Beruang Salju Bab 58 Rencana Khianat Tianglo Kay-pang

Beruang Salju Bab 58 Rencana Khianat Tianglo Kay-pang
58 Rencana Khianat Tianglo Kay-pang

Kami akan berusaha mengadu domba sesama mereka.....! Karena Kay-pang terdiri dari lima cabang utama di lima propinsi, inilah yang memegang peranan besar, karena setiap propinsi memiliki seorang Tianglo.

“Jika ke lima Tianglo itu dapat kita adu domba satu dengan yang lainnya, sehingga terjadi bentrokan di antara sesama mereka, Kay-pang akan terpecah belah. Waktu terpecah belah seperti itu kekuatan mereka sangat lemah, kita boleh segera bertindak untuk menumpas mereka.....!

“Perlu Koksu ketahui, kami sebelum melaporkan hal ini, dengan memberanikan diri telah mulai bekerja. Kami telah berhasil menjalin hubungan yang baik dengan tiga orang tokoh Kay-pang yang merasa tidak puas pada Pangcu mereka, yang menurut pendapat mereka selalu memilih kasih terhadap beberapa orang Tianglo dari dua propinsi!

“Mereka bertiga telah meminta bantuan kami untuk menggagalkan pertemuan besar Kay-pang dan berusaha membunuh Pangcu Kay-pang. Setelah itu ke tiga orang pengemis itu akan maju sebagai ganti Pangcu. Salah seorang diantara mereka menjadi Pangcu dan dua yang lainnya sebagai wakil! Jika memang usaha kami berhasil, tentu ke tiga pengemis bulukan itu akan mudah kita kendalikan.....!”

Mendengar laporan terakhir dari Gochin Talu, wajah Tiat To Hoat-ong berubah berseri-seri, cerah dan tersenyum. Diapun menepuk pahanya, sambil katanya: “Bagus! Jika memang kalian telah berhasil merintis segalanya dengan baik, tentu aku tidak akan melupakan budi dan jasa kalian.....!

“Nah, aku mempercayai kalian herdua untuk mengurus persoalan ini, sedangkan urusan Ghalik akan kita bicarakan lagi nanti! Jika memang kalian berhasil untuk menggagalkan pertemuan Kay-pang dan memecah belahkan mereka satu dengan yang lainnya, jasa kalian akan kusampaikan kepada Khan untuk memperoleh imbalan jasa dari Kaisar kita itu.....”

Girang Gochin Talu dan Lengky Lumi, karena jelas Tiat To Hoat-ong telah menyetujui rencana mereka untuk menghancurkan Kay-pang.

Gochin Talu dan Lengky Lumi pun telah melaporkan rencana kerja mereka, di mana jago-jago istana, dan beberapa orang sahabat mereka yang akan ikut dalam operasi tersebut. Tentu saja Tiat To Hoat-ong pun banyak memberikan petunjuk dan memberikan kekuasaan pada mereka untuk mengatur segalanya, dengan mengajak beberapa orang murid Tiat To Hoat-ong yang akan mendengar di bawah perintah mereka.

Demikianlah, mereka bertiga telah berunding sampai jauh malam. Akhirnya Gochin Talu dan Lengky Lumi telah pamitan untuk kembali ke tempat mereka.

Waktu Lengky Lumi dan Gochin Talu meninggalkan istana Tiat To Hoat-ong, ke duanya hermaksud kembali ke istana Gochin Talu untuk merundingkan persoalan tersebut lebih jauh. Memang selama berada di kota raja, baik Gochin Talu maupun Lengky Lumi telah dihadiahkan sebuah istana kecil (gedung besar yang sangat mewah) oleh Koksu negara tersebut.

Tiat To Hoat-ong dalam hal menghadiahkan gedung mewah tersebut, masing-masing sebuah gedung, baik kepada Gochin Talu maupun Lengky Lumi dan beberapa orang kepercayaan lainnya, karena Koksu tersebut bermaksud mengambil hati mereka, agar mereka tetap kesetiaannya.

Gochin Talu dan Lengky Lumi selama ini memang selalu memperlihatkan kesetiaannya. Mereka bersungguh-sungguh mengabdi kepada Tiat To Hoat-ong, merupakan orang-orang kepercayaan Koksu negara tersebut.

Tiat To Hoat-ong telah melihatnya dan yakin bahwa ke dua orang ini dapat dipercaya sepenuhnya, bahkan dilihatnya, walaupun harus berkorban jiwa, Gochin Talu dan Lengky Lumi memang akan menjalankan tugas sebaik-baiknya. Dan kesetiaan mereka itu telah diuji beberapa kali oleh Tiat To Hoat-ong, yang mempergunakan beberapa orang kapercayaannya untuk berurusan dengan Gochin Talu atau Lengky Lumi, yang setiap akhirnya selalu Lengky Lumi maupun Gochin Talu memperlihatkan kesetiaan mereka yang kuat sekali kepada Koksu tersebut.

Waktu itu Gochin Talu dan Lengky Lumi telah tiba di istana Gochin Talu, sebuah gedung yang sangat besar dan mewah sekali, yang diperlengkapi dengan taman yang luas dan penuh oleh pohon-pohon bunga beraneka warna dan macam. Dua orang pengurus istana kecil tersebut telah menyambut mereka, segera salah seorang di antara pengurus itu telah menyediakan teh dan makanan kecil buat majikan dan kawannya itu.

Setelah selesai pelayan dari pengurus itu, Gochin Talu perintahkan mereka menanti di luar. “Siapapun tidak diperkenankan masuk mengganggu kami! Dan jika ada seseorang yang bermaksud untuk bertemu denganku, katakan bahwa besok baru dapat kuterima! kalian berdua pun tidak boleh masuk jika tidak dipanggil,” pesan Gochin Talu.

Ke dua pengurus gedung itu mengiyakan dan mereka mengnudurkan diri.

Gochin Talu dan Lengky Lumi segera berunding, untuk merundingkan urusan mengacaukan rapat besar Kay-pang yang tidak lama lagi akan segera diselenggarakan oleh orang-orang Kay-pang itu. Walaupun sebuah perkumpulan pengemis, namun Kay-pang merupakan sebuah perkumpulan pengemis yang memiliki banyak sekali anggota-anggotanya, yang merupakan tokoh-tokoh rimba Persilatan yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali.

Karena dari itu, walaupun hanya perkumpulan pengemis, namun Gochin Talu dan Lengky Lumi tetap tidak berani meremehkannya. Sisa kewibawaan dari Ang Cit Kong yang pernah menjadi pemimpin dan Pangcu dari Kay-pang masih di dalam kalangan kang-ouw.

Memang jika dibandingkan dengan beberapa orang tokoh lainnya, seperti Yo Ko dan Kwee Ceng maupun Oey Yok Su, Ang Cit Kong merupakan tokoh yang selalu hidup dalam kenangan anggota Kay-pang, karena setiap pengemis selalu mengagungkan Pangcu mereka yang telah marhum itu, yang berhasil untuk mempersatukan seluruh Kay-pang di seluruh daratan Tiong-goan.

Jasa besar yang telah didirikan Ang Cit Kong semasa hidupnya sebagai Pangcu Kay-pang yang sangat berhasil sekali, di mana dia telah berhasil mengembangkan kekuasaan Kay-pang di seluruh daratan Tiong-goan dan juga Kay-pang pada saat di pimpin oleh Ang Cit Kong barada dalam jaman keemasannya dan kejayaannya. Boleh dibilang di seluruh orang-orang gagah dalam rimba persilatan, semua menaruh hormat dan jeri pada Kay-pang dan hampir sama sekali tidak pernah ada orang yang berani membentur anggota Kay-pang.

Setelah jabatan Pangcu jatuh ke dalam tangan Oey Yong, kemudian diserahkan kepada Lou Yoe Kiak, kemudian kedudukan Pangcu dipegang oleh Yeh-lu Chi, entah telah berapa banyak peristiwa hebat yang melanda perkumpulan pengemis tersebut.

Waktu jabatan Pangcu berada di tangan Ang Cit Kong, seluruh rimba persilatan beranggapan Kay-pang merupakan satu-satunya perkumpulan pengemis yang bisa menjagoi dan memiliki anggota yang sangat banyak dan besar. Dengan demikian, walaupun bagaimana liehaynya seseorang, niscaya tidak akan berani untuk bentrok dengan Kay-pang.

Setelah jatuh ke dalam tanpan Oey Yong jabatan Pangcu itu, maka Kay-pang tetap dengan jaman keemasannya. Hanya saja setelah jabatan Pangcu itu diserahkan kepada Lou Yoe Kiak, Kay-pang mulai mengalami kemunduran dan tidak kecil.

Hal itu disebabkan kepandaian Lou Yoe Kiak walaupun cukup tinggi, tokh ia masih berada di bawah kepandaian Oey Yong maupun Ang Cit Kong. Terlebih lagi setelah jabatan Pangcu itu jatuh ditangan Yeh-lu Chi, yang kepandaiannya sangat tinggi, Kay-pang tetap tidak tertolong, merosot terus.

Jika ingin dibanding-bandingkan, walaupun kepandaian Yeh-lu Chi sangat tinggi, karena dia murid tunggalnya Ciu Pek Thong. Namun tetap saja kepandaian Pangcu yang berusia masih sangat muda itu masih berada jauh di bawah tingkat kepandaian Oey Yong maupun Lou Yoe Kiak, belum lagi jika dibandingkan dengan kepandaian Ang Cit Kong yang sempurna itu.

Dengan demikian, perlahan-lahan Kay-pang telah meluncur ke dalam kemerosotan yang tidak kecil. Banyak juga anggota-anggotanya yang memiliki kepandaian tinggi memisahkan diri dan hidup mengasingkan diri, sebagian lagi hidup dengan mendirikan lain perkumpnlan pula. Dan gangguan yang ditimbulkan oleh Kan Tianglo, Pheng Tianglo, dan Nyo Tianglo yang telah diturunkan tingkat kedudukannya, yang semula sama tingginya dengan Lou Yoe Kiak, lalu terpecah dari jabatan Tianglo dan menjadi murid dengan pangkat delapan karung!

Karena tidak puas oleh keputusan Oey Yong yang memecat mereka dari jabatan Tianglo, ke tiga bekas Tianglo tersebut banyak sekali menimbulkan kerusuhan dan kesulitan buat Kay-pang. Mereka bagaikan musuh dalam selimut yang selalu merongrong kewibawaan Kay-pang. Ke tiga orang bekas Tianglo tersebut memang mengandung maksud dan hasrat ingin menjadi Pangcu dari perkumpulan pengemis tersebut. Untuk mengetahui lebih jelas perihal peristiwa diturunkannya pangkat Nyo Tianglo, Pheng Tianglo dan Kan Tianglo oleh Oey Yong, bacalah kisah “Asmara Rajawali”, semuanya dituturkan dengan jelas.

Justru sekarang Yeh-lu Chi bermaksud untuk menghimpun suatu pertemuan besar di kalangan Kay-pang. Karena di saat kebetulan adanya Yo Ko dan jago-jago luar biasa lainnya, seperti Ciu Pek Thong dan lainnya, Yeh-lu Chi bermaksud untuk memperbaiki keadaan Kay-pang yang telah merosot kewibawaannya itu. Dengan demikian, jika saja perhimpunannya dan rapat besar yang akan di selenggarakan pada malaman Cap-go di bulan mendatang di Hou-ciu, maka Kay-pang dapat diatur lebih baik dan untuk mengangkat nama Kay-pang pula.

Persoalan tersebutlah yang telah dibicarakan oleh Gochin Talu dan Lengky Lumi. Karena ke dua orang kepercayaan Koksu negara itu bermaksud untuk menghancurkan Kay-pang. Terlebih lagi memang mereka telah membuka kontak dengan Nyo Tianglo, Pheng Tianglo dan Kan Tianglo.

Ke tiga orang tokoh Kay-pang yang tidak bermaksud baik buat partainya itu dan bekerja sama dengan Gochin Talu maupun Lengky Lumi, agar pihak kerajaan Boan mau turun tangan membantu mereka membinasakan Yeh-lu Chi dan pengikut-pengikut setianya, agar salah seorang di antara mereka bertiga dapat menjadi Pangcu Kay-pang.

Janji yang mereka berikan, jika Kay-pang terjatuh ke dalam tangan mereka, maka Kay-pang akan bersetia pada kerajaan Boan dan bekerja untuk kerajaan Boan.

Hanya saja yang membuat Pheng Tianglo, Kan Tianglo don Nyo Tianglo jeri, justru di dalam rapat besar Kaypang itu akan hadir jago-jago luar biasa seperti Yo Ko, Ciu Pek Thong, Swat Tocu dan yang lainnya. Dengan meminta bantuan pada Gochin Talu maupun Lengky Lumi mereka memiliki tulang punggung tidak lemah, sebab mereka yakin, jika memang kerajaan Boan bersedia turun tangan ikut campur dalam urusan ini, jelas pihak kerajaan bisa mengutus banyak sekali jago-jago istana yang umumnya memiliki kepandaian tinggi untuk membantu mereka.

Itulah pula sebabnya Pheng Tianglo, Kan Tianglo dan Nyo Tianglo terbangun semangatnya. Mereka bekerja di dalam dan akan menyambut Gochin Talu maupun Lengky Lumi bersama orang-orangnya, untuk mengacaukan rapat besar Kay-pang itu, sampai kelak mereka akan berhasil muncul sebagai pemimpin-pemimpin Kay-pang.

Jika terjadi hal seperti itu, jelas Kay-pang yang ada telah berobah wajah dan pendiriannya. Jika sebelumnya Kay-pang paling membenci Boan-ciu, kerajaan Mongolia yang menjajah negeri mereka, justru jika dipegang oleh Pheng Tianglo, Kan dan Nyo Tianglo, Kay-pang malah merupakan pengikut setia buat kerajaan Boan!

Di saat Gochin Talu dan Lengky Lumi tengah berunding dengan cermat sekali membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi jika mereka telah berada di Hou-ciu dalam mengacaukan rapat besar Kay-pang.

Justru di dalam ketenangan malam terdengar suara jeritan menyayatkan hati. Suara jeritan yang memecahkan kesunyian malam itu merobek-robek ketenangan tempat tersebut, mengejutkan Gochin Talu dan Lengky Lumi, membuat ke dua orang ini melompat dari tempat duduk mereka dengan gerakan ringan, menerobos keluar tanpa berjanji terlebih dulu.

Tidak jauh dari pintu kamar tersebut tampak menggeletak sesosok tubuh, yang diam tidak bergerak. Rupanya telah menjadi mayat. Sedangkan terpisah belasan tombak, menggeletak sesosok tubuh lagi, yang juga telah menjadi mayat. Rupanya, ke dua sosok tubuh itu tidak lain dari ke dua orang pengurus gedung yang menyerupai istana kecil ini.

Muka Gochin Talu dan Lengky Lumi jadi berobah waktu mereka mengenali bahwa ke dua sosok tubuh yang telah menjadi mayat itu tidak lain dari dua orang pengurus gedung tersebut. Bahwa Gochin Talu telah mengeluarkan suara jeritan marah dan tubuhnya melompat ke atas genting, dan dia mengawasi sekitar tempat itu.

Tidak tampak sesosok bayanganpun juga. Hanya kekelaman malam saja yang terlihat. Disamping itu, tampak juga rembulan mengambang di langit dengan sinarnya yang kemilau......

Lengky Lumi juga telah menyusul sahabatnya, dia melompat ke atas genting. Waktu itu tampak berlari-lari dari belakang gedung beberapa sosok tubuh dengan gerakan yang cepat. Ternyata mereka adalah beberapa orang pengawal gedung tersebut yang mendengar suara jerit kematian dari ke dua orang pengurus gedung, segera mereka mendatangi.

“Apakah kau melihat sesuatu, laote.....?!” tanya Lengky Lumi kepada Gochin Talu.

Gochin Talu menggeleng.

Orang itu dapat bergerak cepat sekali, si pembunuh tentu telah melarikan diri.....!” menggumam Gochin Talu.

“Lalu apa keperluannya dia membinasakan ke dua orang pengurus gedung? Jika memang orang itu mengandung maksud tertentu jelas dia akan mencari kita.....!” Lengky Lumi mengemukakan pendapatnya dan dugaannya.

Gochin Talu mengangguk

“Ya..... Apakah memang pembunuh itu mencari sesuatu di gedung ini dan kebetulan kesemprok dengan ke dua pengurus ini, dan dia membunuhnya?!”

Lengky Lumi menggeleng perlahan, dia masih tidak yakin.

Waktu itu angin malam berhembus dingin sekali, kesunyian yang ada telah diisi oleh suara tertawa yang dingin sekali dari kejauhan, disusul kemudian dengan suara orang berkata mengejek: “Hemmm, apakah kalian duga aku seorang pengecut, setelah membunuh ke dua orang kaki tanganmu, aku angkat kaki untuk menyimpan ekor.....?”

Gochin Talu dan Lengky Lumi tercekat hatinya, mereka merupakan dua orang pahlawan istana orang kepercayaan Tiat To Hoat-ong, Koksu negara itu. Sekarang mereka tidak berhasil mencari jejak si pembunuh, bahkan rupanya si pembunuh telah bisa melihat mereka dengan jelas dari tempat persembunyiannya.

Waktu itu Gochin Talu dan Lengky Lumi yakin bahwa si pembunuh belum pergi, malah Gochin Talu dengan gusar telah berkata tawar: ”Jika memang tuan memiliki urusan denganku, keluarlah memperlihatkan diri. Mari kita bicara!”

Terdengar suara tertawa mengejek sebelum perkataan Gochin Talu selesai diucapkan. Disusul kemudian perkataan yang tawar dari orang yang tengah bersembunyi itu: “Hemm, inilah merupakan penghargaan yang sangat tinggi sekali buatku..... Hahaha, baru kali ini aku pernah mengalami dipanggil dengan sebutan “tuan” oleh seorang pahlawan istana kerajaan yang memiliki pangkat dan kekuasaan tidak kecil! Sungguh menggembirakan dan lucu...., sungguh menggembirakan dan lucu!” Lalu disusul dengan suara tertawa lagi tergelak-gelak.

Kemudian tampak berkelebat sesosok tuhuh bayangan melompat dari balik genting. Gerakannya sangat ringan sekali, dan dia telah tiba di depan Gochin Talu dan Lengky Lumi.

Gochin Talu dan Lengky Lumi memperhatikan orang yang baru muncul itu. Keadaannya agak luar biasa, pakaiannya penuh tambalan oleh kain-kain yang beraneka warna. Usianya telah lanjut sekali, mungkin lebih dari enampuluh tahun. Wajahnya kurus dan lancip, dengan senyum selalu mekar di wajahnya.

Dengan segera Gochin Talu dan Lengky Lumi dapat menduganya bahwa orang yang ada di hadapan mereka ini tidak lain dari seorang pengemis Kay-pang.

“Hemmmm, kami tidak menyangka sedikit pun bahwa Kay-pang ternyata demikian kurang ajar, sehingga ada salah seorang anggotanya yang berani berkeliaran di istanaku!” berkata Gochin Talu dengan gusar.

Orang yang baru datang itu, yang memang seorang pengemis telah tertawa bergelak.

“Hemmmm, datang berkeliaran dan bersikap kurang ajar di hadapan tuan-tuan pembesar mulia ini?!” Dia menggumam dengan suara mengejek, kemudian katanya lagi dengan suara yang tetap nyaring: “Justru kedatanganku ke mari ingin membunuh kalian!!”

Gochin Talu dan Lengky Lumi memandang dengan sinar mata yang mengandung kemurkaan. Akan tetapi tadi mereka telah melihat betapa gerakan pengemis tua itu sangat ringan sekali menunjukkan ginkang pengemis tersebut tidak rendah. Dan juga melihat dari cara dia berkata, tentunya memang pengemis ini memiliki kepandaian yang tinggi dan bisa diandalkan sehingga dia berani berkeliaran dan mengancam ingin membunuh Gochin Talu dan Lengky Lumi berdua, walaupun dia hanya seorang diri..... Karena itu, Gochin Talu dan Lengky Lumi telah menahan diri.

Gochin Talu waktu itu telah merangkapkan ke dua tangannya, dia mengambil sikap lunak sambil menindih kegusaran hatinya, katanya: “Sebagai tuan rumah, aku mengundang kau untuk bercakap-cakap dalam rumah, silahkan..... Mari kita ke ruang tamu, mungkin kau memiliki urusan yang penting dengan kami!”

Tetapi pengemis tua itu tetap memperlihatkan sikap yang tidak sedap.

“Hemm, kalian berdua tidak perlu bermain-main kepadaku. Karena sudah kukatakan, kedatanganku ke mari ingin membunuh kalian berdua, yang tentunya adalah Gochin Talu dan Lengky Lumi, dua orang memang tengah ku cari-cari.”

Mendengar perkataan pengemis tua tersebut yang tampaknya tidak bisa diajak bicara dengan baik-baik, habislah kesabaran Gochin Talu dan Lengky Lumi. Kata Gochin Talu dengan murka: “Baiklah! Kau tentunya seorang anggota Kay-pang.....!”

“Benar!” memotong pengemis tua tersebut sebelum Gochin Talu sampai menghabisi perkataannya itu. “Memang aku pengemis melarat adalah salah seorang anggota Kay-pang!”

“Hemm, kau berada di bawah perintah Tianglo yang mana?” tegur Gochin Talu.

“Aku bebas dan tidak ada yang dapat perintahkan diriku selain hanya Pangcu!” menyahuti pengemis tua itu dengan tegas. “Dan tak perlu kau menggertak aku dengan segala macam sebutan Tianglo!”

“Masih ada hubungan apa kau dengan Kan Tianglo, Pheng Tianglo dan Nyo Tianglo?!” tegur Gochin Talu lagi, yang masih mengharapkan bahwa pengemis tua ini adalah salah seorang anak buah dari salah satu di antara ke tiga Tianglo itu, sehingga Gochin Talu ingin menindihnya dengan kekuasaan ke tiga Tianglo itu.

Akan tetapi orang tersebut bukannya menjadi gentar disebutnya nama ke tiga Tianglo itu, malah pengemis tua itu mengeluarkan suara tertawa bergelak-gelak, lalu katanya: “Aku sendiri justru seorang Tianglo. Jika memang aku memiliki bukti yang kuat, tentu ke tiga Tianglo penghianat itu akan kuringkus untuk diserahkan pada Pangcu agar dihukum yang setimpal......!”

Mendengar perkataan pengemis tua itu seperti ini, Gochin Talu dan Lengky Lumi segera menyadari bahwa kedatangan pengemis tua tersebut tentu ada sangkut paut dan hubungannya dengan penghianatan ke tiga Tianglo Kay-pang tersebut. Gochin Talu cepat-cepat pura-pura tidak mengerti, tanyanya,

“Selama ini hubungan antara kerajaan dengan Kay-pang terjalin baik sekali, juga memang dalam keadaan seperti sekarang di mana negeri aman dan rakyat hidup dengan tenteram dan aman, tentunya Kay-pang pun tidak akan mempersulit kerajaan, yang hanya akan mengundang bentrokan! Lalu apa maksud kedatanganmu ke mari? Dan siapakah sebenarnya kau?!”

Pengemis tua itu telah memain bola matanya mencilak beberapa kali, wajahnya memperlihatkan sikap mengejek, lalu katanya: “Kalian berdua, walaupun bagaimana harus mampus di tanganku, hemmm, dengan demikian ada baiknya juga jika aku memberitahukan siapa adanya diriku, agar kalian berdua setelah menemui kematian di tanganku tidak menjadi penasaran..... Kalian dengarlah baik-baik. Aku adalah Wie Liang Tocu, Tianglo Kay-pang.....!”

Muka Gochin Talu dan Lengky Lumi jadi berobah. Mereka berdua memang telah mendengar nama besar Wie Liang Tocu, salah seorang Tianglo Kay-pang yang memiliki kepandaian yang tinggi. Sebelum menjadi anggota Kay-pang dan memperoleh kedudukan sebagai Tianglo, Wie Liang Tocu sebenarnya majikan sebuah pulau yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali. Dialah seorang tokoh rimba persilatan yang tangguh sekali.

Hanya saja disebabkan Wie Liang Tocu memang sangat mengagumi akan kehebatan dan kegagahan Ang Cit Kong, ketika pihak Kay-pang mengundangnya untuk membantu memimpin Kay-pang, dia tidak keberatan. Hanya disebabkan dia memang telah terbiasa mempergunakan sebutan sebagai Wie Liang Tocu, yaitu pemilik pulau yang namanya Wie Liang dan juga orang-orang gagah di dalam rimba persilatan selain menyebutnya dengan sebutan Wie Liang Tocu.

Dengan sendirinya sampai sekarang walaupun telah memperoleh kedudukan sebagai salah seorang Tianglo Kay-pang, namun Wie Liang Tocu tetap memakai sebutan Wie Liang Tocu. Banyak rekan-rekannya di Kay-pang yang menganjurkannya agar Wie Liang Tocu mengganti sebutan Tocu itu menjadi Tianglo, yaitu lengkapnya sebagai Wie Liang Tianglo. Akan tetapi Wie Liang Tocu keberatan dan tetap mempergunakan sebutan Tocu di belakang namanya.

Memang jika bicara soal kepandaian dan ilmu dari Wie Liang Tocu, hampir semua orang rimba persilatan sudah mengetahui dan menaruh rasa kagum dan hormat, karena Wie Liang Tocu merupakan seorang tokoh rimba persilatan yang memiliki kepandaian hebat dan juga ilmunya sangat aneh. Sehingga jarang sekali ada orang yang bisa menandinginya, dan sulit sekali orang berpikir untuk dapat merubuhkannya.

Belum pernah seumurnya Wie Liang Tocu dirubuhkan oleh lawannya, karena jika dia bertemu dengan seorang lawan yang benar-benar tangguh, tentu Wie Liang Tocu akan mempergunakan ilmunya yang aneh, membuat lawannya tidak bisa merubuhkannya walaupun memiliki kepandaian yang sangat tinggi. Dengan demikian, walaupun Wie Liang Tocu sendiri tidak bisa untuk merubuhkan lawannya, tetapi dengan ilmunya yang aneh itu dia dapat memanfaatkan kesempatan yang ada padanya untuk meloloskan diri.

Sekarang Wie Liang Tocu telah muncul di hadapan mereka, di mana Gochin Talu dan Lengky Lumi memang telah mendengar akan kehebatan tokoh Kay-pang yang seorang ini. Merekapun jadi maklum dan mengerti, mengapa ke dua orang pengurus gedung Gochin Talu yang sesungguhnya memiliki kepandaian cukup tinggi karena memperoleh didikan Gochin Talu sendiri, dapat dibinasakan oleh si pengemis tua ini begitu mudah tanpa memberikan perlawanan dan tahu-tahu telah menggeletak menjadi mayat. Maka Gochin Talu dan Lengky Lumi, berlaku jauh lebih hati-hati.

Dengan muka yang tetap tenang tidak memperlihatkan perasaan kaget atau kuatir, Gochin Talu sengaja memperlihatkan senyum memandang rendah kepada si pengemis tua itu, katanya tertawa: “Apakah memang kau ingin mencari-cari persoalan denganku dan sengaja ingin mengacaukan dan menimbulkan keonaran, sehingga akhirnya bentrok dengan pihak kerajaan?”

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar