Beruang Salju Bab 52 Hubungan Apa Dengan Yo Ko?

Beruang Salju Bab 52 Hubungan Apa Dengan Yo Ko?
52 Hubungan Apa Dengan Yo Ko?

Yo Him telah merobek ujung baju tangannya dan menyumbat telinga si gadis.

Tetapi biarpun telah disumbat telinganya, tidak urung Sasana merasakan jantungnya selalu memukul keras setiap kali mendengar suara Khim itu, yang seperti memiliki pengaruh yang hebat. Itulah disebabkan suara Khim itu disertai tenaga lweekang yang terlatih sempurna.

Yo Him sendiri telah menduga-duga, entah siapa Sun Kauw-cu dan Kwie Losam ini, dua orang yang ilmunya tampaknya tidak ringan.

Sun Kauw-cu, wanita setengah baya itu, yang katanya adalah ketua perkumpulan Lang-kauw, perkumpulan serigala. Yo Him baru sekali ini mendengarnya, tetapi ilmu silat itu benar-benar sangat hebat sekali, lweekangnya juga sempurna, dan senjata begitu aneh, yaitu Khim kecil sekali seperti barang mainan itu, namun memiliki suara yang mengandung maut.

Waktu itu Sun Kauw-cu rupanya sudah tidak bisa mempertahankan diri, sambil memetik khim kecilnya itu terus menerus, membawakan sebuah lagu. Dia telah melangkah mengelilingi Kwie Losam.

Kwie Losam juga telah berputaran mengikuti ke arah mana Sun Kauw-cu itu memutari dan mengelilingi dirinya. Setiap pula Kwie Losam telah mengejeknya: “Ayo kau seranglah aku, mengapa harus berputar-putar seperti ini, seperti juga orang yang tengah bermain petak? Mengapa kau seperti seorang bocah cilik yang tengah mencari kelerengmu yang lenyap.....?!”

Sun Kauw-cu tidak memperdulikan ejekan yang dilontarkan Kwie Losam, dia telah mengelilingi Kwie Losam terus, dan di waktu itu suara Khimnya semakin meninggi. Dengan demikian, Kwie Losam juga menyadarinya, dia harus memusatkan lweekangnya. agar dapat menghadapi suara Khim yang luar biasa itu. Sekali saja dia kena dipengaruhi oleh suara Khim tersebut, berarti dirinya akan berada dalam pengaruhnya Sun Kauw-cu

Cepat Kwie Losam telah mengempos semangatnya, dia mengerahkan tenaga untuk menghadapi suara Khim itu, yang kadang kala berhasil menerobos menggoncangkan perasaannya. Lagu yang dimainkan oleh Sun Kauw-cu itu dengan mempergunakan Khim kecilnya, adalah sebuah lagu percintaan yang mendukakan hati karena suara Khim itu sebentar meninggi, sebentar merendah dan sebentar lagi melengking seperti juga suara jeritan yang menyayatkan hati, seperti suara pekik seorang gadis yang tengah terluka hatinya karena patah hati ditinggal oleh sang kekasih.....

Memang Kwie Losam sendiri semakin lama merasakan perasaan dan hatinya tidak tenang, jantungnya bergoncang keras sekali, sehingga kalau terus menerus keadaan seperti ini, niscaya dia akan tak sanggup mempertahankan diri lagi. Karena seringkali Kwie Losam terombang ambing oleh perasaannya akibat goncangan suara Khim yang dipetik oleh Sun Kauw-cu. Karena sadar dirinya bisa terancam bahaya yang tidak kecil jika memang dia bertempur dengan cara seperti itu, Kwie Losam telah merobah lagi caranya untuk menghadapi Sun Kauw-cu.

Dengan disertai oleh suara bentakan yang berulang kali, yang menggelegar, berusaha untuk menindih tenaga lweekang yang terkandung di dalam suara Khim itu, Kwie Losam berusaha untuk menindihnya dengan ke dua tangan tidak tinggal diam juga, berulang kali dia telah menyerang dengan pukulan-pukulan yang bisa mematikan.

Dengan demikian, akhirnya Sun Kauw-cu juga tidak bisa terus menerus memetik Khimnya karena berulang kali dia harus berusaha mengelakkan diri dari terjangan yang dilakukan Kwie Losam. Sebab jika memang dia terlambat, niscaya akan menyebabkan dirinya terkena serangan itu.

Kwie Losam melihat Sun Kauw-cu agak sibuk mengelakkan diri dari terjangannya, semakin bersemangat melancarkan pukulannya dengan diiringi oleh suara bentakan-bentakan yang disertai lweekangnya. Dengan cara begitulah, akhirnya dia berhasil menyingkirkan pengaruh suara Khim tersebut.

Waktu itu Yo Him yang mengikuti cara pertempuran seperti itu telah mengawasi dengan tajam dan penuh perhatian. Dia melihatnya bahwa kepandaian Sun Kauw-cu memang benar-benar tinggi, karena setiap kali pukulan Kwie Losam hampir mengenai dirinya, dia selalu berhasil mengelakkannya dengan gerakan tubuh yang sangat aneh dan luar biasa cepatnya.

Dikala itulah Sun Kauw-cu juga telah mulai mengeluarkan kepandaiannya. Sambil tetap memetik Khimnya, ke dua sikut tangannya sering dipergunakan untuk menyikut dan membentur bagian tubuh Kwie Losam, di mana terletak jalan darah yang mematikan. Cara itu dilakukan dengan membenturkan sikutnya itu pada tubuh Kwie Losam, sambil dia juga bergerak mengelakkan diri dari serangan dan gempuran Kwie Losam.

Itulah cara bertempur yang aneh sekali! Karena Sun Kauw-cu masih tetap memetik Khimnya, selain dia mempergunakan sikutnya sebagai senjatanya. Kwie Losam sendiri menyadari, jika dia berlaku ayal dan kurang waspada, niscaya akan menyebabkan suatu kali dia terkena sikutan lawannya. Dan itu akan membuat dia jadi terluka di dalam yang tidak ringan.

Sikutan yang dilakukan oleh Sun Kauw-cu bukanlah sikutan ysug sembarangan, karena pada sikutan itu mengandung tenaga yang luar biasa tangguhnya. Di samping itu juga memang Sun Kauw-cu masih berusaha mempergunakan suara Khimnya untuk menguasai Kwie Losam.

Sehingga Kwie Losam selain menerjang berulang kali, juga harus melompat mundur menjauhi diri dari Sun Kauw-cu berulang kali juga. Setiap kali Kwie Losam melompat mundur, setiap kali pula suara Khim itu jadi meninggi, dengan demikian kembali suara Khim itu berusaha mempengaruhi perasaan Kwie Losam.

Tampaknya lweekang Kwie Losam memang tinggi, tapi menghadapi Sun Kauw-cu yang mempergunakan Khim kecil itu sebagai senjata istimewanya, membuat Kwie Losam memperoleh kesulitan yang tidak kecil.

Berulang kali Kwie Losam berusaha untuk menerjang lagi, tapi selalu pula dia dapat dipukul mundur dengan cara menyerang Sun Kauw-cu yang mempergunakan ke dua sikutnya itu. Rupanya, walaupun hanya mempergunakan ke dua sikutnya belaka, yang selalu dipergunakan untuk menyikut dan menghantam jalan-jalan darah Kwie Losam, serangan itu sangat berbahaya karena Sun Kauw-cu melakukannya dengan gerakan tubuh yang aneh sekali.

Setiap kali dia menyikut, tubuhnya itu sering doyong ke samping, ke belakang, ke depan, seperti juga orang hendak rubuh. Itu untuk memperdekat jarak antara sikutnya dengan sasaran yang diincernya.

Menyaksikan sekian lama, akhirnya Yo Him merasa telah cukup waktunya buat dia bertindak. Maka dengan gerakan yang ringan, tahu-tahu dia telah melompat ke tengah gelanggang, dia juga telah mengibaskan lengan bajunya. Maksudnya ingin mengibas terpental Khim yang berada di tangan Sun Kauw-cu.

Gerakan yang dilakukan Yo Him mengejutkan Sun Kauw-cu, karena selain gesit, di mana pemuda ini tahu-tahu berada di hadapannya, juga kebutan lengan bajunya itu mengandung kekuatan lweekang yang tidak pernah diduga oleh Sun Kauw-cu. Angin kebutan itu menderu-deru. Tangannya yang memegang Khim kecil itu tergetar, hampir saja Khim itu terlepas dari cekalannya.

Untung saja dia bisa menguasai diri dan keadaan dengan cepat, di mana dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melompat gesit sekali menjauhi. Namun mukanya merah padam, matanya mendelik memancarkan sinar yang luar biasa tajamnya menatap kepada Yo Him.

“Siapa kau, pemuda keparat?!” bentak wanita setengah baya itu, jari tangannya siap untuk memetik tali-tali Khimnya lagi.

Yo Him tidak segera menyahuti, karena dia telah menoleh kepada Kwie Losam, katanya: “Lopeh, kau pergilah beristirahat dulu, kau tentunya masih lapar dan ingin makan. Biarlah aku yang main-main dengan nyonya itu!”

Kwie Losam telah tersenyum lebar, dia mengangguk sambil katanya: “Baik, baik, tetapi kau harus hati-hati, Khimnya itu merupakan Khim maut.....!”

Kwie Losam berkata begitu dan mau menyingkir, karena dia telah menyaksikan betapa Yo Him bisa mengibas dengan lengan bajunya kuat sekali. Dan sebagai seorang yang memiliki kepandaian tinggi serta telah berpengalaman, Kwie Losam sekali lihat saja segera mengetahui bahwa Yo Him memiliki kepandaian yang tidak sembarangan.

Waktu itu Yo Him telah menoleh kepada Sun Kauw-cu, sambil tersenyum sabar dia telah menyahuti pertanyaan si wanita: “Siauw-te she Yo, dan bernama Him.....!”

“Hemm, kau she Yo? Ada hubungan apa kau dengan Yo Ko?!” tanya Sun Kauw-cu dengan, mata tetap memandang tajam sekali.

“Itulah ayahku....!!” menyahuti Yo Him.

“Pantas.....!” kata Sun Kauw-cu. Kemudian dia menoleh kepada ke lima lelaki bertubuh tinggi besar dan ke dua orang penggotong joli itu, dia telah berkata dengan tawar: “Apa yang ku duga ternyata tidak meleset. Memang bocah ini memiliki hubungan dengan orang she Yo itu, dialah anaknya.....!”

Ke lima orang lelaki bertubuh tinggi besar dan ke dua orang penggotong joli itu telah mengangguk mengiyakan.

“Inilah yang dibilang dicari ke empat penjuru tidak ditemukan, tidak tahunya berada di depan biji mata!” berkata Sun Kauw-cu lagi. “Bagus! Bagus! Bocah kau bersiaplah untuk menerima kematianmu!”

Yo Him tetap sabar, sambil tersenyum dia telah bertanya: “Tunggu dulu Sun locianpwe..... sesungguhnya ada ganjalan apakah antara kau dengan ayahku itu?”

Mendengar pertanyaan Yo Him, Sun Kauw-cu telah tertawa dingin, mukanya bengis sekali: “Hemmm, kau ingin tahu dosa apa yang telah dilakukan oleh orang she Yo itu terhadapku? Nanti akan kuceritakan, jika aku telah membekukmu.....!”

Dan memang Sun Kauw-cu ini rupanya bernafsu sekali untuk membekuk Yo Him, karena begitu suaranya habis diucapkan segera tubuhnya bergerak, di mana sambil memetik tali khimnya, suara Khim itu mendengung sangat hebat, bergema berulang kali. Menyusul dengan itu juga tubuhnya telah berputaran, dengan sekali-kali tangannya menyambar akan menghantam Yo Him, memukul dan menotok, mencengkeram atau menampar dengan telapak tangan.

Yo Him menghadapi dengan tenang serangan Sun Kauw-cu. Suara Khim yang mengandung maut itu dihadapinya dengan memusatkan lweekangnya, sehingga suara Khim itu tidak membawa pengaruh untuk dirinya. Dia telah mengikuti gerakan Sun Kauw-cu, malah sepasang tangan Yo Him bergerak-gerak perlahan sekali namun tenaga lweekang yang tersalurkan hebat bukan main, karena begitu sepasang tangan itu bergerak, segera tenaga serangan Sun Kauw-cu dapat ditolaknya. Kejadian seperti itu berulang kali.

Sun Kauw-cu rupanya sangat penasaran, tubuhnya menggigil dengan muka marah setelah belasan jurus, dia masih tidak bisa merubuhkan Yo Him, yang dianggapnya sebagai bocah bau pupuk, yang seharusnya tidak merupakan lawan berarti baginya. Namun sekarang mulai dia yang telah merasakan betapa tenaga tangkisan Yo Him, yang dilakukan dengan perlahan itu, namun mengandung tenaga yang luar biasa.

Beberapa kali hampir membuat Sun Kauw-cu itu terhuyung mundur kalau saja tidak cepat-cepat memusatkan tenaga dalam pada kuda-kuda ke dua kakinya. Dengan demikian, tampak Sun Kauw-cu telah menyadari bahwa kali ini dia menghadapi lawan yang tidak ringan, yang kepandaiannya mungkin tidak berada di sebelah bawah kepandaiannya.

Selama itu Yo Him juga memperlihatkan sikap yang tenang sekali karena dia beberapa kali hanya menggerakkan tangannya, dan dia telah mengibaskan tangannya itu memunahkan tenaga serangan Sun Kauw-cu.

Akhirnya, ketika melihat beberapa kali lagi dia gagal menyerang Yo Him, maka Sun Kauw-cu telah mengeluarkan suara seruan perlahan. Ia berdiri dengan sepasang kaki direntangkan, dan waktu itu rupanya dia telah memusatkan tenaga lweekang pada sepasang kakinya itu sehingga ke dua belah kakinya itu telah melesak ke dalam lantai, di mana ke dua kaki itu masuk beberapa dim ke dalam lantai.

Yo Him tidak jeri, walaupun dia telah melihat lawannya ini mengeluarkan kepandaian istimewanya itu.

“Hemmm, rupanya wanita ini mempelajari ilmu selaksa kati memberatkan tubuh. Ke dua kakinya itu memang terlatih dengan sempurna dan memiliki tenaga yang kuat sekali karena dia telah berhasil menginjak melesak lantai ini!”

Waktu Yo Him berpikir sampai di situ, di saat itulah terlihat Sun Kauw-cu telah maju lagi dengan disertai suara bentakannya yang nyaring, dia telah menggerakkan ke dua tangannya. Tangan yang satu, yang kosong tanpa mencekal senjata, menyambar dari telapak tangannya angin serangan yang kuat sekali. Sedangkan tangan yang satunya lagi yang mencekal Khim kecil itu, menyambar ke arah beberapa jalan darah terpenting di tubuh Yo Him. Dengan cara seperti itu, rupanya Sun Kauw-cu bermaksud untuk menotok beberapa jalan darah Yo Him dengan mempergunakan Khim kecilnya.

Yo Him menggelakkan serangan itu dengan memutarkan tubuhnya beberapa kali, sehingga serangan Sun Kauw-cu gagal mengenai sasaran. Namun membuat Yo Him terkejut, di saat dia tengah berkelit begitu, tiba-tiba dia merasakan mendesir beberapa angin serangan yang halus namun tajam. Tampak beberapa sinar berkelebat ke arahnya.

Rupanya ada beberapa batang jarum kecil yang halus menyambar ke arah Yo Him. Dan itulah serangan yang dilakukan oleh Sun Kauw-cu. Cara menyerangnya itu juga istimewa sekali. Jarum kecil itu ternyata melesat dari Khim kecil di tangannya, yang rupanya diperlengkapi dengan perkakas alat rahasia, sehingga begitu dia memijit alat rahasianya, jarum-jarum itu telah melesat keluar menyambar ke berbagai bagian tubuh Yo Him yang mematikan.

Jarak mereka memang dekat, jarum-jarum kecil yang halus menyambar dengan tiba-tiba sekali, karena dari itu kesempatan buat Yo Him mengelakkan diri sulit sekali. Tetapi memang dasarnya Yo Him memiliki kepandaian yang sangat tinggi, walaupun dalam keadaan terdesak seperti itu, tokh dia bisa menyelamatkan diri.

Dengan mengeluarkan suara bentakan, tahu-tahu tubuhnya telah mencelat ke tengah udara, ke dua tangannya digerakkan. Dia telah berkelit sambil membalas menyerang kepada lawannya dengan mempergunakan salah satu jurus Am-jian-sio-hun-kan, yaitu jurus yang bernama Sim-khia-jiok-tiauw (Hati takut daging melonjak), di mana sepasang tangannya bergerak aneh.

Itulah semacam ilmu yang digubah oleh Yo Ko sendiri, waktu dia berpisahan dengan Siauw Liong Lie. Ilmu itu memang hebat, dan jadi lebih hebat setelah Yo Ko lebih menyempurnakan beberapa waktu berikutnya, di mana setelah dia terjumpa dengan Siauw Liong Lie dan hidup bahagia sebagai pasangan suami isteri di puncak Giok-lie-hong. Di sana Yo Ko telah sempurnakan ilmunya itu, bagian-bagian yang lemah dan kurang sempurna telah disempurnakannya dan bagian-bagian yang kurang perlu telah dibuangnya.

Dengan demikian Am-jian-sio-hun-kan menjadi ilmu yang hebat luar biasa. Lalu sekarang setelah menurunkan kepandaian itu kepada puteranya Yo Him, ilmu itu telah memiliki keistimewaan yang sempurna sekali.

Sun Kauw-cu yang diserang dengan jurus Sim-khia-jiok-tiauw itu jadi terkejut. Dia menyingkir dengan tergesa. Dia meninggalkan kedudukannya semula, tubuhnya telah menyingkir ke arah belakang tiga langkah. Setiap langkah kakinya telah meninggalkan bekas tapak kakinya di lantai yang ceglok dalam sekali beberapa dim.

Yo Him begitu meluncur turun tidak tinggal diam, karena ia telah menyusuli lagi dengan serangan Kie-jin-yu-thian atau Kesedihan Yang Melampaui Batas, di mana ke dua tangannya bergerak-gerak lagi untuk menyerang Sun Kauw-cu.

Wanita setengah baya ini kembali sibuk menghindarkan diri. Cara menyerang Yo Him luar biasa anehnya, gerakannya juga aneh sekali. Dengan diemikian, dia menduga-duga entah ilmu apa yang dipergunakan oleh Yo Him.

Tetapi sebagai seorang yang tangguh, dengan sendirinya Sun Kauw-cu juga cepat sekali menguasai diri. Setelah dua jurus melihat cara menyerang Yo Him, diapun mempersiapkan kepandaian dan ilmu yang akan dipergunakannya untuk menghadapi ilmu Yo Him yang aneh itu.

Waktu itu Yo Him telah berteriak sambil menyerang lagi: “Awas pukulan berikutnya.....!” di mana ke dua tangannya silih berganti menyambar kepada Sun Kauw-cu. Dia telah mempergunakan jurus Lu-tiong-seng-yu atau Dalam Kekosongan Terdapat Isi.

Angin dari pukulan itu berkesiuran sangat hebat sekali, menyambar ke berbagai jalan darah yang mematikan di tubuh Sun Kauw-cu.

Jika saja serangan ini mengenai sasarannya niscaya Sun Kauw-cu akan mengalami luka yang parah, atau juga kemungkinan besar bisa terbinasa di saat itu juga.

Tetapi Sun Kauw-cu sambil memeluk tali Khim nya, dia telah melompat dengan gesit, tubuhnya tahu-tahu berputar seperti gangsing, dan dengan cara seperti itu dia menghindarkan serangan Yo Him. Berikutnya juga dia menghadapi serangan Yo Him dengan cara seperti itu.

Ternyata Sun Kauw-cu telah mengelakkan diri dengan mempergunakan ilmu meringankan tubuh semacam langkah-langkah yang aneh. Setiap kakinya melangkah dalam kedudukan tertentu, serangan Yo Him bisa dihindarkannya dengan baik, tanpa ujung bajunya terkena oleh sambaran angin serangan Yo Him!

Tentu saja Yo Him jadi penasaran, karena dia melihat Sun Kauw-cu sekarang ini seperti juga tidak terdesak lagi oleh serangannya yang hebat itu, bagaikan Am-jian-sio-hun-kan itu tidak berarti apa-apa. Maka cepat luar biasa Yo Him telah menggerakkan tangan kirinya yang ditekuk agak ke dalam, lalu mendorong dengan tangan kanannya juga menyambar akan menolak iga si wanita setengah baya itu. Dia mempergunakan jurus Heng-sie-cauw-jiok atau Mayat Berjalan.

Sun Kauw-cu mengelakkan diri dengan caranya yang sama, yaitu tubuhnya telah berputaran seperti gangsing. Setiap gerakan yang dilakukan oleh Sun Kauw-cu mengandalkan kegesitannya di samping memang rupanya dia memiliki semacam ilmu melangkah yang aneh, yang menuruti keadaan delapan penjuru, Pat-kwa.

Yo Him tidak mau sudah sampai di situ, baru saja dia selesai menyerang dengan jurus Yong-jin-cu-yu atau Si Goblok Kejengkelan Sendiri.

Kali ini serangan yang dilakukan Yo Him luar biasa dahsyatnya, sepasang tangannya itu bergerak cepat sekali, dan dalam waktu sekejap mata, sepasang tangan itu telah menyambar beberapa jurusan, akan menotok puluhan jalan darah dari Sun Kauw-cu.

Didesak demikian rupa, Sun Kauw-cu pun kaget tidak terkira. Dia tidak menyangka dalam usia demikian muda, belum lagi mencapai tigapuluh tahun, Yo Him telah memiliki kepandaian yang demikian tinggi di samping, lweekangnya yang sempurna.

Memang benar Yo Him adalah puteranya Yo Ko, tetapi di dalam hal ini, adalah luar biasa dalam usia semuda itu bisa memperoleh kepandaian sesempurna seperti itu. Hampir sulit bagi Sun Kauw-cu mempercayainya, karena walaupun seseorang belajar sejak berada dalam kandungan ibunya tidak mungkin sebelum mencapai tigapuluh tahun, bisa memiliki lweekang yang demikian tangguh.

Tetapi waktu itu Sun Kauw-cu tengah terdesak sekali, dia berulang kali harus mengelakkan diri ke sana ke mari dengan gesit. Bahkan untuk memetik tali Khimnya satu kali saja dia tidak memiliki kesempatan. Karena dari itu setelah belasan kali melompat ke sana ke mari, dengan suatu gerakan agak membungkuk, Sun Kauw-cu telah mengulurkan ke dua tangannya. Kali ini dia menyambut serangan Yo Him dengan keras dilawan keras.

Hebat bukan main cara menangkis Sun kauw-cu, rupanya sudah tidak ada jalan keluar lagi buatnya menghindarkan diri, karena dari itu dia menangkis dengan memusatkan seluruh tenaga dan kepandaiannya, maka terdengar suara “Dukkkk!” yang kuat sekali. Tubuh Sun Kauw-cu bergoyang-goyang, namun tidak mundur setapak pun juga, hanya lantai yang diinjaknya telah melesak sampai beberapa dim!

Yo Him sendiri, begitu tangannya membentur tangan Sun Kauw-cu telah merasakan getaran yang menyesakkan dadanya. Dia mengempos semangatnya, dan menyalurkan lweekangnya berusaha menindih lweekang lawannya. Tubuhnya tegak bagaikan gunung, tidak bergeming sedikitpun juga, mukanya tetap tenang, hanya tangannya itu yang terulur tetap tergantung di tengah-tengah udara, dan tersanggah oleh ke dua tangan Sun Kauw-cu

Mereka berdua jadi diam bagaikan patung-patung hidup belaka. Dan kali ini mereka tengah melakukan pertempuran dengan hanya mengandalkan tenaga lweekang, di mana masing-masing telah mengeluarkan seluruh kekuatan lweekangnya, untuk menindih lawannya.

Sebetulnya, cara bertempur yang tengah mereka lakukan seperti itu tidak kalah berbahayanya dengan bertempur mempergunakan senjata tajam. Satu kali saja tenaga dalam mereka tergempur dan mereka tidak bisa bertahan dari tindihan lweekang lawannya, maka salah seorang di antara mereka akan terluka parah sekali kemungkinan juga urat dan otot di tubuh mereka akan putus! Dan juga, jika memang lweekang mereka itu berimbang sampai mereka bersama-sama merasa letih, dan berkurang tenaga mereka, di saat itulah mereka akan terluka bersama.....!

Sun Kauw-cu dan Yo Him juga menyadari akan ancaman bahaya yang hebat itu. Karenanya mereka telah berusaha untuk mengempos semangat mereka masing-masing, berusaha uutuk secepat mungkin dapat menindih kekuatan lawannya. Dan cara mereka memusatkan seluruh tenaga lweekang pada tangan masing-masing merupakan hal yang bisa membawa ke tingkat pertempuran yang menentukan sekali, di saat mana Sun Kauw-cu merasakan dadanya menyesak, napasnya mulai tidak lancar, dan tubuhnya malai kesemutan seperti juga dialiri listrik. Dengan demikian, jika saja dia bertahan sepeminuman teh lagi, niscaya dia akan terluka berat di tangan Yo Him.

Dengan keadaannya seperti itu Sun Kauw-cu jadi bingung bukan main, dia juga mengeluh di dalam hatinya. Dia sadar, jika tidak cepat-cepat berusaha melepaskan dari libatan tenaga lweekang Yo Him, niscaya dia menderita kerugian yang tidak kecil buat keselamatan dirinya. Harapan untuk merubuhkan Yo Him tampaknya tipis sekali.

Sedangkan ke dua telapak kakinya itu telah melesak masuk ke dalam lantai lebih dalam lagi beberapa dim. Sun Kauw-cu tidak berani menambah tenaga lweekangnya itu, karena jika sampai dia mengerahkan seluruh kekuatannya, sampai tidak bersisa, dengan sendirinya begitu dia terdesak dan tenaga lweekangnya tertindih, tenaga lweekangnya sendiri itu yang akan berbalik menghatam dia. Dia masih mempergunakan delapan bagian tenaga dalamnya.

Yo Him sendirinya beberapa kali telah mengempos semangat dan tenaga lweekangnya. Dia berusaha merobohkan lawannya itu. Dengan demikian, beberapa kali pula dia berusaha menurunkan tangannya untuk menindih lawannya lebih hebat.

Kwie Losam yang menyaksikan jalannya pertempuran itu, telah memandang kagum tidak terkira. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Yo Him memiliki kepandaian sehebat itu.

Semula waktu dia melihat Yo Him dan Sasana memasuki ruangan rumah penginapan, di mana pasangan muda mudi itu menggantung pedang di pinggang masing-masing, Kwie Losam menduga mereka hanya jago-jago muda.

Dan yang membuat Kwie Losam jadi tidak kurang kagetnya, karena waktu itu dia telah mengetahui Yo Him adalah putera Yo Ko, Sin-tiauw-tay-hiap yang sangat terkenal kehebatannya, mungkin sebagai orang yang memiliki kepandaian ilmu silat nomor satu di kolong langit ini.

Dengan mata tidak berkedip, dia telah mengawasi jalannya pertempuran itu. Dan di waktu melihat ke dua kaki Sun Kauw-cu melesak lebih dalam di lantai itu. Diam-diam Kwie Losam juga merasa kagum, dia berpikir: “Hemmm! Tidak kusangka dia memperoleh kemajuan yang demikian pesat..... Telah empat tahun kami tidak bertemu, ternyata kepandaiannya telah jadi demikian hebat!” Yang dimaksudkan oleh Kwie Losam dengan sebutan “dia” adalah Sun Kauw-cu.

Waktu itu keringat telah mengucur deras sekali di kening dan muka Sun Kauw-cu, tampaknya dia telah tertindih dan dalam keadaan terdesak untuk membendung tenaga lweekang Yo Him, dan keadaannya telah jatuh di bawah angin.

Yo Him sendiri sebetulnya waktu itu tengah berpikir keras, karena dia melihat lawannya ini benar-benar tangguh sekali. Dia bisa saja waktu itu mempergunakan jurus-jurus dari Kong-beng-kun yang dikombinasi dicampur dengan jurus-jurus Am-jian-sio-hun-kan, untuk memecahkan pikiran, di mana di samping menindih dengan lweekang dia bisa juga menghantam dengan hebat merubuhkan Sun Kauw-cu atau setidak-tidaknya melukainya.

Namun hatinya tidak tega. Dia baru pertama kali bertemu dengan Sun Kauw-cu, dan dia pun tidak memiliki ganjalan apa-apa, karena dari itu, dia jadi setengah hati.

Namun disebabkan dia setengah hati itu, membuat Sun Kauw-cu tetap dapat bertahan diri dari tindihan lweekang Yo Him.

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar