Beruang Salju Bab 80 Kecurangan Pendeta Membawa Ajal

Beruang Salju Bab 80 Kecurangan Pendeta Membawa Ajal
80 Kecurangan Pendeta Membawa Ajal

Yo Ko sendiri sangat kaget menyaksikan lawannya yang licik dan tidak tahu malu telah menyerang secara membokong seperti itu. Akan tetapi sebagai tokoh sakti yang memiliki kepandaian telah sempurna, walaupun dia merasakan angin serangan yang begitu panas menyambar dirinya, tokh Yo Ko tidak jadi gugup.

Dengan gerakan yang sulit diikuti oleh pandangan mata, tampak Yo Ko telah menggeser sedikit tubuhnya dimiringkan.

“Breeetttt.....!” ternyata Yo Ko telah mengambil keputusan yang cepat sekali, hanya di dalam beberapa detik itu, di mana dia telah mengorbankan lengan baju sebelah kanan yang kosong itu.

Karena dia memutar tubuhnya sengaja membiarkan lengan bajunya yang sebelah kanan tersebut yang menjadi sasaran dari serangan Tiat To Hoat-ong, sehingga lengan baju tersebut menjadi robek putus!

Semua orang mengeluarkan jeritan kaget, karena mereka menduga Yo Ko telah terserang.

Tiat To Hoat-ong kaget tidak terkira waktu tenaga serangannya mengenai tempat kosong dan hanya berhasil merobek lengan baju Yo Ko. Belum lenyap kagetnya itu, justru Yo Ko telah membarengi menghantam dengan tangan kirinya kepada Koksu tersebut.

Serangan tangan kiri Yo Ko hebat sekali, jarak mereka pun terlalu dekat, Tiat To Hoat-ong pun belum menarik pulang tenaga serangannya. Karenanya tidak ampun lagi dadanya tergempur hebat sekali, sampai seluruh tulang dadanya hancur remuk ke dalam!

Oey Yong yang melihat Yo Ko terancam keselamatannya, dalam berapa detik itu telah melompat untuk menyerang Tiat To Hoat-ong. Waktu serangan Oey Yong pada punggung pendeta itu tiba, justru baru saja Tiat To Hoat-ong terkena gempuran Yo Ko, di mana tulang dadanya baru saja remuk.

Dan sekarang serangan Oey Yong tiba, tulang punggung Koksu itu jadi remuk hancur, sehingga jelas, dia sudah tidak memiliki kesempatan buat menjadi manusia lebih lama lagi.

Dengan mengeluarkan suara jeritan yang menyayatkan, dan dari mulutnya menggelogok darah yang sangat banyak sekali, karena jantungnya telah pecah, tubuh Tiat To Hoat-ong telah terlempar ke depan. Dia rubuh dan tidak bergerak lagi, karena jiwanya telah melayang!

Y

Gochin Talu dan Lengky Lumi terkejut menyaksikan apa yang telah dialami oleh Tiat To Hoat-ong.

Akan tetapi di waktu semua orang tengah kesima memandang peristiwa tersebut, justru tampak Gochin Talu telah melompat akan menghantam batok kepala Ko Tie yang berada digendongan Swat Tocu. Maksudnya dia ingin mengambil jiwa itu, karena dia yakin bahwa dirinya sudah tidak mungkin bisa terelak dari kematian.

Lengky Lumi sendiri tidak tinggal diam, yang berada di dekatnya Kwee Hu, karenanya dia telah menghantam dengan ke dua telapak tangannya.

Hebat bukan main cara menyerang Gochin Talu dan Lengky Lumi.

Akan tetapi Swat Tocu yang tengah menggendong Ko Tie, mana bisa membiarkan muridnya itu dihantam kepalanya oleh Gochin Talu.

Karena dari itu, waktu sambaran angin serangan Gochin Talu telah dekat, dengan gerakan yang sangat hebat, Swat Tocu memutar tubuhnya, kemudian dia menyambuti serangan Gochin Talu dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya balas menghantam.

Tubuh Gochin Talu menggigil hebat, karena seketika dia merasakan dirinya seperti dibungkus es.

Dengan disertai oleh keluhan perlahan, tubuhnya mengejang kaku dan rubuh menggetetak di tanah tidak bergerak lagi, sepasang matanya mendelik. Rupanya dia telah terbinasa dengan cara yang sangat mengenaskan sekali.

Rupanya angin serangan dari tenaga dingin yang dilontarkan Swat Tocu telah membuat seduruh darah di tubuh Gochin Talu telah membeku.

Kematian yang dialami oleh Gochin Talu telah dilihat oleh Lengky Lumi. Dia jadi kaget bukan main, pada waktu itu dia telah menyerang Kwee Hu.

Bicara soal kepandaian walaupun Kwee Hu liehay, tokh dia belum setangguh Lengky Lumi.

Karena dari itu, waktu dirinya diserang hebat seperti itu, telah membuat Kwee Hu jadi terkejut, dia mengeluarkan seruan kaget dan mempergunakan pedangnya buat menabas tangan Lengky Lumi.

Akan tetapi Oey Yong yang melihat puterinya terancam bahaya yang tidak kecil, segera juga membentak nyaring. Dia telah melompat sambil menghantam dengan tangan kanannya.

Telak sekali telapak tangan Oey Yong menghantam tulang iga Lengky Lumi. Tulang rusuk itu remuk dan juga seluruh isi perutnya telah hancur.

Lengky Lumi rubuh, masih sempat mengeluarkan jerit kematian yang sangat panjang, kemudian terguling beberapa kali di tanah dan diam tidak bergerak lagi. Jiwanya telah melayang.

Oey Yong menghela napasnya dalam-dalam.

“Dia mencari mati sendiri!” menggumam nyonya Kwee Ceng waktu suaminya menegurnya, menyatakan Oey Yong menurunkan tangan terlalu keras.

Yo Ko juga menghela napas. Dia telah melihat tokoh-tokoh kerajaan telah terbinasa demikian rupa, karena mereka ingin berbuat curang.

Cing Pang An yang waktu melihat peristiwa tersebut, hatinya kebat kebit. Waktu semua orang tidak memperhatikan dirinya, segera juga diam-diam memutar tubuhnya. Dia bermaksud akan melarikan diri.

Akan tetapi baru saja beberapa langkah Cing Pang An berlari, di waktu itu ke dua kakinya digaet sesuatu, sehingga dia terjerembab dan bergulingan di tanah. Mukanya berlumuran darah, karena dari hidungnya telah bocor darah segar......

Ternyata yang teliah menggaet kaki Cing Pang An tidak lain dari Ciu Pek Thong.

Malah cepat sekali Ciu Pek Thong telah menjambak punggung orang she Cing tersebut. Dia telah membantingnya lagi ke tanah.

Cing Pang An merasakan matanya berkunang-kunang dan pusing, dia mengeluh dan dengan tidak mengenal malu dia sesambatan minta diampuni.

Akan tetapi Yeh-lu Chi yang telah gusar, karena melihat bahwa orang-orang seperti Cing Pang An lah yang telah menimbulkan kerusuhan di lembah ini pada rapat besar Kay-pang, menghampiri dengan penuh kemarahan.

“Hemmmm, jika kami terjatuh di dalam tangan kalian, belum tentu kalian memiliki belas kasihan terhadap kami!” sambil berkata begitu, tangan Yeh-lu Chi telah bergerak menghantam batok kepala Cing Pang An, yang seketika remuk dan ia binasa di waktu itu juga .

Semua orang gagah yang menyaksikan kini menghela napas, mereka berusaha mencari jalan keluar dari lembah tersebut dengan menggiring para tawanan mereka, karena mereka bermaksud menghindarkan jilatan lidah api yang masih tetap berkobar sangat besar sekali. Bau sangit terbakarnya mayat-mayat manusia tercium memuakkan.

Akhirnya para orang gagah itu berhasil menemukan jalan keluar disela lamping yang agak curam. Mereka dengan hati-hati meninggalkan lembah tersebut......

Y

Penutup

Rapat besar Kay-pang tetap diselenggarakan tiga hari kemudian di lembah tersebut.

Dalam rapat besar tersebut telah diambil permufakatan dan tekad bersama untuk meneruskan perjuangan mereka menentang pemerintah penjajah.

Bahkan semua orang gagah yang berkumpul di dalam kesempatan rapat besar tersebut menyatakan tekad mereka juga, yang akan membantu Kay-pang, jika saja ada anggota Kay-pang yang mengalami kesulitan di waktu-waktu mendatang.

Begitulah, rapat besar Kay-pang telah menghasilkan tiga keputusan.

Keputusan pertama mengadakan kerja sama yang erat dengan semua para orang-orang gagah di dalam rimba persilatan yang setia negara, dan ke dua merupakan persetujuan bersama untuk menghadapi penjajah dengan gigih, walaupun harus menebus dengan jiwa dan raga, keputusan yang ke tiga menegaskan jika memang ada anggota Kay-pang yang berkhianat, maka pasti akan dihukum berat sekali.

Begitulah, keputusan tersebut disiarkan di dalam rimba persilatan, sehingga semua orang-orang gagah di dalam rimba persilatan menaruh hormat kepada Kay-pang.

Di bawah pimpinan Yeh-lu Chi, memang Kay-pang mengalami kemajuan yang pesat, terutama sekali memang Kwee Ceng dan Oey Yong bersedia menyediakan waktu mereka buat membantu Yeh-lu Chi dalam memimpin Kay-pang. Banyak persoalan besar yang dihadapi Kay-pang diselesaikan oleh Oey Yong dan Kwee Ceng, ke dua pendekar besar di jaman ini.

Yo Him dan Sasana juga telah meresmikan hubungan mereka dalam bentuk sebuah perkawinan, atas desakan Yo Ko dan Siauw Liong Lie.

Hal ini disebabkan Siauw Liong Lie, maupun Yo Ko, memang ingin cepat-cepat menggendong cucu, itulah sebabnya mereka mendesak agar Yo Him sngera menikah dengan Sasana. Walaupun gadis itu keturunan Boan-ciu, tokh dia seorang gadis yang baik.

Begitulah perkawinan Yo Him dengan Sasana telah dimeriahkan sebuah pesta yang sangat ramai sekali, di mana hampir seluruh orang gagah dari segala macam golongan telah hadir di dalam pesta perkawinan tersebut.

Hanya saja yang membuat hati Sasana sering tidak tenang. Dia bermaksud untuk meninggalkan daratan Tiong-goan dan hidup di tempat terpencil.

Selama dia masih berada di daratan Tiong-goan, selalu dia teringat kepada nasib buruk yang dialami ayahnya, sehingga selalu mendatangkan kesedihan belaka.

Beruntung Yo Him sangat mencintainya dan pandai sekali buat menghiburnya, karenanya dengan demikian Sasana dapat dikurangi kedukaannya.

Begitulah hari demi hari telah berlalu cepat sekali, sedangkan Kaisar Mongolia yang telah berkuasa penuh di daratan Tiong-goan semakin kuat kedudukannya, sehingga tipislah harapan dari para orang-orang gagah itu buat mengusir penjajah dari tanah air mereka.

Yo Ko dan Siauw Liong Lie telah hidup mengasingkan diri di sebuah tempat yang sulit sekali dicari manusia. Tidak ada seorangpun yang mengetahui di mana Siauw Liong Lie bersama Yo Ko menyembunyikan diri maupun mengasingkan diri di hari tua mereka, karena dari itu, mereka telah hidup sebagai dewa dan dewi belaka.

Yo Him dan Sasana sendiri tidak mengetahui di mana beradanya ke dua orangtua mereka.

Waktu Yo Ko dan Siauw Liong Lie akan berpisah dengan Yo Him dan mantu mereka, kedaanya tidak mau menyebutkan di mana mereka akan menetap.

Itulah sebabnya mengapa Yo Him sendiri tidak mengetahui di mana ayah dan ibunya berada pada waktu itu, yang menurut kabar-kabar yang tersiar di dalam dunia Kang-ouw, Yo Ko dan Siauw Liong Lie telah berhasil menyempurnakan ilmu mereka. Ke duanya telah sempurna dan akhirnya naik menjadi dewa dan dewi.

Waktu Yo Ko dan Siauw Liong Lie meminta diri kepada semua orang-orang gagah yang berkumpul di dalam pesta perkawinan Yo Him dengan Sasana, justru Ciu Pek Thong ngotot ingin ikut bersama ke dua manusia dewa itu.

Dan akhirnya memang Yo Ko bersama Siauw Liong Lie meluluskan permintaan Ciu Pek Thong.

Sejak saat itu, tidak pernah terdengar lagi sepak tcrjang Ciu Pek Thong maupun Yo Ko dan Siauw Liong Lie......

Y

Yo Him mengajak Sasana untuk berkelana, banyak yang mereka lakukan, untuk berusaha membangun kembali kerajaan dan bangsanya yang telah diinjak-injak oleh orang Mongolia, yang kini menjajah daratan Tiong-goan tersebut.

Disamping itu, Yo Him juga berhubungan dengan para orang gagah di seluruh daratan Tiong-goan, dalam mengumpulkan bahan-bahan yang sekiranya dapat dipergunakan untuk menghadapi penjajah Mongolia.

Akan tetapi keadaan di daratan Tiong-goan waktu itu sudah mengalami banyak sekali perobahan sejak Kublai Khan, Kaisar penjajah dari Mongolia tersebut mengeluarkan berbagai peraturan yang pelaksanaannya mengalami pengawasan yang ketat sekali.

Sejak kematian Tiat To Hoat-ong, bukan kepalang amarah dan murkanya Kaisar Kublai Khan. Kaisar ini mengerahkan seluruh bala tentara dan para pahlawannya untuk mengejar pembunuh-pembunuh Tiat To Hoat-ong.....

Kematian Koksu negara tersebut telah mendatangkan kegoncangan yang tidak kecil di daratan Tiong-goan, terutama sekali di kota raja.

Hal ini disebabkan karena memang Tiat To Hoat-ong orang yang penting dalam kerajaan Mongolia tersebut, juga sangat dimanjakan oleh Kaisar Kublai Khan. Dan sekarang Koksu yang sangat disayang oleh Kaisar telah tiada. Karena dari itu bisa dibayangkan betapa murka dan sakit hatinya Kaisar Kublai Khan terhadap para pembunuh Koksu tersebut.

Perintah yang dikeluarkan oleh Kublai Khan merupakan perintah yang keras sekali. Dan kekuasaan yang diberikan kepada para panglimanya yang melakukan pengejaran kepada para pembunuh Tiat To Hoat-ong diberikan kekuasaan yang penuh.

Sehingga mereka berhak buat menangkap orang yang dicurigai dan menahannya serta memeriksanya. Jika perlu, kalau orang yang ditangkap karena dicurigai itu tidak mau bicara, boleh dibunuh.

Kekuasaan untuk membunuh yang diberikan oleh Kaisar Kublai Khan ini telah menimbulkan kegoncangan yang tidak kecil di daratan Tiong-goan, di mana rakyat jadi begitu ketakutan. Sebab bisa saja jika seorang tentara kerajaan Mongolia merasa tidak senang atau tidak menyukai seorang penduduk, ia lalu mempergunakan alasan bahwa orang tersebut mencurigakan, dan ditangkap, kemudian tanpa diperiksa lagi dibunuhnya dengan kejam.

Banyak pembesar tua Mongolia yang agak arif, telah mengajukan tentangan terhadap perintah Kaisar yang satu itu, yaitu melakukan pengejaran terhadap para pembunuh Tiat To Hoat-ong. Yang mereka tentang sekali justru kekuasaan yang diberikan oleh Kaisar terhadap para panglimanya untuk memiliki hak membunuh dengan bebas tanpa memeriksa dan mencari bukti-bukti terhadap kesalahan orang yang dicurigai itu.

Akan tetapi Kaisar Kublai Khan yang telah kehilangan Tiat To Hoat-ong, Koksu yang sangat disayanginya itu, tidak memperdulikan tanggapan dari para pembesar itu.

Usul mereka yang mengatakan keberatan dengan adanya perintah dan kekuasaan istimewa yang diberikan kaisar kepada para panglimanya, telah dibekukan dan sama sekali. Tidak dilayani oleh Kaisar tersebut.

Yo Him bersama Sasana dan juga para orang-orang gagah di daratan Tiong-goan yang melihat keadaan seperti itu yang tengah berlangsung di daratan Tiong-goan, jadi berduka sekali. Kemana mereka sekali-kali bertemu dengan para tentara Mongolia yang tengah melakukan keganasan, akan tetapi merekapun tidak bisa selamanya turun tangan buat membinasakannya.

Terdapat cukup banyak bala tentara Mongolia yang dikerahkan Kaisar Kublai Khan. Karena dari itu, jika Yo Him dan Sasana membinasakan satu atau dua orang bala tentara Mongolia yang tengah melakukan keganasan, tentu di tempat lainnya terdapat bala tentara lainnya yang tengah melakukan keganasan dan kejahatan juga.

Karenanya hal ini telah membuat Yo Him dan Sasana merasa bahwa semua itu hanya menimbulkan kedukaan yang semakin mendalam, jika saja mereka tetap menyaksikan kemelut yang timbul di daratan Tiong-goan.

Akibat matinya Koksu negara Mongolia tersebut, entah telah berapa ribu rakyat yang akhirnya menjadi korban, karena mereka menjadi sasaran dari keganasan bala tentara Mongolia tersebut, yang dilindungi kekuasaan yang diberikan Kaisar mereka.

Dengan begitu pula, akhirnya Yo Him memutuskan untuk mengajak Sasana hidup menyepi di sebuah tempat yang sangat sunyi dan juga jarang sekali didatangi orang.

Semula Sasana keberatan untuk mengikuti keinginan suaminya tersebut, di mana Sasana mengemukakan bahwa mereka masih muda usia dan tidak selayaknya mengikuti jejak ke dua orang tua mereka, Yo Ko dan Siauw Liong Lie yang kini telah hidup menyepi.

Tetapi Yo Him mengatakan, jika memang mereka masih menyaksikan keganasan-keganasan yang dilakukan oleh para tentara Mongolia, tentu mereka selalu akan berduka dan merasa sedih menyaksikan semua itu, di mana rakyat menjadi korban keganasan dari semua tindakan dan perbuatan para tentara Mongolia itu.

Akhirnya Sasana menyarankan agar mereka selama beberapa tahun ini tetap berkelana. Walaupun tenaga mereka tidak seberapa jika dibandingkan dengan jumlah rakyat Tiong-goan yang menderita atas keganasan dari para tentara Mongolia tersebut, tokh semua tindakan dan perbuatan mereka mempunyai arti yang sangat penting, di mana mereka bisa menolong meringankan sebagian dari rakyat yang tengah menderita itu.

Jika memang mereka hidup mengasingkan diri dan menyepi, berarti mereka lari dari hidup kenyataan, melepaskan tanggung jawab sebagai orang-orang gagah dan meninggalkan begitu saja rakyat yang tengah menderita.

Alasan yang dikemukakan oleh Sasana memang dapat diterima oleh Yo Him, di mana akhirnya Yo Him membatalkan maksudnya buat menyepi. Dan dia bertekad untuk sebanyak mungkin menolong rakyat yang tengah dalam keadaan bersengsara dan tertindas oleh keganasan tentara Mongolia tersebut.

Itulah sebabnya, banyak yang dilakukan Yo Him dan Sasana. Mereka selalu dengan segera turun tangan membunuh atau juga menghajar para balatentara Mongolia yang tengah melakukan kejahatan dan keganasan.

Dan mereka walaupun hanya berdua, akan tetapi mereka memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali. Dengan begitu tidak bisa para tentara tersebut melakukan perlawanan.

Akhirnya Yo Him dan Sasana merupakan momok yang sangat mengerikan di mata para tentara Mongolia. Karena bagi mereka, jika memang mereka bertemu dengan Yo Him atau Sasana, sama mereka bertemu dengan malaikat elmaut.

Karena dari itu, jika saja para tentara Mongolia tersebut mendengar bahwa Yo Him dan Sasana berada di sekitar tempat mereka berada, para tentara negeri tersebut tidak berani melakukan keganasan mereka mengganggu penduduk.

Yo Him dan Sasana telah bertindak bagaikan sepasang manusia sakti yang sangat dihormati oleh semua orang-orang gagah di daratan Tiong-goan. Walaupun mereka berusia muda belia, tokh orang-orang gagah dan golongan tua di dalam rimba persilatan, tetap menghormati mereka dan merasa kagum atas tindakan mereka melaksanakan perbuatan yang gagah perkasa dengan menolong rakyat yang tengah tertindas.

Tidak jarang juga Yo Him dan Sasana berkumpul dengan Yeh-lu Chi, pangcu dari Kay-pang, untuk tukar pandangan dan pikiran, guna menentukan langkah-langkah apa yang perlu mereka ambil.

Terlebih lagi sekarang, setelah kematian Koksu negara Mongolia tersebut, di mana semua anggota Kay-pang sangat dibenci dan dimusuhi oleh tentara Mongolia, yang mengetahui bahwa kematian Koksu mereka terjadi di dalam rapat besar Kay-pang tersebut.

Yeh-lu Chi sendiri telah beberapa kali mengalami kesulitan dalam menghadapi gangguan bala tentara kerajaan Mongolia yang berusaha untuk mempersulit Kay-pang.

Sedangkan para pengemis Kay-pang yang memiliki kepandaian masih rendah, jika melihat serombongan tentara negeri, tentu akan berusaha mengelak dan menyingkirkan diri. Sebab mereka menyadarinya tidak mungkin mereka bisa menghadapi para tentara kerajaan tersebut.

Yo Him sangat murka mendengar semua cerita Yeh-lu Chi, kebenciannya kepada Kaisar Mongolia jadi semakin menjadi-jadi. Terlebih lagi dari Yeh-lu Chi didengarnya, betapa Kaisar Mongolia tegas-tegas telah mengeluarkan perintah, untuk menangkap orang-orang tokoh Kay-pang.

Para pahlawan Kaisar, yang umumnya memiliki kepandaian sangat tinggi telah dikerahkan untuk penangkapan tersebut. Walaupun usaha dari Kaisar Mongolia tersebut tidak berhasil, namun memang terlihat jelas, banyak kerusakan yang dialami oleh Kay-pang.

Juga beberapa tokoh penting Kay-pang telah tertawan dan mereka dibawa ke kota raja, untuk diadili langsung oleh Kaisar, yang hendak mengorek keterangan dari mulut mereka.

Yeh-lu Chi yakin bahwa tokoh-tokoh Kay-pang tersebut tentu akan lebih rela mati dari pada harus membongkar seluruh rahasia Kay-pang. Karena dari itu, hatinya tidak begitu gelisah.

Ia hanya berikhtiar untuk berusaha menolongi tokoh-tokoh Kay-pang yang telah tertawan tersebut.

Yo Him dan Sasana yang mendengar keterangan seperti itu, menganjurkan kepada Yeh-lu Chi, agar mengambil tindakan yang lebih berani dan nekad, yaitu menyatroni istana Kaisar, buat berusaha menolongi tokoh-tokoh Kay-pang yang tertawan itu.

Akan tetapi Yeh-lu Chi telah menolak saran tersebut dengan ragu. Menurut Yeh-lu Chi justru sekarang-sekarang ini Kaisar Mongolia tersebut telah menempatkan penjagaan yang sangat ketat sekali, banyak jago-jago yang memiliki kepandaian hebat telah didatangkan dari Mongolia.

Karena dari itu, jika memang mereka menyatroni istana Kaisar Mongolia tersebut dalam saat-saat seperti sekarang, niscaya sama saja seperti mereka mengantarkan diri dalam jaring.

Yo Him dan Sasana berpikir memang apa yang dikatakan oleh Yeh-lu Chi beralasan. Hanya saja mereka tetap tidak rela jika tokoh-tokoh Kay-pang yang tertawan itu tetap berada di bawah pengawasan dari tentara Mongolia tersebut di mana mereka berada dalam keadaan yang tidak menggembirakan.

Jelas bahwa tokoh-tokoh Kay-pang itu merupakan orang-orang gagah yang tidak akan membuka mulut dan keterangan sepatah perkataanpun juga. Akan tetapi yang pasti mereka juga akan menerima siksaan yang sangat hebat serta sadis sekali.

Karena itu, Yo Him dan Sasana tetap bermaksud untuk menolong membebaskan mereka.

Bahkan Yo Him telah memajukan dirinya bersama Sasana, di mana mereka berdua yang akan pergi ke kota raja untuk menyelidiki keadaan para tokoh Kay-pang yang telah terjatuh ke dalam tangan orang-orang Mongolia tersebut.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar