Legenda Bunga Persik Jilid 02

 
Bukannya dia tidak berani memenggal kepala orang, tapi setelah memenggal lalu bagaimana? Apakah kepalanya juga akan dipenggal orang? Apakah akan mengalami hal-hal yang lebih mengerikan dari pemenggalan kepala?

Chu Liuxiang tidak mengatakan kata-kata demikian, ia .dari.

dulu tidak dapat mengatakan kata-kata demikian, kata-kata ini memang tidak dapat dikatakan oleh orang semacam Chu Liuxiang.

Tetapi ia senantiasa dapat membikin orang berimajinasi sendiri. Pisau pendek yang berkilauan itu masih ditodongkan ke leher Hu Tiehua, namun tangan yang memegang pisau mulai gemetar!

"Kalau kau tidak mau terburu-buru memenggal kepalanya, aku pun tidak terburu- buru". Chu Liuxiang berkata dengan santai:

"Duduk-duduk di sini juga amat nyaman, aku juga amat sabar".

Ia menghela napas panjang: "Sayangnya adalah: arak-arak di sini semuanya mutlak tak dapat diminum, sebab setelah minum pasti akan sama seperti tuan Hu ini, menjadi lemas tak bertenaga!"

Tangan yang memegang pisau bergemetar kian hebat.

Keadaan ini akan berlanjut sampai kapan? Dan bagaimana kesudahannya? Tiba-tiba ia merasa bahwa hal ini betul-betul tidak menyenangkan!

Chu Liuxiang se-olah-olah bisa mengetahui apa yang dipikirkannya, tiba-tiba memberi usul: "Jikalau kau sudah tidak mau beginian terus, kita masih punya cara untuk mengakhirinya".

"Cara apa?" dia segera bertanya

"Kau biarkan aku membawa pergi tuan Hu ini, setelah kami pergi, kalian juga boleh pergi, aku tak akan menyentuh kalian, kalian seharusnya tahu bahwa selama ini aku paling menyayangi wanita cantik".

Dengan tidak berpikir panjang, tangan yang pegang pisau itu segera menjauhi tenggorokannya Hu Tiehua.

"Baik, aku percaya kamu". Dia berkata: "Aku tahu bahwa Chu Liuxiang selalu pegang janjinya".

Si gadis yang kedua pergelangan tangannya patah itu sejak tadi menahan sakit sambil berlinang-linang air mata,

mendadak bertanya dengan suara keras: "Kami tidak melakukan kekeliruan apapun, tuan Hu ini juga amat penurut, dia mengerjakan semua yang kami suruh, lalu mengapa kau bisa tahu ada obat bius di dalam arak? Dan mengetahui rahasia kami?"

Sambil senyum Chu Liuxiang menuangkan secawan arak untuk gadis itu dan berkata: "Kau habiskan dulu arak ini, lalu aku beritahu".

000

Arak-arak itu tidak boleh diminum.

Oleh karena itu mereka selama-lamanya tidak bisa tahu kenapa Chu Liuxiang dapat mengetahui rahasia mereka.

000

Gunung yang tinggi . Air yang mengalir.

Ada sebuah mata air yang mengalir turun dari gunung tinggi itu, menjadi sebuah kali kecil yang airnya jernih sekali. Di badan Hu Tiehua masih memakai pakaian ala playboy yang amat rapi.

Dengan berpakaian serapi ini, ia merendamkan dirinya ke dalam kali kecil yang jernih itu!

Karena Chu Liuxiang ngotot berangapan bahwa hanya dengan cara ini baru bisa membantunya lebih cepat pulih dari daya obat bius, dia mau tidak setuju pun tidak bisa.

Dia hanya bisa memandangi Chu Liuxiang laksana seekor ayam jantan, memandang lama sekali, lalu tiba-tiba menghela napas panjang: "Kau hebat! Kau sungguh luar biasa! Tidak saja tampan dan anggun, bahkan juga luar biasa cerdik!

Jenius agung seperti kau ini, dicarikan ke seluruh dunia pun tak akan menemukan orang kedua!" Suaranya tambah lama tambah besar: "Seandainya kau menganggap dirimu hanyalah

orang agung kedua dari seluruh dunia, pasti tidak ada orang yang berani mengaku dirinya orang kesatu!"

Chu Liuxiang berbaring di sebuah batu besar di pinggir kali, dengan wajah yang amat gembira dan nyaman.

"Aku suka mendengar kata-kata semacam ini. Katakanlah Seberapa kalimat lagi". "Tentu aku akan meneruskannya, namun sayangnya yang aku katakan bukan kau". "Bukan aku? Lalu siapa?"

"Ya aku sendiri", Hu Tiehua berkata: "Yang kukatakan ialah aku sendiri. Karena aku betul-betul terlalu cerdik dan terlalu agung, sampai-sampai aku tidak bisa tidak mengagumi aku sendiri".

Ketika berbaring jarang ada orang yang bisa membuat dia berdiri, namun sekarang ia segera loncat dan berdiri, dan memandangi Hu Tiehua seperti memandangi hantu!

"Betulkah sedang mengatakan kau mengagumi kau sendiri? Apa aku tidak salah dengar?"

"Tidak, kau tidak salah dengar, telingamu kan tidak sejelek hidungmu, bagaimana bisa salah dengar?"

"Di dalam situasi yang genting aku telah menyelamatkanmu, sampai orang lain pun terkagum-kagum kepadaku. Kau tidak berterima kasih, juga tidak mengagumiku, malahan membual sehebat-hebatnya untuk dirimu, "Chu Liuxiang menggeleng kepalanya dan menghela napas panjang: "Dalam hal ini bahkan aku pun mesti kagum kepadamu!"

"Tentu saja kau mesti kagum kepadaku, "Hu Tiehua berkata dengan serius: "Kalau tidak ada aku, bagaimana kau dapat menyelamatkan ku?"

Chu Liuxiang jadi bengong.

Dia memang tahu selama ini Hu Tiehua bermuka "tebal", tapi tidak menyangka sudah begini "tebal!" Tetapi Hu Tiehua memiliki alasannya sendiri. "Kita adalah teman lama yang sudah lama sekali, coba tanya: Kau lihat aku mandi ada beberapa kali?"

"Sepertinya jarang sekali," Chu Liuxiang mencari-cari dalam ingatannya: "Sepertinya cuma 1-2 kali".

"Menyuruh aku mandi apakah adalah hal yang sulit sekali?"

"Tidak terlalu sulit, cuma lebih sulit sedikit daripada menyuruh anjing tidak makan kotoran".

"Lalu kalau menyuruh aku tidak minum arak?"

"Kalau ini sungguh-sungguh sulit", Chu Liuxiang menghela napas panjang: "Ini jauh lebih sulit daripada menyuruhmu tidak menyentuh wanita".

"Didalam `kandang anjing' itu, ada arak bagus yang begitu banyak, ada gadis cantik yang begitu banyak, namun ketika kau menemukanku, aku malahan luar biasa sadar, dan mandi sampai bersihnya melebihi kamu baru saja dilahirkan, sekalipun itu babi, juga seharusnya dapat melihat ketidak-beresannya". Hu Tiehua membuka mulutnya yang besar dan tersenyum kepada Chu Liuxiang: "Apalagi kau paling sedikit ya lebih pintar dari babi".

Chu Liuxiang tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Tiba-tiba ia merasa bahwa kata-kata Hu Tiehua memang beralasan, dan sangat beralasan.

Satu-satunya pertanyaannya adalah: "Jenius agung semacam kau ini, kenapa bisa ditaklukan oleh 4 orang gadis kecil?"

Jawabannya lebih "nyentrik" dari pertanyaan!

"Justru karena mereka adalah 4 orang gadis kecil, maka aku bisa ditaklukan oleh mereka! Jikalau 4 orang tua yang mau menaklukanku, pasti tidak bisa".

 "Cukup beralasan".

"Bertemu dengan 4 orang gadis secantik mereka, sekalipun aku jelas-jelas tahu bahwa arak mereka ada obat biusnya, aku pun tetap akan meminumnya. "Hu Tiehua tersenyum pahit:

"Cuma sayangnya adalah: Begitu minum langsung merasa seluruh tenagaku lenyap!" "Pada situasi itu, kenapa kau masih mampu kembali ke

"kandang anjing"?"

"Tentu saja adalah aku yang menyuruh mereka mengantarku ke sana". "Mengapa mereka mau mengantarmu ke sana?"

"Karena kau". Hi Tichua mengatakan dengan lebih jelas:

"Aku tahu bahwa mereka juga sedang mencarimu, tapi tak bisa menemukanmu. Maka sekalian saja aku ajarkan cara ini kepada mereka".

"Cara apa?" "Cara "menipu anjing masuk ke kandang"."

Chu Liuxiang tersenyum pahit: "Sekarang aku baru tahu kau betul-betul kawan yang baik! Kepandaianmu melibatkan orang lain dalam kesulitan, juga no. 1 di dunia!"

"Aku tidak melibatkanmu lalu mau melibatkan siapa? Kamu tidak menolongku lalu siapa yang menolongku?" Hu Tiehua mendelikkan mata besarnya, dengan sikap sok benar:

"Apalagi aku berbuat demikian untuk membuatmu gembira". "Untuk membuatku gembira?" Chu Liuxiang tidak paham:

"Ada apa yang aku gembirakan?"

"Bisa menyelamatkan seorang kawan baik macam aku ini dari tangannya orang lain, masa hatimu tidak gembira?" Hu Tiehua berkata dengan nada tegas: "Jika aku tidak berbuat demikian, bagaimana kau bisa mencari sampai ke "kandang anjing"?

“Bagaimana kau bisa menyelamatkanku?"

Chu Liuxiang mengelus-elus hidung dan berpikir lama sekali, akhirnya terpaksa mengaku: "Cukup beralasan".

Mengapa setiap kalimatmu itu sepertinya cukup beralasan?"

Tiba-tiba ia bertanya kepada Hu Tiehua: Apakah kau pernah berpikir, bahwa mungkin saja mereka tidak punya niat jahat padamu, hanyalah ingin membawamu pulang dan dijadikan menantu".

Dia sendiri yang gantikan Hu Tiehua untuk menjawab: "Kau pasti pernah memikirkannya, karena kepandaian berkhayal indahmu jarang ada orang yang bisa menandinginya"

"Aku tidak perlu berkhayal indah". Kata Hu Tiehua: "Orang semacamku ini, yang tampan, cerdik, pemberani dan matang, memang adalah pria idaman bagi gadis-gadis muda sebangsa mereka, asal aku mau mengeluarkan sedikit tipuan, mereka kalau tidak tergila-gila padaku itu baru aneh!"

"Mengapa kau tidak membuat mereka tergila-gila padamu? Mengapa perlu aku untuk menolongmu?"

"Sebab aku sekarang tak ada waktu yang senggang untuk bermain-main dengan mereka". Tiba-tiba ekspresi wajah Hu Tiehua menjadi serius dan misterius: "Sekarang sedang ada satu hal besar yang tunggu aku untuk menyelesaikannya, dan harus aku yang inenyelesaikannya, jika tidak dunia akan jadi kacau, ada orang yang tak terbilang banyaknya yang akan mati!"

Gaya bicaranya seolah-olah itu sungguh-sungguh terjadi, Chu Liuxiang memandang dia lama sekali, tapi tidak menemukan tandatanda dia bercanda!

"Yang mau kau selesaikan itu hal besar apa sih?"

Hu Tiehua merendahkan suaranya, dan berkata kata demi kata: "Aku mau membantu seorang teman dengan mengantar anak gadisnya untuk dinikahkan dengan seseorang".

Chu Liuxiang hampir mati karena marah: "Hal ini juga bisa tergolong hal yang besar?" "Tentu saja adalah hal yang besar. Jikalau kau tahu siapa temanku itu, kau akan mengerti betapa pentingnya hal ini".

"Siapakah temanmu itu"?

"Sekarang aku masih tidak bisa memberitahumu siapa dia".

Hu Tiehua berkata dengan serius: "Aku hanya bisa memberitahu, bahwa di dalam dunia persilatan, mungkin dia tidak setenar engkau, tapi kedudukannya jauh lebih tinggi darimu. Anak gadisnya tidak saja terkenal karena kecantikannya, juga adalah putri raja, putri raja kehormatan yang disahkan oleh kaisar!"

"Kamu mau mengantarkan putri raja ini untuk dinikahkan dengan siapa?" "Kalau orang ini, ketenarannya tidak kalah denganmu".

Jawab Hu Tiehua: "Aku kira kau pasti pernah dengar, yaitu Shi Tianwang, panglima besar Tianzheng yang beberapa tahun ini menggemparkan dunia persilatan dalam dan luar negeri!"

Air muka Chu Liuxiang mendadak jadi berubah.

"Sepertinya ada banyak orang dari dunia persilatan yang tidak setuju atas pernikahan ini, maka putri raja itu perlu aku antar dan lindungi, bahkan Pemimpin Hua dari rumahnya yang mengundang aku". Hu Tiehua berkata: "Oleh karena itu kecuali Shi Tianwang mati dengan tiba-tiba, siapapun tidak dapat menghalangi pernikahan ini"

Mata Chu Liuxiang tiba-tiba bersinar, dan berkata dengan suara nyaring: "Aku sekarang mengerti mengapa bibi itu mencari orang-orang itu untuk melakukan sesuatu!"

"Bibi itu siapa?" Hu Tiehua bertanya: "Orang-orang itu siapa?"

"Bibi itu adalah si nyonya pemilik kedai mie. Orang-orang itu adalah yang pada malam itu secara khusus pergi ke kedai mie untuk makan mie".

Hu Tiehua adalah orang yang nyentrik, sering mengucapkan kata-kata nyentrik yang kadang-kadang Chu

Liuxiang pun tidak dapat memahaminya.Namun kali ini keadaannya berubah. Kali ini Hu Tiehua yang tidak dapat memahami kata-kata Chu Liuxiang.

Tadi kau mengatakan apa?" Dia sengaja bertanya: "Apakah kau punya seorang bibi yang membuka kedai mie, dan larisnya minta ampun, sampai tengah malam pun ada orang yang secara khusus pergi ke sana untuk makan mie!"

Hu Tiehua menahan tawanya dan berkata dengan serius:

"Hebat benar bibimu ini! Aku sungguh tak menyangka kau masih punya seorang bibi yang hebat, yang amat pandai menjual mie daging sapi".

"Meskipun yang dijual bukan mie daging sapi, tapi kepandaiannya betul-betul tidak kecil". Chu Liuxiang menghela napas panjang: "Jika dia benar-benar adalah bibiku, aku akan merasa tersanjung, namun sayang bukan". "Kalau begitu dia adalah bibinya siapa?"

"Tentu saja dia bukan bibimu", Chu Liuxiang juga berkata dengan serius: "Dia adalah "ibu' mu!"

"Astaga!" Hu Tiehua segera berteriak: "Apakah yang kau katakan itu adalah Bibi Hua yang suka mencabut nyawa orang?"

"Masa sekarang ìbu'mu lebih dari satu? Seingatku ìbu'mu cuma dia seorang".

"Astaga!" Hu Tiehua terus berteriak: "Bukankah dia telah menemukan seorang pria sial yang mau menikahinya?

Kenapa dia tidak melewati hari dengan bahagia, kok malahan muncul lagi?"

Chu Liuxiang memandangnya sambil tertawa "Mungkin setelah dia berpikir sekian lama lalu merasa kau masih lebih baik dari pria sial itu, makanya muncul lagi untuk mencarimu".

Modelnya seperti seorang yang "bergembira di atas penderitaan orang lain", dan modelnya Hu Tiehua seperti ada orang yang menjejalkan tahi anjing ke mulutnya dan tidak mampu dimuntahkannya!

"Tolong! Mohon kau jangan membuat dia menemukanku!

Aku masih mau mempertahankan nyawaku ini untuk minum arak beberapa tahun lagi denganmu".

Chu Liuxiang melihat wajahnya yang muram, tiba-tiba menghela napas panjang: "Apa kau sungguh mengira kau adalah si tampan yang disukai setiap wanita? Apakah semua wanita tergila-gila kepadamu, kalau tidak ada kau semuanya akan mati satu per satu? Sayangnya kali ini walaupun dia muncul lagi untuk mencari orang, tapi yang dicari bukan kau!"

"Bukan aku?" Hu Tiehua hampir-hampir tidak percaya:

"Bukan aku yang dicari? Lalu siapa?"

"Aku pun tidak tahu berapa orang yang dia cari? Aku hanya tahu dia telah menemukan 3 orang".

Hu Tiehua berteriak lagi, suaranya lebih keras dari yang tadi: "Sekali cari lalu dapat 3 orang, perempuan ini betul-betul keterlaluan! Tapi siapakah ketiga orang itu?"

"Aku hanya mengenal 2 orang, yang satu ialah Huang si Penyakitan yang buka harga

30.000 tahil, yang satu ialah si Galah Bambu Hitam yang buka harga 100.000 tahil".

Tiba-tiba Hu Tiehua menjadi marah: "Sepeser pun aku tidak pernah minta darinya, lalu dengan dalil apa mereka minta begitu banyak darinya?"

Tentu saja dia tidak betul-betul marah, sekalipun hatinya sedikit merasa iri bahkan kecewa.

Sebab dia bukanlah seorang bodoh yang bisanya cuma berkhayal indah, dia tahu jelas pekerjaan mereka, dan untuk apa Bibi Hua mencari mereka.

Tujuannya hanya satu: menginginkan mereka membunuh orang, membunuh seorang yang tidak mudah dibunuh!

Didalam kalangan profesi yang kejam dan amat kuno ini, Huang si Penyakitan dan Galah Bambu Hitam semuanya adalah pembunuh bayaran kelas 1, makanya mereka minta harga yang amat tinggi.

Apalagi Galah Bambu Hitam, dia menduduki tempat ketiga dari 10 orang pembunuh bayaran yang buka harga paling tingi selama bertahun-tahun.

Karena dia bisa diandalkan.

Orangnya bisa dipercaya, mulutnya juga bisa dipercaya, yaitu tak akan membocorkan rahasia sang pembeli, sekalipun lengannya akan dipotong satu, satu kata pun tak akan dibocorkannya!

Yang paling bisa dipercaya, tentu saja adalah pedang yang tersembunyi di dalam galah bambu itu, pedang ini hampir tak pernah gagal dalam membunuh orang!

"Tapi aku tahu bahwa selama ini Bibi Hua tidak punya uang, dia menghabiskan uang lebih cepat dari aku". Akhirnya Hu Tiehua mulai mengatakan yang serius: "Walaupun dia ingin membunuh seseorang, tak akan mampu keluarkan uang yang begitu banyak untuk mencari Huang si Penyakitan dan Galah Bambu Hitam".

"Yang keluar uang mungkin bukan dia, mungkin dia bekerja untuk orang lain". Chu Liuxiang berkata: "Untuk mengerjakan hal semacam ini, ada siapa lagi yang lebih cocok dari dia?"

"Masih ada seorang". "Siapa?"

"Kau".

Hu Tiehua mulai tertawa lagi, sebab dia cepat sekali bisa melupakan hal-hal yang membuat dia marah-jengkel-sedih dan kecewa.

"Kadang-kadang aku juga sangat menyukainya". Dia tanya Chu Liuxiang: "Tahu kenapa aku bisa menyukainya?"

 "Tidak tahu".

"Sebab didalam banyak hal dia mirip denganmu". Hu Tiehua tertawa dengan gembira: "Dia kadang pintar kadang blo'on; kadang-kadang pandai menipu orang, tapi

kadang-kadang juga bisa ditipu orang; orang yang dia kenal lebih banyak dari siapapun; sangat suka mencampuri urusan orang lain; kadangkala aku hampir saja menganggap kau adalah dia, dan dia adalah kau".

Tangan Chu Liuxiang hampir saja memukul hidung Hu Tiehua, tapi tidak jadi.

Karena hidungnya tidak jadi dipukul patah, maka mulutnya tidak berhenti berceloteh: "Namun perangainya sama denganmu, sekeras dan sebau batu yang ada didalam kakus, kenapa dia mau bekerja untuk orang lain?"

"Sebab dia tidak mau membiarkan seorang bajingan mengantar dan menikahkan seorang putri raja dengan seekor orang utan!" Hu Tiehua tidak bisa tertawa lagi, setelah lama memandang Chu Liuxiang, lalu berkata dengan nada hati-hati:

"Aku tidak peduli apa pendapat orang, aku hanya tanya kau: Apakah kau setuju pernikahan ini?"

Chu Liuxiang juga berkata dengan nada hati-hati: "Aku hanya bisa beritahumu: Selama ini aku tidak menyetujui pembunuhan, namun jika kali ini mereka berhasil membunuh orang utan itu, mungkin aku benar-benar akan mencium kaki mereka".

Lama sekali Hu Tiehua memandang dia, lalu dengan tibatiba meloncat keluar dari air!

"Mari kita pergi".

"Pergi?" Tanya Chu Liuxiang: "Pergi kemana?"

"Pergi mencari orang tua dari putri raja itu, yaitu temanku". "Mengapa aku mesti ikut?"

"Sebab kau mesti melindungiku, mengantarku pergi ke sana dengan hidup, tidak membiarkanku mati di tengah jalan".

Hu Tiehua berkata: "Sebab aku ingin dia sendiri yang berbincang-bincang denganmu, setelah berbincang-bincang, barangkali pendapatmu akan berubah".

"Jika aku tidak ingin berbincang-bincang dengan dia?"

Hu Tiehua mendelikkan mata dan berkata dengan suara keras: "Aku tanya kau: Ketika kau mau pergi ke gurun pasir yang menakutkan itu, siapa yang menemanimu? Ketika kau setiap kali dikeroyok musuh, siapa yang berdiri di sisimu?

Ketika kau setiap kali tidak bisa tidur pada tengah malam, siapa yang menemanimu arak sampai fajar menyingsing?"

Chu Liuxiang menghela napas panjang: "Baiklah, pergi ya pergi, tapi aku punya syarat".

"Syarat apa?",

"Aku pasti akan mengantarmu, tapi di jalan kita mesti berjalan secara berpisah, dan dalam situasi apapun kau tidak boleh membocorkan identitasku". Chu Liuxiang berkata dengan wajah merengut: "Jika kau tidak setuju, aku tidak pergi. Jika kau setuju tapi tidak ditaati, maka aku akan hilang mendadak".

0000

04 Perona Pipi, Bedan dan Minyak Wangi Kota kecil, jalan panjang. Matahari musim semi seperti wajahnya gadis kecil, akhirnya dengan malu-malu keluar dari lapisan awan, dan dengan hangat menyinari jalan panjang yang amat ramai ini.

Tua muda, pria wanita, semuanya menanggalkan pakaian musim dingin mereka, menggantinya dengan pakaian musim semi yang warna-warni, lalu berjalan santai sambil berjemur sinar matahari, dan mempertontonkan pakaian baru mereka pada orang lain.

Anak-anak kecil bermain dengan riang-riang di jalan, di atas langit yang biru penuh dengan layang-layang warna-warni dengan berbagai bentuk.

Musim dingin yang panjang akhirnya berlalu, semua orang sudah siap untuk menikmati kesukacitaan musim semi.

Hu Tiehua jadi sangat gembira, menunjuk sebuah kedai teh di pinggir jalan yang merangkap menjual berbagai makanan kecil, dan berkata: "Mari kita duduk-duduk di sana".

"Baik", Chu Liuxiang segera setuju: "Kau ke sana dulu". "Kau bagaimana?"

"Aku mau pergi dulu ke salon yang di depan itu". 000

Di depan kedai teh memang ada sebuah salon kecil, di depan pintunya tergantung sebuah papan kayu putih yang tertulis: "Salon lama milik Nyonya Cui. Khusus menjual: perona pipi, bedak dan minyak wangi kelas satu. Terima tamu wanita untuk membersihkan muka, keramas dan lain-lain.

Semuanya dengan harga rata-rata 20 sen".

Hu Tiehua agak terkejut ketika melihat Chu Liuxiang betulbetul masuk ke dalam salon itu.

"Kali ini si bocah tua ini bermain apa lagi ya?"

Yang lebih aneh adalah: tidak saja Chu Liuxiang masuk ke salon itu, bahkan masuk ke pintu belakang yang bergorden kain kapas, begitu masuk tidak keluar lagi.

Hu Tiehua telah makan habis banyak sekali bakpao dan kue, juga telah minum habis

2 teko teh manis, masih juga tidak melihat Chu Liuxiang keluar.

Kemudian dari dalam keluar seorang tua berjenggot putih dan berwajah sabar, berjalan dengan tongkat panjang, sampai

di depan Hu Tiehua, dan duduk di kursi yang ada di pinggirnya dengan tidak sungkan-sungkan, lalu memesan 1 mangkok besar ham, 20 roti bakar dan 2 piring kepiting, dan makan dengan lahapnya!

Hu Tiehua memandang sampai terkesima.

Untung dia bukan seorang yang benar tolol, jadi masih bisa tahu bahwa orang tua itu adalah Chu Liuxiang.

"Kau si haram jadah! Mengapa kamu membuat dirimu jadi begini jelek?"

Chu Liuxiang sama sekali tidak menggubrisnya, setelah makan lalu berdiri, mengelap mulutnya lalu pergi.

Hu Tiehua cepat-cepat berdiri dan ingin pergi bersama dia, namun ada seorang pegawai kedai yang membawa sebuah teko teh besar berdiri di hadapannya, memandangnya dengan mata yang dipicingkan, sambil berkata dengan senyum sinis:

"Tuan besar, setiap tamu yang makan di tempat kami ini, bayar dulu baru pergi, tuan besar, betul atau tidak?"

Tentu saja betul, setelah makan ya memang harus bayar!

"Harus dengan uang, tapi yang tidak beruntung adalah tuan besar Hu ini tidak punya kebiasaan membawa uang!"

Tidak bayar lalu pergi tentu saja bisa, meskipun ada 10

pegawai kedai semacam ini yang menghadangnya juga tak mampu menghentikannya. Cuma sayangnya tuan besar kita ini tidak punya muka yang demikian tebal!

Oleh karena itu ia terpaksa duduk lagi, asal tidak pergi, tak usah buruan bayar, sebab di kedai teh semacam ini, tamu mau duduk berapa lama pun boleh, mau duduk dari pagi sampai malam pun boleh.

Pegawai teh itu memang tidak bisa berbuat apa-apa, tapi ia pergi kemanapun, mata yang dipicingkan itu terus meliriknya.

Pas Hu Tiehua sedang risau, tiba-tiba ia melihat keadatangan seorang yang pasti bisa bantu dia membayar.

000

Dia adalah seorang gadis langsing yang rupawan, berpakaian sederhana, wajahnya yang cantik itu tidak berbedak, di dalam sepasang matanya yang amat bening itu seolah-olah menyimpan rasa duka yang dalam, yang membuat iba hati setiap pria yang memandangnya!

Semua mata dari orang-orang yang ada di kedai teh itu tidak dapat dialihkan dari dirinya, dan setiap orang mulai merasa jantung mereka berdetak lebih cepat!

Tapi siapa sangka bunga yang demikian indah ini jatuh ke tumpukan tahi sapi!

Yang dia cari bukan orang lain, tapi justru adalah si "muka tebal" yang mau lari setelah makan tidak mau bayar itu!

Tentu saja Hu Tiehua mengerti apa yang sedang ada di pikir orang-orang itu, sebab dulu dia masuk jebakan dengan cara ini. Sampai ketika dia menodongkan pisau di tenggorokannya, baru dia tahu gadis cantik yang kelihatannya lemah dan pendiam itu sebenarnya lebih kejam dari siapapun!

Si gadis sudah duduk disisinya, memandang lekat padanya, sinar matanya sedih dan memohon, sambil berkata dengan suara yang tak terdengar orang lain: "Aku bayarkan bonmu, kau ikut aku pergi".

Perkataannya dan ekspresi wajahnya sama sekali berbeda, mau tidak mau Hu Tiehua jadi tertawa.

"Sekalipun aku tidak ikut kau pergi, kau pun akan membayarkan bonku". Suaranya juga sangat lirih, kakinya sudah menginjak kaki si gadis dibawah meja: "Sepertinya pada kali ini giliranmu yang mesti menuruti perkataanku".

Si gadis memandang dia lama sekali, tiba-tiba air matanya bercucuran seperti mutiara-mutiara yang jatuh! "Mohon kak, pulanglah denganku, ibu mertua dan anak kita semuanya sakit keras, apakah kakak tidak mau pulang untuk menjenguk mereka? Apakah kakak tidak tahu bahwa betapa susahnya aku mencari kakak?"

Kali ini suaranya tetap lirih, tapi sudah cukup jelas terdengar oleh orang-orang yang berdekatan dengan mereka!

Kata-kata belum selesai diucapkan, sudah ada puluhan pasang mata melihat ke arah Hu Tiehua, tapi pasang mata semuanya memperlihatkan perasaan benci, marah dan memandang rendah!

Hu Tiehua tiba-tiba merasa bahwa dirinya telah berubah menjadi seekor tikus yang gemuk, besar, kotor dan busuk!

Kalau tidak buruan pergi, mungkin akan dikeroyok dan dipukuli sampai babak belur!

Sebuah uang perak yang jumlahnya cukup untuk bayar bon makannya, telah dijejalkan kedalam tangannya dari bawah meja.

Di jalan yang panjang itu, sebuah kereta datang dan berhenti di depan pintu kedai ini.

Hu Tiehua terpaksa pergi dengan dia.

Tiga gadis yang lain sudah menunggu di dalam bilik kereta, Hu Tiehua menetapkan hati untuk nekat saja, lalu dengan berani duduk di tengah-tengah mereka, tangannya memeluk pinggang dari gadis yang pertama itu.

"Tak disangka kau adalah istriku!" Dia berkata sambil cengengesan: "Istriku yang tercinta, mau membawaku kemana?"

Empat gadis itu seluruhnya merengutkan muka, dan memandang dia dengan dingin. Hu Tiehua tidak ambil peduli.

Sebab tenaganya sudah pulih, dia seorang diri sudah cukup untuk melawan 4 orang gadis ini!

Apalagi Chu Liuxiang tak akan jauh darinya, seandainya sekarang dia duduk di atas gerbong ini, Hu Tiehua takkan merasa aneh, sebab dia selalu menaruh kepercayaan pada Chu Liuxiang.

"Sebenarnya kau mau membawaku kemana pun juga boleh". Hu Tiehua berbicara seperti terjadi sungguhan:

"Dikarenakan kau sudah jadi istriku, pasti tidak akan membunuh suami tercintàkan?"

000

Kota kecil itu dekat dengan sebuah sungai.

Ketika kereta berhenti, sudah sampai di pantai sungai.

Di tempat ini rumput liar bertumbuh, dan suasananya sepi tidak ada orang.

Sungai tertutup kabut tipis, dari kejauhan terlihat beberapa layar kapal, dan sayup-sayup terdengar nyanyian gadis desa.Jiangnan di bulan Maret, suasana musim semi sudah "kental" sekali.

Hu Tiehua menekuk-nekuk pinggang di tengah hembusan angin musim semi, berguman pada diri sendiri: "Tidak tahu dari mana bisa dapat sedikit arak untuk diminum, walaupun di dalam arak ada obat bius pun tetap akan kuminum".

Empat gadis itu melototkan mata dengan marah.

"Waktu itu kami menangkapmu dengan memakai obat bius, kau pasti tak mau mengaku kalah".

"Dìkandang anjing' itu, Chu Liuxiang yang licik dan licin itu memang memperoleh sedikit keunggulan dari kami, karena kami lengah, lalu kau pasti menganggap kami adalah orang yang mudah ditindas!"

"Maka pada kali ini kami mau melawanmu dengan ilmu silat yang sebenarnya, supaya kau kalah pun tetap merasa kagum kepada kami!"

"Kami cuma mau tanya: Kali ini jika kau kalah ditangan kami, kau akan bagaimana?"

Empat gadis itu semuanya fasih lidah, namun membikin marah Hu Tiehua yang dengar.

"Jika kalian mau melawanku dengan ilmu silat yang sebenarnya, terpaksa aku melayani. "Dia berkata sambil tertawa: "Jika aku kalah, terserah kalian mau berbuat bagaimana," tak akan ingkar janji!"

Siapapun mesti mengakui bahwa Hu Tiehua adalah jago kelas wahid di dunia persilatan, "72 Jurus Kupu-kupu Melintasi Bunga" yang diciptakannya, lebih-lebih adalah jurus-jurus sakti yang langka!

Tentu saja dia tak akan kalah di tangan keempat nona ini, maka dia tertawa dengan gembira sekali.

Seolah-olah keempat nona ini merasa dia kurang cukup gembira, ternyata lalu membuat 1 hal yang lebih menggembirakan!

Tiba-tiba mereka melepaskan sebagian besar baju mereka, memunculkan kaki mereka yang panjang, gempal dan amat kenyal, serta pinggang mereka yang langsing, lincah dan pandai bergoyang!

Walaupun wajah mereka tidak berbedak, namun tubuh mereka dilumuri minyak yang bisa memelihara kelembutan kulit. Dilihat di tengah cahaya matahari, kulit mereka sama mulus dan halusnya seperti kain sutera yang mahal!

Sekarang senjata mereka sudah dikeluarkan, yaitu sebilah golok, sebilah pedang, sepasang poan-koan-pit (sejenis senjata mirip alat tulis tiongkok kuno) dan sepasang Eme'i fenshuici (sejenis senjata yang mirip lembing pendek).

Meskipun semua senjata mereka dibuat dari baja tempaan, tapi lebih pendek separuh dari senjata yang umum dipakai orang, sehingga kelihatannya mirip dengan mainan anak-anak. Hu Tiehua merasa ini asyik sekali, bahkan diam-diam berharap Chu Liuxiang datangnya jangan terlalu cepat!

Si gadis yang bermata besar itu sepertinya tahu apa yang sedang dipikirkannya, lalu berkata dengan tersenyum dingin:

"Kalau kau merasa ini hal yang mengasyikan, aku jamin bahwa segera kau tidak merasa asyik lagi!"

Yang dikatakannya memang benar, cepat sekali Hu Tiehua sudah tidak merasa asyik lagi, bahkan betul-betul membahayakannya!

Senjata mereka memang pendek dan kecil, namun jurus-jurus mereka semuanya cepat, tepat, ganas dan dahsyat!

Pinggang dan kaki mereka bergerak dengan amat lincah, ketika bergerak, persis seperti ikan di dalam air.

Ikan tidak berpakaian.

Yang dipakai keempat gadis ini cuma sedikit lebih banyak dari ikan! Banyak bagian tubuh yang tidak seharusnya dilihat orang sudah terlihat oleh orang, lebih-lebih ketika mereka bergoyang, melompat dan menendang!

Keadaan ini sering membuat jantung orang laki-laki berdetak kencang, napas memburu, dan tidak bisa tenang lagi! Kalau orang laki-laki ini menonton dengan duduk enak di samping, tentu akan merasa nikmat sekali!

Tetapi bagi seorang laki-laki yang mungkin saja lehernya dipenggal golok atau jantungnya ditikam pedang, maka ini adalah keadaan yang sangat menakutkan!

Apalagi orang laki-laki semacam Hu Tiehua ini.

Dia juga tahu bahwa keadaan ini dapat menimbulkan pengaruh yang amat buruk baginya, tapi sayangnya walaupun dia tidak ingin melihat pun tidak bisa!

Dia harus melihat mereka, setiap gerakan mereka harus dilihat dengan amat cermat, jika tidak maka mungkin tenggorokannya segera bertambah satu lubang!

Sebab di tangan mereka bukanlah mainan, tapi senjata yang mematikan!

Yang paling celaka adalah: daya lihat Hu Tiehua luar biasa bagusnya, bahkan gerakan-gerakan daging kaki mereka pun bisa terlihat jelas sekali olehnya!

Melihat keadaan demikian, pasti akan membuat siapapun tidak bisa tahan, bahkan mungkin saja nyawa bisa melayang!

Hu Tiehua mulai berharap lagi, yaitu berharap Chu Liuxiang cepat datang.

Jika Chu Liuxiang yang melawan mereka, dia bisa menonton di pinggir, itu akan asyik sekali, meskipun dia menonton 3 hari 3 malam juga tak akan bosan!

Tapi sayangnya dia menunggu sekian lama, bayangnya Chu Liuxiang pun tidak kelihatan.

"Kamu tidak usah menunggu lagi", kata sigadis bermata besar: "Chu Liuxiang yang tiba-tiba berubah jadi kakek itu tak akan datang!"

"Kakek apa?" Ternyata Hu Tiehua juga bisa pura-pura bodoh: "Kakek yang mana?" "Kau kira kami tidak tahu?" Si gadis yang tubuhnya paling aduhai itu berkata sambil tertawa dingin: "Dengan mata sendiri kami melihat dia masuk kedalam salon Nyonya Cui, dan dengan mata sendiri kami melihat kakek itu keluar, dan duduk bersamamu untuk makan bakpao. Apakah kau masih kira kami tidak dapat mengenalinya sebagai Chu Liuxiang?

Apakah kau kira kami semua adalah babi?"

Hu Tiehua mengharapkan mereka berbicara, lebih banyak lebih baik, sebab siapapun ketika berbicara, gerakannya akan jadi pelan.

Maka dia tanya lagi: "Mengapa kalian tahu bahwa kakek itu tak akan datang?"

"Karena kami sejak dini telah mempersiapkan beberapa orang untuk menghadapinya, jika sekarang dia belum mati, berarti nasibnya masih baik".

"Kalian menginginkan dia mati?" Hu Tiehua berkata:

"Seandainya dia bukan Chu Liuxiang lalu bagaimana?" "Kalau begitu anggap saja kami salah membunuh orang".

Si gadis yang paling lemah lembut itu berkata: "Salah membunuh satu dua orang, itu hal yang sangat biasa".

"Memang sangat biasa, kalau begitu salah membunuh 70-80 orang pun tidak apa- apa". Hu Tiehua berkata sambil menghela napas: Namun lain hari ketika kalian teringat hal ini, malamnya pasti tidak bisa tidur, dan roh-roh gentayangan itu akan mengunjungi kalian".

"Kau jangan cemas, kami pada malam hari tidurnya selalu enak kok!"

"Sekalipun kalian bisa tidur, mungkin bermimpi bahwa roh-roh gentayangan itu sedang membuka celana kalian".

"Kamu buang kentut!" (Catatan: ini adalah semacam ungkapan bermakna ganda: Bisa betul-betul buang kentut, tapi sering kali dipakai untuk memaki atau menyindir orang yang perkataannya ngaco belo).

"Buang kentut? Siapa yang kentut?" Hu Tiehua berkata:

"Jika ada orang yang kentut, itu pasti bukan aku, aku selamanya tidak dapat buang kentut."

"Tidak boleh, sama sekali tidak boleh".

Tiba-tiba mereka mendengar seseorang berkata:

"Bagaimana boleh seorang pria dewasa menipu nona-nona kecil? Jelas sekali kau lebih bisa buang kentut dari siapapun, bagaimana boleh berkata tidak bisa? Kalau kau tidak bisa lalu siapa yang bisa? Di dunia ini masak ada orang yang lebih bisa buang kentut darimu?"

Hu Tiehua tertawa keras:

"Aku sudah tahu kau tidak akan mati, seumur hidup aku belum pernah melihat ada orang yang nasibnya lebih baik darimu, bagaimana kau bisa mati!"

Di pinggir sungai ada sebuah batu besar, dan Chu Liuxiang berdiri di atas batu itu, tangannya membawa setumpuk topi, paling sedikit ada 6-7 topi.

Tadinya di atas batu besar ini jelas-jelas tidak ada orang, tapi tiba-tiba dia sudah berada di atas batu itu.

Air muka keempat gadis itu berubah, dan dengan mendadak menyerang gencar sebentar, lalu bersama-sama melayangkan tubuh mau melarikan diri.

"Cepat tangkap satu !" Chu Liuxiang berkata nyaring: " Dapat tangkap 1 saja sudah boleh."

Sayangnya seorang pun tidak berhasil ditangkap Hu Tiehua.

Sebenarnya dia telah menangkap gadis yang kakinya paling panj ang itu, dia telah men cengkeram betisnya, namun sebentar saja sudah terlepas dari tangannya!

Gadis-gadis ini betul-betul lebih licin dari ikan!

Air bercipratan dan beriak, keempat gadis itu sudah terjun ke dalam sungai, sebentar saja sudah tidak terlihat lagi bayangan mereka!

Hu Tiehua terpaksa mamandangi tangannya yang penuh dengan minyak..

"Gadis-gadis yang demikian cantik ini, kenapa mesti membuat dirinya seperti ayam goreng yang banyak minyaknya?

Kenapa mesti memoleskan minyak ke seluruh tubuh mereka?" Hu Tiehua berkata sambil menghela nafas: "Jika lain hari aku punya istri, asal tubuhnya ada sedikit minyak saja, aku akan pukul pantatnya dengan kayu besar."

"Memang ada seorang yang mesti dipukul pantatnya, dan orang itu adalah kau!"

"Betul, aku memang mesti dipukul pantatnya, karena tidak berhasil menangkap seorang pun!" Hu Tiehua menjadi gusar:

"Tapi kamu bagaimana, kamukan bukan tidak punya tangan, kenapa kamu sendiri tidak menangkap mereka?"

Chu Liuxiang menghela napas panjang: "kenapa kau tidak bisa berpikir dengan otak, bahwa orang bergengsi seperti aku ini, bagaimana boleh mencengkeram kaki wanita?"

Hu Tiehua mendelikkan matanya dan memandang dia lama sekali, tiba-tiba tertawa keras sampai tak bisa menegakkan pinggangnya.

"Masih ada 1 hal lagi yang pantatmu mesti dipukul", kata Chu Liuxiang. "Apa itu?"

"Tadi ketika kau mengakali mereka supaya berbicara denganmu, kau sudah ada beberapa kesempatan untuk menaklukan mereka, paling sedikit bisa untuk menaklukan 2

orang diantara mereka. Jelas sekali sudah ada lubang di dalam jurus-jurus mereka, tapi kau tidak bisa melihatnya seperti orang buta saja!" "Bagaimana aku tidak bisa melihatnya?" Tichua berkata:

"Cuma sekalipun tidak setinggi gengsimu, aku juga punya gengsikan? Bagaimana boleh tanganku menjamah tubuh-tubuh gadis yang nyaris telanjang itu?"

Dia sejak tadi tertawa terus, lalu tiba-tiba berhenti tertawa, dan mendelikkan matanya lagi.

"Bagaimana kau bisa tahu kalau aku punya kesempatan itu? Apakah kau pada saat itu sudah datang?"

"Jika aku tidak datang, bagaimana aku bisa melihatnya?"

Chu Liuxiang berkata dengan santai: "Jika aku tidak melihatnya, bagaimana aku bisa tahu?"

Hu Tiehua mendelikkan matanya, dan memandang dia seperti seekor ayam jantan besar yang sedang memandang seekor lipan, seraya tertawa dingin terus.

"Bagus ! Bagus sekali ya! Ternyata sejak tadi kau sudah datang, bersembunyi dan menonton di samping!" Hu Tiehua menggelengkan kepala menghela napas dan berkata dengan marah: "Sahabatmu sewaktu-waktu bisa dipenggal lehernya, namun kau bersembunyi dan mengintip paha-paha wanita!

Tidak malukah kau?"

"Aku malu, sebenarnya aku sangat malu". Chu Liuxiang berkata: "Tapi tiba-tiba aku terpikirkan jika kau adalah aku, mungkin sampai sekarang masih mengintip dan belum keluar".

Dia meneruskan dengan gembira: "Begitu terpikir hal ini, maka sedikit pun aku tidak merasa malu".

Hu Tiehua menghela napas lagi: "Kamu kok begitu mengerti aku? Masa' kau adalah cacing gelang di dalam perutku?"

000

Sejak tadi kereta itu pergi, pergi dengan membawa baju-baju yang dilepas gadis- gadis itu.

Apa asal-usul gadis-gadis itu? Siapakah yang menyuruh mereka? Dilihat dari kepandaian dan kecerdikan mereka, pasti sejak kecil mereka sudah menerima gemblengan khusus yang amat berat!

Orang yang dapat menggembleng gadis-gadis berusia 15-16 tahun itu menjadi orang- orang hebat, tentu saja adalah orang yang luar biasa hebat!

Di belakang gadis-gadis itu, sangat mungkin ada satu organisasi yang punya kekuatan besar, yang mendukung dan mengendalikan mereka.

Di dalam situasi begini, jika mereka berurusan dengan seseorang, pasti tak akan berhenti begitu saja.

Hu Tiehua menghela napas panjang: "Sebenarnya aku pun merasa diriku pantas dipukul pantat, karena membiarkan mereka semua lari. Lalu kenapa kamu tidak menangkap 1-2

orang diantara mereka yang tadi melawanmu? Masa' kau bisa tahu asal-usul mereka dari beberapa topi ini?"

"Aku sama sekali tidak usah menanyai asal-usul mereka" "Mengapa?"

"Karena aku memang sudah mengenal mereka". Kata Chu Liuxiang: "Mereka semua adalah bekas murid tuan Pedang Besi, yang diusir oleh guru mereka sendiri, setelah beberapa tahun berkelana di dunia persilatan, semangat mereka kian merosot, sehingga mau mengerjakan apapun. Kali ini mereka hanya dibayar 10.000 tahil perak untuk menghadapi seorang kakek yang berjenggot putih, tapi sekalipun telah terima transaksi ini, mereka sama sekali tidak tahu siapa yang mengupah mereka".

"Apakah mereka tahu bahwa si kakek yang berjenggot putih ini adalah Chu Liuxiang?"

"Barangkali tidak tahu, jika tidak mereka mungkin tak akan terima pekerjaan ini".

"Ketika kamu baru keluar dari salon Nyonya Cui dan duduk untuk makan, mereka sudah bisa mencari orang untuk menghadapimu". Hu Tiehua menghela napas panjang:

"Sungguh hebat keempat nona ini!"

"Mungkin bukan mereka sendiri yang hebat, tapi di daerah sekitar sini pasti ada orang-orang mereka, yang pasti hebat-hebat semua, sehingga keempat nona itu mau melakukan apa saja juga sangat mudah!"

Dia menepuk pundak Hu Tiehua sambil berkata, "Oleh karena itu kita masih harus berjalan pisah, dan aku yang jalan duluan".

"Mengapa?"

"Karena si kakek yang berjenggot putih ini telah dikenali orang, sehingga tak bisa lagi diteruskan".

"Maka kau mau pergi lagi mencari Nyonya Cui? Masa' dia juga seorang ahli penyamaran? Kenapa aku belum pernah dengar?"

"Hal-hal yang kau belum pernah dengar memang amat banyak". "Kali ini kamu mau dia merubahmu jadi apa?"

"Aku tidak dapat memberitahumu. Mungkin masih kakek, mungkin pedagang yang perutnya buncit, mungkin pria yang gagah, mungkin pelajar yang lemah, pokoknya adalah orang yang belum pernah kau jumpai, bahkan aku sendiri juga belum pernah lihat, tapi aku pasti ada di dekatmu".

Dia meneruskan: "Aku berbuat demikian semuanya demi keamananmu, jika sampai kamu pun tak bisa mengenaliku, apalagi orang lain? Dengan begini aku baru bisa melindungimu". Sambil menghela napas: "Aku memperlakukanmu sungguh jauh lebih baik daripada kau memperlakukan ibumu!"

Hu Tiehua terus meraba-raba hidungnya.

Gaya dan sikapnya meraba-raba hidungnya, sudah hampir mirip Chu Liuxiang. Namun ketika Chu Liuxiang meraba hidung, biasanya tidak pernah tertawa, tapi Hu Tiehua tiba-tiba tertawa, sampai tidak bisa menegakkan pinggang!

"Kau tertawa apa?"

"Tiba-tiba aku terpikir 1 hal yang amat lucu:

"Jikalau kau berubah jadi seorang gadis, pasti banyak orang laki-laki yang naksir padamu, jika di antaranya ada seorang pemerkosa, itu akan asyik sekali!

05. Penginapan "Kaya dan Terhormat"

Langit sudah gelap, tetapi di dalam penginapan "Kaya dan Terhormat" sinar lampunya terang benderang, bahkan setiap pojok penginapan terangnya seperti hari masih siang!

Sebab mereka tidak menyayangkan uang untuk keperluan lilin dan minyak lampu.

Pengambilan nama untuk penginapan ini memang beralasan, harga mereka kian lama kian mahal, tentu saja bos mereka juga kian lama kian kaya! Maka baru disebut: Penginapan "Kaya dan Terhormat".

Penginapan bergengsi semacam ini kenapa tidak bisa menyayangkan sejumlah uang "kecil" itu?

000

Kamar yang terbaik dari penginapan "Kaya dan Terhormat"

adalah sebuah kamar yang depan pintu kamarnya tertulis huruf "Fu" (Kaya), dan malam ini Hu Tiehua menginap di kamar ini!

Gaya atau penampilannya memang amat meyakinkan, sehingga tak ada seorangpun yang berpikir bahwa "tuan besar" ini tak punya uang sepeser pun!

"Tuan besar Hu" sendiri saja sering lupa dia membawa uang, apalagi orang lain! Dia memesan banyak sekali masakan dan arak yang enak, sampai 1 meja penuh!

Meskipun minum arak sendirian itu tidak menarik, tetap saja ia minum cukup

banyak.

"Chu Liuxiang si bocah ini tidak tahu jadi apa sekarang?

Apakah si bocah ini betul-betul mengira bahwa aku tak bisa mengenalinya? Meskipun dia terbakar jadi abu, aku tetap bisa mengenalinya"

Didalam kamar terdapat sebuah cermin besar, dan dia tersenyum kepada cermin itu.

Untuk menyatakan rasa kagum terhadap dirinya dan dia menghormati diri sendiri dengan minum secawan besar arak.

Lalu pada saat itu, tiba-tiba dia mencium adanya bau wangi obat-obatan. Hu Tiehua sendiri sangat mengagumi kemampuan minum araknya. Walaupun dia sudah sedikit mabuk, tapi dari mabuk yang sebenarnya masih sangat jauh.

Hidungnya tidak seperti hidungnya Chu Liuxiang, hidungnya amat "tajam", bahkan kalau ada temannya minum arak di tempat yang jauhnya beberapa kilometer pun ia bisa menciumnya!

Cuma sayangnya bau obat-obatan sebenarnya tidak wangi.

Itu adalah bau yang aneh, bau gabungan dari beberapa jamu spesial. Jamu spesial ini adalah untuk menyembuhkan luka luar.

Jika seseorang harus meramu beberapa macam jamu spesial ini untuk mengobati lukanya, maka luka yang diderita orang ini tentulah tidak ringan!

Tempat perebusan obat sepertinya di kamar sebelah.

Jika seseorang setelah menderita luka parah, masih harus membawa obat ke dalam kamar sendiri untuk direbus, maka orang ini pasti punya banyak musuh yang mengerikan, bahkan mungkin seorang kawanpun tidak punya!

Menderita luka parah sudah 1 hal yang patut dikasihani, tapi tidak punya kawan lebih patut dikasihani lagi!

Tiba-tiba Hu Tiehua merasa simpati sekali kepada orang ini, ingin pergi menemaninya, minum arak dan ngobrol dengannya; jika lawannya datang, mungkin akan bantu melawannya.

Untungnya "tuan besar Hu" masih sadar walaupun sudah minum arak banyak, masih belum lupa bahwa saat ini tidak boleh tertimpa urusan yang berabe!

Tetapi pada saat ini tiba-tiba ia mendengar bunyi "prang" dari kamar sebelah, sepertinya ada pot obat yang pecah.

Bau obat-obatan tambah menyengat hidung.

Hu Tiehua ternyata masih bisa menahan diri, tidak menerobos keluar. Dia juga tidak perlu menerobos keluar.

Sebab kamar sebelah sudah menerobos masuk, bukan orang yang di dalam kamar yang menerobos masuk, tapi seluruh kamar itu menerobos masuk, dengan menimbulkan bunyi yang amat keras, tembok diantara 2 kamar itu muncul 1

lubang yang amat besar, tibatiba 2 kamar itu jadi satu. Seorang melayang masuk dari lubang itu!

Pandangan pertama Hu Tiehua adalah sebuah galah bambu, galah bambu yang berwarna hitam.

Galah bambu ini dipegang erat oleh sebuah tangan besar yang otot-ototnya menonjol, dan pemilik tangan ini sudah tidak bisa dibilang adalah 1 orang, paling tepat yang setengah orang!

Lengan kanannya terpotong dari pundak, mata kanannya sudah buta, dan di atas mata tersebut masih ada bekas luka berbentuk " +". Sekarang kaki kirinya juga putus, terpotong dari atas lutut, dan sepertinya dipotong oleh dia sendiri!

Sebab setengah kaki yang terpotong itu, saat ini ada di dekat badannya, yang membusuk karena lukanya bernanah!

Luka di pundak kirinya juga sama parahnya, dari lukanya sudah mengeluarkan bau busuk!

Tidak tahu senjata apa yang dipakai oleh orang yang melukainya, bukan saja amat ganas, pasti juga amat berbisa!

Namun tak disangka dia masih bisa bertahan sampai sekarang, sekalipun lebih rela memotong 1 kakinya sendiri, tetap mau bertahan!

Orang ini walaupun sudah tinggal setengah orang, tetap adalah seorang yang gagah!
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar