BAGIAN 26: ILMU
PUKULAN GELEDEK – PEK LUI CIANG
BEBERAPA KALI Toan Hongya mencoba keampuhan sisik2 yang
terdapat disekujur tubuhnya, ia telah perintahkan kepada beberapa orang
pengawal istana untuk menusukkan -tombak pada dirinya.
Memang per-tama2 para pengawal itu ragu-ragu dan tidak
berani melaksanakan perintah itu dengan mempergunakan tenaga, mereka hanya
menusuk perlahan.
Tetapi waktu melihat mata tombak itu tidak melukai raja
mereka, barulah mereka berani menombaknya lebih keras. Malah akhirnya menombak
dengan sungguh2, tetapi tidak ada mata tombak yang bisa melukai Toan Hongya.
Kenyataan seperti ini telah membuat Toan Hongya jadi
sangat girang.
Bukankah itu suatu keuntungan buat dirinya, yang tidak
kecil nilainya ?
Terlebih lagi ia sebagai seorang raja, tentu dengan
kekebalan tubuhnva seperti itu memlbuat ia menjadi seorang raja yang perkasa
sekali...........!
Begitu juga Toan Hongya sering menguji tenaganya sendiri.
Ia telah memukul sebatang pohon yang cukup besar
batangnya, tetapi pohon itu begitu dihantam, seketika patah dan tumbang ......!
Jelas itu akibat dari tenaga serangan yang kuat sekali,
dimana Toan Hongya sekarang benar2 telah memiliki kekuatan Gwakang (tenaga
luar) yang mempergunakan kekerasan dan tenaga Lwekang (tenaga halus) yang cukup
ampuh, sebab baik ia menyerang dengan keras atau lunak, ia bisa menumbangkan
batang pohon itu.
Hek Wan juga selalu memberikan petunjuk-petunjuk kepada
Toan Hongya.
Ternyata Hek Wan adalah seorang tokoh sakti dari rimba
persilatan, karena ia merupakan seorang pendekar yang memiliki kepandaian
sangat tinggi sekali, hanya selama itu Hek Wan hanya menyembunyikan diri dengan
menyamar sebagai seorang yang tidak mengerti apa-apa.
Hek Wan berasal dari daratan Tionggoan, dan secara
kebetulan ia telah mengembara dan tiba dinegeri Selatan ini, di Tailie ia
mendengar perihal sakitnya raja tersebut tetapi dari mulut penduduk Tailie, ia
mendengar raja itu senang mempelajari ilmu silat.
Maka setelah mendengar banyak tabib-tabib istana dan
tabib lainnya yang gagal mengobati kaisar tersebut, Hek Wan lalu memutuskan
untuk coba mengobati raja itu dengan mempergunakan saluran tenaga sinkang.
Begitulah, ia telah datang menghadap Toan Liang dengan
menyamar sebagai akhli menambal mangkok.
Ia telah memberikan kisikan halus pada Toan Hongya cara
memperdalam latihan tenaga sinkang.
Tentu saja sinkang yang diturunkan oleh Hek Wan merupakan
latihan sinkang dari tingkat tinggi.
Itulah sebabnya Toan Hongya cepat sekali memperoleh
kepulihan dari kesehatannya yang terganggu.
Hek Wan semula jadi heran, karena ia telah memecahkan
tujuh buah cawan, namun selama itu Toan Hongya mengalami kesembuhan yang
lambat. Ia menduga tentu terdapat sesuatu yang tidak beres pada diri Toan
Hongya.
Untung saja Toan Hongya sendiri yang telah memberikan
pengakuannya pada bola api yang dimilikinya, yang selalu berada diperutnya.
Dan juga Toan Hongya yang telah menceritakan perihal ular
Kim Giok Coa itu, sehingga Hek Wan bisa segera mengambil tindakan2 yang
diperlukan.
Sebagai tokoh sakti yang berpengalaman, Hek Wan mengerti
benar apa artinya ular Kim Giok Coa itu.
Dengan perawatan yang teratur dan baik, Toan Hongya
akhirnya bisa sembuh dari penyakitnya yang aneh, malah sekarang Toan Hongya
telah menerima keberuntungan, sebab untuk hari2 mendatang Toan Hongya akan
menjadi raja yang kebal terhadap serangan senjata tajam.
Keadaan seperti ini memang menggembirakan Toan Hongya.
Begitu juga kerabat istana, walaupun sisik2 yang terdapat
ditubuh Toan Hongya merupakan urusan yang mengherankan, karena tubuh Toan
Hongyg seluruhnya penuh oleh sisik, seperti sisik seekor ular.
Hek Wan yang menerima permintaan Toan Hongya untuk
menjadi guru raja ini, telah menepati Janjinya, ia menurunkan berbagai ilmu
yang hebat-hebat kepada Toan Hongya, sehingga dalam dua tahun saja Toan Hongya
telah memperoleh kemajuan yang sangat pesat sekali.
Dalam waktu yang sangat singkat itu Toan Hongya menjadi
seorang jago yang mempunyai kepandaiannya, sinkang maupun ginkangnya sangat
lihay.
Dengan memperoleh didikan Hek Wan, Toan Hongya bisa
memiliki kepandaian yang begitu tinggi, raja ini bertambah semangat melatih
diri untuk mempertinggi ilmu silatnya.
Hampir setiap sore hari Toan Hongya selalu melatih diri
dengan giat, terkadang sampai menjelang tengah malam.
Sedangkan perhatiannya pada soal pemerintahan semakin
berkurang.
Sesungguhnya Toan Hongya bermaksud untuk mengundurkan
diri sebagai seorang kaisar, ia berntaksud untuk manjadi rakyat biasa,
meninggalkan kekuasannya yang akan diberikan kepada salah seorang akhli waris
Tailie, tetapi justru semua kerabat Istana Tailie mendesak agar Toan Hongya
tetap memangku jabatannya itu, jangan meninggalkan mereka. Hal inilah yang
memaksa Toan Hongya harus tetap berkuasa penuh di Tailie, yang setiap hari
selalu disibuki dengan mengurus persoalan masalah kerajaan dan pekerjaan
rutinnya sebagai se-orang kaisar.
Sejauh itu Toan Hongya tetap tidak melalaikan latihan2nya
untuk memperdalam ilmu silatnya. Ia terus juga melatih diri. Yang diutamakan
adalah latihan tenaga sinkangnya.
Suatu hari Hek Wan telah berkata kepada muridnya tersebut
; „Muridku, sekarang engkau telah memiliki kepandaian yang tinggi, baik ilmu
pedang dan juga tenaga lwekangmu telah cukup sempurna. Sinkangmu juga telah
cukup tinggi. Yang tinggal hanyalah latihan belaka dan pengalaman bertempur.
Sekarang ini engkaupun telah memiliki sisik-sisik yang kuat dan ampuh, yang
membuat tubuhmu menjadi kebal.
Maka dari itu, kini aku ingin menurunkan semacam ilmu
kepadamu.......!"
Mendengar perkataan gurunya tersebut, Toan Hongya cepat2
menekuk lututnya, ia telah memberi hormat kepada gurunya itu.
„Tecu menantikan penjelasan dari suhu," katanya.
Hak Wan tersenyum, dan perintahkan muridnya itu untuk
berdiri.
„Dengarlah muridku, aku hendak menurunkan semacam ilmu
kepadamu....... ilmu itu merupakan ilmu pukulan biasa, tetapi hanya latihannya
saja yang berlainan dan akan membuat angkau bertambah ........ dan kukira ilmu
pukulan yang baru kuciptakan itu memang hanya sesuai untuk dirimu yang telah
memiliki sisik sehingga tubuhmu menjadi kebal........... !''
„Ilmu apakah itu, suhu ?" tanya Toan Hongya.
„Pek Lui Ciang ?" tanya Toan Hongya.
Hek Wan mengangguk.
„Ya.. . . !" mengangguk Hek Wan membenarkan
pertanyaan muridnya.
„Benar, pukulan Geledek itu tentu akan membuat engkau
lebih liehay lagi......!"
Kemudian Hek Wan mengajak muridnya ketaman.
---oo0oo---
TAMAN ISTANA itu sangat besar, tetapi taman sebelah barat
memang khusus telah diberikan kepada Hek Wan, sejak orang tua itu menjadi guru
Toan Hongya.
Dengan demikian jarang sekali ada orang Yang mendatangi
taman sebelah barat, karena selama itu Toan Hongya juga telah melarang pasukan
istana mendekati gedung dari Hek Wan.
Waktu tiba ditaman sebelah barat, Toan Hongya melihat
sesuatu tergantung diatas cabang pohon yang cukup besar. Toan Hongya telah
membuka matanya lebar2 dan ia jadi heran, karena dilihatnya justru benda itu me
rupakan enam buah bola yang tergantung dicabang pohon itu. Yang lebih luar
biasa lagi justru disetiap bola2 itu terdapat puluhan duri2 yang tajam sekali.
Tentu saja bola itu bukan bola biasa, dan sangat berbahaya jika mengenai tubuh
seorang manusia.
Toan Hongya memandang heran pada gurunya, seperti minta
penjelasan.
Hek Wan telah tertawa.
„Inilah benda yang dipergunakan melatih ilmu pukulan
istimewa yang akan kuajari ... ilmu Pukulan Geledek itu memiliki keistimewaan
dan kehebatan, karena setiap pukulan akan memiliki tenaga yang mematikan. . .
!"
Mendengar keterangan gurunya, Toan Hong ya jadi girang.
Dengan adanya benda2 yang aneh seperti bola berduri itu,
Toan Hongya jadi terbangun semangatnya untuk melatih diri.
Bukankah ia akan memperoleh ilmu yang baru dari gurunya ?
„Baiklah suhu, tolong suhu menjelaskan cara bagaimana aku
melatih diri....!" kata Toan Hongya.
„Sabar," kata Hek Wan.
Kemudian guru itu telah mendorong salah satu bola berduri
itu, sehingga bola tersebut terayun bergerak, karena bola itu memang tergantung
oleh seutas tali yang besar dan kuat.
„Nah kau lihat muridku, bola itu akan bergerak jika
didorong oleh suatu kekuatan, bisa engkau memukulnya, sehingga bola itu akan
terpental.
Namun bola itu akan menyambar lagi dengan kuat dan cepat,
dan yang berbahaya sekali adalah duri2 pada bola2 berduri itu......... setiap
kali bola itu menyambar, engkau harus mengelakkan diri dan melancarkan
serangan.
Kepalan tanganmu kebal karena memiliki sisik, maka engkau
tidak akan kuatir terluka oleh duri bola itu ........engkau bisa memukulnya.
Tetapi yang diutamakan adalah cara menghadapi
samberan-samberan bola2 tersebut, engkau harus mengelakkan sambil melancarkan
serangan.
Dengan latihan seperti ini, selain kepalan tanganmu akan
terlatih lebih kuat, juga akan melatih kegesitannya........!"
Mendengar penjelasan gurunya sampai disi tu, Toan Hongya
telah mengiyakan, ia bersiapsiap untuk melatih diri.
Tetapi saat itu Hek Wan minta Toan Hong ya memperhatikan
dulu penjelasannya.
Hek Wan telah memberitahukan cara mengerahkan tenaga
kepalannya, sehingga memiliki inti tenaga. yang kuat sekali, itulah sebabnya
ilmu pukulan tersebut diberi nama pukulan Pek Lui Ciang, atau Pukulan Geledek.
Jelas ilmu pukulan ini bukan merupakan ilmu pukulan
biasa, mengandung kekuatan yang bisa mematikan jika memang seorang lawan
terserang kepalan tangan Toan Hongya.
Disaat itu Toan Hongya telah mengangguk-angguk menyatakan
ia bisa menangkap dan mengerti keterangan yang diberikan oleh gurunya.
Sejurus demi sejurus Toan Hongya telah mulai melatih
diri.
Setiap bola berduri yang terkena pukulannya, bola itu
akan melayang dan menyambar lagi.
Toan Hongya selalu mengelakkan diri dengan gesit.
Tapi sambil berkelit, ia telah mengayunkan kepalannya
melancarkan serangan pada bola kedua, sehingga bola itu terpental lagi.
Begitu seterusnya, sehingga keenam bola itu telah terkena
pukulan tangan Toan Hongya secara bergantian.
Dengan keenam bola itu yang ber-ayun2 tidak hentinya,
Toan Hongya harus berkelit kesana kemari dengan gesit.
Memang Hek Wan telah sengaja menciptakan latihan seperti
ini.
Selama dua bulan Hek Wan mencurahkan seluruh perhatiannya
menciptakan bola-bola besi berduri tersebut, untuk di pergunakan melatih
ginkang muridnya, disamping itu juga untuk melatih Pukulan Tangan Geledek
muridnya.
Sehingga Toan Hongya telah menerima lagi semacam
kepandaian ilmu tangan kosong yang hebat sekali.
Dan Toan Hongya juga memang merasakan bahwa sejak berguru
pada Hek Wan, ia teiah memiliki kepandaian yang tinggi dan memperoleh kemajuan
yang pesat sekali.
Disamping ilmu pukulannya yang semakin mantap, Toan
Hongya juga memiliki sinkang yang semakin kuat saja.
Dalam usia belum dua puluh lima tahun, Toan Hongya telah
menjadi seorang pemuda yang memiliki kepandaian tinggi sekali, mungkin jarang
sekali ada pemuda sebayanya yang bisa manandingi kaisar yang memiliki
kepandaian silat demikian hebatnya itu.
Dua bulan Hek Wan telah melatih Toan Hongya ilmu pukulan
Pek Lui Ciang tersebut, dengan mempergunakan keenam bola berduri itu sehingga
Toan Hongya akhirnya berhasil menguasai ilmu pukulan tersebut dengan baik.
Suatu hari, Hek Wan menyatakan pada Toan Hongya, bahwa
seluruh ilmu yang dimilikinya telah diturunkan pada raja ini. Maka ia hanya
menganjurkan Toan Hongya sering2 berlatih diri, sebab pengalaman bertempurlah
yang masih kurang pada diri Toan Ceng.
Hek Wan juga menyatakan keinginannya untuk meninggalkan
istana guna berkelana lagi, karena merasa tugasnya telah selesai.
Toan Hongya jadi terkejut, ia membujuk gurunya agar
berdiam lagi beberapa saat diistananya.
Tetapi Hek Wan justru menyatakan ia sesungguhnya tidak
betah berdiam terus menerus disebuah tempat, bahkan ia senang sekali merantau
dari tempat yang satu ketempat yang lainnya.
Jika ia tinggal cukup lama diistana Toan Hongya, itu
memiliki alasan tersendiri.
Hek Wan melihat Toan Hongya memiliki bakat yang baik
disamping itu juga telah berhasil menghirup darah ular Kim Giok Coa yang sakti,
maka merasakan bahwa Toan Hongya memiliki rejeki yang begitu besar dan
membutuhkan petunjuknya, Hek Wan bersedia untuk berdiam diistana Toan Hongya
begitu lama.
Namun sekarang tugasnya telah selesai, maka ia bermaksud
akan pamitan.
Toan Hongya jadi berduka, ia menyatakan ingin ikut serta
gurunya merantau.
Hek Wan telah menolaknya, guru itu mengingatkan pada Toan
Hongya bahwa raja ini memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang berat pada
kerajaannya, dimana rakyatnya memburtuhkan sekali pimpinannya itu.
„Engkau boleh melatih terus ilmu silat yang telah engkau
miliki, tetapi engkau tidak boleh melupakan kewajibanmu untuk mengatur
negaramu...... maka dari itu, engkau tidak bisa ikut denganku keluar dari
kerajaanmu ............"
Toan Hongya menghela napas dalam2, dan kemudian dia
berkata dengan suara berduka : ,,Baiklah suhu... terima kasih atas pesan2 yang
telah diberikan oleh suhu........ disamping itu, memang tecu juga kelak
bermaksud akan mengundurkan diri sebagai raja, dan jika memang telah ada akhli
waris yang tepat, tecu akan menyerahkan pimpinan padanya, sedangkan tecu
bermaksud akan berkelana dalam rimba persilatan, terutama sekali yang menarik
hati tecu adalah daratan tionggoan, dimana tecu sering mendengar bahwa
didaratan tionggoan itu terdapat banyak sekali jago2 yang memiliki kepandaian
silat sangat tinggi. . . !"
Gurunya telah mengangguk membenarkan. Dan Hek Wan segera
menceritakan perihal keadaan didalam rimba persilatan daratan Tiong goan, juga
banyak sekali yang diceritakan guru itu mengenai siapa2 saja yang menjadi tokoh
rimba persilatan didaratan Tionggoan.
„Jika kelak engkau telah berhasil melatih diri dengan
sempurna, barulah engkau pergi berkelana dalam daratan Tionggoan. Jika tidak,
lebih baik jangan, karena didaratan Tionggoan terlalu banyak sekali akhli-akhli
silat yang merupakan tokoh2 sakti yang memiliki kepandaian sangat
tinggi........... !"
Toan Ceng mengiyakan.
Begitulah, Hek Wan dua hari lagi tinggal diistana Toan
Hongya.
Setelah itu, dipagi hari yang sejuk, guru itu telah
pamitan, ia ingin kembali kedaratan Tionggoan.
Sejak kepergian Hek Wan, Toan Hongya diIiputi rasa
kesepian.
Untuk melenyapkan kesepiannya itu, Toan Hongya terus
melatih diri dengan giat.
Setiap malam hari dipergunakan untuk melatih ilmu2 yang
telah diperolehnya, maka cepat sekali ia memperoleh kemajuan.
Tanpa disadarinya bahwa kepandaian yang dimilikinya itu
sudah merupakan kepandaian yang bukan sembarangan lagi, dan mungkin jarang ada
tokoh persilatan yang bisa menandingi kepandaiannya tersebut!
Toan Hongya juga bertekad, jika kelak ia telah berhasil
mencari penggantinya untuk menjadi kaisar di Tailie, dan manyerahkan
kekuasaannya pada penggantinya itu, ia ingin merantau kedaratan Tionggoan
.......................
---oo0oo---