BAGIAN 47: ANG BIAN SI ORANG BERTOPENG MERAH
ONG TIONG YANG ketika tiba
diluar kota, memppergunakan ginkangnya untak berlari dengan cepat, dalam
sekejap mata saja melewati belasan lie.
Setelah tiba disebuah
persimpangan jalan, dimana dikiri kanannya terdapat banyak sekali pohon-pohon
dan juga sawah ladang yang terbentang luas, Ong Tiong Yang baru menghentikan
larinya, ia melakukan perjalanan perlahan-lahan menikmati keindahan alam yang
terdapat disekitar tempat tersebut..
Ong Tiong Yang, berpikir keras
didalam hatinya: „Didalam dunia ini tampaknya terdapat banyak sekali manusia2
licik dimana ke lurusan seperti ingin ditindih oleh kesesatan......”
Seperti yang terlihat pada si
pemuda she Auwyang itu, yang rela berusaha dengan segala daya untuk mencapai
maksud hatinya, dengan melupakan Gie (budi) dan Jin (kebijaksanaan) sehingga ia
rela memperalat kekasihnya sendiri.
Berpikir begitu Ong Tiong Yang
menghela napas dalam-dalam.
Ong Tiong Yang tiba2 menahan
langkah kakinya, karena didengarnya dari arah belakang terdengar suara langkah
kaki yang perlahan dan ringan sekali.
Ia melihat orang yang tengah
berlari mendatangi adalah yang memakai penutup muka secarik topeng merah.
Waktu orang yang memakai
penutup muka warna merah itu tiba dibadapannya, Ong Tiong Yang merangkapkan
sepasang tangannya memberi hormat, katanya dengan suara yang sabar : „Siapakah
sebenarnya Kiesu dan sudikah Kiesu memberitahukan apa keperluan Kiesu
membuntuti aku.........?"
Setelah tiba dihadapan Ong
Tiong Yang, orang bertopeng merah itu berkata: „Sabar jangan mendesak aku
dengan pertanyaan2 yang mengandung kecurigaan seperti itu......!" katanya
sambil tersenyum.
Ong Tiong Yang juga,
tersenyum, katanya : „Jika dilihat dari sepak terjang Kiesu, tampak nya Kiesu
memang tidak hendak diketahui orang siapa adanya Kiesu, maafkan kelancangan
Pinto yang telah lancang bertanya yang tidak-tidak.
Orang bertopeng merah itu
tertawa lagi.
„Tojin muda, engkau demikian
muda, tetapi telah memiliki kepandaian yang mengagum kan disamping itu
engkaupun memiliki pikiran yang luas dan tindakan yang bijaksana.
Seperti tadi, walau pun engkau
telah mengetahui orang she Auwyang itu seorang pemuda yang licik, namun engkau
tidak membuatnya malu atau engkau tidak menegurnya.......... hal itu
menunjukkan bahwa engkau memang seorang imam yang memiliki pikiran yang sangat
luas.
Cepat2 Ong Tiong Yang menjura
memberi hormat, sambil katanya : „Kiesu terlalu memuji.....!" katanya
merendah.
Orang bertopeng merah itu
tertawa lagi.
„Aku tertarik sekali melihat
sikapmu seperti itu, maka dalam hal ini, aku memang bersedia untuk menjadi
sahabatmu.
Ong Tiong Yang terkejut.
,,Kiesu ........?"
Tetapi belum lagi Ong Tiong
Yang selesai dengan perkataannya, justru orang bertopeng merah tersebut telah
memotongnya : „Jangan kau memandang rendah kepadaku.... atau memang engkau
menganggap aku tidak pantas menjadi sahabatmu ........?”
Ong Tiang Yang jadi gugup.
„Bukan begitu maksudku, Kiesu
...... buka. begitu ..... !" katanya cepat.
,,Kalau demikian berarti
engkau tidak keberatan mengikat persahabatan denganku, bukana ?" tanyanya.
Ong Tiong Yang kemudian
mengangguk.
,,Baiklah Kiesu .......!"
,,Siapa gelaranmu ?"
tanya orang bertopeng merah tersebut.
,.Aku belum memiliki gelaran,
sedangkan namaku Ong Tiong Yang.....!"
,,Baiklah Ong Cinjin, untuk
selanjutnva engkau bisa memanggilnya dengan Ang Bian (Muka
Merah)........!" katanya sambil tertawa.
„Dan sekarang englau ingin
melakukan perjalanan kemana ?"
Ong Tiong Yang menggeleng
perlahan, katanya: „Belum kuketahui... . Pinto bermaksud mengembara kemana
saja, untuk mencati pengalaman..........!"
Orang bertopeng merah itu,
tampaknya kurarg menyetujui pendapat dari Ong Tiong Yang.
,,Kau mengembara untuk mencari
pengalaman ?" tanyanya.
Ong Tiong Yang mengangguk.
„Benar Kiesu . . . !"
„Tentu saja seorang yang
mengerti kepandaian mengembara bukanlah suatu hal yang sulit, namun jika engkau
mengembara tanpa tujuan, itupun tidak benar," kata Ang Bian.
Ong Tiong Yang tertegun.
„Apa maksud Kiesu ?"
tanyanya hati2.
„Pinto tidak mengerti maksud
Kiesu .... !"
,.Sesungguhnya, jika seseorang
yang memiliki kepandaian tinggi dan mela-kukan pengembaraan hanya untuk mencari
pengalaman diri senduiri, hal itu bukan berarti hal yang terpuji.
,,Mengapa begitu ?"
„Justru jika seseorang memiliki
kepandaian tinggi bermaksud melakukan pengembaraan, untuk dapat mengamalkan
kepandaiannya menolongi orang2 yang tengah dalam kesulitan .......,.. !"
Ong Tiong Yang tertawa sambil
mengangguk.
,.Memang itu tujuan
Pinto...........dan setiap kali Pinto menyaksikan hal yang tidak pantas memang
Pinto berusaha untuk tuenyelesaikan.
Orang bertopeng merah itu
tersenyum.......
„Baiklah jika demikian,"
katanya: „ Tentunya Ong Cinjin tidak akan keberatan untuk membantuku melakukan
suatu pekerjaan besar yang mengandung kemuliaan ?"
Ong Tiong Yang jadi tertegun
sejenak dan mengerutkan sepasang alisnya.
la hanya melihat sepasang mata
orang itu saja yang berkilat dan ia bertanya : „Pekerjaan mulia apa yang
dimakasudkan oleh Kiesu ?"
„Pekerjaan suci, kita menolongi
orang-orang yang lemah dan dalam ke adaan tertindas" sahuti orang
bertopeng merah itu
„Boleh Pinto mengetahui urusan
itu ?" tanya Ong Tiong Yang.
„Tentu saja boleh, katanya:
„Sesungguhnya aku tengah melakukan suatu pekerjaan untuk menegakkan keadilan,
menolongi seseorang yang tengah berada dalam penasaran ........ !"
,,Menolongi orang?" tanya
Ong Tiong Yang.
,,Benar.........!"
sahutnya, jika Ong Cinjin tidak keberatan, aku minta bantuaumu untuk
menyelesaikan persoalan tersebut."
,,Jika memang urusan demi
keadilan, tentu Pinto tidak keberatan untuk me ngeluarkan tenaga," sabut
Ong Tiong Yang.
„Baikiah" kata Ang Bian.
,,Tunggu dulu Kiesu, menurut
Pinto justeru Kiesu memiliki kepandaian yang tinggi sekali, berada beberapa
tingkat diatas kepandaian Pinto sendiri.
,,Bantuan apakah yang bisa
Pinto berikan ?”
,,Memang aku memiliki
kepandaian yang tidak rendah, tetapi justru lawan-lawan yang harus kuhadapi
juga bukan lawan-lawan yang ringan, disamping itu mereka berjumlah banyak.
,,Kita hendak menolongi
seorang tokoh rimba persilatan, yang difitnah dan dicelakai orang yang tidak
bertanggung jawab.... !"
„Jadi Kiesu hendak mengajak
Pinto untuk memolong orang-orang itu ?" tanyanya.
Orang bertopeng merah tersebut
mengangguk.
,,Siapakah orang itu Kiesu, bolehkah
aku mengetahuinya?" tanya Ong Tiong Yang.
„Sahabat yang ditawan dan
dicelakai itu adalah orang she Liong dan hernama It Hauw. Ia merupakan tokoh
rimba persilatan yang memiliki nama sangat terkenal karena kapandaiannya yang
tinggi, namun orangnya terlalu jujur, sehingga belum lama yang lalu ia telah
dicelakai oleh lawan2 nya dengan mencampuri racun pada minumaanya. Dengan
demikian ia berhasil ditawan dan kemudian dirusak seluruh tubuhnya, melenyapkan
kepandaiannya, sehingga tidak bisa memberikan perlawanan apa2 lawan-lawannya. .
„Hemmm......, jika memang
demikian persoalan nya, Kiesu tentunya mengajak aku untuk menghadapi orangorang
yang tolah menawan Liong It Hau tersebut ?"
„Tidak salah........itulah
maksudku .... dan orang-orang yang menawan" Liong It Hauw itu sangat
banyak jumlahnya. Apakah Ong Cinjin tidak ragu-ragu untuk melakukan hal ini
?" tanya orang bertopeng merah itu.
„Baiklah," kata Ong Tiong
Yang.
„Mari kita berangkat.”
Orang bertopeng itu
mengangguk, mereka meninggalkan tempat itu.
---oo0oo---