Harpa Iblis Jari Sakti Chapter 56

Mereka memandang Tam Goat Hua dan Lu Leng. Usia mereka masih muda. Orang-orang itu tidak percaya kalau mereka berdua berkedudukan tinggi dalam istana Ci Cun Kiong. Maka begitu mendengar ucapan Tam Goat Hua, orang-orang itu menjadi sangat terkejut.

Si Kipas Emas-Hoan Eng menatapnya tajam dan bertanya dengan dingin, "Nona, kau bilang apa barusan?"

Tam Goat Hua menyahut, "Apakah kau tuli? Barusan aku bertanya padamu, apakah kau sanggup menerima tiga jurus seranganku?"

Betapa gusarnya Si Kipas Emas-Hoan Eng. Dia tertawa gelak, setelah itu baru berkata, "Di kolong langit ini, yang berani bicara demikian kepadaku tidaklah begitu banyak!"

Tam Goat Hua berkata dengan dingin, "Cepat jawab, kau sanggup atau tidak?"

Si Kipas Emas mengangkat kipasnya ke dada, mundur selangkah seraya berkata dengan lantang, "Nona, silakan melancarkan serangan!"

Tam Goat Hua tahu, kalau ingin menundukkan mereka semua, tentunya harus memperlihatkan kepandaiannya. Hanya dengan cara itu barulah mereka bersedia berlayar ke pulau Hek Ciok To! Karena itu, begitu Si Kipas Emas-Hoan Eng usai berkata, Tam Goat Hua pun langsung membentak nyaring. Badannya maju ke depan sekaligus melancarkan serangan, itu adalah jurus Thian Lo Te Bong (Jala Di langit Jaring Di Bumi). Tampak bayangan telapak tangannya berkelebat-kelebat mengurung badan Si Kipas Emas. Mendadak jurus itu sudah berubah jadi jurus Pao Lo Ban Siang (Segala-galanya Masuk Ke dalam Jala)! Di saat bersamaan berubah lagi jadi jurus Ciak Ce Sih Ning (Bibit Harus Berpucuk)!

Ketiga jurus itu merupakan jurus andalan Tiat Sin Ong, tergolong pula sebagai inti sari ilmu pukulan, sudah pasti amat lihay dan dahsyat! Tam Goat Hua melancarkan ketiga jurus itu sekaligus. Si Kipas Emas-Hoan Eng sama sekali tidak pernah menyaksikan ilmu pukulan yang begitu lihay dan dahsyat. Dia hanya melihat di hadapannya penuh bayangan Tam Goat Hua berserta bayangan-bayangan telapak tangannya. Sebelum Si Kipas Emas-Hoan Eng menyadari apa-apa, Tam Goat Hua sudah usai melancarkan ketiga jurus ilmu pukulan tersebut. Pada jurus yang terakhir itu justru jari tangan Tam Goat Hua berhasil menyentuh sekaligus menotok beberapa jalan darah di bagian dada Si Kipas Emas-Hoan Eng!

Sesungguhnya Tam Goat Hua dapat membunuhnya saat itu juga, namun karena gadis tersebut menghendaki orang-orang tersebut percaya bahwa dia adalah orang kepercayaan Liok Ci Khim Mo, maka Tam Goat Hua tidak turun tangan jahat terhadapnya. Lagi-pula tiada alasan baginya membunuh orang yang ingin bergabung dengan Liok Ci Khim Mo, sehingga Tam Goat Hua tidak mengerahkan lweekang pada jari tangannya.

Setelah berhasil menotok beberapa jalan darah di bagian dada Si Kipas Emas-Hoan Eng, Tam Goat Hua pun segera mencelat mundur, sedangkan Si Kipas Emas-Hoan Eng tak dapat bergerak di tempat serta merasa kesemutan di sekujur badan. Wajahnya telah berubah pucat pias! Berselang sesaat barulah Hoan Eng dapat bernafas seperti biasa! Semua orang langsung diam, mata mereka di arahkan pada Tam Goat Hua, tampak tertegun dan terperangah! Mereka sulit percaya, usia Tam Goat Hua masih begitu muda namun kepandaiannya sudah begitu tinggi! Orang-orang itu mana tahu kalau Tam Goat Hua menggunakan ilmu pukulan andalan Tiat Sin Ong?

Sesungguhnya ilmu silat Tam Goat Hua boleh dikatakan seimbang dengan Si Kipas Emas-Hoan Eng. Tapi begitu melancarkan serangan, dia langsung mengeluarkan jurus-jurus tersebut! Kalau Tam Goat Hua ingin mencabut nyawanya, sepuluh orang seperti Si Kipas Emas-Hoan Eng pun akan mati di tangan gadis itu! Suasana di perahu besar itu amat sepi, mendadak terdengar orang tua berambut perak tertawa gelak seraya berkata,

"Sungguh beruntung sekali, tak disangka hari ini aku akan bertemu pewaris kawan lamaku! Sungguh tidak salah, gelombang belakang mendorong gelombang di depan! Sejak dahulu kala para pendekar pasti muncul dari kaum muda! Keponakanku, apakah gurumu baik-baik saja?"

Ucapan orang tua berambut perak itu ditujukan kepada Tam Goat Hua, yang membuat gadis ini terheran-heran. Menyaksikan sikap orang tua yang amat berwibawa itu, sudah dapat dipastikan bahwa dia merupakan tokoh tua yang luar biasa dalam rimba persilatan, maka Tam Goat Hua segera membalikkan badannya dan bertanya, "Apa maksud perkataan Paman Tua?"

Orang tua berambut perak itu tertawa gelak. "Keponakan, tadi jurus-jurus serangan yang kau lancarkan itu jelas merupakan jurus-jurus andalan Tian Sin Ong. Dia dan aku punya hubungan yang dalam sekali! Karena itu kalau aku memanggilmu keponakan, kau tidak perlu heran!"

Begitu mendengar, terkejutlah hati Tam Goat Hua. Ketika mengeluarkan ketiga jurus ilmu silat itu gerakannya amat cepat, namun orang tua berambut perak itu masih dapat melihat asal-usul ilmu silatnya! Dari sini dapat diketahui bahwa orang tua berambut perak itu bukan orang sembarangan! Tetapi Tam Goat Hua tidak ingat, siapa orang tua berambut perak itu. Apabila dia menyebut namanya mungkin masih bisa diketahui asal-usulnya.

Setelah berpikir demikian, Tam Goat Hua pun tertawa seraya berkata, "Sungguh tajam mata Paman Tua, tapi aku justru bukan murid Tian Sin Ong. Beliau cuma mengajariku tiga jurus ilmu silat tersebut!"

Orang tua berambut putih tertawa. "Tidak salah! Berdasarkan ketiga jurus ilmu silat itu sudah cukup bagimu untuk memperoleh kedudukan tinggi di dalam istana Ci Cun Kiong! Oh ya, siapa namamu dan nama suamimu?"

Tam Goat Hua berpikir, namanya dan nama Lu Leng pasti tidak diketahui sampai ke seberang lautan. Namun kalau menyebut nama asli, mungkin sudah tidak bisa mengelabui mereka, maka Tam Goat Hua menyebut nama palsu. Ketika orang tua berambut perak baru mau berkata, tampak seseorang yang kurus mendekatinya, membisikkan sesuatu di telinga orang berambut perak itu. Orang tua berambut perak manggut-manggut, lalu memandang sejenak ke arah Tam Goat Hua dan Lu Leng. Suara orang kurus itu amat perlahan dan rendah sehingga Tam Goat Hua dan Lu Leng tidak dapat mendengar perkataannya.

Berselang sesaat barulah orang kurus itu mundur dari situ, sedangkan orang tua berambut perak tertawa gelak. "Hari ini bisa bertemu kalian berdua, sungguh merupakan suatu takdir yang membantuku. Kami mau ke istana Ci Cun Kiong, diterima Liok Ci Khim Mo atau tidak, itu tergantung pada kalian berdua!"

Tam Goat Hua dan Lu Leng amat cerdas, tapi saat ini mereka tidak dapat meraba apa maksud ucapan si orang tua berambut perak itu.

Tam Goat Hua lalu berkata, "Sudah pasti kami akan membawa kalian ke sana, tapi perahu besar itu harus berlayar ke pulau Hek Ciok To dulu!"

Orang tua berambut perak tersenyum. "ltu merupakan urusan kecil, aku akan pesan mereka!" Sembari berkata, orang tua berambut perak itu pun mengajak Tam Goat Hua dan Lu Leng masuk ke dalam perahu.

Panjang perahu kira-kira belasan depa, lebar kurang lebih lima enam depa. Perahu itu sungguh besar dan mewah. Setelah Tam Goat Hua dan Lu Leng duduk, selain orang tua berambut perak, masih tampak delapan orang masuk ke dalam, termasuk Si Kipas Emas-Hoan Eng, mereka pun duduk di situ. Orang tua berambut perak segera memperkenalkan mereka pada Tam Goat Hua dan Lu Leng. Di antara delapan orang itu, Tam Goat Hua pernah mendengar nama mereka, tapi ada juga yang tidak pernah didengarnya, mungkin mereka tinggal di seberang lautan dan termasuk golongan sesat. Setelah memperkenalkan orang tua berambut perak lalu duduk.

Tam Goat Hua langsung bertanya, "Bolehkah aku tahu sebutan Paman Tua?"

Orang tua berambut putih tertawa gelak. "Aku tidak memiliki nama besar, tak perlu disebutkan!"

Tam Goat Hua segera menambahkan, "Paman Tua jangan merendahkan diri, alangkah baiknya kami mengetahui sebutan Paman Tua agar dapat berlaku lebih hormat!"

Orang berambut perak tersenyum kemudian berkata perlahan-lahan, "Sudah cukup lama aku tinggal di seberang lautan. Dulu aku memang punya nama di Tionggoan, tapi sudah lama tidak diungkit orang! Tahun ini aku sudah berusia delapan puluh, tiga puluh tahun lampau kaum rimba persilatan menjulukiku Kou Hun Siu (Orang Tua Pengaet Sukma)!" Ucapan orang tua berambut perak kedengaran amat tenang, nada suara pun datar.

Ketika Tam Goat Hua dan Lu Leng mendengar nama tersebut, seketika air muka mereka berubah! Ternyata mereka pernah mendengar dari orang-tua masing-masing, bahwa puluhan tahun lampau di antara golongan lurus terdapat Thian Ho Si Lo, sedangkan dalam golongan sesat terdapat Satu Setan Satu Orang Tua! Satu Setan itu adalah Kui Sian-Chu Wan. Kui Sian-Chu Wan sudah lama mati di tangan Seng Ling, muridnya sendiri! Setelah membunuh guru sendiri, Seng Ling lalu mengangkat dirinya sebagai majikan Istana Setan, semua itu diketahui kaum dunia persilatan.

Satu Orang Tua adalah Kou Hun Siu yang dulu pernah bertikai dengan partai Hwa San Pay! Kalau membicarakan tingkatan, dia masih lebih tua setingkat dari Liat Hwe Cousu! Kepandaiannya amat tinggi sekali! Namun tiga puluh tahun lalu, Kou Hun Siu menghilang entah kemana, tidak pernah memunculkan diri lagi di dunia persilatan. Karena itu kaum dunia persilatan pun mulai melupakannya. Walau Tam Goat Hua dan Lu Leng tahu orang tua berambut perak itu bukan orang sembarangan, namun tidak menduga bahwa dia adalah Kou Hun Siu yang sama terkenalnya dengan Thian Ho Si Lo!

Seketika Tam Goat Hua dan Lu Leng saling memandang, kemudian memberi hormat pada Kou Hun Siu seraya berkata, “Sungguh beruntung kami bisa bertemu locianpwee di sini!"

Kon Hun Siu tertawa hambar. "Kalian berdua masih muda, tapi berkepandaian tinggi. Lagi-pula begitu mendengar julukanku kalian sudah tahu akan asal-usulku, sungguh luar biasa! Ya, kan nona Tam dan tuan muda Lu?"

Ucapan yang paling akhir itu, amat mengejutkan Tam Goat Hua dan Lu Leng! Padahal tadi Tam Goat Hua menyebut nama palsu agar pihak yang di dalam perahu tidak tahu asal-usulnya. Akan tetapi saat ini Kou Hun Siu justru mengetahui marga mereka! Tanpa berjanji Tam Goat Hua dan Lu Leng langsung bangkit berdiri. Lu Leng cepat-cepat menghunus golok pusaka Su Yang To!

Kou Hun Siu kelihatan seperti tiada urusan apa pun, tertawa seraya berkata, "Mengapa kalian berdua harus tegang? Duduk dan bicara tidak akan terlambat kok!"

Lu Leng membentak, "Kau sudah tahu siapa kami, masih mau bicara apa lagi?!"

Kou Hun Siu tertawa gelak memekakkan telinga, kemudian menyahut, "Kalian berdua sungguh berani. Kalau bukan salah seorang di antara kami pernah melihat kalian berdua di istana Ci Cun Kiong, aku pun akan dibohongi kalian berdua!"

Kini Tam Goat Hua dan Lu Leng baru ingat. Sebelum bertanding dengan Si Kipas Emas-Hoan Eng, saat itu terdengar suara seruan kaget! Orang yang mengeluarkan seruan kaget itu tentunya karena mengenali mereka berdua. Mereka berdua tidak menduga akan terbuka kedoknya secepat ini. Selain bertarung, sudah tiada jalan lain! Lu Leng maju selangkah, ketika baru mau menyerang dengan golok pusaka Su Yang To, mendadak Kou Hun Siu mengibaskan tangannya seraya berkata,

"Tunggu!"

Kibasan tangan itu menimbulkan tenaga yang amat dahsyat, menerjang ke arah Tam Goat Hua dan Lu Leng. Kalau Lu Leng tidak tahu gelagat dan tidak memberatkan badannya, niscaya terpental oleh terjangan tenaga itu! Setelah mengibaskan tangannya, Kou Hun Siu juga tampak tertegun karena melihat Tam Goat Hua dan Lu Leng tidak bergeming dari tempat.

Tam Goat Hua segera berkata, "Kau sudah tahu siapa kami berdua, tentunya kita bukan kawan! Kalau tidak bertarung sekarang, harus tunggu kapan?"

Kou Hun Siu tertawa, lalu menyahut, "Tadi aku sudah bilang, kami mau ke istana Ci Cun Kiong, semua itu tergantung pada kalian berdua! Hahaha! Apakah kalian berdua sudah melupakannya?"

Kini Tam Goat Hua dan Lu Leng baru menyadari akan maksud ucapan Kou Hun Siu tadi. Ternyata Kou Hun Siu bermaksud menangkap mereka untuk dibawa ke istana Ci Cun Kiong! Bukan main gusarnya Tam Goat Hua dan Lu Leng dalam hati.

Lu Leng berkata dengan dingin, "Liok Ci Khim Mo juga ingin menangkap kami, namun tetap tidak tercapai! Apalagi kau tua bangka, dapat berbuat apa terhadap kami?"

Walau Lu Leng berkata ketus dan kejam, tapi wajah Kou Hun Siu sama sekali tidak berubah. Tampak Kou Hun Siu tersenyum. "Lu-siauhiap, ketika aku masih muda juga tidak takut pada langit dan bumi! Tapi kalau dipikirkan kembali, hal itu sungguh menggelikan! Kalau kalian ingin menderita, cepatlah turun tangan!"

Lu Leng dan Tam Goat Hua saling memandang, kemudian gadis itu berkata dengan suara rendah, "Harus coba dulu!"

Lu Leng mengangguk sambil mengerahkan lweekang-nya. Badannya dibungkukkan sedikit, jari tengah di tangan kanan segera bergerak ke arah Kou Hun Siu. Ternyata Lu Leng telah mengeluarkan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit). Sungguh cepat gerakan jurus tersebut.

“Bum!” jari tengah Lu Leng mengeluarkan suara.

“Serrr!” terdengar pula suara tenaga Kim Kong Sin Ci yang sudah menerjang!

Betapa cepatnya terjangan tenaga Kim Kong Sin Ci. Kelihatannya terjangan itu sudah hampir menghantam dada Kou Hun Siu yang wajahnya tampak berseri, persis seperti orang tua yang welas asih. Namun mendadak badan Kou Hun Siu bergerak cepat ke belakang! Di saat bersamaan tenaga Kim Kong Sin Ci telah menerjang dadanya! Tetapi Lu Leng merasa tenaga Kim Kong Sin Ci-nya seakan membentur sesuatu yang amat licin, sehingga tenaga jari saktinya meleset ke samping.

"Bum!" sebuah kursi kayu yang ada di belakang Kou Hun Siu hancur berantakan terhantam tenaga Kim Kong Sin Ci itu, sedangkan Kou Hun Siu masih berdiri di tempat. Wajahnya kelihatan berseri seakan tidak pernah terjadi apa-apa!

Menyaksikan itu Lu Leng terkejut bukan main! Sejak berhasil menguasai ilmu Kim Kong Sin Ci dan setiap kali melancarkan serangan, tidak pernah Lu Leng mengalami hal seperti ini. Bahkan Si Setan-Seng Ling pun tidak dapat menahan satu kali serangannya. Saat ini dia telah menggunakan sembilan bagian tenaga Kim Kong Sin Ci, mengeluarkan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit), akan tetapi tidak dapat berbuat apa-apa terhadap Kou Hun Siu! Lu Leng pun menjadi tidak tahu, apakah harus melancarkan serangan ke dua atau tidak?

Di saat bersamaan Kou Hun Siu justru tertawa. "Lu-siauhiap, kau masih muda tapi lweekang-mu sudah begitu tinggi, sungguh luar-biasa! Namun kalau dibandingkan denganku, kau masih kalah jauh!"

Sedangkan Tam Goat Hua yang berdiri tak jauh dari situ juga melihat jelas akan kejadian tadi. Kejadian itu membuat tanda tanya dalam hatinya, karena betapa dahsyatnya tenaga Kim Kong Sin Ci yang dimiliki Lu Leng, sudah diketahui oleh Tam Goat Hua. Walau Kou Hun Siu memiliki lweekang yang amat tinggi sebagai pelindung badan, namun tidak mungkin dapat menahan terjangan tenaga Kim Kong Sin Ci! Berdasarkan kejadian itu Tam Goat Hua berkesimpulan bahwa Kou Hun Siu pasti memakai suatu benda pusaka untuk melindungi badan, sehingga dapat membuat tenaga Kim Kong Sin Ci meleset!

Setelah berpikir Tam Goat Hua segera berseru, "Adik Leng, jangan dengar dia! Mari kita maju!"

Ketika berseru Tam Goat Hua sudah memegang sebuah rantai besi, kemudian mendadak menyerang Kou Hun Siu dengan jurus Hai Kou Ciok Lan (Laut Lapuk Batu Berlubang). Badannya berkelebat ke depan menerjang orang tua itu. Begitu melihat Tam Goat Hua sudah menerjang, Lu Leng pun ikut bergerak cepat menyerang Kou Hun Siu dengan Thian Hou Sam Sek (Tiga Jurus Harimau Langit)! Seketika tampak golok pusaka Su Yang To berkelebat-kelebat, sedangkan rantai besi di tangan Tam Goat Hua menderu-deru.

Yang lain begitu melihat serangan-serangan yang amat dahsyat itu langsung menyingkir. Kou Hun Siu sedikit membungkukkan badannya, kemudian menjulurkan jari tangannya yang bagaikan cakar besi menerobos serangan-serangan itu. Lu Leng dan Tam Goat Hua merasa ada tenaga yang amat kuat menerobos ke arah mereka. Karena itu Tam Goat Hua segera berseru,

"Adik Leng, mari kita ke geladak perahu!"

Usai berseru, Tam Goat Hua pun melancarkan sebuah pukulan! Pukulan yang dilancarkannya itu menimbulkan suara yang menderu-deru dan diarahkan pada dinding ruang perahu.

"Blam!" saat itu juga dinding ruang perahu berlubang.

Lu Leng cepat-cepat berseru, "Kau keluar duluan!"

Tam Goat Hua mengangguk, langsung melesat ke luar! Lu Leng juga melesat ke luar mengikuti Tam Goat Hua, namun terdengar suara desir angin. Lu Leng terbelalak. Ternyata Kou Hun Siu sudah melesat ke hadapannya, bahkan kelima jarinya yang bagaikan cakar besi mengarah dada Lu Leng, sepertinya ingin menembus dada itu! Bukan main terkejutnya Lu Leng, cepat-cepat dia mengayunkan golok pusaka Su Yang To membabat lengan Kou Hun Siu.

Kali ini Lu Leng menggunakan cara yang amat bahaya. Dia mengayunkan golok pusaka Su Yang To membabat lengan Kou Hun Siu! Kalau berhasil, tentunya dapat merobohkan orang tua itu! Tapi saat ini Kou Hun Siu begitu dekat. Apabila babatannya tidak berhasil, kemungkinan besar dadanya akan tertembus oleh jari tangan Kou Hun Siu! Tampak cahaya golok pusaka Su Yang To berkelebat, sedangkan Kou Hun Siu cepat-cepat menarik tangannya sekaligus mencengkeram punggung golok pusaka Su Yang To itu.

Lu Leng melihat gerakan Kou Hun Siu amat cepat sekali, tahu-tahu punggung golok pusaka Su Yang To sudah tercengkeram oleh jari-jari tangan Kou Hun Siu. Lu Leng langsung membentak keras seraya mengibaskan lengan kirinya, menggunakan jurus Si Siang Pik Seng (Empat Penjuru Pasti Tumbuh). Seketika terdengar suara.

"Plak! Plak! Plak! Plak!"

Jari tangan Lu Leng berhasil menotok dada Kou Hun Siu empat kali, namun Lu Leng merasa seolah-olah dia telah menotok suatu benda yang amat keras dan licin. Tetapi karena tenaga Kim Kong Sin Ci betul-betul dahsyat, badan Kou Hun Siu tetap tergoncang, dan secara tidak langsung hal ini telah menyelamatkan nyawa Lu Leng dari bahaya maut. Ternyata ketika Kou Hun Siu berhasil mencengkeram punggung golok pusaka Su Yang To, sebelah tangannya juga dijulurkan untuk mencengkeram dada Lu Leng.

Lu Leng menjadi gugup karena sudah sulit baginya untuk berkelit. Untung di saat bersamaan badan Kou Hun Siu tergoncang, maka cengkeramannya jadi terpaut sejengkal dari dada Lu Leng! Lu Leng mengucurkan keringat dingin. Cepat-cepat ia mundur, namun terasa ada tenaga yang amat kuat membetot golok pusaka Su Yang To yang digenggamnya hingga terlepas! Lu Leng telah kehilangan golok pusaka Su Yang To, dia tidak berani bertindak gegabah, tetap melangkah mundur.

Terdengar suara hiruk pikuk di geladak perahu.

Lu Leng segera mengangkat kedua tangannya ke dekat dada untuk berjaga-jaga, kemudian bertanya lantang, "Kakak Goat, bagaimana keadaanmu?!"

Tam Goat Hua menyahut, "Aku tidak apa-apa! Kau sendiri bagaimana?!"

Ternyata setelah melesat ke luar sampai di geladak perahu, Tam Goat Hua pun bertarung dengan ke delapan orang itu. Walau dikeroyok delapan orang, namun Tam Goat Hua masih dapat mengimbangi mereka. Gadis itu mengeluarkan seluruh kepandaiannya sehingga berhasil melukai tiga orang dengan ilmu Cit Sat Sin Ciang!

Lu Leng memandang ke luar melalui lubang dinding. Terlihat begitu banyak bayangan mengurung Tam Goat Hua, tapi tampak pula rantai di tangan gadis itu berkelebat-kelebat. Kelihatannya Tam Goat Hua masih di atas angin! Agar Tam Goat Hua tidak memikirkannya, Lu Leng segera berseru, "Kakak Goat, aku juga tidak apa-apa!"

Sedangkan Kou Hun Siu tertawa gelak. "Hahaha!"

Setelah menaruh golok pusaka Su Yang To ke atas meja, orang tua itu pun duduk di situ serta berkata, "Lu-siauhiap, apakah kau masih belum mau menyerah?"

Lu Leng menatap golok pusaka Su Yang To yang ada di atas meja. Ia berkata dalam hati, “Tadi aku kurang berhati-hati sehingga Kou Hun Siu berhasil mendekatiku sekaligus merebut golok pusakaku! Kalau golok itu masih berada di tanganku, aku akan mengeluarkan ilmu golok Thian Hou Sam Sek untuk melindungi diri, sedangkan tangan kiri menyerang dengan ilmu Kim Kong Sin Ci. Tentunya aku tidak akan kalah!” Setelah berkata dalam hati, Lu Leng pun maju selangkah.

Sepasang mata Kou Hun Siu menyorot tajam. Seperti dapat melihat tembus akan maksud hatinya, Kou Hun Siu tertawa seraya berkata, "Kalau begitu ambillah golok itu!" Sembari berkata Kou Hun Siu pun mengibaskan lengan bajunya ke arah meja.

"Serr!" seketika golok pusaka Su Yang To melayang ke arah Lu Leng.

Otomatis Lu Leng mengangkat sebelah tangannya untuk menerima golok pusaka tersebut. Lu Leng adalah pemuda berhati lurus dan jujur. Walau dia tahu Kou Hun Siu berasal dari golongan sesat, namun merupakan tokoh tua yang sudah amat terkenal, tentunya tidak akan berlaku curang. Lu Leng menganggap Kou Hun Siu benar-benar akan mengembalikan golok pusaka Su Yang To kepadanya, karena itu dia sama sekali tidak bercuriga. Lu Leng langsung mengangkat sebelah tangannya untuk menerima golok pusaka Su Yang To yang melayang ke arahnya!

Akan tetapi, saat dia mengangkat sebelah tangannya, golok pusaka Su Yang To yang melayang ke arahnya mendadak melayang ke atas! Lu Leng tertegun. Karena takut tidak dapat meraih golok pusaka Su Yang To, maka tangan kanannya diangkat lebih tinggi untuk meraih gagang, dan tangan kirinya diangkat ke atas juga untuk memegang punggung golok pusaka Su Yang To tersebut! Gerakan Lu Leng amat cepat, kelihatannya ia akan berhasil meraih golok pusaka itu. Nyatanya memang begitu, akan tetapi karena sepasang tangannya terangkat keatas, otomatis bagian dadanya terbuka semua!

Di saat bersamaan mendadak Kou Hun Siu bergerak bagaikan segulung asap, tanpa mengeluarkan sedikit suara pun mendekati Lu Leng, sekaligus menekan dadanya! Perubahan yang mendadak itu membuat Lu Leng gugup dan agak panik. Namun dia tidak peduli apa pun, langsung diayunkannya golok pusaka Su Yang To membabat kepala Kou Hun Siu! Saat ini Lu Leng melakukan gerakan nekat, dia ingin terluka bersama atau mati bersama pula! Tetapi karena tangan Kou Hun Siu sudah menekan dadanya, maka gerakan Lu Leng menjadi sia-sia!

Kou Hun Siu mengerahkan lweekang-nya sekaligus mendorong, sehingga membuat Lu Leng terdorong mundur selangkah dan ayunan golok pusaka Su Yang To membabat tempat kosong! Kalau Lu Leng tidak segera mengendurkan tenaganya, niscaya sepasang kakinya akan terbabat sendiri. Pada saat bersamaan, Kou Hun Siu telah bergerak ke belakang Lu Leng! Lu Leng ingin mengayunkan golok pusaka Su Yang To ke belakang, tapi terlambat! Jalan darah Sin Tong Hiat di punggungnya telah ditotok, Lu Lengpun roboh seketika!

Kou Hun Siu tertawa gelak. "Hahaha! Jahe tua semakin pedas, kau bisa apa?"

Walau jalan darah di punggung sudah ditotok, tapi karena lweekang Lu Leng amat tinggi, maka dia masih mampu bersuara, "Kau adalah tua bangka yang tak tahu malu! Hanya berani membokong orang! Dasar tak tahu malu!"

Kou Hun Siu cuma tertawa, tidak menyahut sama sekali.

Sementara Tam Goat Hua yang bertarung di geladak perahu, semakin bertarung dengan gagah. Kini Tam Goat Hua sudah berhasil melukai empat orang, masih tersisa empat orang lagi yang menyerangnya, itu pun merupakan serangan yang tak berarti. Ketika tidak juga melihat Lu Leng ke luar dari ruang itu, hati Tam Goat Hua mulai cemas. Di saat bersamaan Tam Goat Hua mendengar suara cacian Lu Leng. Hatinya tersentak dan tahu, Lu Leng sudah tertangkap oleh Kou Hun Siu. Saat ini dirinya sudah menjadi milik Lu Leng, bagaimana dia tidak cemas?

Segera Tam Goat Hua bersiul panjang sekaligus menggerakkan rantai besinya. Sebelah tangannya juga melancarkan pukulan Cit Sat Sin Ciang! Keempat orang itu terhuyung-huyung ke belakang, sedangkan Tam Goat Hua bergerak cepat melesat ke ruang itu melalui lubang di dinding! Begitu sampai di dalam, dia melihat Lu Leng tergeletak di lantai dengan wajah penuh kegusaran dan sepasang matanya melotot.

Tam Goat Hua segera bertanya, "Adik Leng, bagaimana keadaanmu?" Ketika bertanya, Tam Goat Hua pun mendekatinya.

Mendadak Lu Leng berseru, "Awas belakang!"

Tanpa menoleh Tam Goat Hua langsung melancarkan sebuah pukulan ke belakang!

"Bum!" terdengar suara benturan, ternyata Tam Goat Hua telah beradu pukulan dengan Kou Hun Siu!

Ketika Tam Goat Hua mendekati Lu Leng, saat itu Kou Hun Siu menghampirinya tanpa mengeluarkan suara. Tetapi waktu Kou Hun Siu ingin turun tangan terhadap Tam Goat Hua, Lu Leng telah melihatnya. Lu Leng langsung berseru memberi peringatan. Seketika Tam Goat Hua melancarkan sebuah pukulan ke belakang dan berhasil menangkis pukulan yang dilancarkan Kou Hun Siu!

Walau Tam Goat Hua telah memiliki lweekang yang tinggi, namun masih kalah jauh dibandingkan dengan Kou Hun Siu. Benturan itu membuatnya terpental satu langkah, lalu jatuh terduduk di lantai. Sekilas Tam Goat Hua melihat wajah Lu Leng seperti biasa, yang menandakan bahwa Lu Leng tidak terluka, hanya jalan darahnya yang tertotok. Ketika Tam Goat Hua terpental roboh, gadis itu pun menggunakan kesempatan tersebut untuk menubruk Lu Leng dan membebaskan jalan darahnya yang tertotok! Ini merupakan gerakan refleks yang tidak diketahui Kou Hun Siu, sedangkan saat ini kebetulan Kou Hun Siu maju selangkah untuk melancarkan pukulan ke dua ke arah Tam Goat Hua.

Pada saat yang sama, badan Lu Leng sudah bisa bergerak. Lu Leng langsung menyerang pergelangan tangan Kou Hun Siu dengan jurus It Ci Keng Thian! Jurus tersebut berhasil menghalau pukulan yang dilancarkan Kou Hun Siu, sedangkan Tam Goat Hua cepat-cepat mencelat ke belakang! Begitu pula Lu Leng. Ketika berhasil menghalau pukulan Kou Hun Siu, dia pun berguling pergi lalu bangkit berdiri.

Kou Hun Siu tertawa aneh. "Hari ini kalau kalian berdua berhasil lolos dari tanganku, aku pun tidak mau jadi orang lagi!"

Sementara itu Lu Leng sudah berdiri dengan golok pusaka Su Yang To di tangan. Dua kali dia dipecundangi oleh Kou Hun Siu, maka dia tahu kepandaian orang tua itu amat tinggi. Ia tidak boleh main-main! Lu Leng tidak berani menempuh bahaya untuk menyerang Kou Hun Siu. Dia segera mengajak Tam Goat Hua untuk bersama-sama mundur beberapa langkah, sekaligus menghantam dinding yang di belakang hingga berlubang serta langsung keluar melalui lubang itu!

Namun mendadak tampak sosok bayangan berkelebat, tahu-tahu Kou Hun Siu sudah berdiri di hadapan mereka! Saat ini apabila Tam Goat Hua dan Lu Leng berada di darat, kalau pun mereka tidak bisa menang tetapi masih ada kesempatan untuk melarikan diri! Sekarang di sekeliling mereka adalah laut, mau mundur atau melarikan diri sudah pasti tidak bisa!

Begitu melihat Kou Hun Siu, Tam Goat Hua segera menarik Lu Leng mundur beberapa langkah. Saat itulah Lu Leng melihat sebuah papan besar dan lebar tergantung di sisi perahu. Lu Leng segera berpikir, apabila tidak mampu melawan Kou Hun Siu kemungkinan besar mereka masih bisa melarikan diri dengan papan tersebut! Karena itu dia cepat-cepat menyenggol Tam Goat Hua. Gadis itu pun telah melihat papan tersebut. Dia langsung manggut-manggut, pertanda paham akan maksud Lu Leng.

Terdengar Kou Hun Siu tertawa dingin. Ia berkata, "Kalian berdua sudah siap?"

Tam Goat Hua menyahut dingin, "Kapan kau mau turun tangan, kami sudah siap melayanimu!"

Meski pun Kou Hun Siu tergolong tokoh tua yang sudah amat terkenal tapi kelihatannya agak merasa segan juga terhadap mereka berdua. Sudah tiga puluh tahun dia tinggal di seberang laut. Selama itu dia terus melatih lweekang sehingga lweekang-nya bertambah maju. Saat Kou Hun Siu menerima beberapa kali pukulan yang dilancarkan Lu Leng, dia sama sekali tidak memakai suatu benda pusaka di badannya. Ternyata dia mengandalkan Bu Siang Ceng Khi (Hawa Sakti Pelindung Badan) untuk menahan Kim Kong Sin Ci yang dilancarkan Lu Leng! Walau berhasil menahan Kim Kong Sin Ci, tetapi sebenarnya cukup membuat hati Kou Hun Siu tersentak! Oleh karena itu dia pun tidak berani meremehkan mereka berdua!

Begitu Tam Goat Hua usai menyahut, Kou Hun Siu pun mengeluarkan dengusan dingin sambil maju selangkah. Ketika melangkah maju terdengar pula suara berderak yang amat nyaring. Ternyata lantai papan yang amat tebal telah hancur diinjaknya. Lu Leng cepat-cepat melintangkan golok pusaka Su Yang To di dekat dadanya, sedangkan Tam Goat Hua pun sudah bersiap-siap!

Gadis itu berbisik, "Adik Leng, kita berdua tidak boleh terpencar!"

Lu Leng mengangguk.

Di saat bersamaan tampak jenggot Kou Hun Siu berkibar-kibar, kemudian Kou Hun Siu mendorong sepasang tangannya ke depan! Lu Leng segera menggerakkan golok pusaka Su Yang To, namun terbendung oleh serangkum angin yang amat kuat sehingga membuat golok pusaka itu terpental balik. Bukan main terkejutnya Lu Leng sebab badannya sudah terhuyung-huyung ke belakang beberapa langkah, menjadikan dia sedikit terpisah dari Tam Goat Hua.

Gadis itu segera berseru, "Adik Leng, cepat...."

Tetapi di saat itu pula mendadak Kou Hun Siu menerobos ke arah Tam Goat Hua sambil mendorong sepasang tangannya ke depan. Terdengar suara hiruk-pikuk di atas geladak perahu. Lu Leng cepat-cepat maju ke depan sekaligus melancarkan pukulan dengan jurus Hong Mong Coh Khai (Turun Hujan Gerimis). Angin pukulan yang menderu-deru mengarah pada punggung Kou Hun Siu! Kou Hun Siu tidak membalikkan badannya untuk menangkis pukulan itu, dia tetap terus maju ke depan sehingga tenaga pukulan Lu Leng jadi berkurang, barulah Kou Hun Siu menerima pukulan tersebut.

Ketika Kou Hun Siu terus bergerak maju, dia pun menambah tenaga pada pukulannya sehingga bertambah dahsyat dan membuat Tam Goat Hua tersurut mundur beberapa langkah. Akhirnya Tam Goat Hua membentur pinggiran perahu. Kalau Tam Goat Hua tidak dapat bertahan pasti dirinya akan tercebur ke laut! Tam Goat Hua tahu akan bahaya yang ada, namun tenaga tersebut terus mendesaknya! Gadis itu berdiri di sisi perahu, sama sekali tidak bisa bergerak.

Melihat keadaan Tam Goat Hua, Lu Leng segera maju! Akan tetapi ia pun terhadang oleh Bu Siang Ceng Khi (Hawa Pelindung Badan) yang dikerahkan Kou Hun Siu, membuat badan Lu Leng tidak bisa maju. Tam Goat Hua betul-betul dalam bahaya. Mendadak Lu Leng membentak keras, tampak cahaya berkelebat ke arah Kou Hun Siu. Ternyata Lu Leng menyambitkan golok pusaka Su Yang To ke arahnya!

Kou Hun Siu menggeserkan badan, maka golok pusaka Su Yang To melewati sisinya dan langsung mengarah pada Tam Goat Hua! Di saat bersamaan Tam Goat Hua sedang mengerahkan lweekang-nya menahan tenaga telapak tangan Kou Hun Siu. Keadaannya amat bahaya dan kini golok pusaka Su Yang To meluncur ke arah dirinya! Terdengar Tam Goat Hua berteriak keras, tampak badannya berbalik ke belakang! Bukan main terkejutnya Lu Leng menyaksikan itu, wajahnya berubah pucat pias, tidak tahu harus berbuat apa!

Memang sungguh kebetulan! Ketika Tam Goat Hua jatuh ke arah laut, sepasang kakinya menginjak papan yang tergantung di sisi perahu. Tam Goat Hua merasa senang dalam hatinya, sebab masih bisa meloncat ke atas! Akan tetapi sungguh tak terduga! Golok pusaka Su Yang To yang tadi menyambar ke arah dirinya, jatuh pula ke arah tali yang mengikat papan itu sehingga tali itu putus seketika! Tam Goat Hua masih sempat meraih golok pusaka Su Yang To sebelum dia bersama papan itu merosot ke laut!

Lu Leng tampak gembira. Walau Tam Goat Hua jatuh ke laut, namun masih punya harapan untuk hidup karena gadis itu berdiri di atas papan tersebut. Memang tidak salah, papan itu jatuh ke permukaan laut sedangkan Tam Goat Hua berdiri di atas papan itu dengan menggenggam golok pusaka Su Yang To. Dia berteriak-teriak, tapi perahu besar itu terus melaju dengan cepat, makin lama makin menjauhi.

Kou Hun Siu mendengus dingin, lalu membalikkan badannya. Lu Leng masih terus memandang laut nan luas itu sampai Tam Goat Hua bersama papan itu sudah tidak kelihatan. Dapat dibayangkan betapa dukanya hati Lu Leng. Karena biar pun Tam Goat Hua berada di atas papan tapi tiada makanan dan minuman, apalagi kalau terjadi hujan badai, apakah gadis itu akan selamat? Hati Lu Leng amat cemas dan berduka, dia berdiri termangu-mangu di situ.

Ketika Kou Hun Siu mengeluarkan dengusan dingin, Lu Leng pun tersentak dan sekaligus membalikkan badannya. Kou Hun Siu menatapnya dengan tajam, terlihat pula tujuh delapan orang yang berkepandaian tinggi berdiri di belakang Kou Hun Siu. Apabila orang tua itu memberi isyarat, mereka pasti langsung menyerang Lu Leng! Kini Lu Leng tinggal seorang diri, golok pusaka Su Yang To pun sudah tidak berada di tangannya! Lu Leng tahu keadaannya sangat berbahaya. Ia segera mundur beberapa langkah sambil mengerahkan lweekang-nya, siap bertarung!

Terdengar Kou Hun Siu tertawa gelak. "Lu-siauhiap, apakah kau masih ingin bertarung?"

Lu Leng tertawa dingin. Ia menyahut, "Siapa yang bakal mati masih belum tahu, janganlah kau bermulut besar!"

Kou Hun Siu tertawa aneh serta berkata Iantang, "Baik! Pantas namamu amat terkenal, ternyata kau memiliki nyali besar! Kalau kami mengeroyokmu, tentunya kau akan mati penasaran!"

Mendengar perkataan Kou Hun Siu hati Lu Leng menjadi tergerak, karena untuk menghadapi Kou Hun Siu seorang diri sudah kewalahan, apalagi harus menghadapi mereka semua! Kini mendengar ucapan Kou Hun Siu, maka hatinya langsung tergerak untuk bertarung dengannya! Kou Hun Siu memang sudah amat terkenal, namun kalau dia berhati-hati, mungkin tidak akan kalah! Itu lebih baik dari pada dikeroyok semua orang! Setelah berpikir sejenak, Lu Leng pun mengambil keputusan.

Lu Leng tertawa dingin seraya berkata, "Kalau pun kalian maju semua, aku juga tidak akan merasa gentar!"

Kou Hun Siu tertawa terkekeh. "Hehehe! Kau tidak perlu memanasi hatiku!"

Lu Leng mendengus. "Hm! Kou Hun Siu, kalau kau memiliki sedikit kegagahan, mengapa berniat bergabung dengan Liok Ci Khim Mo? Orang sepertimu memang tak berharga sama sekali!"

Air muka Kou Hun Siu langsung berubah mendengar itu. Sepasang matanya pun berkilat-kilat menatap Lu Leng. Berselang sesaat terdengar Kou Hun Siu tertawa terkekeh-kekeh memekakkan telinga. "Karena kau berkata begitu, maka aku akan menghajarmu sekaligus membuatmu agar mengetahui, betapa luasnya ilmu silat di kolong langit!"

Lu Leng berusaha tenang. Ia menyahut, "Baik!"

Mendadak Kou Hun Siu mengibaskan tangannya ke belakang. Tujuh delapan orang yang berdiri di belakangnya langsung terhuyung-huyung ke belakang beberapa langkah. Di saat bersamaan badan Kou Hun Siu berkelebat, tahu-tahu dia sudah berada di tengah-tengah geladak perahu, bahkan menjulurkan tangannya menepuk ke arah Lu Leng. Padahal saat ini Kou Hun Siu dan Lu Leng berjarak hampir tiga depa, tapi ketika Kou Hun Siu menepuk ke depan, seketika Lu Leng merasa serangkum tenaga yang amat kuat menerjang ke arahnya. Lu Leng segera membungkukkan badannya sedikit sambil mengerahkan tenaga agar dirinya tidak terhuyung ke belakang.

Kou Hun Siu berkata dengan dingin, "Kau masih berbau pupur. Bila aku bertarung denganmu, sungguh merendahkan diriku sendiri! Tapi kau yang ingin bertarung, maka aku akan membuatmu tahu diri!"

Lu Leng sudah mengerahkan lweekang-nya, namun wajahnya tetap tampak biasa. Lu Leng tertawa hambar seraya menyahut, "Cepatlah kau turun tangan, jangan banyak omong kosong!"

Di saat Lu Leng menyahut, dia pun berpikir. Kini dirinya berada di atas perahu besar dan di empat penjuru adalah laut! Kalau bisa mengalahkan Kou Hun Siu, pasti dia dapat menguasai perahu besar ini! Tapi ketika merasa ada tenaga yang amat kuat menerjang ke arahnya, dia pun tahu tidak gampang mengalahkan Kou Hun Siu! Seandainya dia yang kalah, apakah harus membiarkan Kou Hun Siu membawanya ke istana Ci Cun Kiong? Kou Hun Siu tidak seperti Iblis Merah-Ban Khong dan Iblis Hijau-Yo Sai Hoan. Meski pun Kiong Bu Hong menggunakan akal licik, belum tentu dirinya tak bisa lolos. Akhirnya Lu Leng mengambil keputusan, kalau kalah dia akan meloncat ke laut!

Dalam beberapa tahun ini pengalaman Lu Leng dalam dunia persilatan sudah bertambah banyak. Maka walau berhadapan dengan musuh tangguh, meski pun ia merasa tegang tapi tidak gugup atau panik! Akan tetapi perhitungan orang justru kadang-kadang meleset sebab kejadian selanjutnya sungguh di luar dugaan! Ketika mendengar ucapan Lu Leng, Kou Hun Siu mengeluarkan suara dengusan lagi dan berkata,

"Walau aku akan bertarung denganmu, aku tidak akan turun tangan duluan! Aku akan membiarkan engkau menyerang duluan sebanyak lima jurus!"

Mendengar itu Lu Leng amat bergirang dalam hati! Sesungguhnya dia tidak berani memastikan dapat mengalahkan Kou Hun Siu, tapi tidak menyangka orang tua itu akan mengalah lima jurus padanya! Lu Leng mengerutkan kening, lalu bertanya, "Apakah ucapanmu itu masuk hitungan?"

Kou Hun Siu tertawa dingin. "Sudah pasti masuk hitungan!"

Lu Leng segera membentak, "Bagus!"

Ketika membentak begitu, badannya maju empat langkah, setiap langkah mengeluarkan suara berderak. Pada lantai papan yang diinjaknya terlihat bekas kakinya. Ini berarti Lu Leng telah mengerahkan lweekang-nya hingga pada puncaknya! Setelah maju empat langkah, maka jaraknya dengan Kou Hun Siu cuma dua depa saja.

Tiba-tiba Lu Leng memekik keras, "Jurus pertama!"

Tangan kanannya bergerak, dan serangkum tenaga jari menerjang ke luar! Itu adalah tenaga Kim Kong Sin Ci dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit). Ilmu Kim Kong Sin Ci berjumlah dua belas jurus, makin belakang makin lihay jurus-jurus itu. Lu Leng belum mau mengeluarkan jurus ampuh dan lihay, ia hanya mengeluarkan jurus It Ci Keng Thian karena ingin tahu bagaimana cara Kou Hun Siu menyambut serangannya. Terdengar angin serangan menderu-deru menerjang ke arah Kou Hun Siu, sedangkan badan Kou Hun Siu sama sekali tidak bergerak.

Ketika angin serangan itu hampir menerjang badannya, barulah terlihat Kou Hun Siu mengangkat sebelah kakinya ke atas. Itu adalah gaya Kim Keh Tok Lip (Ayam Emas Berdiri Dengan Sebelah Kaki), sehingga badannya agak tergeser ke samping. Setelah itu mendadak badannya berputar-putar dan berhasil mematahkan serangan yang dilancarkan Lu Leng!

"PIak! Plak!" angin serangan itu menerjang ke arah layar, seketika pada layar itu tampak beberapa buah lubang besar!

Lu Leng tersentak menyaksikan gerakan Kou Hun Siu. Dia bersiul panjang sambil maju selangkah. Dia tahu Kou Hun Siu tidak akan ingkar janji, Kou Hun Siu pasti akan menerima serangannya sebanyak lima jurus dan tidak akan menyesal di tengah jalan! Begitu maju selangkah, dia pun melancarkan sebuah serangan dengan jurus Si Siang Pik Seng (Empat Penjuru Pasti Tumbuh)! Terdengar suara yang menderu-deru dari empat penjuru menerjang ke arah Kou Hun Siu!

Wajah orang-orang yang berdiri di geladak perahu langsung berubah begitu melihat serangan Lu Leng yang dahsyat itu, sedangkan wajah Kou Hun Siu kelihatan serius. Begitu Lu Leng menyerangnya dengan jurus tersebut, dia pun mengangkat lengan kanannya, kemudian dikibaskan ke bawah! Kibasan itu disertai dengan lweekang-nya, maka badannya seakan ditutupi tembok yang tak berwujud sehingga dapat menahan tenaga serangan Lu Leng! Gerakan mereka boleh dikatakan pada saat bersamaan, angin jari tangan Lu Leng menyerang Kou Hun Siu dari empat penjuru, sedangkan Kou Hun Siu juga mengerahkan lweekang-nya untuk melindungi diri.

"Bum! Bum! Bum!" seketika terdengar suara benturan yang amat dahsyat!

Lu Leng merasa tenaga jarinya tergetar balik, buru-buru ia mencelat ke belakang. Terdengar lagi suara hiruk pikuk, ternyata semua barang yang ada di geladak perahu telah berantakan tersapu oleh kedua tenaga itu, sedangkan badan orang-orang yang berdiri di sekitarnya bergoyang-goyang. Walau Kou Hun Siu tetap berdiri di tempat, namun sepasang kakinya telah amblas ke dalam papan lantai. Ternyata dia telah memberatkan badannya agar tak bergeming!

Ketika melihat kedua jurus serangannya tidak membuahkan hasil apa-apa, Lu Leng segera bersiul panjang, kemudian sepasang tangannya bergerak serentak. Tangan kanannya menyerang dengan jurus Thian Te Kun Tun (Langit Bumi Kacau Balau), sedangkan tangan kiri menyerang dengan jurus Hong Mong Coh Khai (Turun Hujan Gerimis). Kedua jurus ini merupakan jurus terlihay dari ilmu Kim Kong Sin Ci.

Seketika terdengar suara yang menggelegar-gelegar. Suara angin serangan itu begitu dahsyat sehingga sama sekali tidak terdengar suara angin laut mau pun suara ombak. Angin serangan itu bagaikan sebuah jala besar mengurung Kou Hun Siu, bahkan juga menekan dari atas. Tampak badan Kou Hun Siu dibungkukkan sedikit. Mendadak dari mulutnya keluar suara siulan yang amat menggetarkan sukma, sepasang tangannya diangkat ke atas. Ternyata Kou Hun Siu mengerahkan Bu Siang Ceng Khi untuk menahan serangan Lu Leng!

Lu Leng tidak berani bertindak ayal lagi. Sebelah kakinya menginjak Tiong Kiong (Garis Tengah), yang sebelah lagi ditekukkan, langsung menambah dengan satu jurus Bwe Hoa Go Cut (Bunga Bwe Memekar Lima Kali)! Jurus tersebut menimbulkan lima rangkum angin jari, menerjang ke luar tanpa mengeluarkan suara! Sesungguhnya Kou Hun Siu sudah berhasil menahan kedua jurus serangan tadi dengan lweekang yang dikerahkannya, akan tetapi secara mendadak jurus Bwe Hoa Go Cut telah menerjang ke arahnya tanpa mengeluarkan suara, sehingga Kou Hun Siu tidak siap dan lima rangkum tenaga jari itu menerjang perutnya!

Lweekang Kou Hun Siu amat tinggi, dan begitu bertarung dengan orang secara otomatis Bu Siang Ceng Khi pasti melindung badannya. Namun ilmu Kim Kong Sin Ci merupakan ilmu yang amat luar biasa! Begitu lima rangkum tenaga jari menerjang perutnya, seketika perutnya terasa sakit sekali. Hawa murninya nyaris buyar! Cepat-cepat Kou Hun Siu mencelat ke belakang. Setelah mencelat enam tujuh langkah, barulah Kou Hun Siu dapat melenyapkan hampir setengah dari tenaga serangan Kim Kong Sin Ci.

Lu Leng menatapnya dengan heran, seolah-olah tidak percaya pada penglihatannya sendiri ketika melihat wajah Kou Hun Siu cuma tampak berubah sekilas, namun tidak roboh. Apabila mereka berdua bertanding dengan cara ‘siapa yang berhasil menyentuh pihak lawan’, maka Lu Leng akan menjadi pemenang dan Kou Hun Siu sudah terhitung kalah. Tetapi mereka berdua tidak bertarung secara demikian, dan mereka tetap akan bertarung mati-matian.

Lu Leng tahu lima jurus telah lewat, sudah saatnya bagi Kou Hun Siu untuk balas menyerang, mungkin akan sulit menghadapinya! Karena itu Lu Leng segera menyerang lagi, mengarah pada bagian bawah Kou Hun Siu agar Kou Hun Siu roboh di geladak perahu. Ia menyerang lagi dengan jurus Thian Te Kun Tun (Langit Bumi Kacau Balau) dan jurus Hong Mong Coh Khai (Turun Hujan Gerimis) untuk memperoleh kemenangan!

Akan tetapi Kou Hun Siu telah gusar ketika terdesak oleh Lu Leng yang menggunakan jurus Bwe Hoa Go Cut (Bunga Bwe Memekar Lima Kali). Ketika Lu Leng baru mau menyerang, Kou Hun Siu pun menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian badannya mencelat ke atas hampir tiga depa! Lu Leng sama sekali tidak menyangka akan hal itu. Di saat dia menyerang tempat kosong, seketika itu ia merasa adanya ketidak-beresan. Lu Leng langsung membungkukkan badannya sedikit sambil menyerang dengan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan)!

Kembali Kou Hun Siu mengerahkan hawa murninya hingga badannya mencelat ke atas lagi hampir dua depa jaraknya, sekaligus mengibaskan lengan bajunya ke bawah. Terasa tenaga yang amat kuat menekan ke bawah mengarah kepala Lu Leng. Bukan main terkejutnya Lu Leng. Ia tahu dirinya tidak akan kuat menangkis serangan itu, cepat-cepat ia membungkukkan badan seraya mencelat ke samping laksana kilat! Walau Lu Leng bergerak secepat kilat, tapi gerakan Kou Hun Siu jauh lebih cepat lagi.

"Serrt! Serrrt!" terdengar suara, ternyata salah sebuah lengan baju Lu Leng telah tersobek oleh jari tangan Kou Hun Siu.

Pada saat yang sama jari tangan Kou Hun Siu juga melewati bahunya. Seketika bahunya terasa sakit sekali! Betapa terkejutnya Lu Leng karena jari tangan yang cuma melewati bahu sudah terasa begitu menyakitkan, jangan-jangan tulang bahunya telah patah! Lu Leng cepat-cepat mencelat mundur! Tetapi pada saat itu juga Kou Hun Siu telah menerjang ke arahnya sambil melancarkan pukulan!

Sudah dua kali Lu Leng berkelit, jelas ia sudah berada di bawah angin. Lu Leng juga menyadari apabila ia terus menerus berkelit, akhirnya dirinya pasti akan roboh! Karena itu ketika melihat Kou Hun Siu melancarkan pukulan ke arahnya, dia pun tidak berkelit lagi, melainkan menjulurkan jari tangannya menotok jalan darah di lengan Kou Hun Siu. Mendadak lengan Kou Hun Siu diturunkan ke bawah, kemudian mencengkeram ke atas mengarah pada nadi Lu Leng!

Lu Leng sama sekali tidak menduga jurus Kou Hun Siu berubah begitu cepat! Apa boleh buat, Lu Leng terpaksa harus menangkis! Di saat tangannya baru bergerak, sudah terdengar Kou Hun Siu tertawa gelak sekaligus menggerakkan tangannya ke arah dada Lu Leng! Perubahan itu amat cepat! Lu Leng ingin berkelit, tapi jarak mereka sudah begitu dekat! Lagi-pula serangan Kou Hun Siu amat cepat, ia sudah tidak keburu berkelit lagi selain menangkis! Terpaksa mau tidak mau Lu Leng terpaksa harus menangkis serangan itu!

"Bum!" terdengar suara benturan, ternyata mereka sudah mengadu pukulan!

Terjangan tenaga Kou Hun Siu yang amat hebat membuat Lu Leng termundur tiga langkah! Belum lagi Lu Leng berdiri tegak, Kou Hun Siu sudah menerjang ke arahnya dengan sepuluh jari terpentang lebar. Ketika melihat serangan ini, Lu Leng tahu sulit baginya untuk berkelit. Namun mendadak timbul suatu ide dalam hatinya. Ia membiarkan dirinya mundur hingga membentur pinggiran perahu. Di saat badannya condong ke belakang membentur pinggiran perahu, sepuluh jari tangan Kou Hun Siu pun sudah berada di depan matanya! Lu Leng menahan nafas dengan hati berdebar-debar ketika jari-jari tangan itu mendekati mukanya.

Mendadak Lu Leng menggerakkan tangan kanannya menyerang Kou Hun Siu dengan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan)! Lu Leng berharap akan memperoleh kemenangan walau sudah berada di bawah angin. Walau Kou Hun Siu berhasil mencakar mukanya, tapi orang tua itu pun pasti akan terluka parah oleh serangannya! Mereka berdua bergerak begitu cepat, dan serangan Lu Leng ini telah membuat Kou Hun Siu tertegun! Kekagetan Kou Hun Siu membuat gerakannya menjadi lamban, sehingga Lu Leng memperoleh kesempatan baik! Jurus Siang Hok Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan) berhasil menyerang perut Kou Hun Siu. Setelah berhasil dengan serangan itu, Lu Leng pun segera mencelat mundur secepatnya.

"Plak! Plak!" terdengar suara yang amat keras dua kali.

Karena Lu Leng sedang mencelat mundur maka dia tidak sempat melihat apa yang telah terjadi. Setelah berdiri tegak barulah Lu Leng melihat ke arah Kou Hun Siu. Tampak wajah Kou Hun Siu berubah kehijau-hijauan, termundur-mundur kebelakang! Memang sungguh di luar dugaan kejadian itu! Karena Kou Hun Siu sudah berada di atas angin, maka dia yakin serangannya tadi pasti berhasil merobohkan Lu Leng! Dia sama sekali tidak menduga, di saat kritis itu Lu Leng justru menyerangnya dengan nekat sehingga membuatnya tertegun dan gerakannya jadi agak lamban. Tidak heran jika akhirnya Lu Leng memperoleh kemenangan!

Ketika terkena serangan yang dilancarkan Lu Leng, Kou Hun Siu pun segera melancarkan sebuah pukulan ke arah Lu Leng, namun Lu Leng sudah mencelat mundur dan luputlah dia dari serangan! Serangan yang dilancarkan Lu Leng memang berhasil tapi tidak telak mengenai tempat yang berbahaya, hanya membuat Kou Hun Siu termundur-mundur dan darah pun terasa bergojak! Kalau tidak memiliki lweekang yang tinggi, pasti Kou Hun Siu sudah roboh seketika!

Seandainya tadi Lu Leng tidak mencelat mundur, bahkan melancarkan serangan lagi, Kou Hun Siu pasti akan terluka parah dan Lu Leng pun akan memperoleh kemenangan yang gemilang! Tapi Lu Leng menganggap apabila dia bisa lolos dari serangan Kou Hun Siu, itu sudah membuatnya amat bersyukur dalam hati! Mereka berdua berdiri tegak di geladak perahu, hanya berjarak beberapa depa saja. Kou Hun Siu menghimpun hawa murninya untuk menekan darahnya yang bergejolak, sedangkan Lu Leng yang berhasil lolos dari bahaya terus menatap Kou Hun Siu, tidak berani melancarkan serangan.

Suasana di geladak perahu pun jadi hening, hanya terdengar suara ombak yang menderu-deru! Kou Hun Siu yang bergebrak dengan Lu Leng tidak berhasil merobohkannya, sebaliknya malah dipecundangi dua kali. Hal ini membuat Kou Hun Siu amat gusar, wajahnya berubah kehijau-hijauan. Ia tertawa aneh seraya berkata,

"Sungguh tak bernama kosong!"

Lu Leng tertawa dingin. "Menang dalam keadaan bahaya!"

Sahutan yang tidak merendahkan diri Kou Hun Siu, membuat orang tua itu tak dapat berkata apa-apa! Sepasang mata Kou Hun Siu tampak menyorot tajam. Mendadak ia merogoh ke dalam bajunya. Ketika dikeluarkan, tangannya sudah dikepalkan. Kou Hun Siu menatap Lu Leng dengan tajam.

"Bocah, mari kita bertarung dengan senjata!"

Lu Leng tahu Kou Hun Siu telah dipecundanginya dua kali, sudah pasti tidak akan menyudahi urusan begitu saja. Tetapi Lu Leng tidak menduga Kou Hun Siu akan menantangnya bertarung dengan senjata. Itu berarti Kou Hun Siu sudah amat membencinya, sekaligus ingin membunuhnya pula! Lu Leng tertegun, dia tidak tahu senjata apa yang digenggam Kou Hun Siu!

Setelah berpikir, Lu Leng tertawa dingin dan berkata, "Senjataku telah hilang, bukankah kau tahu itu?"

Kou Hun Siu tertawa terkekeh-kekeh. "Kalau begitu, terimalah nasibmu!"

Lu Leng tertawa panjang. "Kau memiliki senjata lihay apa? Aku ingin mengetahuinya!" Usai menyahut, Lu Leng pun siap-siap berkelit apabila Kou Hun Siu menyerangnya.

Kou Hun Siu terus tertawa, lama sekali barulah berkata, "Aku menggunakan senjata apa? Memangnya gurumu tidak pernah memberitahukan?"

Mendengar itu Lu Leng jadi tertegun. Lu Leng memang pernah mendengar tentang Kou Hun Siu tapi tidak pernah mendengar tentang senjata apa yang dipergunakannya.
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar