BAGIAN 23: MAHLUK DALAM KOLAM TAMAN KERAJAAN
DENGAN memperoleh petunjuk
dari Lam Siang Cinjin, ia memiliki kepandaian yang lebih tinggi, karena dengan
latihan-Iatihannya itu ia memperoleh kemajuan yang pesat sekali.
Sedangkan dihari-hari
berikutnya, negeri Tailie juga banyak didatangi orang-orang rimba persilatan
yang memiliki kepandaian tinggi, namun semua itu tidak ada yang cocok dihati
Toan Hongya, dimana kepandaian jago-jago yang singgah dinegeri Tailie hanya
merupakan jago-jago yang memiliki kepandaian tidak lebih tinggi dari Toan
Hongya sendiri.
Padahal Toan Hongya tidak
menyadari, bahwa kemajuannya yang pesat adalah berkat petunjuk yang diberikan
Lam Siang Cinjin.
Banyak para jago-jago rimba
persilatan yang diuji oleh Toan Hongya.
Setiap kali Toan Hongya
menerima laporan dari para siewienya yang memiliki tugas istimewa itu, segera
ia menyamar dan dimalam harinya bertempur dengan pendatang asing itu. Dan
umumnya Toan Hongya menang.
Tidak ada seorangpun dari
pecundang-pecundangnya itu yang mengetahui bahwa yang menguji mereka adalah
Kaisar negeri Tailie itu sendiri. Mereka hanya menduga seorang pemuda rimba
persilatan biasa saja.
Dengan kemenangan-kemenangan
yang selalu diperolehnya itu, Toan Hongya juga menyadarinya bahwa ia sudah
tidak bisa berguru pada jago-jago biasa saja, setidaknya ia harus mencari
seorang guru yang benar-benar memiliki kepandaian tinggi, disamping itu juga ia
harus benar-benar melatih diri untuk mencapai tingkat kesempurnaan, baik ilmu
sinkang maupun ginkang dan jaga ilmu pukulannya. Semua itu dilatih oleh Toan
Hongya dengad giat.
---oo0oo----
Tetapi pada malam itu, diwaktu
kentongan pertama terdengar, Toan Hongya tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Hawa udara sangat panas.
Toan Hongya telah keluar, dari
kamarnya ia berjalan ditamannya untuk mencari udara segar.
Udara benar-benar panas dan
angin tidak ada sama sekali, pohon-pohon beku dan tidak bergerak sama sekali,
walaupua rembulan tampak bersinar suram diatas langit.
Toan Hongya telah melangkah
perlahan-lahan ketaman bunga istana, ia berdiri disisi kolam yang cukup besar
itu, mengawasi air yang berkilauan tertimpah cahaya rembulan.
Disaat itu, entah mengapa Toan
Hongya jadi berhasrat hendak melatih diri.
Dia telah bersilat dengan ilmu
pukulan yang dimilikinya.
Karena sekarang sinkangnya
memang telah memperoleh kemajuan, maka angin pukulannya itu menderu-deru keras
dan kuat.
Sedang Toan Hongya melatih
diri, tiba-tiba dia mendengar suara sesuatu.
Waktu Toan Hongya menoleh, ia
jadi terkejut, karena dari dalam air kolam itu telah melompat keluar suatu
mahluk yang berukuran panjang.
Mahluk itu menyerupai seekor
ular yang besar dan panjang.
Namun mahluk itu kemudian
telah lenyap menyelam kedalam air kolam lagi.
Toan Hongya jadi menghentikan
latihannya, ia berdiri tertegun mengawasi kolam tersebut.
Tetapi mahluk yang tadi
melompat kepermukaan air kolam, tidak muncul lagi.
Toan Hongya jadi heran dan
ingin sekali mengetahui, sesungguhnya mahluk apa yang terdapat didalam kolam
itu.
Maka keesokan paginya, ia
telah memanggil beberapa orang pengurus taman dan menanyakan perihal mahluk
yang menyerupai ular yang besar dan panjang itu.
Namun tidak ada seorangpun
diantara pengurus taman itu yang mengetahui bahwa didalam koIam itu terdapat
mahluk yang disebutkan oleh Toan Hongya.
Toan Hongya telah menegaskan
bahwa ia melihat tegas mahluk itu, dan menyatakan juga mahluk itu memang
melompat muncul dari dalam kolam.
Maka dua orang pembantu
pengurus taman, yang biasanya mengurus kejernihan air kolam itu, telah
memperoleh tugas untuk membersihkan kolam itu dan mencari mahluk tersebut.
Pagi itu juga, kedua orang
pengurus taman itu telah mengeringkan kolam tersebut, yang airnya dikuras dan
dikeringkan.
Tetapi mahluk yang dicari itu
tidak berhasil mereka jumpai.
Bahkan waktu kolam itu telah
dikeringkan, tokh tetap saja mahluk yang nnereka cari itu tidak berhasil
ditemukan.
Mereka hanya menemukan sebuah
lobang yang cukup besar disebelah kanan dari dasar kolam itu. Maka besar dugaan
mereka mahluk tersebut bersembunyi dilobang itu.
Maka kedua orang pengurus
kolam itu telah menutup lobang itu dan merapihkannya, agar mahluk yang
dikatakan Toan Hongya tidak bisa muncul kembali.
Peristiwa mahluk yang
menyerupai seekor ular itu akhirnya telah dilupakan, dua bulan telah lewat dan
tidak pernah seorangpun yang melihat lagi mahluk tersebut.
Tetapi sore itu Toan Hongya
merasakan tubuhnya panas sekali, ia bermaksud mandi dikolam itu.
Maka pergilah Toan Hongya
dengan diiringi oleh tiga orang pelayan yang melayaninya, kekolam tersebut.
Dan dengan riang Toan Hongya
berenang kesana kemari didalam kolam itu.
Waktu Toan Hongya tengah
berenang dengan hati bersuka-cita dan riang gembira, saat itu Kaisar ini
merasakan jari kaki kanannya sakit sekali, seperti digigit sesuatu.
Segera Toan Hongya menyelam
kedalam air kolam itu, dan hatinya jadi terkejut.
Justru waktu itu ia melihat
seekor mahluk yang panjang dan besar, yang menyerupai seekor ular.
Toan Hongya tidak menjadi
gugup, ia berusaha untuk berenang naik kepermukaan air kolam dengan cepat.
Tetapi raja ini terlambat,
sebab mahluk itu telah melibat tubuh Toan Hongya dengan kuat sekali.
Karena tidak ada jalan lain,
Toan Hongya berusaha memberikan perlawanan terhadap libatan mahluk yang
menyerupai seekor ular itu.
Dan mereka jadi bergumul didalam
air.
Ketiga orang pelayan Kaisar
jadi terkejut, mereka melihat Kaisar mereka seperti tengah bergumul dengan
sesuatu mahluk.
Segera salah seorang diantara
mereka memberitahukan pengawal Kaisar.
Tetapi karena Kaisar tengah
dilibat oleh mahluk itu, dengan sendirinya sulit sekali memberikan pertolongan
kepada Kaisar.
Toan Hongya sendiri yang
pinggangnya dilibat mahluk yang menyerupai ular itu, merasakan kesakitan yang
sangat, bahkan raja ini juga meayadarinya jika sampai ia lebih lama lagi
dilibat demikian, tentu akhirnya tulang-tulang pinggangnya akan hancur
berpatahan dan iapun akan terbinasa.
Karena itu, Toan Hongya telah
berusaha mempergunakan seluruh tenaga yang ada padanya untuk membuka libatan
itu.
Namun Toan Hongya tidak
berhasil.
Napasnya juga telah menyesak,
karena mahluk itu masih terus melibatnya.
Toan Hongya jadi mengeluh
juga.
Namun dalam keadaan terdesak
seperti itu, dimana jiwanya terancam, disaat itulah Toan Hongya teringat akan
sesuatu, maka segera ia mendekati mulutnya keleher binatang itu, malah membuka
mulutnya lebar-lebar dan mengigit leher binatang tersebut.
Binatang yang menyerupai ular
itu sepertj kaget dan kesakitan.
la telah meronta dan
memperkeras lilitan dipinggang nya Toan Hongya.
Walaupun menderita kesakitan
yang luar biasa, Toan Hongya tetap bertahan, ia terus mrnggigit keras leher
binatang itu, dan mulutnya dirasakan dapat mencicipi sesuatu yang asin dan
amis.
---oo0oo---
KARENA telah nekad, Toan
Hongya menghisap darah binatang tersebut, karena dipikir juga oleh Toan Hongya,
jika darah binatang yang menyerupai ular itu dapat dihisapnya habis pasti
binatang itu akan lemas dan akhirnya ke habisan tenaga serta mati.
Entah berapa banyak darah yang
telah dihisap oleh Toan Hongya, Toan Hongya sendiri tidak mengetahuinya. Sampai
akhirnya Toan Hongya merasakan pandangan matanya gelap dan to naganya seperti
lenyap.
„Habislah aku kali ini........
tentu aku akan terbinasa oleh binatang celaka ini...!" pikir Kaisar
tersebut, dan ia tidak bisa berpikir lebih jauh, sebab Toan Hongya telah tidak
sadarkan diri...... pingsan.
Waktu Toan Hongya membuka
matanya, ia memperoleh kenyataan dirinya berada diatas pembaringan yang empuk,
pembaringannya. Toan Hongya melompat duduk dipembaringannya tersebut sambil
mengawasi keadaan disekitar kamar itu, dia mengeluh sakit pada pinggangnya dan
cepat2 merebahkan dirinya kembali.
Seorang pelayan yang menunggui
diluar pintu ruangan kamar kaisar tersebut, mendengar keluhan perlahan dari
rajanya, segera ia melangkah masuk sambil memperlihatkan wajah yang ber-seri2.
„Hongya telah bangun ?"
tanyanya dengaan sikap yang hormat.
Toan Ceng mengeluh perlahan,
kemudian tanyanya : „Apa yang telah terjadi ?"
Pelayan itu menceritakan,
waktu Toan Hongya tengah bergumul dengan ular itu, justru beberapa orang
pengawal keselamatan raja itu telah terjun masuk kedalam kolam. untuk
memberikan pertolongan.
Namun disaat itu justru Toan
Hongya telah tidak sadarkan diri.
Maka cepat2 para pengawal itu
membawa Toan Hongya keatas, sedangkan binatang yang besar dan panjang
menyerupai seekor ular atau seekor ular naga itu, mengambang, binasa juga,
karena akibat gigitan Toan Ceng, binatang itu telah mengeluarkan darah yang
sangat banyak sekali.
Para pengawal itu juga telah
membawa bangkai binatang tersebut keatas, untuk nanti diperlihatkan kepada
kaisar mereka. Namun untuk segera menyadari raja mereka, yang tentunya
menderita perasaan terkejut dan juga letih, dua orang tabib istana yang pandai
telah dipanggil.
Setetah diperiksa, tabib itu
menyatakan bahwa Toan Hongya tidak berada dalam bahaya, hanya pingsan karena
letih saja.
Itulah sebabnya semua orang2
istana bisa bernapas lega, dan Toan Hongya telah direbahkan dipembaringan dalam
kamarnya.
Mendengar cerita pelayan itu,
Toan Hong ya telah bertanya : „Mana binatang ajaib itu?" sambil bertanya
begitu Toan Hongya berusaha untuk bangun, namun ia jadi mengeluh perlahan lagi
karena kesakitan, pinggangnya dirasakan ingin patah, Itulah akibat libatan yang
kuat dari binatang ajaib yang menyerupai seekor ular atau ular naga itu.
Pelayan itu cepat2 meminta
Toan Hongya agar merebahkan diri saja dulu, sampai kesehatannya nanti pulih
baru melihat binatang yang hampir mencelakainya dan nyaris membinasakan raja
itu.
Setelah Toan Ceng rebah pula,
pelayan itu segera memanggil tabib istana, yang datang memeriksa raja mereka.
Setelah melakukan pemeriksaan, tabib itu menyatakan bahwa Toan Hongya tidak
terancam bahaya apa2.
Begitu juga dengan pinggangnya
tidak ada satupun tulangnya yang patah.
Jika raja itu merasa sakit2
pada pipggangnya, itu hanya bekas libatan yang kuat dari binatang yang
menyerupai ular tersebut.
Tabib itu juga telah
memberikan Toan Hong ya obat godok, yang diminuminya sendiri membantu raja itu
duduk sesaat lamanya.
Toan Hongya empat hari rebah
diatas pembaringan, dan selama itu kesehatannya tampak memperoleh kemajuan dan
tidak menderita sesuatu, selain pinggangnya yang sering dirasakannya sakit2
itu.
Lain dari itu, tidak ada yang
menguatirkan.
Tetapi pada hari ketujuh,
justru suhu tubuh dari Toan Hongya jadi panas sekali.
Dan raja ini juga telah
mengigau.
Hal ini membuat para tabib
istana jadi heran, mereka semuanya berjumlah enam orang dan tabib2 itu telah
melakukan pemeriksaan.
Tidak ada yang istimewa pada
kesehatan Toan Hongya, tidak terlihat gejala2 yang menguatirkan. Tetapi justru
panas tubuh Kaisar ini telah meningkat dan juga bibirnya telah kering, dimana
kaisar ini juga sering mengigau.
Tabib2 itu jadi bingung.
Mereka tidak tahu entah
penyakit apa yang diderita raja mereka.
Terlebih lagi hari kesepuluh
Kaisar mereka mulai tidak sadarkan diri.
Pingsan terus menerus selama
tiga hari.
Hal ini membuat orang2 istana
jadi panik, mereka mendesak tabib2 itu untuk segera mengambil langkah2 yang
diperlukan untuk menyelamatkan raja mereka.
Tetapi tabib2 itu benar2
bingung, mereka tidak melihat gejala apapun pada tubuh dan kesehatan raja
mereka, hanya panas tubuh raja itu yang kian lama kian meningkat, seperti juga
di dalam tubuh Toan Hongya terdapat kobaran api.
Yang membuat orang2 istana
jadi panik dan berkuatir, karena raja mereka itu telah beberapa hari tidak
sadarkan diri.
Malah selalu mengigau saja,
menyebutkan hal-hal yang tidak-tidak.
Bahkan tidak jarang juga Toan
Honya dalam pingsannya itu ber-teriak2, seperti tengah melatih ilmu pukulan.
Banyak orang2 istana yang
telah menangis mengucurkan air mata.
Kerabat istana juga telah
berkumpul dengan kekuatiran yang sangat.
Yang lebih menguatirkan lagi,
beberapa hari kemudian ditubuh Toan Hongya terlihat bintik-bintik merah, yang
merata pada kulit tubuhnya.
Hal ini diduga oleh tabib
istana karena, tubuh Toan Hongya terlalu panas.
Tetapi keadaan Toan Hongya
yang pingsan dan sadar tidak menentu itu, membuat para tabib itu menjadi
bingung, mereka menduga-duga entah penyakit apa yang diderita Rajanya.
Sudah belasan hari lamanya
Toan Hongya rebah dipembaringaanya, dan tubuhnya juga telah kurus kering,
karena selama itu tidak ada makanan yang masuk kedalam perutnya selain hanya
air belaka yang diteteskan kedalam mulutnya oleh pelayan-pelayannya.
Rakyat negeri Tailie sendiri
telah bingung dan berkuatir, mereka ikut berduka mendengar raja mereka
menderita sakit yang aneh seperti itu.
Mereka hanya bisa berdoa saja
untuk kesembuhan Kaisar mereka, yang sangat mereka hormati dan cintai itu.
Tetapi penyakit yang diderita
oleh Toan Ceng, raja Tailie itu, sangat aneh sekali.
Seluruh kulit tubuhnya telah
berbintik-bintik merah, semakin lama semakin penuh, sehingga tampaknya kulit
Toan Hongya menjadi merah seperti juga disekujur tubuhnya itu terdapat
bintik-bintik merah yang mengandung darah.
Para tabib istana yang merawat
Toan Hongya, jadi tambah bingung, begitu juga beberapa orang istana yang selalu
mendampingi Toan Hongya jadi bingung dan gelisah.
Mereka tampaknya putus asa,
sebab tabib2 yang merawat Toan Hongya seperti juga tidak sanggup untuk
menyembuhkan Toan Hongya dari penyakit yang tengah dideritanya itu.
Semakin lama keadaan Toan
Hongya semakin parah, raja Tailie itu sering mengigau dan mengoceh tidak
keruan, juga sering bergerak gerak seperti tengah melatih ilmu silat.
Memang sering juga Toan Hongya
dalam keadaan sadar, tetapi keadaannya lemah sekali, bicaranya juga satu-satu,
suaranya tidak jelas.
Toan Hongya sendiri heran dan
bingung menderita penyakit seperti itu, ia merasakan sekujur tubuhnya panas
sekali, seperti juga dari dalam tubuhnya menguap semacam hawa yang panas
seperti kobaran api, dan Toan Hongya merasakan kulitnya juga kering sekali,
seperti juga kulit itu akan mengelupas.
Yang menyiksa Toan Hongya
adalah perasaan panas itu, seperti juga bola api yang berputar-putar didalam
perutnya itu naik kedadanya, Dan setiap kali bola api itu memutar bergerak,
naik dari dalam perutnya kedadanya, Toan Hongya selalu merasakan napasnya jadi
sesak dan dadanya jadi sakit bukan main.
Keadaan seperti ini telah
membuat Toan Hongya sering jatuh pingsan tidak sadarkan diri, jika bola api
didalam perutnya itu seperti berputar naik sampai ketenggorokan dilehernya,
sehingga napasnya seperti tersumbat dan sulit sekali untuk menghirup udara
segar.
Tetapi, setelah lewat lagi
beberapa hari Toan Hongya berusaha untuk mengendalikan bola api yang didalam
perutnya itu, agar berputar-putar didalam perutnya saja, tidak naik sampai
kedadanya.
Keadaan seperti ini memang
semula sukar sekali dilakukan oleh Toan Hongya, namun setelah teringat
petunjuk2 dari tojin Lam Siang Cin jin yang pernah diterimanya dari pendeta itu
untuk melatih sinkangnya, Toan Hongya mulai bisa menyalurkan sinkangnya dan
menguasai bola api itu sehingga hanya berputar-putar didalam perutnya, tidak dapat
naik lagi sampai kedadanya.
Dengan demikian Toan Hongya
jadi tidak lerlalu sering diserang oleh perasaan sesak dalam bernapas, ia juga
tidak begitu tersiksa oleh perasaaan sakit pada dadanya.
Toan Hongya sendiri melihat
hasil yang telah dicapainya itu, dimana sinkang yang dimilikinya bisa menguasai
bola api yang sangat panas itu, jadi girang walaupun ia masih lemah dan tidak
bertenaga, tokh bisa bertahan untuk beberapa saat lamanya, ia pun tidak terlalu
sering jatuh pingsan lagi.
Melihat kemajuan yang dicapai
oleh Toan Hongya, kerabat istana jadi girang dan bersyukur. Begitu pula para
tabib istana, walaupun mereka bingung dan belum mengetahui apa yang diderita
raja mereka tokh, mereka ikut bergirang atas kemajuan yang dicapai olch raja
mereka. Bahkan tabib2 itu telah berusaha membuka kitab2 kuno pengobatan, untuk
mencari sebab2 penyakit yang diderita raja mereka ini.
Beberapa orang tabib lainnya
telah melakukan penyelidikan terhadap mayat ular yang berukuran besar itu,
Ternyata ular itu bukan ular sembarangan, karena selain tubuhnya yang bersisik
itu tidak bedanya seperti besi serta licin sekali, ular itu memiliki sebuah
tanduk di tengah2 kepalanya. Sekilas Iihat saja ular itu menyerupai seekor naga
kecil.
Dengan penuh ketelitian para
tabib itu berusaha menyelidiki keadaan ular itu.
Bahkan mereka telah mengambil
sedikit beberapa titik darah ditubuh ular itu, untuk diselidiki.
Namua para tabib tersebut
tidak juga berhasil menemui sebab2 penyakit raja mereka.
Toan Hongya sendiri menyadari,
bahwa dirinya terancam bahaya yang tidak kecil, ia berusaha untuk melatih terus
sinkangnya yang pernah diperoleh dari Lam Siang Cinjin.
Dengan melatih lwekangnya itu,
Toan Hongya merasakan tubuhnua jauh lebih segar, maka membangunkan semangat
Kaisar ini untuk melatih diri terus, untuk menyalurkan sinkangnya kedalam
perutnya, agar bola api yang sering ber-putar2 diperutnya itu bisa
dikendalikannya.
Tetapi walaupun demikian Toan
Hongya masih merasakan tenaganya lemah sekali, sulit sekali ia ingin bangun
dari pembaringannya, dengan mengerahkan dan melatih sinkang yang ada padanya,
Toaa Hongya masih bisa bertahan diri, tetapi bukan berarti penyembuhan.
Justru penyembuhan itulah yang
sangat di harapkannya.
Pelajaran Sinkang yang pernah
di terimanya dari Lam Siang Cinjin merupakan pelajaran yang tinggi, namun itu
hanya bisa mempertahankan diri agar tidak terlalu „terbakar” oleh kobaran bola
api yang berada dalam perutnya.
Dengan dikerahkannya sinkang
yang dimilikinya, Toan Hongya bisa memaksa bola api yang panas didalam perutnya
itu tetap berdiam dan hanya ber-putar2 didalam perutnya saja.
Sedangkan pihak istana telah
mengeluarkan pengumuman, siapa yang bisa mengobati luka atau penyakit yang
diderita oleh Toan Hongya akan diberikan hadiah yang sangat besar. Siapa saja
yang bisa menyeiamatkan jiwa Toan Hongya dari penyakitnya yang aneh itu, akan
dianugerahi kemuliaan.
Memang cukup banyak juga
tabib2 disekeliling negeri tersebut yang berusaha untuk mengobati Toan Hongya,
tetapi sejauh itu tidak seorangpun yang berhasil.
Bahkan banyak juga yang
mengundang tabib2 dari pegunungan, yang semula telah hidup mengasingkan diri,
untuk berusaha menyembuhkan Toan Hongya.
Namun usaha kearah itu
ternyata gagal sama sekali.
Orang-orang istana jadi tambah
berkuatir, telah sebulan lewat lamanya tanpa adanya tanda2 kesembuhan raja
mereka.
Keadaan demikian menguatirkan
sekali kerabat istana, begitu juga rakyat negeri Tailie yang sangat menciniai
raja mereka ini, jadi ikut bersedih hati.
Mereka tahu, jika penyakit itu
berlarut?, tokh akhirnya raja mereka akan kehabisan daya tahannya aan berarti
akan menemui ajalnya.
Keadaan seperti ini berarti
akan membuat raja mereka tidak akan tertolong lagi.
Dari hari kehari negeri Tailie
semakin dirundung kabut kedukaan.
Terlebih lagi dipihak istana
yang lebih banyak bermurung diri.
Pemerintahan negeri untuk
sementara waktu diambil alih untuk diwakili oleh paman Toan Hongya, yaitu Toan
Bun, tetapi kegiatan negeri itu tampak beku sama sekali, karena semua orang
tengah berduka hati.
Toan Hongya yang dari hari
kehari terus menerus rebah dipembaringan juga jadi tidak puas serta berputus
asa.
Toan Hongya maklum bahwa
dirinya sulit sekali disembuhkan dari penyakitnya itu.
Walaupun keadaan demikian
ber-larut2 dan dirinya tidak segera menemui ajalnya tokh suatu saat jika memang
tenaga dan semangatnya telah habis, ia akan menemui ajalnya juga.
Sehingga Toan Hongya akhirnya
suatu pagi memanggil pamannya, yang selama ini mewakilinya, pesannya jika ia
menemui ajalnya,
Toan Bun itulah yang harus
meneruskan pemerintahana dinegeri Tailie, sebab memang Toan Ceng belum betistri
dan tidak memiliki anak, maka tidak ada akhli waris dari takhta kerajaan dan
hanya akan diwariskan kepada kerabat yang terdekat dengan pihak raja yang
tengah menjelang maut itu, yaitu setelah dipertimbangkan Toan Ceng memilih Toan
Bun.
Sambil menerima pengobatan
terus menerus dari para tabib istana, dan juga menerima perawatan yang teliti
sekali, Toan Hongya pun tidak pernah melalaikan untuk mengerahkan sinkangnya
guna membendung bola api yang berada dipeutnya.
Selama bola api itu masih bisa
dibendungnya didalam perut, berarti ia masih bisa untuk bertahan tidak terlalu
sering pingsan atau sesak napasnya.
Para tabib istana juga telah
mengerahkan ber-macam2 obat2 yang langka dan mahal harganya, guna memberikan
kekuatan kepada raja mereka ini. Entah berapa ba hyak obat2 yang mahal harganya
telah dipergunakan.
---oo0oo---