat ujarnya, Teh pahit nasi kasar mungkin tidak sesuai bagi diri nona?

Giok Lan menghela napas panjang.

Bagaimana kalau gubuk ini untuk sementara waktu kami pinjam pakai ….

Selembar jiwa cayhe kena ditolong nona, jangan dikata untuk meminjamkan gubuk yang sudah reyot ini. Sealipun nona suruh aku melakukan suatu perbuatan yang sangat berbahayapun hamba tak akan menampik ….

Kami sudah mendatangkan kerepotan untukmu cepat-cepatlah membenahi barang2mu dan pergilah dari sini!

Aoa yang sebenarnya telah terjadi? tanya lelaki itu agak melengak.

aku sudah melepaskan diri dari perkampungan Pek Hoa San cung tapi mereka mengejar kami tiada hentinya karena terdesak hebat kami selalu menyingkir dan akhirnya tiba disini setelah kejadian itu kemungkinan besar mereka akan tiba disini kalau kau tak bisa membantu kami lagi. Nah! cepatlah benahi barangmu dan buru-buru melarikan drii dari tempat ini.

Agaknya orang ini menaruh rasa yang sangat jeri terhadap pihak perkampungan Pek Hoa san cung ujarnya gugup, Hamba seharusnya tetap tinggal disini untuk menghadapi musuh tangguh.

Tapi ucapan ini cepat ditukas oleh Giok Lan yang goyangkan tangannya berulang kali.

Kau tetap tinggal disinipun percuma saja malah mungkin mendatangkan kerepotan saja cepat-cepatlah benahi barangmu dan menyingkir dari sini.

Kalau nona berkata demikian hamba akan turut perintah.

Buru-buru orang itu masuk ke dalam kamarnya beberapa saat kemudian ia sudah muncul kembali dengan hanya mebawa sebuah buntalan kecil kepada Giok Lan ia menjura kemudian buru-buru berlalu.

Sepeninggalnya orang itu Kiem Lan berkata, Aku lihat orang ini sangat takut mati?

Aaai…. hal ini tak bisa disalahkan kepada didirinya dengan mata kepala sendiri dia melihat Je Cungcu secara beruntun menghukum mati keenam orang rekannya dengan keadaan sangat mengerikan mana mungkin hatinya tidak takut mati? Selama hidupnya kali ini mungkin setiap kali ia mendengar nama perkampungan Pek Hoa San cung hatinya akan ketakutan setengah mati.

diluar gubuk banyak terdapat kerbau dan kambing mengapa kau suruh dia meninggalkan kekayaannya untuk menyelamatkan jiwa tanya Siauw Ling pula.

Dengan dilepaskannya ketiga orang itu oleh Samya rahasia jejak kita pasti akan bocor jangan dikata orang2 perkampungan Pek Hoa San cung yang datang kemari cukup munculnya ketiga orang itu sudah dapat membereskan jiwanya.

Beberapa saat kemudian ia sudah keluar lagi dengan dandanan seorang pengemis cilik yang wajahnya sangat dekil.

Siangkong! serunya sambil tertawa. Coba kau lihat wajahku mirip dengan sipengemis cilik atau tidak?

Penyaruanmu sangat mirip. hanya pakaian yang kau kenakan terlalu bagi seorang pengemis!

Pakaian ini kupungut dari milik si orang tadi yang tidak keburu dibawa. Tidak disangka ternyata sekarang mempunyai kegunaan yang sangat besar enci kau baik2lah melayani Siangkong, siauw moay akan pergi dulu.

Adik Giok lan, kau baik2 berjaga diri jangan sampai jejakmu ketahuan pihak lawan!

Kalau di dalam keadaan yang biasa walaupun aku menyaru lebih baikpun susah untuk meloloskan diri dari pengintaianjago-jago perkampungan Pek Hoa San cung tapi keadaan pada saat ini jauh berbeda seluruh enghiong hoohan dari kolong langit pada berkumpul disini masing-masing orang berpakaian dan berdandan aneh2 kendati banyak orang orang perkampungan Pek Hoa san cung yang hilir mudik disekitar sini merekapun belum tentu bisa menduga siapakah aku sebenarnya!

Santapan kali ini dilakukan dengan sangat cepat bru saja Kiem Lan menyengkirikan mangkok sumpit mendadak pintu ditendang orang sehingga terpentanglebar2.

Diam2 Kiem lan melongok keluar, tampak olehnya empat orang lelaki berpakaian perlente secara beruntun telah masuk ke dalam ruangan.

Terhadap keempat orang ini Siauw Ling mempunyai kenangan yang sangat nyata di dalam hatinya. Karena sewaktu berada digunung Butong san tempo dulupun ia pernah berjumpa dengan mereka.

Keempat orang ini buka lain Kanglam Sukongcu.

Lima tahun tak pernah ketmu, tak disangka dandanan mereka inipun masih seperti sedia kala perlente dan mewah.

Siauw Ling memperhatikan sejenak wajah keempat orang itu kemudian bisiknya pada diri Kiem Lan

Mari kita menyingkir kesamping.

Mereka berdua cepat-cepat meningkir kesamping.

Dengan langkah lebar dan gaya yang di-buat2 Kanglam Su Kongcu melangkah masuk ke dalam ruangan dan langsung menuju keruang tamu, orang yang berjalan terlebih dulu dengan nada keras kembali berteriak, Eeeeei …. adakah orang disini? perut kami empat bersaudara sangat lapar dapatkah kami minta sedikit makanan dan air untuk melepaskan dahaga

Sewaktu tidak mendapat jawaban orang yang kedua dengan gusar segera membentak, Rumah ini disapu sangat bersih tidak mirip sebagai rumahtak berpenghuni kalau kalian bersembunyi terus tidak berani keluar dan menimbulkan rasa gusar kami bersaudara Hmmmm! akan kubakar rumah ini hingga musnah.

Kiem Lan yang bersembunyii di dalam ruangan kontan mengerutkan alisnya kepada sang pemuda bisiknya lirih, Jangan biarkan mereka bakar rumah ini sungguh2 budak harus keluar melayani mereka.

Siauw Ling termenung sejenak lalu mengangguk.

Kau harus ber hati2

Lima tahun berselang walaupun perjumpaannya dneganKang Lam Su Kongcu hanya sebentar tetapi mempunyai perasaan bahwa keempat orang ini bukan manusia baik2. Bagaimanakah watak mereka iapun kurang jelas.

Budak bisa ber hati2 sahut Kiem Lan sambil mengangguk dengan langkah lambat2 ia munculkan diri keluar.

Waktu itu Kang lam su Kongcu sedang siap melakukan penggeledahan, mendadak melihat munculnya Kiem Lan dari balik dinding mereka jadi melongo.

Orang yang berada di paling depan segera tertawa terbahak-bahak.

Ooouw …. sungguh cantik nona ini.

Orang tengah segera menyambung lantang, Ditengah gurun lahir kuda jempolan didesa terpencil muncul putri cantik ternyata pepatah kuno ini sangat tepat sekali.

Tapi ucapan mereka segera ditimbrung oleh Loo toa mereka, Jangan sembarangan bicara ….

Sembari menjura ia segera memperkenalkan diri.

Cayhe adalah So Segulung angin Thio Ping

Cayhe si Racun Lima Bunga Ong Kiam,

Cayhe si Enam Bulan salju Lie Poo

Dan orang yang terakhir segera menjura penuh hormat.

Cayhe si Rembulan ditengah telaga Cau Kuang ucapan yang kurang sopan tadi harap nona suka memaafkan.

Kiem Lan sendiripun tidak tahu sikap sopan keempat orang ini sengaja diperlihatkan atau memang mereka berwatak demikian buru-buru dia memberi hormat.

Saudara berempat silahkan duduk!

Terdengar Si Racun Lima Bunga tertawa ter bahak2 ujarnya memecahkan kesunyian, Ditempat yang sunyidan terpencil seperti ini hanya berdiam kau seorang apakah kau tidak takut?

Aku tinggal ber sama2 engkohku.

Oooouw …. kiranya ada engkohmu yang menemani ujar Ong Kiam.

Lalu dimanakah saudaramu itu, sambung si Enam Bunga Salju Lie Poo

Engkohku sedang pergi keluar.

Kalau begitu dirumah tinggal nona seorang? ujar Rembulan Ditengah Telaga Cau Kang sambil nyengir kuda.

Ketika Kiem Lan mendengar ucapan keempat orang itu ada maksud merendahkan dirinya muncullah hawa gusar di dalam hati sahutnya dingin, Siang nanti engkohku akan kembali kerumah.

Entah nona punya berapa engkoh lagi tanya si segulung angin Thio Ping lagi.

Seorang.

Haaaa …. haaa …. haaa kalau kita bunuh dirinya lebih dahulu kemudian mengikat dirimu sebagai adik angkat bukankah engkohmu jadi empat orang?

Alis Kiem Lan melentik ia siap mengumbar hawa amarah tapi dengan paksa ditahannya hawa amarah tersebut ujarnya ketus

Kalian berempat harap tunggu sebentar disini biarlah aku masakkan air buat cuwi sekalian.

Habis bicara ia putar badan menuju keluar.

Mendadak si Racun Lima bunga merentangkan lengannya menghalangi perjalanan Kiem Lan ujarnya menyengir

Kami bersaudara ingin minum sedikit arak tentu ada bukan?

Biar aku pergi mencari sahut Kiem Lan setelah termenung sebentar

Ong Kiam menarik kembali tangannya yang direntangkan mengambil kesempatan itu tangannya meraba gadis tersebut.

Sejak kecil Kiem Lan dibesarkan dalam keadaan penuh bahaya ia sudah dilatih menunggu sabar karenanya walaupun dipermainkan untuk sesaat ia bisa menahan diri

Terdengar Ong Kiam tertawa ter bahak2

Loo toa nona secantik ini dengan badan sehalus kapas aku tidak percaya kalau ia dibesarkan dalam gubuk ini.

Tidak salah jawab si Enam Bulan Salju Lie Po sambil mengangguk tiada hentinya. Kaum petani walaupun banyak uang merekapun tak akan mapu membuatkan celana dari bahan sutera yang mahal.

endadak sirembulan ditengah telaga Cau Kuang menggerakkan sepasang pundaknya menerjang maju kedepan. Tangannya menyambar pundak Kiem Lan sebelah belakang

Tanpa berpaling lagi Kiem Lan enjotkan badannya melayang keluar dari ruangan tersebut.

Melihat gadis itu melayang keluar Cau Kuang terawa terbahak bahak.

Sungguh cepat gerakanmu inilah yang dinamakan tidak digebuk tidak mengaku

Badannya segera melayang melakukan pengejaran tangan kanan menyambar pergelangan kanan Kiem Lan dengan jurus Kiem Liong Than Cau atau naga emas unjuk cakar

Dalam keadaan semacam ini sekalipun Kiem Lan bermaksud menyembunyikan ilmu silatnyapun percuma, terpaksa ia putar badan melancarkan serangan balasan dengan jurus Lan Kiang Cia To atau menghadang sungai jatuh terpelanting.

aaaai …. tidak kusangka kau mempunyai gerakan selincah dan segesit ini. kata Cau Kuang sambil menghela napas panjang.

Sepasang telapaknya segera digerakkan melancarkan serangan berantai.

Kiem Lan goyangkan tangan balas menyerang, suatu pertarungan sengitpun segera berkobar.

si rembulan ditengah telaga Cau Kuang mengeluarkan ilmu Jien Nah Hoat atau ilmu menangkap yang hebat ber turut2 puluhan jurus merupakan serangan2 tangkisan terhadap datangnya hajaran Kiem Lan ketika itulah ia baru menyadari sudah berjumpa dengan musuh tangguh rasa memandang rendah terhadap pihak musuhnya tersapu lenyap dari benak dengan pusatkan semua perhatian ia melayani gadis itu.

Melihat saudaranya tidak bisa memenangkan pertempuran itu, si Enam Bulan Salju Lie Poo dengan cepat meloncat keluar dari dalam ruangan.

Jangan takut aku bantu dirimu teriaknya keras

Dari sisi badan ia mengirim sebuah jotosan gencar.

Kiem Lan yang harus melayani Cau Kuang seorang masih bisa bertahan tapi setelah ikut serta nya Lie Poo ke dalam kalangan, situasi seketika berubah seratus delapan puluh derajat. Ia dibikin kalang kabut dan mulai tidak kuat menahan diri.

Siauw Ling yang bersembunyi dibalik ruangan keitka melihat Kiem Lan mulai tidak kuat menahan tekanan2 lawan ia segera menyadari kalau saat ini dirinya tidak keluar maka kalau tidak terluka Kiem Lan akan kena ditangkap musuh tubuh nya segera bergerak siap meloncat keluar dari balik ruangan.

Mendadak pada saat yang bersamaan dari luar gubuk terdegnar suara tertawa dingin seseorang berkumandang masuk, Heee heee dua orang lelaki sejati mengerubuti seorang anak gadis apakah kalian tidak takut ditertawakan orang?

Bersamaan dengan suara bentakan tersebut dari luar pagar melayang datang seorang lelaki kurus kering berjubah biru dan memakai topi yang hampir menutupi separuh wajahnya.

Gerakan tubuh orang itu sangat cepat bersamaan dengan habisnya ia berbicara badanpun sudah tiba disisi Kiem lan sambil menangkis datangya serangan Cau Kuang.

Lie Poo Cau Kuang smaa2 menarik kembali serangannya sambil berpaling ke arahlelaki kurus yang barusan datang itu. Kemudian ujarnya dingin.

Aku kira siapa yang telah datang. tidak tahunya kau Tiong Cho Siang Ku

Hmm! selamanya Sang Pat dan Tu Kioe berjalan bagaikan pit dengan tangan. setelah kau datang tentunya Sang Pat ada disekitar sini bukan.

Orang yang barusan datang bukan lain adalah Si Pit Besi berwajah dingin Tu Kioe salah satu dari tiong Co Siangku.

Terdengarlah ia menyahut dengan nada yang dingin bagaikan es.

Untuk menghadapi kalian Kanglam Su Kongcu aku Tu Lo-jie seorang sudah cukup untuk membereskan kalian!

Sisegulung angin Thio Ping dengan cepat meloncat keluar sambungnya, Kami kakak beradik belum pernah mengikat tali permusuhan dnegan kalian Tiong Cho Siangku entah apa maksud Taheng dengan mencampuri urusan kami empat bersaudara?

Sangat gampang sekali, cayhe merasa tidak puas dengan perbuatan kalian menganiayai gadis?

Hmmm! kagum. kagum. pikir Siauw Ling dalam hati. Walaupun dimanapun juga Tiong Cho Siangku mengutamakan perdagang mencari untung tapi setiap kali menumpai hal2 yang tidak patut mereka masih mempunyai semangat semangat seorang pendekar.

Terdengar sisegulung angin Thio Ping tertawa hambar.

Kalian Tiong CHo Siangku suka harta sedang kami empat bersaudara suka perempuan. masing-masing mempunyai kegemaran ersendiri siapapun tidak pernah membicarakan tentang hal2 kegagahan kependekaran maupun keadaan.

Menurut pepatah kuno seorang lelaki sejati suka harta itu sudah lumrah tukas si Pit Besi berwajah dengan suar aketus. Selama hidup kami bersaudara mencari untung dengan kepandaian dan kejujuran belum pernah menipu atau merugikan orang lain barang satu kalipun mana bisa dibandingkan dengan kalian Kang Lam Su Kongcu yang bisanya bikin keonaran.

Ooouw kalau begitu kalian Tiong Cho Siang Ku bleh terhitung seorang enghiong yang mengutamakan keadilan. Kagum!kagum.

Hmm! atau paling sedikit kami bersaudara bukan terhitung bajingan keparat yang pandai memperkosa perempuan.

sepasang mata si Racun Lima Bunga celingukan kekanan kekiri sewaktu dilihatnya Sang Pat belum muncul juga dengan suara berat segera ujarnya kepada Thio Ping.

Loo-toa kalau kedatangannya memang bermaksud cari gara2 lebih baik kita tak usah banyak bicara lagi mari kita kurung dia dengan barisan pedang yang kita latih selama ini!

Sebelum Thio Ping menjawab Tu Kioe sudah berebut berkata, Bagussekali bagus sekali! cayhe bisa minta petunjuk ilmu sakti dari Kang Lam su Kongcu benar2 patut merasa bangga mari …. mari …. kalian berempat silahkan mulai turun tangan.

Si Segulung Angin Thio Ping adalah pemimpin dari Kanglam su Kongcu di dalam keempat orang itu imannyapun paling kuat, ia tahu selamanya Tiong Cho Siang Ku tidak pernah berpisah dimana ada Tu Kioe disitu tentu ada Sang Pat, maka dari itu walaupun saat ini hanya hadir Tu Kioe seorang hatinya belum juga merasa lega. Karenanya ia ragu2 untuk turun tangan.

Sejenak Kanglam Su Kongcu menderita kekalahan total digunung Butong san lima tahun berselang watak sombong dari mereka berempat sudah jauh berkurang perasaan memandang rendah orangpun ikutmusnah dari pikiran mereka.

Sebelum menderita kekalahan mereka hanya menghabiskan waktu dengan berpesiar kesana kemari, cari perempuan, minum dan makan tiada hentinya, tapi setelah mendapat kalah keempat orang itu mulai berlatih dengan rajin.

Mereka ber sama2 menciptakan sebuah barisan pedang yang kuat untuk menghadapi musuh setelah lima tahun berlatih keras dan barisannya mencapai kesempurnaan mereka baru muncul kembali kedunia persilatan.

———————

10

Pertama kali mereka berempat muncul dalam dunia persilatan pelbagai berita yang menggemparkan sempat mereka tangkap

Pertama adalah munculnya seorang pendekar muda yang sangat menggemparkan seluruh dunia persilatan mereka dengar orang itu She Siauw bernama Ling. Kedua adalah munculnya Si Bayangan Berdarah Jen Bok Hong setelah lenyap kabar berita selama puluhan tahun.

dan ketiga ialah menggabungnya Siauw Ling ke perkampungan Pek Hoa San cung jadi konconya Jen Bok Hong.

Kabar berita itu sudah tersebar luas dan hampir merata keseluruh dunia persilatan.

Munculnya Kanglam Su Kongcu tempo dulu agak terlambat waktu itu Jen Bok Hong sudah mengundurkan diri dari apa yang mereka ketahuipun hanyalah cerita2 yang masih tersebar dalam Bulim.

Berita inilah yang memancing rasa ingin tahu dari keempat orang ini sehingga mereka buru-buru berangkat kekota Koei Cho.

Disepanjang jalan mereka menemukan banyak jago Bulim yang berangkat kesatu arah yang sama mereka main yakin kalau di dalam dunia persilatan bakal lahir sebuah pergolakan yang maha dahsyat.

Setibanya dikota Koei Cho sedikitpun tidak salah mereka menemukan banyak jago-jago lihay berkumpul disana.

Karena menjumpai begitu banyak jago-jago lihay sepanjang jalan Kanglam Su Kongcu tidak berani bersikap terlalu sombong apalagi nama Tiong Cho Siangku pun sudah tersohor sejak puluhan tahun berselang maka mereka tidak ingin melibatkan diri dalam satu pertarungan yang tak berguna.

Terdengar si Pit besi berwajah dingin tertawa terbahak-bahak.

Bagaimana? apakah kalian berempat tidak mau turun tangan? ataukah ingin aku orang she Tu mengundang dulu satu per satu?

Tangan kanan berkelebat meloloskan pedangnya dari sarung kemudian mengirim sebuah tusukan mengancam dada orang she Tu itu.

Mendadak badan Tu Kioe berputar menghindarkan diri dari datangnya serangan Ong Kiam ini dimana sepasang telapak berkelebat kedua macam senjatanya sudah dicabut kelur.

Tangan kiri mencekal gelang perak sedang tangan kanan mencekal sebuah pit besi.

Ketika si Enam bulan salju Lie Poo melihat situasi sudah berubah iapun terpaksa ikut turun tangan ujarnya, Saudara2 sekalian kalau dia ada maksud minta pelajaran dari kita baiklah kita keluarkan barisan pedang baru kita agar ia bisa melek sepasang matanya.

Melihat pertarungan sudah berlangsung Thio Ping pun tahu ikatan dengan tak akan terlepas lagi.

Ia segera mengambil keputusan untuk melukai dulu Tu Kioe di dalam kerubutan mereka sampai waktunya kendati Sang Pat datangpun percuma saja bahkan mungkin sekali mereka dapat melenyapkan kedua orang ini sekaligus.

Karena berpikir demikian sang pedangpun digerakkan membuka barisan pedang mereka.

Empat orang berpencar dari empat penjuru yang berbeda menyerang diri Tu Kioe rapat2.

Tu Kioe dengan tangan kiri mencekal gelang perak, tangan kanan mencekal senjata pit besi melancarkan serangan secara berpisah menahan datangnya serangan Kanglam Su Kongcu dari empat arah yang berlainan.

Perputaran barisan pedang Kang lam Su Kongcu makin lama semakin cepat dalam sekejap mata mereka berempat sudah melancarkan dua puluh tusukan lebih.

seketika itu juga cahaya berkilauan hawa pedang membumbung tinggi memenuhi angkasa.

Tu Kioe yang menganggap ilmu silatnya tinggi pada mulanya tidak pandang keempat orang itu dalam hati tapi setelah bergebrak beberapa saat ia baru merasa bahwa dirinya telah menjumpai musuh tangguh!

Kanglam Su Kongcu yang ditemuinya saat ini bukan termasuk jago-jago kasaran seperti tempo dulu lagi, posisinya dengan cepat diubah, dari menyerang ia pilih jadi kedudukan bertahan.

Pit besi serta gelang peraknya dengan menciptakan selapis cahaya tajam melindungi sekeliling badan dan menangkis datangnya babatan2 gencar pihak musuh.

Setelah melakukan pertarungan sebanyak tigapuluh jurus. Kanglam Su Kongcu belum juga berhasil memaksa musuh menyerah kalah mereka pun mulai terkesiap pikirnya, Nama besar Tiong Cho Siang Ku ternyata bukan nama kosong belaka, kalau bergebrak macam begini terus menerus kendati dua puluh jurus lagi pun susah merebut kemenangan.

Melihat lawan sangat kuat, dan mereka takut pula Sang Pat tiba pada saat yang bersamaan Thio Ping mendadak mengubah permainan ilmu pedangnya.

Dengan cepat barisan pedang merekapun ikut berubah.

Segulung angin Thio Ping adalah otak dari barisan pedang tersebut perubahan gerakan semuanya dipimpin oleh dirinya.

Tampak serangan2 dari Kanglam Su Kongcu makin gencar, masing-masing orang mengirim tiga buah babatan dahsyat kedepan.

Kedua belas buah serangan ini dilakukan dengan kecepatan bagakan kilat, walaupun serangan dilancarkan tidak sama waktunya tapi mendapatkan pertahanan yang kuat, serangan mereka bagaikan serangan gabungan yang dilancarkan dalam waktu yang sama.

Tu Kioe tidak menyangka barisan pedang lawan ternyata sedemikian lihaynya terasa cahaya berkilat menyerang dari empat penjuru ia mulai keteter dan merasa tidak kuat menahan diri. Siauw Ling yang bersembunyi ditempat kegelapan melihat Tu Kiow berada dalam keadaan bahaya dan mulai keteter sehingga tidak tahan otaknya dengan cepat berputar pikirnya.

Kanglam Su Kongcu turun tangan secara berbareng semisalnya kau membantu Tu Kioe secara diam2pun tidak termasuk suatu perbuatan yang kurang cemerlang …. inilah kesempatan bagiku untuk menjajal sampai dimanakah kesempurnaan ilmu menyambit yand diajarkan Liauw San Cu kepadaku.

Karena berpikir demikian, sinar matanya segera menyapu seluruh ruangan dari ujung dinding tiba tiba ditemuinya segentong kacang ijo.

Dengan cepat ia meraup segenggaman lalu kumpulkan tenaga dan siap melancarkan serangan ke arah pihak lawan.

Ketika itu si Segulung angin Thio Ping sedang mengirim sebuah tusukan mengancam dada Tu Kioe tapi baru saja lengan kanannya diangkat ke atas mendadak jalan darah Nau Hwie-hiatnya terasa amat sakit gerakan pedangpun jadi lambat.

Ternyata serangan Siauw Ling yang pertama ini sebagai percobaan kurang sempurna dilakukan sekalipun berhasil menghajar jalan darah Nah Hwee Hiat ditubuh Thio Ping, tapi tenaga sambitannya kurang keras sehingga sama sekali tidak terpengaruh di dalam permainan pedangnya.

Haruslah diketahui pertarungan para jago tidak boleh lambat barang sedikitpun juga, karena permainan pedang ThioPing agak terlambat mengambil kesempatan itulah Tu Kioe menerjang keluar dari kurungan.

Senjata pit besinya digerakkan menangkis perdang Thio Ping senjata gelang perak ditangan kiri menggulung keluar dengan jurus Hong Kie Im Yong atau angin bertiup awan berkumpul.

Triiing…. triiing…. pedang Ong Kiam Lie Poo serta Cau Kuang bertiga kena dihantam kesamping sehingga barisan itu terbukalah sebuah lubang kelemahan yang besar.

Senjata Pit bergetar menotok badan Thio Ping.

Thio Ping membalikkan tangannya menciptakan selapis bunga pedang menangkis serangan senjata dari Tu Kiow dengan jurus Kong Tio Kay Ping atau Burung Merak Pentang Sayap.

Sedang Lie Poo serta Cau Kuang bersamaan waktunya mendesak maju lagi dari dua arah samping.

Setelah merasakan bagaimanakah pahit getirnya dikurung barisan empat orang itu Tu Kioe tidak membiarkan mereka berempat bergabung diri lagi.

Senjata Pit diputar menyerang ke arah Lie Poo, sedang gelang ditangan kiri menahan babatan Cau Kuang badannya mencelat keangkasa dan melayang delapan depa keluar dari kalangan.

Si Segulung angin Thio Ping segera tertawa terbahak bahak.

Bagaimana? bagaimana rasanya kurungan barisan pedang kami bersaudara? ejeknya.

Tidak terhitung suatu barisan yang terlalu lihay kalau barisanmu benar benar hebat bukankah cayhe tak bisa pergi datang semuanya? Thio Ping tertawa getir.

Bagus, bagaimana kalau kita coba lagi?

Dalam hatinya ada kesusahan yang tak bisa dikatakan kalau bukan lengan kanannya secara tiba-tiba sehingga gerakan pedangnya agak lambat mana mungkin Tu Kioe bisa memecahkan barisan ini sedemikian gampang?

Sebaliknya di dalam hati Tu Kioe pun berpikir.

Barisan pedangn mereka walaupun tidak sampai mencabut nyawaku tapi untuk menangkan beberapa orang ini tidak gampang kalau aku tidak setuju orang akan menganggap aku jeri.

Untuk beberapa waktu ia merasa bingung apa yang harus dijawab pada saat ini.

Selagi ia merasa serba salah mendadak terdengar gelak tertawa bergema datang dari tempat luaran seseorang menyambung dengan suara lantang.

Bagus sekali! kalian berempat biar kami berdua saja, jual beli ini akan kami terima.

Tanpa menoleh lagi Tu Kioe sudah tahu kalau Sang Pat telah tiba ditempat itu.

Kanglam Su Kongcu sama2 berpaling tampaklah seorang lelaki gemuk cebol dengan memakai jubah warna hijau dan perut kembung muncul lambat2 disana.

Melihat munculnya Sang Pat di dalam hati si Segulung angin Thio Ping berseru tertahan, Aduuh celaka kalau Tiong Cho siangku turun tangan ber-sama2 ungkin kami bersaudara bukan tandingannya.

Diluaran segera membentak dengan nada dingin.

Hmm sudah lama kedatanganmu?

Sudahlah buat apa kau bicarakan soal itu, kedatanganku rada terlambat setindak kalau Cuwi suka memaapkan kata Kiem Sie poa sambil tersenyum.

Hmmm bersembunyi ditempat kegelapan sambil membokong orang. inilah tindakan seorang lelaki sejati.

Pada mulanya Sang Pat agak tertegun kemudian segera tertawa terbahak bahak.

Menggunakan tentara tiada jerinya mencari siasat sekalipun kedatanganku lebih pagianpun tak akan kuberitahukan kepada kalian.

Selamanya Tiong cho siangku tidak pernah berpisah satu sama lainnya aku sudah sepatutnya menduga kalau kau bersembunyi ditempat kegelapan.

Haaa …. haaa justru kali ini kalian tak berhasil menebaknya.

Kanglam Su Kongcu sambung Tu Kioe ketus Anjing tidak pernah menjilat kencing sendiri kini kalian setiap kali berjumpa dengan perempuan seperti lalat mencium bau busuk saja Loo toa ayoh keluarkan senjatamu kita bereskan Kang Lam Su Kongcu disamping menyelamatkan nona2 baik yang ada dikolong langit.

sang Pat teriak Thio Ping selamanya kalian berdua hanya gemar dengan harta kalau dibandingkan dengan aku tak begitu terpaut seberapa.

Pada saat itu Kiem Lan sedah mengundurkan diri kesisi Siauw Ling bisiknya segera.

Siangkong bukankah mereka berdua adalah Tiong Cho Siang ku yang setiap saat hari siangkong pikirkan kini mereka sudah ada didepan mata mengapa kau tidak menyapa dirinya?

Tidak usah cemas tidak usah gugup aku mau lihat dulu bagaimana watak mereka berdua.

Sungguh besar ambisi Siangkong ini diam2 pikir Kiem Lan di dalam hati kecilnya Bagaimana Tiang Cho Siangku kau betul2 sangat mendengarkan ucapanmu.

Terdengar Sang Pat kembali berkata

Walaupun kami dua bersaudara suka dengan harta, tapi belum pernah melukai pihak lawan apalagi berbuat sesuatu hal yang main rampas semakin tidak pernah lagi.

Lama kelamaan si Pit besi berwajah dingin Tu Kioe tidak dapat menahan sabar lagi sembari melancarkan sebuah serangan menusuk Thio Ping teriaknya

Loo toa, tak usah banyak bicara lagi dengan dirinya!

Dengan sebat Thio Ping berkelit kesamping pedang diayun ke atas dan Kanglam Su Kongcu pun segera bergabung kembali.

Dalam pertarungan yang terjadi barusan walaupun mereka berempat berhasil mengurung Tu Kioe rapat2 tapi mereka gagal melukainya kini bertambah pula dengan seorang Sang Pat mereka makin menyadari kalau pihak musuh susah dihadapi.

Merekapun menyadari kalau mereka tidak menghadapi kedua orang ini dengan andalkan barisan pedang seratus juruspun susah dilewatkan dengan selamat.

Kembali Sang Pat tertawa tergela.

Selama lima tahun ini aku rasa kalian berempat tentu banyak berlatih ilmu silat lihay bukan!

Ditengah suara bentakan tangan kanannya merogoh ke dalam saku mengambil keluar sie poa emasnya ditengah getaran tangan yang menimbulkan suara ramai terpeciklah butiran2 cahaya tajam.

Thio Ping menggerakkan pedangnya sebagai komando, empat orang ber sama2 menyebarkan diri membentuk sebuah barisan pedang untuk membendung serangan lawan.

Tu Kioe berebut posisi sebelah kanan teriaknya.

Keempat cucu kura2 ini berhasil melatih sebuah barisan pedang mari kita menyerang dari kedua belah sisi sehingga membuat mereka kalang kabut tidak karuan.

endengar teriakan itu Thio Ping jadi terperanjat pikirnya, sungguh hebat Tiong Cho Siang ku ini, bukan saja kepandaian silat sangat lihay pengalaman dalam menghadapi musuhpun sangat luas kalau mereka berdua benar2 menyerang dari kedua belah sisi maka kekuatan barisan ini akan banyak berkurang.

sang pat terenyum iapun segera bergeser kesebelah kiri sembari menggoyangkan sie poa ditangan ujarnya, Pada saat ini kita masih bisa membicarakan soal harga, kalau kita sudah mulai bergebrak berarti dagangan ini sudah diputuskan untung atau rugi kalian harus bayar ….

si Segulung angin Thio Ping ragu2 sejenak akhirnya ia menggoyangkan pedangnya memberi tanda posisi keempat orang itupun dengan cepat berubah jadi sebuah barisan segi empat.

Harga apa yang kau maksudkan cepat katakan.

Murah kalau kalian berempat mau menerima sebuah syaratku ….

Belum habis ia berkata mendadak terdengar suara gonggongan anjing berkumandang datang dari tempat kejauhan.

Tu Kioe sebagai oarng yang paling dekat dengan Sang Pat mengerti jelas bagaimanakah cerdiknya orang ini kadang2 ditengah gurauannya sering diselipi dengan suatu rencana bagus karena itu setelah mendengar dia berbicara seranganpun ditarik kembali.

Apa syaratmu itu? terdengar Thio Ping bertanya denga alis berkerut.

Pada saat itu banyak jago-jago lihay yang berkumpul disekitar kata Kioe Cho aku rasa kalian suah tahu bukan?

Kami bersaudara bukan orang buta, suah tentu dapat kami lihat dengan jelas, teriak Ong Kiam kasar.

Terdengar suara gonggongan anjing makin lama terdengar semakin santar jelas ada orang yang sedang bergerak mendekati gubuk mereka.

sinar mata Sang Pat menyapu sekejab wajah Kiem Lan yang berdiri dekat jendela lalu sambi tertawa tanyanya,

Kalian berempat pernah mendengar nama Sin Hong Pay

Sudah tentu pernah kami dengar

Tahukah kalian paycu perkumpulan Sin Hong Pay ini seorang lelaki atau perempuan?

Kami hanya pernah mendengar nama partai Sin Hong Pay berlum pernah menjumpai paycu mereka.

Soal ini aku bisa beritahu kepada kalian. paycu dari perkumpulan Sin Hong Pang adalah seorang gadis muda yang sangat cantik.

Apa sangkut pautnya urusan ini dengan kami berempat? tanya Thio Ping setelah termenung sebentar.

Sudah tentu ada hubungan yang sangat erat, kalian berempat rakus dengan perempuan, sedang kami dua bersauara gemar harta sebaliknya perkumpulan Sing Hong Pang adalah pusat harta dan perempuan kalau kau suka bekerja sama dengan kami bukankah masing-masing pihak mendapat bagiannya seiri2….

Aaakh benar kau tentunya minta bekerja sama dengan kalian untuk menghadapi Sin Hong Pang

si sie poa emas Sang Pat tidak bicara sebaliknya sambil membaca rumus dagangnya ia pukul biji2 sie poa pulang pergi.

Melihat cara Sang Pat memukul pulang pergi sie poanya dengan gaya seorang Tauke diam2 Kanglam Su Kongcu merasa geli.

Sebaliknya si Pit besi berwajah dingin mengetahui pada saat ini saudara angkatnya ini sedang menemui hal2 yang menyusahkan hatinya.

Setiap kali ia menjumpai hal2 yang susah diputuskan maka biji sie poanya yang dipukul pulang pergi disamping otaknya untuk mengambi keputusan diamping itu Sang Pat pun menghitung nasib mereka dan perhitungannya sie poanya ini.

Selama pergaulannya dengan sang Pat selama beberapa tahun di dalam ingatannya bukan saja satu dua kali ia berbuat demikian.

Setelah menghitung beberapa saat lamanya mendadak terlintas suatu perasaan heran diwajahnya ia berpaling sekejab ke arah Kiem Lan kemudian sambil menggoyangkan biji sie poanya ia beruit panjang.

Suara gonggongan anjing makin keras dua anjing hitam yang besar meloncat melewati pagar dan berlari kesisi Sang Pat.

Tinggi kedua ekor anjing ini kalau berdiri melebihi tinggi seorang waluapun berbentuk anjing tetapi secara lapat2 mempunyai wajah yang menyeramkan sembari berdiri dibelakang Sang Pat empat buah mata menyapa tajam empat penjuru.

Selama ini Si segulung angin Thio Ping sedang menantikan jawaban dari Sang Pat siapa sangka orang itu bagaikan lupa dengan ucapannya saja mulutnya bungkam seribu bahasa, ia berdiri penuh keseriusan disana bagaikan sedang menunggu sesuatu.

Timbullah rasa curiga di dalam benak Kanglam Su Kongcu mereka tidak mengerti permainan apa yang sedang disusun orang itu.

Mendadak pintu pagar didepak orang sehingga terpental dan membentang lebar2.

Segerombolan manusia berdandan aneh lambat2 munculkan diri didepan mata.

Dua orang lelaki pertama mempunyai perawakan yang kurus tinggi sepasang matanya menyapu Tiong cho Siang Ku tiada hentinya.

Hmm! ternyata benar2 kalian musuh bebuyutan selalu saja berjumpa di mana2 tegur orang itu dingin.

Sang Pat memandang sekejap wajah kedua orang itu setelah mengenali siapakah mereka ia tertawa ter bahak2

Oooouw …. kiranya Cuo heng serta Poei heng dua setan pembuka jalan dari Sin Hong Pang …. aku rasa Paycu kalianpun sudah datang bukan!

Kedua orang ini bukan lain adalah dua Setan pembuka jalan dari Sin Hong Paycug, si panglima Baja Cuo Hwee serta sisukma sial Poei Heng.

Dibelakang kedua orang itu mengikuti seorang manusia aneh berjubah pendeta warna hitam, berdandankan seorang toosu dan baju bagian dadanya bersulamkan seekor ular kecil warna emas.

Walaupun manusia aneh itu kecil dan kurus tapi sepasang matanya memancarkan cahaya yang menggidikkan.

Dibelakang toosu bersulamkan seekor ular emas pada bajunya mengikuti empat orang lelaki kekar yang menyoren sebilah golok pada punggungnya.

Terdengar sipanglima Baja Cau Hwie tertawa dingin tiada hentinya.

Kau anggap paycu kami manusia macam apa, begitu gampang bisa dijumpai?

Sitoosu bersulamkan ular emas kecil itupun menyambung dengan nada dingin.

Aku adalah Kiem Coa Leng cu dibawah pimpinan Sin Hong Pay cu ada urusan sampaikan saja kepadaku, aku akan ambil keputusan atau menyampaikan kepada pay cu kami.

Oooouw …. kalau kudengar dari nada ucapanmu agaknya kedudukanmu dalam perkumpulan sin Hong Pang tidak rendah! seru Sang Pat sambil tertawa.

Aku adalah salah satu Sam Toa Leng cu kekuasaanku meliputi segala bidang.

Oooouw …. kiranya begitu cayhe harus memberi hormat kepadamu

Kiem Coa Lengcu tertawa dingin.

Lima tahun berselang kau pernah mencari keonaran dengan partai kami

Waktu itu karena lengcu kami ada urusan maka tidak sampai menarik panjang urusan itu aku rasa kau masih ingat bukan dengan peristiwa tempo dulu?

Haaaaaa…. haaaa…. haaa …. kami adalah orang dagang. selamanya yang dipentingkan adalah keuntungan dendam sakit hati tak pernah kami pikirkan jangan dikata lima tahun berselang sekalipun tiga bulan yang lalu juga sudah kami lupakan cayhe tak ingat lagi urusan itu!

Sekali lagi Coa Lengcu tertawa dingin.

Kau tidak ingat lagi Pengcu kami masih teringat dengan jelas maka dari itu sengaja ini hari mengirim aku untuk menangkap kalian berdua!

Hmm! apa yang dapat kalian lakukan? dengus Tu Kioe ketus

Aku minta kalian berdua suka ikut kami menghadapi Pay cu kami!

Coba kau sebutkan harganya, selama ini cayhe tidak suka melakukan perdagangan yang rugi – kata Sang Pat sambil tertawa.

Sinar mata Kiem Coa Lengcu berkilat kepada keempat orang lelaki berbaju hitam yang berdiri dibelakangnya ia berseru

Tangkap mereka berdua!

Keempat orang berbaju hitam itu mengiakan golok segera dicabut keluar dengan berpisah melakukan pengepungan.

Sepasang pundak si Pit besi berwajah dingin bergoyang dengan kecepatan bagaikan kilat dia merebut posisi yang berjarak sembilan depa dengan Sang Pat senjata Pit besi melindungi dada gelang dipersiapkan melancarkan serangan ujarnya dingin

Senjata tak bermata kalau sampai bergebrak tentu ada yang terluka atau mati. kalau kalian berempat tidak takut mati silahkan maju kedepan.

Jarak yang diambil kedua orang ini sangat sempurna sekali dengan demikian keempat orang lelaki beraju hitam itu tak dapat melakukan kerja sama tapi bagi Tiong Cho Siangku dapat saling bantu membantu.

Mendadak keempat orang lelaki berbaju hitam itupun memecahkan diri jadi dua bagian, dua orang jadi satu rombongan secara terpisah menyerang Tiong Cho Siangku.

Melihat pertarungan sudah berlangsung si segulung angin Thio Ping menggoyangkan pedangnya menarik barisan dan bermaksud mengundurkan diri dari kalangan.

Siapa nyana tindakannya ini justru memancing rasa curiga bagi Kiem Coa Lengcu terdengar ia tertawa dingin dan membentak keras, Jangan biarkan mereka berempat menggabungkan diri

Pengetahuan Kiem Coa Lengcu ini amat luar biasa dalam sekali pandang saja ia telah dapat mengetahui kalau Kanglam Su Kongcu telah mempelajari ilmu pedang bergabung asalkan ilmu itu bersatu padu maka kekuatannya sangat luar biasa.

Dalam pandangan Kiem Coa Lengcu gerakan pedang Thio Ping dianggap sebagai komando untuk menggerakkan barisannya maka ia mendahului perintah orang untuk menyerang.

Kedua setan pembuka jalan Si Panglima baja Cuo Hwie serta Si sukma sial Poei Heng pernah menderita kekalahan total ditangan Tiang Cho Siang Ku mereka tahu kepandaian silat kedua orang ini sangat lihay sehinga tanpa terasa mereka sudah menaruh rasa jeri kepada mereka.

Beruntung Kiem Coa Lengcu tidak memerintahkan mereka berdua untuk menghadapi Tiong Cho Siangku tapi orang ini tidak memandang sebelah matapun terhadap Kanglam Su Kongcu.

Begitu mendapat perintah mereka menyahut dan segera menyerang keempat orang itu.

Pada mulanya sisegulung angin Thio Ping bermaksud hendak membawa ketika saudara menyingkir kesamping dan berpeluk tangan menonton jalannya pertarungan tersebut menanti Tiong Cho Siang Ku sudah sama2 lelah dalam pertarungan ini mereka tinggal pungut hasil dari tengah.

Siapa sangka Kiem Coa Lengcu turun tangan terlebih dahulu untuk menangkap mereka bercampa.

Kejadian ini mendatangkan rasa gusar dalam hati Kanglam Su Kongcu, Thio Ping segera menggerakkan pedangnya meluncurkan sebuah tusukan menangkis datangnya serangan Cuo Hwie sedang Ong Kiam Lie Poo serta Cau Kuang dengan cepat menyebarkan diri membentuk barisan dan mengurung kedua orang itu rapat2

Seketika itu juga cahaya berkilauan memenuhi angkasa angin desiran menggidikkan hati.

Serangan2 pedang Kanglam Su Kongcu bagaikan hembusan angin taupan memaksa kedua orang setan pembuka jalan itu tidak sempat menggerakan senjatanya.

Melihat kejadian itu Kiem Coa Lengcu mengerutkan keningnya ia tidak menyangka baru saja turun tangan kedua setan pembuka jalan sudah kena dikurung dalam barisan pedang lawan dan terdesak hebat sehingga berada dalam posisi yang sangat menguatirkan.

Keempat orang lelaki bersenjata golokpun telah melangsungkan pertarungan sengit melawan Tiong Cho Siangku cahaya pedang bayang pit berkelebat dengan ramainya.

Setelah memandang sekejap suasana dikalangan Kiem Coa Lengcu segera mengetahui bahwa pertarungan ini hari sangat tidak menguntungkan pihaknya.

Walaupun Tiong Cho Siangku harus menghadapi empat orang musuh sekaligus tapi mereka lebih banyak menyerang dari pada bertaha. jelas posisi mereka ada diatas angin.

Keadaan kedua setan pembuka jalan semakin parah lagi, mati hidup mereka sudah berada diujung tanduk. kalau demikian terus keduanya sebentar lagi mereka bakal menemui ajalnya.

Menjumpai situasi seperti ini mau Kiem Coa Lengcu harus mengatasi dahulu keadaan mereka berdua, dari pinggang ia lepaskan senjata cambuk ular emasnya. kemudian sambil membentak keras senjatanya diayun menyerbu ke dalam barisan Su Kongcu itu.

Si Segulung angin Thio Ping menggoyangkan pedangnya menangkis cambuk itu badannya dengan cepat menyingkir dua langkah kesamping.

Barisan pedang ini sudah membuang banyak pikiran maupun tenaga Kanglam Su Kongcu selama banyak tahun, entah sudah berapa puluh bahkan beberapa ribu kali barisan itu dilatih.

Sejak Pertarungan melawan Tu Kioe tadi perubahan barisan ini semakin lincah lagi dengan mundurnya Thio Ping ke belakang Ong Kiem Lie Po serta Cau Kuang segera memahami maksud hatinya mereka sama2 mundur ke belakang secara serempak.

Dengan demikian kalangan kepunganpun semakin luas hal ini membuat Kiem Coa Lengcupun tak kuasa kena terseret sekalian ke dalam barisan pedang tersebut.

Mengambil kesempatan yang amat sedikit inilah Tjou Hwie serta Poei Heng meloloskan senjata tajamnya.

Senjata Cuo Hwie adalah dua pasang gada Lang Ya pang sendan senjata Poei Heng adalah sebuah tekeh San Bun Cang.

Kiem Coa Lengcu segera tertawa dingin

Hmm ingin sekali kujajal barisan pedang gabung ini sebetulnya mempunyai keistimewaan apa saja.

Sembari bicara cambuk Kiem Tjoa Piannya berturut turut melancarkan empat buah serangan secara terpisah mengancam Kanglam Su Kongcu seorang sejurus.

Cambuk Kiem Coa Pian ini dibuat amat bagus bila dipandang sepintas lalu bagaikan seekor ular hidup.

Tangannya mencekal pada ekor ular sedang kepalanya ular menyerang musuh lidah yang warna merah berkelebat tiada hentinya mendatangkan rasa bergidik bagi semua orang.

Kanglam Su Kongcu yang melihat bagaimana sempurnanya senjata cambuk itu diam2 merasa jeri kalau2 dari mulut ular tadi menyembur senjata rahasia mereka tidak berani menangkis buru-buru keempat orang itu meloncat mundur ke belakang.

Dengan demikian tanpa terasa lagi kekuatan barisan pedang itupun punah sama sekali!

Kiem Coa Lengcu segera tertawa ter-bahak2

Haaaaaa …. haaa tidak kusangka barisan pedang kalian berempat hanya begini saja.

Thio Ping tertawa dingin, mendadak serangan pedangnya terpental.

Dia adalah komando dari barisan pedang ini sudah tentu tiga orang lainnya harus mengimbangi setiap gerakan yang dilakukan begitu Thio Ping menyerang ketiga orang lainnya pun sama2 berputar keras.

Barisan pedang seketika makin menyempit.

Melihat sekelilingnya penuh dengan kelebatan cahaya pedang yang menekan makin dekat Kiem Coa Lengcu terkesiap, cambuknya dengan cepat diputar bagaikan roda menahan serangan pedang keempat orang itu.

Cuo Hwie dan Poei Heng sama2 menggerakkan senjatanya menyerang maju sembari mengimbangi serangan2 dari cambuk Kiem Coa Pian dengan berbuat demikian semakin mengecilnya lingkungan kepungan barisan Kanglam Su Kongcu bisa ditahan

Diluaran posisi Kanglam Su Kongcu lebih menguntungkan padahal hati mereka sangat terkejut. terasa oleh keempat orang itu bahwa jurus serangan cambuk dari Kiem Coa Leng cu amat aneh dan susah diduga sering2 ia menggunakan waktu yang singkat untuk melancarkan sebuah serangan ketengah kalangan sehingga membuat barisan mengalami perubahan besar.

Dalam pertarungan ini masing-masing pihak sama2 menderita, sama2 payah siapapun tidak berani memperlihatkan sikap gegabah.

Ditengah berlangsungnya pertarungan sengit mendadak suara jeritan ngeri berkumandang memenuhi angkasa seorang diantara pengepung Si Pit besi berwajah dingin kena ditusuk pundak kanannya sehingga darah segar bercucuran, senjata terlepas dari genggaman.

Sisanya yang tinggal seorang kini melangsungkan pertarungan yang sengit melawan Tu Kioe ia kena dibungkus oleh serangan2 keji lawan sehingga kalang kabut dan keteter hebat.

Kiem Coa Lengcu tidak menyangka kepandaian mush rata2 hebat. melihat seorang anak buahnya terluka ia hanya merasa cemas saja tanpa berhasil turun tangan menolong.

Terdengar Sang Pat pun tertawa ter bahak2

ayoh! berbaring!

Dua orang lelaki berbaju hitam yang mengerubuti dirinya sangat penurut sekali, mereka lepaskan senjatanya dan roboh terjengkang ke atas tanah.

Kiranya Sang Pat yang melihat pertarungan tidak juga selesai serangannya makin diperketat, ditengah gelak tertawanya yang keras berturut ia menotok jalan darah kedua orang itu.

Kaupun berbaringlah! seru Tu Kioe pula ketus.

Gelang peraknya menguji golok lawan, sedang kakinya mengirim sebuah tendangan menghajar lutut kiri orang itu.

Braaak …. badannya kena disepak sampat mencelat sejauh delapan depa dan menggeletak tak berkutik lagi diatas tanah.

Sang Pat segera goyangkan sie poa emasnya memancarkan cahaya keemas emasan, sambil tertawa teriaknya

Saudara berempat perlu Siauw te bantu kalian?

Tidak perlu! dengus Thio Ping dingin

Pedang diputar ia menyerang semakin gencar lagi.

Setlah dilihatnya Tiong Cho Siang Ku berhasil merobohkan empat orang musuhnya dengn mudah sedang mereka berempat tidak dapat menangkan musuh yang cuma tiga, hatinya jadi malu bercampur gusar karena itu serangannya makin diperhebat.

Dengan menempuh bahaya ia babat tubuh Kiem Coa Lengcu tajam2 melihat serangan itu Kiem Coa Lengcu terkesiap ia tidak sempat melancarkan serangan untuk menangkis lagi datangnya serangan yang penuh menanggung resiko ini.

Dalam keadaan gugup dengan cepat badannya berkelit kesamping.

Dengan tidak mudah Thio Ping mencari kesempatan ini sudah tentu ia tak mau melepaskanbegitu saja pergelangan kanan ditekan ujung pedang menyambar lewat bagaikan kilat merobek lengan kanan Kiem Coa Lengcu.

Sreeeeeet muncullah sebuah luka panjang ditangan orang itu darah segar muncrat berceceran.

Kiem Coa Lengcu mendengus dingin pergelangan kanan ditekuk cambuknya ditarik kembali ke belakang lalu melancarkan sebuah serangan balasan ke arah Thio Ping.

Melihat serangannya mencapai sasaran saking bangganya ia tertawa ter-bahak2

Pepatah berkata mau menumpas kawanan perampok harus menangkap pemimpinnya dahulu kalau sejak tadi kita bereskan Kiem Coa Lengcu maka kalian berduapun tak perlu terlalu lama bergebrak melawan keempat orang lelaki tersebut.

Maksud dari ucapannya sangat jelas tidak usah diragukan ia berkata bahwa Tiong Cho Siang Ku walaupun brhasil melukai empat orang merupakan prajurit2 tak bernama semua kalau bisa mengalahkan Kiem Coa Lengcu inilah yang dinamakan jago,

Tak usah kau kuatir, pedang disilang menangkis datangnya serangan cambuk lawan.

Traaang …. ujung pedang bentrok dengan cambuk tersebut menimbulkan suara yang nyaring tiba cambuk tadi mematah jadi dua bagian mentok batok kepala Thio Ping.

Kejadian ini ada diluar dugaan semua orang dalam keadaan terperanjat Thio Ping segera berkelit kesamping kiri

Cambuk Kiem Coa Pian melanjutkan gerakannya menotok lengan kanan Thio Ping

Ong Kiem, Lie Poo yang melihat saudaranya terancam sama2 bergerak maju, sepasang pedang menyerang dari sisi kiri dan kanan mengancam iga Kiem Coa Lengcu

Cuo Hwie, Poei Heng pun tak mau ambil diam mereka gerakan senjata menahan datangnya serangan pedang kedua orang itu.

Kanglam Su Kongcu yang melihat Thio Ping terluka hati mereka sangat cemas karena berniat turun tangan menolong saudaranya barisan pedang pun kacau balau tak karuan.

Mendadak Kiem Coa Lengcu menjatuhkan badannya kedepan meloloskan diri atas datangnya serangan babatan Cau Kuang dari arah belakang cambuk Kiem Coa Pian diputar balik mengancam lambung orang she Cau itu.

Melihat datangnua ancam Cau Kuang menekan pedangnya kebawah mengunci serangan cambuk di tengah udara

Siapa nyana sewaktu cambuk tersebut membentuk pedang Cau Kuang serangannya berputar arah dan mengancam dari arah samping menemui kejadian seperti itu ia jadi terperanjat.

Tak kuasa lagi lutut kirinya termakan oleh sambaran ujung cambuk tersebut.

Ong Kiem Lie Poo buru-buru menggerakkan pedangnya menyerang dari dua belah sisi kiri dan kanan.

Kakak berdua harap ber-hati2 teriak si Rembulan ditengah telaga keras2 senjatanya bisa berputar putar.

Kiem Coa Lengcu tertawa dingin mendadak dia mundur tiga langkah ke belakang menghindarkan diri dari datangnya serangan gabungan pihak lawan.

Merasa serangannya mencapai sasaran yang kosong Ong Kiem serta Lie Poo menarik kembali serangannya mereka tidak mengejar lagi sebaliknya bersiap siap menanti serangan musuh selanjutnya

Kiranya dimana Kiem Coa Lengcu mundur tepat berada dihadapan si Segulung angin Thio Ping sedang orang she Thio ini mempunyai kepandaian silat paling tinggi diantara keempat orang itu asalkan dia melancarkan seraangan dengan cepat maka Kiem Coa Lengcu terpaksa harus putar badan menghadapi serangan lawan. Ketika itulah mereka berdua melancarkan serangan kembali mengancam punggungnya agar ia menjadi kelabakan setengah mati.

Per-lahan-lahan Thio Ping angkat pedangnya ke atas tapi belum sempat dibabat keluar mendadak tangannya mengendor dan senjata yang ada ditanganpun tergeletak jatuh ke atas tanah

Kiem Coa Lengcu tertawa dingin tangan kirinya berputar mencengkeram pergelangan kiri Thio Ping

Hati2 diantara cambuk Kiem Coa Piannya mengandung racun…. teriak sang Pat tiba-tiba.

Terlihatlah oleh semua orang sabaran Kiem Coa Lengcu tidak mendatangkan perlawanan sama sekali.

Mendadak cahaya berkilauan menyambar lewat disertai desiran tajam mengancam tubuh Kiem coa Lengcu bersamaan itu pula Sang Pat telah menerjang kedepan sembari menggerakkan senjata Sie Poa nya.

CAyhe akan menerima beberapa urus seranganmu! serunya.

Kiem Coa Lengcu goyangkan lengan kanan menarik kembali cambuknya ke belakang lalu dengan cepat menotok keluar.

Tu Kioe pun menggerakkan senjata Pit serta gelang emasnya melancarkan tubrukan menghadang kedua setan pembuka jalan.

Toako apakah lukamu sangat parah? terdengar Ong Kiam m\berseru sambil menghampiri Toakonya Thio Ping.

Walaupun lukaku tidak begitu parah tapi daya kerja racun yang mengeram dalam badanku sangat dahsyat, seluruh lengan kananku tak bisa digunakan lagi seluruhnya kaku dan linu

Sute! cepat tutup seluruh jalan darahmu jangan membiarkan racun keji menyerang ke dalam isi perutmu seru Lie Poo pula sambil membimbing diri Cau Kuang.

Sembari bergebrak melawan Kiem Coa Lengcu si sie poa Sang Pat terus menerus memperhatikan keadaan luka dari Thio Ping.

Tampak lengan kanan orang itu semakin lama semakin lemas dan akhirnya tergantung kebawah jelas sudah keracunan hebat hatinya kontan terkesiap pikirnya, Diatas ujung cambuk Kiem Coa Piannya mengandung racun yang amat keji kalau kuajak bertempur begini terus akhirnya akulah yang akan menderita rugi orang2 Sin Hong Pay kebanyakan bukan manusia baik2 lebih baik aku turun tangandahulu untuk menguasahi mereka

Setelah berpikir begitu tanpa sungkan2 tangannya mendadak bergetar keras seketika itu juga cahaya tajam berkelebat menyilaukan mata butiran2 sinar berkembang memenuhi angkasa mengurung seluruh tubuh Kiem Coa Lengcu.

Kiranya butiran2 biji sie poa Sang Pat kecuali dapat digunakan sebagai senjata dapat pula digunakan sebagai senjata rahasia.

Dalam keadaan seperti ini sekalipun kepandaian silat Kiem Coa Lengcu sangat lihay tak urung terhajar oleh sie poa Sang Pat dalam jarak sedemikian dekatnya

Cahaya berkelebat menyilaukan mata beberapa buah jalan darah ditubuhnya tahu2 sudah kena dihantam biji2 sie poa tadi dan tak kuasa lagi badannya roboh terjungkang ke atas tanah.

Kedua setan pembuka jalan yang melihat anak2 buahnya bila bukan matitentu terluka, nyalinya jadi pecah karena pikirannya permainan senjata menjadi lampat

Mengambil kesempatan itulah Tu Kioe mengirim sebuah bacokan menghantam pundak kiri Cuo Hwie

Merasa datangnya bacokan orang she Cuo kaget buruw pundaknya ditarik untuk berkelit Siapa nyana mengambil kesepatan itulah Tu Kioe melancarkan sebuah tendangan menghajar lutut orang itu

Sipanglima baja mendengus berat badannya terpental sejauh enam tujuh depa dan menggeletak tak berkutik

Sepasang pundak Pat bergerak cepat bagaikan kilat ia menerjang kemuka memrseni sebuah hantaman ke atas punggung si sukma sial

Badan Poei Heng ter hoyong2 dan akhirnya roboh tak berkuti

Setelah membereskan mush2nya Sang Pat memungut kembali biji2 sie poanya dari atas tanah karena biji sie poa itu memancarkan sinar berkilauan tidak sulit baginya untuk mengumpulkan kembali benda benda itu tanpa kekurangan sebijipun

Ketika itu racun yang mengeram dalam tubuh Thio Ping serta Cau Kuang sudah mulai bekerja disekitar mulut luka penuh dipolesi dengan darah warna hitam pekat bagaikan tinta bak

Sambil gerakan pedangnya Ong Kiem meloncat kehadapan Kiem Coa Lengcu ujung pedang ditempelkan ke atas leher orang itu sambil mengancam, dimana kau simpan obat pemunah itu? ayoh cepat jawab

Walaupun beberapa buah jalan darahnya kena terhajar oleh biji2 sie-poa Sang Pat tapi pikiran Kiem Coa Lengcu masih sadar dia segera tertawa dingin

Racun keji yang ada diujung cambuk Kiem Coa Pian milik cayhe itu merupakan campuran berbagai macam racun yang keji siapa saja yang termakan hajaran cambukku itu seluruh kulit badannya akan berkerut dan akhirnya mati

Hmm sebelum racun mereka mulai bekerja akan kubunuh kau dalam tusukan pedangku

sesudah diriku kena ditawan soal mati hidup buat aku bukan suatu persoalan lagi

sungguh enak sekali ucapanmu kau anggao aku sudi menusuk dirimu dalam sekali tusukan saja? aku hendak mengiris setiap lembar badanmu agar kau mati dengan per lahan-lahan

Pedang panjang berkelebat lewat ia babat kulit diatas leher Kiem Coa Lengcu sehingga robek dan darah segar mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.

Kiem Coa Lengcu yang menjumpai keadaan seperti ini hati kecilnya sadar bila kesempatan baginya untuk hidup sudah habis, sepasang mata segera dipejamkan dan tidak ambil gubris lagi terhadap mereka, Tiba-tiba Lie Poo meloncat bangun ia sambar senjata cambuk Kiem Coa Pian itu dan serunya

Kalau benar cambuk ini beracun mari kitapun gunakan cambuk ini untuk melukai dirinya

Mendengar ancaman itu Kiem Coa Lengcu jadi sangat terperanjat serunya gugup

Tahan!!

Waktu itu Lie Poo sudah angkat cambuk Kiem Coa Pian ke atas siap dihantamkan kebadan iem Coa Lengcu mendengar teriak itu ia segera tertawa dingin

Kami Kanglam Su Kongcu selamanya akan berbuat seperti apa yang diucapkan, kalau kau tidak mau menyerahkan obat pemunahnya kami akan cabut jiwamu sedang kalau kau suka memberikan obat pemunah tersebut kami bersaudara tanggung akan lepaskan dirimu dalam keadaan hidup2.

Haaaa …. haaaa …. haaa …. saudara apakah kalian tidak merasa perkataanmu itu sedikit keterlaluan? seru Sang Pat tiba-tiba sambil tertawa tergelak

Maksud Sang heng? tanya Ong Kiam sambil berpaling

Orang itu berhasil cayhe tawan aku rasa kalian bisa meilhat peristiwa ini dengan mata kepala sendiri bukan? sekalipun saat ini kamu semua ada maksud hendak melepaskan dirinya seharusnya kamu minta ijin dulu dari mulutku!

Dan sekarang Sang heng sudah tahu entah dapatkah mengijinkan permintaan kami ini?

Kami berdua adalah kaum pedagang dimanapun juga yang dipentingkan adalah keuntungan kalau suruh siauwte menyanggupi permintaanmu itu tanpa peroleh hasil sebetulnya hati kami tidak rela.

Sang Heng kalau mau bicara katakan terus terang berapa yang kalian inginkan?

Mendadak Sang Pat menggerakkan badan menerjang dihadapan Kiem Coa Lengcu sekali sambar ia membawa oran gitu mundur lima depa ke belakang

Ong Kiem serta Lii Poo tidak menyangka ia bisa berbuat demikian ketika menyadari akan hal tersebut waktu sudah terlambat

Tu Kioe dengan sebat menghadang jalan pergi Ong Kiem serta Lii Poo serunya, Lebih baik kalian berdua jangan sembarangan bergebrak sehingga tidak semua orang merasa tidak enak

Karena didahului oleh Tiang Cho ku dan mengingat kekuatan mereka tidak memadahi maka baik Ong Kiam maupun Lii Poo sama2 membungkam

Waktu itu Sang Pat telah meletakkan Kiem Coa Leng cu ke atas tanah

Dimana kau simpan obat pemunah tersebut?

Obet pemunah tersebut berada ditangan Pay cu kalau saudara ingin mendapatkan obat tersebut terpaksa kita harus menghadap sendiri dengan paycu kami

Haaaaa …. haaaaaa …. haaa aku tak akan percaya terhadap omonganmu

Jalan darah cayhe tertotok dalam keadaan seperti ini aku tak berkekuatan untuk mengadakan perlawanan kalau kau tak percaya silahkan memeriksa seluruh tubuhku

Hmmm! kalau ia tak mau bicara lebih baik kita menggunakan cara yang sama melukai dirinya seru Tu Kioe menyela dari samping, Sang Pat mengalihkan sinar matanya ke arah Kiem Coa Lengcu lalu sambil tertawa ujarnya, Kalau kau menolak arak kehormatan dan lebih suka arak hukuman jangan salahkan aku akan turun tangan keji terhadap dirimu

Dengan cepat ia sambar cambuk Kiem Coa Pian dan menotok ke arah pergelangan kiri orang itu

Kiem Coa Lengcu jadi amat cemas buru buru teriaknya

Kalau dalam dua jam kalian tak berhasil mendapatkan obat pemunah kedua orang kawanmu tak tertolong lai

Hmm atau paling sedikit ada orang yang mengiringi kematian mereka sambung Tu Kioe

Bibir Kiem Coa Lengcu bergerak tapi dia batalkan kembali waktunya untuk berbicara sepasang mata lambat2 dipejamkan

Ong Kiem, Lie Poo sama2 menengok dilihatnya ssaudara mereka Thio Ping serta Cau Kuang sedang kerahkan tenaga lweekang mereka untuk daya kerjanya racun yang mengeram dalam tubuh mereka dari air mukanya dapat dilihat bagaimana menderitanya kedua orang itu pada saat ini jelas makin lama daya kerja racun itu makin ganas sehingga mereka mulai kelihatan tidak tahan

Mendadak Ong Kiem miring kesamping dengan gerakan secepat kilat meloncat melewati Tu Kioe langsung menusuk dada Kiem coa Lengcu yang menggeletak diatas tanah

Sang Pat ternyata sangat waspada kakinyapun melancarkansebuah tendangan mengancam lengan orang itu sedang sie poa emasnya didorong kedepan menangkis datangnya tusukan pedang

Serangan memaksa Ong Kiem terdesak mundur lima depa ke belakang ia segera tertawa dingin

Justru dia memang bermaksud ingin mati kalau kau tusuk dadanya bukankah apa yang ia harapkan kau penuhi?

Obat pemunah itu tak ada disakunya apa gunanya kita tinggalkan ia tetap hidu? aku mau menjagal dirinya kemudian menghancurkan badan bangsat keparat ini sehingga rasa dendam dalam hatiku bisa dilenyapkan

Oooouw …. kaupun percaya seseorang yang membawa senjata berbisa tiak sekalian menggembol obat pemunah dalam saku?

Ong Kiam tertegun mendengar teguran tersebut

Jiwanya sudah berada diujung tanduk mungkin ia masih berbohong kepada kita

Kalau ia diganti dengan kau Ong heng sukakah kau orang berterus terang?

Ong Kiam mendehem ia telah kembali ucapan yang semula hendak diutarakan keluar

Kalau racun yang mengeram ditubuh saudara kalian sesuai dengan apa yang diucapkan Kiem Coa Lengcu ia tak akan membiarkan dirinya keracunan terlebih dahulu kau tunggu saja hasilnya kata Sang Pat

Dua orang saudara cayhe terluka lebih dahulu ditangannya bukankah racun yang mengeram dalam tubuhnya akan kambuh terlebih dulu

Aku menggunakan lidah ular cambuk itu untuk melukai urat nadi tangan kirinya. kalau racun itu meyebar mengikuti aliran darah maka daya kerja racun itu akan mulai menunjukkan kehebatannya jauh lebih pagi dari kedua orang saudaramu

Mendengar ucapan itu mendadak Kiem Coa Lengcu membuka sepasang matanya dan melototi wajah Sang Pat tajam2

Kalau aku beritahukan dimana obat pemunah itu aku simpan, kau hendak bereskan diriku secara bagaimana?

Sembari memukul biji sie poanya pulang pergi ujar Sang Pat tenang

Dipihak kami ada dua orang yang terluka sedang dipihakmu seorang mati enam orang terluka tidak terhitung yang mati akan kami lepaskan dua orang diantara kalian

Siapa kedua orang itu?

Kecuali kau masih ada lima orang kau boleh pilih dua orang diantara mereka

Mengapa tidak termasuk juga diri cayhe?

Harga saudara terlalu tinggi permintaan kitapun harus tinggi untuk membicarakan persoalan ini aku harus berunding sendiri dengan pihak Sin Hong Pay kalian

Jadi kau berlum tahu watak2 partai kami ….

Serahkan dulu obat pemunahmu kita baru bicara lagi sela Ong Kiam berteriak keras

Hmmm apa yang perlu kau kuatirkan?

Melihat keketusan orang ini Ong Kiam jadi murka sambil gerakkan pedangnya ia membentak keras

Kujagal dirim terlebih dahulu

Aku kira kau tak bakal punya nyali untuk membinasakan diriku

tu Kioe segera goyangkan senjata pit besinya ia berkata Jangan karena urusan kecil menjadi besar lebih baik Ong heng jangan mengubris dirinya

Ong Kiam mendengus ketus

Pada suatu hari akah kucabut jiwamu teriaknya penuh rasa dongkol

Haa …. haa kau berani berbuat demikian? jengek Kiem coa Lengcu sambil tertawa panjang

Aku menasehati kau lebih baik bungkam saja seru Sang Pat dingin Kanglam Su Kongcu adalah jago-jago yang sudah lama berkelana dalam Bulim mereka tak akan tertipu oleh siasatmu.

kalau kau ingin membuat mereka marah sehingga menginginkan agar mereka sekali bacok mencabut nyawamu. Heee …. heee …. jangan bermimpi di siang hari bolong

Setelah ucapan ini diutarakan keluar sekalipun Ong Kiam ada maksud mencabut jiwanyapun tak beran iberkutik lagi

Agaknya Kiem Coa Lengcu pun tahu bahwa ia tak akan berhasil membuat pihak lawan marah lagi sehingga mereka turun tangan mencabut jiwanya terpaksa sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat

Aku akan beritahu kepada kalian dimana obat pemunah itu aku simpan kalian harus menerima dahulu sebuah syaratku

Apa syaratmU? cepat katakan

Obat pemunah itu hanya cukup digunakan untuk lima orang kecuali dua orang yang terluka itu kalian harus memberi sebutir buat cayhe

Orang ini sungguh aneh pikir Sang Pat di dalam hati. Untuk matipun dia tidak takut ternyata begitu jeri atas kedahsyatan racun keji dari senjata cambuk Kiem Coa Piannya racun itu tentu sangat lihay ….

Hal ini sudah tentu kamipun masih membutuhkan nyawamu untuk membuat perundingan dengan pihak Sin Hong Paycu sekalipun kau tidak berkata kamipun tak akan membiarkan kau mati keracunan didepan mata kami!

Kiem Coa Lengcu segera menghela napas panjang

Obat pemunah itu berada diatas rambutku! ujarnya lirih

dengan sebat Ong Kiam meloncat mendekat pedangnya berkelebat membabat rambut orang itu

Tapi dengan cepat Sang Pat suah mendorong senjata sie poanya untuk mengangkis datangnya babatan pedang tadi, katanya dingin,

Kalau Ong heng berani berbuat gegabah lagi jangan salahkan aku dengan membawa obat pemunah tersebut meninggalkan tempat ini. 

Traktiran: (7891767327 | BCA A.n Nur Ichsan) / (1740006632558 | Mandiri A.n Nur Ichsan) / (489801022888538 | BRI A.n Nur Ichsan) ataupun bisa melalui via Trakteer yang ada dibawah

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar